Anda di halaman 1dari 65

PT “X””

BUDGET PENJUALAN
JANUARI – JUNI 2007

BULAN UNIT HARGA JUMLAH


JANUARI Rp ………… Rp ….……..
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JUMLAH Rp …………
PT “Y””
BUDGET PENJUALAN
TRIWULAN
DAERAH I II III IV JUMLAH
(KOTA)

A
B
C
JUMLAH Rp

UNIT
TRIWULAN I HARGA
JUMLAH
     
  Anggaran Penjualan     
  31 Desember 2006    
           
                                     
Kwartal     
Keterangan  I  II III IV Tahun

Expektasi Penjualan  20.000 60.000 30.000 18.000 128.000


Harga Jual per Unit  1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Jumlah Penjualan  20.000.000 60.000.000 30.000.000 18.000.000 128.000.000
           
  Skedul Ekspektasi Penagihan Kas   
Piutang Usaha      3.100.000 3.100.000
Penjualan           
  Kuartal I (20jt x           
  70%, 30%) 14.000.000 6.000.000     20.000.000
  Kuartal II (60jt x           
  70%, 30%)   42.000.000 18.000.000   60.000.000
  Kuartal III (30jt x           
  70%, 30%)     21.000.000 9.000.000 30.000.000
  Kuartal IV (18jt x           
  70%)       12.600.000 12.600.000
           
Jml Kas yg Ditagih  14.000.000 48.000.000 39.000.000 21.600.000 125.700.000
           
           
Anggaran produksi adalah rencana perusahaan
untuk menghasilkan produk perusahaan dalam
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan penjualan
dengan mempertimbangkan jumlah persediaan
pada awal dan akhir periode tertentu.
Formula Volume Produksi

Volume Volume Persediaan Persediaan


Produksi = Penjualan + Akhir
- Awal
Contoh Soal
Bulan Volume

Januari 15.000
Februari 16.000
Maret 16.000
April 14.000
Mei 12.000
Juni 10.000
Juli 7.000
Agustus 6.000
September 9.000
Oktober 11.000
November 12.000
Desember 14.000

Total 142.000
Volume Penjualan 142.000
Volume Persediaan , akhir tahun 15.000
Volume Persediaan , awal tahun (20.000)
Volume Produksi 137.000
Metode produksi

1. Metode Produksi Stabil

2. Metode Persediaan Stabil

3. Metode Fleksibel
Metode Produksi Stabil adalah suatu metode
produksi dimana perusahaan menetapkan volume
produksi yang relatif sama dari bulan ke bulan,
kecuali untuk bulan tertentu yang volume
penjualannya lebih tinggi. Metode ini
mengakibatkan volume persediaan menjadi tidak
stabil dari bulan ke bulan. Berdasarkan ilustrasi
diatas, jika perusahaan menetapkan akan
menggunakan metode produksi stabil maka akan
terlihat seperti dalam tabel berikut dibawah ini.
Volume Persediaan Volume
Bulan Produksi
Penjualan Akhir Total Awal

Januari 15.000 17.000(VP 32.000 20.000 12.000


+PA-Vpen)
Februari 16.000 13.000 29.000 17.000 12.000
Maret 16.000 9.000 25.000 13.000 12.000
April 14.000 6.000 20.000 9.000 11.000
Mei 12.000 5.000 17.000 6.000 11.000
Juni 10.000 6.000 16.000 5.000 11.000
Juli 7.000 10.000 17.000 6.000 11.000
Agustus 6.000 15.000 21.000 10.000 11.000
September 9.000 17.000 26.000 15.000 11.000
Oktober 11.000 17.000 28.000 17.000 11.000
November 12.000 17.000 29.000 17.000 12.000
Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000
Metode Persediaan Stabil adalah adalah suatu
metode produksi dimana perusahaan menetapkan
volume persediaan yang relatif sama dari bulan
ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu. Metode ini
mengakibatkan volume produksi menjadi tidak
stabil dari bulan ke bulan. Berdasarkan ilustrasi
diatas, jika perusahaan menetapkan akan
menggunakan metode persediaan stabil maka
akan terlihat seperti dalam tabel berikut ini :
n Karena volume persediaan pada akhir tahun telah
diketahui, sedangkan perusahaan menetapkan tingkat
persediaan stabil, berarti jumlah persediaan pada awal
Desember dibuat sama dengan persediaan pada
akhir Desember. Maka cara yang mudah adalah
dengan menghitung volume produksi dari bulan
Desember, yaitu Penjualan ditambah Persediaan awal
bulan (yang dibuat sama dengan persediaan akhir bulan)
dikurangi Persediaan akhir bulan (yang telah
ditetapkan/lihat slide 31 utk pers.akhir bln desember),
yaitu sebesar = (14.000 + 15.000) - 15.000 = 14.000.
n Selisih Vproduksi sebesar 5,000 (lihat slide ke 30),
dibebankan pada 5 bulan awal januari – mei masing2
dikurangi 1.000 unit
Volume Persediaan Volume
Bulan Produksi
Penjualan Akhir Total Awal

