Anda di halaman 1dari 10

Jawaban BAB 9

7. Penyelesaian :
Dik : Beli kendaraan = Rp360.000.000
Jual kendaraan = Rp225.000.000
Disusutkan dengan metode garis lurus
Dit : Jurnal untuk transaksi penjualan?
Jawaban :
Beban penyusutan per bulan
= 12,5% x Rp 360.000.000 : 12 bulan
= Rp 3.750.000
Akumulasi penyusutan dari Maret 2012 – Juli 2012
= Rp 3.750.000 x 4 bulan
= Rp 15.000.000
Laba atau rugi penjualan :
Biaya perolehan = Rp360.000.000
Akm. Penyusutan = (Rp15.000.000)
Nilai Buku = Rp345.000.000
Harga Pasar = Rp225.000.000
Laba Penjualan Aset = Rp120.000.000
Jurnal :
Kas/Bank 247.500.000
Akum.Penyusutan Kendaraan 15.000.000
Rugi Penjualan Kendaraan Bermotor 120.000.000
Kendaraan 360.000.000
PPN 16D 22.500.000

8. Penyelesaian :

Dik : Beli kendaraan = Rp240.000.000

Kendaraan disusutkan 10 thn

Laba tahun buku 2012 = Rp160.000.000


Dit : (a) Menggunakan metode garis lurus.

(b) Metode saldo menurun

Jawaban :

Perhitungan koreksi Fiskal dan Laba Fiskal setelah koreksi Biaya penyusutan :

 Penyusutan menurut Akuntansi :


240.000.000 / 10 = 24.000.000
 Jurnal :
Biaya Penyusutan Truk Rp 24.000.000
Akum. Penyusutan Kredit Rp 24.000.000
Perpajakan = Kelompok II/8 Tahun

 Penyusutan menurut