Januari 15.000 19.000(VP+ 34.000 20.000 14.000=Vpe


PA-Vpen) n – selisih
1000
Februari 16.000 18.000 34.000 19.000 15.000
Maret 16.000 17.000 33.000 18.000 15.000
April 14.000 16.000 30.000 17.000 13.000
Mei 12.000 15.000 27.000 16.000 11.000
Juni 10.000 15.000 25.000 15.000 10.000
Juli 7.000 15.000 22.000 15.000 7.000
Agustus 6.000 15.000 21.000 15.000 6.000
September 9.000 15.000 24.000 15.000 9.000
Oktober 11.000 15.000 26.000 15.000 11.000
November 12.000 15.000 27.000 15.000 12.000
Desember 14.000 15.000 29.000 15.000 14.000
Metode Fleksibel adalah suatu metode produksi
dimana perusahaan menetapkan volume produksi
yang berubah terus dari bulan ke bulan. Metode ini
mengakibatkan volume persediaan dan volume
produksi menjadi tidak stabil dari bulan ke bulan.
Berdasarkan ilustrasi diatas, jika perusahaan
menetapkan akan menggunakan metode produksi
stabil maka akan terlihat seperti dalam tabel berikut
ini :
Volume Persediaan Volume
Bulan Produksi
Penjualan Akhir Total Awal

Januari 15.000 17.000 32.000 20.000 12.000(Vpen


+P.Akh-P.Aw)
Februari 16.000 13.000 29.000 17.000 12.000
Maret 16.000 11.000 27.000 13.000 14.000
April 14.000 11.000 25.000 11.000 14.000
Mei 12.000 13.000 25.000 11.000 14.000
Juni 10.000 15.000 25.000 13.000 12.000
Juli 7.000 15.000 22.000 15.000 7.000
Agustus 6.000 16.000 22.000 15.000 7.000
September 9.000 16.000 25.000 16.000 9.000
Oktober 11.000 17.000 28.000 16.000 12.000
November 12.000 17.000 29.000 17.000 12.000
Desember 14.000 15.000 29.000 17.000 12.000
ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU

Penetapan anggaran biaya bahan baku, ditentukan


oleh kebutuhan bahan baku dari setiap unit produk
yang dihasilkan perusahaan, dikalikan dengan
volume produksi. Sehingga ditemukan volume total
bahan baku untuk periode tersebut. Kebutuhan
total bahan baku untuk produksi tersebut,
ditambah dengan persediaan bahan baku yang
diinginkan pada akhir periode tersebut dan
dikurangi dengan persediaan bahan baku yang
direncanakan pada awal periode.
Dari penjumlahan dan pengurangan tersebut akan
diperoleh volume bahan baku yang direncanakan
untuk dibeli, dikalikan dengan harga bahan baku
per unitnya akan diperoleh nilai pembelian bahan
baku yang direncanakan.
Anggaran Biaya Produksi

n - Anggaran Biaya Bahan Baku ………………....xxx


n - Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung……xxx
n - Anggaran Biaya Overhead ……………………..xxx
n ------ +
n # Anggaran Biaya Produksi …………………….. xxx
Contoh Soal

n PT.Terang Dunia adalah sebuah perusahaan produsen


meja yang berkedudukan di Bandung. Pada akhir tahun
2009 perusahaan ini merencanakan memproduksi tiga
jenis produk, yaitu meja tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit,
10.000 unit meja tipe MM-5 dan 10.000 unit MB-2 untuk
tahun 2010 mendatang. Setiap unit meja MK-1
membutuhkan 2 meter kayu, 1,5 meter melamin dan 1
meter pipa hias. Dan setiap unit MM-5 membutuhkan 3
meter kayu, 3 meter melamin dan 3 meter pipa hias.
Sedangkan setiap unit meja MB-2 membutuhkan 3 meter
kayu, 2 meter melamin dan 1,5 meter pipa hias. Sedangkan
harga beli kayu diperkirakan sebesar Rp 15.000 per
meter, harga beli melamin sebesar Rp 20.000 per
meter dan harga beli pipa hias adalah sebesar Rp
12.000 per meter.
Contoh Soal

n Untuk menjamin kelancaran proses produksi, perusahaan


merencanakan memiliki persediaan bahan baku pada akhir
tahun 2010 sebanyak 10% kebutuhan bahan baku tersebut
untuk proses produksi selama tahun 2010. Sedangkan
persediaan bahan baku pada awal tahun 2010 diperkirakan
sebanyak 700 meter kayu, 1.000 meter melamin dan 800
meter melamin. Diperkirakan, harga beli bahan baku
tersebut akan stabil sepanjang tahun 2010.
Anggaran Biaya Bahan Baku

MK-1 MM-5 MB-2 Harga


Total Per Unit
(10.000 unit) (10.000 unit) (10.000 unit)
Bahan (2+4 (soal Nilai
Per Per Per +6) slide
Unit
Total Unit
Total Unit
Total 42)

Kayu 2 20.000 3 30.000 3 30.000 80.000 15.000 1.200.000.000

Melamin 1,5 15.000 3 30.000 2 20.000 65.000 20.000 1.300.000.000

Pipa
1 10.000 3 30.000 1,5 15.000 55.000 12.000 660.000.000
Hias

Total Rp 3.160.000.000
Kebutuhan
Harga Biaya Per Biaya Bahan
Bahan Bahan
Produk Beli Per Unit Jenis Per Unit
Baku Per Unit
Bahan Bahan Produk
Produk

Kayu 2 15.000 30.000


MK-1 Melamin 1,5 20.000 30.000 72.000
Pipa Hias 1 12.000 12.000
Kayu 3 15.000 45.000
MM-5 Melamin 3 20.000 60.000 141.000
Pipa Hias 3 12.000 36.000
Kayu 3 15.000 45.000
MB-2 Melamin 2 20.000 40.000 103.000
Pipa Hias 1,5 12.000 18.000
Anggaran Pembelian Bahan Baku

Kebutuhan Persediaan Pembelian


Bahan Produksi 1/1/2010 31/12/2010 Volume
(K.Pr) Harga Nilai
(slide 42) (10%x K.Pr) (1-2+3)

Kayu 80.000 700 8.000 87.300 15.000 1.309.500.000


Melamin 65.000 1.000 6.500 70.500 20.000 1.410.000.000
Pipa
55.000 800 5.500 59.700 12.000 716.400.000
Hias
Total Rp 3.435.900.000
ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA

Anggaran biaya tenaga kerja merupakan rencana


pembayaran biaya tenaga kerja di dalam suatu
periode tertentu yang dibutuhkan untuk
memproduksi seluruh produk yang direncanakan di
dalam suatu periode terntentu. Secara umum, untuk
menghitung anggaran tenaga kerja, perusahaan
tinggal mengalikan upah yang dibayarkan dengan
suatu satuan tertentu. Satuan yang digunakan untuk
menghitung dasar penetapan pembayaran tenaga
kerja, tersebut disebut tarif biaya tenaga kerja.
Biaya Tenaga Kerja : Tarif Per Jam Kerja.

Dengan metode ini perusahaan tinggal menghitung


taksiran kebutuhan jam kerja keseluruhan yang
dibutuhkan untuk memproduksi seluruh produk
perusahaan dalam volume yang direncanakan.
Jika pembayaran ditentukan berdasarkan jam
kerja, maka tinggal dihitung taksiran jam kerja
yang diperlukan untuk menyelesaikan satu unit
produk, dikalikan dengan tarif per jamnya. Hasil
perkalian itu akan menghasilkan biaya tenaga kerja
per unit produk. Volume produksi dikalikan dengan
biaya tenaga kerja per unit produk akan
menghasilkan biaya tenaga kerja total.
n PT.Terang Dunia adalah sebuah perusahaan produsen
meja yang berkedudukan di Bandung. Pada akhir tahun
2009 perusahaan ini merencanakan memproduksi tiga
jenis produk, yaitu meja tipe MK-1 sebanyak 10.000
unit, 10.000 unit meja tipe MM-5 dan 10.000 unit MB-2
tahun 2010 mendatang. Setiap unit meja MK-1
membutuhkan 3 jam kerja langsung, setiap unit MM-5
membutuhkan 4 jam kerja langsung dan setiap unit meja
MB-2 membutuhkan 5 jam kerja langsung. Sedangkan
untuk setiap pekerja langsung dibayar sebesar Rp 3.000
per jam kerja langsung.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2010

Jam Kerja
Biaya TKL
Tarif Per
Volume Per Jam (soal Per Unit
Produk Produksi Unit slide 48) Produk
Total
(soal Total (1x3) (2 x 3)
(1 x 5)
slide
48)

MK-1 10.000 3 30.000 3.000 9.000 90.000.000

MM-5 10.000 4 40.000 3.000 12.000 120.000.000

MB-2 10.000 5 50.000 3.000 15.000 150.000.000

Total Rp 360.000.000
Biaya Tenaga Kerja : Tarif Per Hari Kerja.

Jika pembayaran biaya tenaga kerja ditetapkan


berdasarkan hari kerja, maka harus dihitung hari
kerja dalam satu bulan atau satu tahun, dikalikan
dengan jumlah tenaga kerja keseluruhan. Hasil
perkalian itu merupakan biaya tenaga kerja yang
dianggarkan untuk memproduksi seluruh produk
dalam satu periode.
PT.Terang Dunia dalam contoh diatas, adalah
sebuah perusahaan produsen meja yang
berkedudukan di Bandung. Pada akhir tahun 2009
perusahaan ini merencanakan memproduksi tiga
jenis produk, yaitu meja tipe MK-1 sebanyak 10.000
unit, 10.000 unit meja tipe MM-5 dan 10.000 unit MB-
2 untuk tahun 2010 mendatang. Untuk
menghasilkan seluruh produk tersebut perusahaan
merencanakan bekerja selama 278 hari dalam
setahun dan mempekerjakan 30 tenaga kerja.
Sebanyak 8 orang pekerja digunakan untuk
memproduksi MK-1, sebanyak 10 orang pekerja
digunakan untuk memproduksi MM-5 dan sebanyak
12 pekerja digunakan untuk memproduksi MB-2.
Setiap tenaga kerja dibayar Rp 40.000. per hari.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2010

Upah Hari Kerja Jumlah Biaya


Produk Per Hari Total Pekerja Tenaga Kerja

MK-1 40.000 278 8 88.960.000

MM-5 40.000 278 10 111.200.000

MB-2 40.000 278 12 133.440.000

Total 30 Rp 333.600.000
Biaya Tenaga Kerja : Tarif Per Unit Produk.

Jika pembayaran tenaga kerja ditetapkan


berdasarkan unit produksi yang dihasilkan, maka
tinggal dihitung tarif upah per unit produknya,
dikalikan dengan volume produksi total. Hasil
perkalian tersebut merupakan biaya tenaga kerja
total dalam periode tersebut.
PT.Terang Dunia dalam contoh diatas, adalah sebuah
perusahaan produsen meja yang berkedudukan di
Bandung. Pada akhir tahun 2009 perusahaan ini
merencanakan memproduksi tiga jenis produk, yaitu
meja tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit
meja tipe MM-5 dan 10.000 unit MB-2 untuk tahun
2010 mendatang. Untuk menghasilkan seluruh
produk tersebut perusahaan merencanakan
membayar setiap pekerja sebesar Rp 11.000 per
unit MK-1, sebesar Rp 12.000 per unit MM-5 dan
sebesar Rp 14.000 per unit MB-2.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja

Upah Volume Biaya


Produk Per Unit Produk Produksi Tenaga Kerja

MK-1 11.000 10.000 110.000.000


MM-5 12.000 10.000 120.000.000
MB-2 14.000 10.000 140.000.000

Total Rp 370.000.000
Anggaran Biaya Overhead adalah
seluruh biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja, yang
direncanakan akan dibayarkan dalam
satu periode tertentu. Biaya overhead
mencakup tiga kelompok biaya, yaitu :

1. Biaya bahan penolong


2. Biaya tenaga kerja penolong
3. Biaya pabrikase lain
Biaya bahan penolong, yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk bahan-bahan yang dibutuhkan
di dalam suatu produk, tetapi bukan merupakan
komponen utama dari suatu produk.

Misalnya :
- Benang dan kancing di dalam perusahaan produsen
pakaian
- Paku, cat, plitur di dalam perusahaan produsen mebel
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD :

TENAGA KERJA PENOLONG

Biaya tenaga kerja penolong, adalah gaji atau upah


untuk membayar para pekerja yang terlibat dalam
proses produksi tetapi tidak secara langsung
berperan di dalam proses menghasilkan produk
tersebut.

Misalnya :
- Gaji Satpam dan karyawan bagian kebersihan pabrik
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD
Contoh Soal

PT.Terang Dunia adalah sebuah perusahaan produsen meja


yang berkedudukan di Bandung. Pada akhir tahun 2009
perusahaan ini merencanakan memproduksi tiga jenis produk,
yaitu meja tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit meja
tipe MM-5 dan 10.000 unit MB-2 untuk tahun 2010 mendatang.
Setiap jenis meja membutuhkan cat, paku dan hiasan kaki
meja sebagai bahan penolong. Setiap unit meja membutuhkan
cat sebanyak 0,25 liter, sebanyak 0,1 kg paku dan 4 hiasan
kaki meja. Diperkirakan harga beli dari cat sebesar Rp 25.000
per liter, dan harga beli paku diperkirakan sebesar Rp 18.000
per kg, dan harga 1 buah hiasan meja sebesar Rp 1.000. Gaji
Satpam pabrik dianggarkan sebesar Rp 24.000.000 per
tahun. Gaji mandor produksi dianggarkan sebesar Rp
48.000.000. per tahun. Sedangkan anggaran biaya pabrikase
lainnya, mencakup biaya depresiasi mesin sebesar Rp
12.500.000, biaya depresiasi bangunan pabrik sebesar Rp
24.000.000. dan biaya listrik, air & telepon pabrik sebesar
Rp 40.000.000.
Anggaran Biaya Overhead
Jumlah
Jenis Biaya Parsial Total
- Biaya Cat (0,25 x 30.000 x 25.000) 187.500.000
- Biaya Paku (0,1 x 30.000 x 18.000) 54.000.000
- Biaya Hiasan Kaki Meja ( 4 x 30.000 x
120.000.000
1.000)
# Biaya Bahan Penolong 361.500.000
- Gaji Satpam Pabrik 24.000.000
- Gaji Mandor Produksi 48.000.000
# Biaya Tenaga Kerja Penolong 72.000.000
- Biaya Listrik, Air , Telepon 40.000.000
- Biaya depresiasi Aktiva Tetap 36.500.000
# Biaya Pabrikase Lainnya 76.500.000
Total Rp 510.000.000
Tarif biaya overhead adalah biaya overhead yang
ditetapkan sebagai dasar menghitung biaya overhead
per unit produk. Jadi tanpa menetapkan tarif biaya
overhead, maka perusahaan tidak akan dapat
menghitung biaya overhead dan biaya produksi per unit
produknya.

Dalam menentukan tarif biaya overhead, perusahaan


dapat menggunakan dasar:
1. Jumlah jam kerja :
a. Jumlah jam kerja langsung
b. Jumlah jam kerja mesin
2. Volume produk yang dihasilkan.
Contoh soal

n Dalam kasus PT.Terang Dunia diatas, jika perhitungan tarif


biaya overhead menggunakan dasar jam kerja langsung,
sedangkan jumlah jam kerja total adalah sebesar 120.000 jam
kerja (lihat tabel anggaran biaya tenaga kerja langsung
berdasarkan tarif per jam diatas), sedangkan biaya overhead
total yang dianggarkan adalah sebesar Rp 510.000.000. maka
besarnya tarif overhead tersebut adalah :

n Tarif Biaya Overhead = 510.000.000 : 120.000


= Rp 4.250. per jam kerja langsung.
Contoh soal

n Jika dasar perhitungan tarif menggunakan volume produksi


sebagai dasar perhitungan tarif, sedangkan jumlah volume
produksi adalah sebesar 30.000 unit produk untuk ketiga jenis
produk tersebut, maka besarnya tarif overhead tersebut
adalah :
n Tarif Biaya Overhead = 510.000.000 : 30.000
= Rp 17.000. per unit produk.
Fungsi Tarif Biaya Overhead

Fungsi dari penentuan tarif biaya overhead adalah


untuk menghitung anggaran biaya produksi atau
anggaran harga pokok produksi per unit produk.
Tanpa menentukan tarif biaya overhead, maka
perusahaan tidak akan dapat menghitung biaya
produksi per unit produknya.

Anda mungkin juga menyukai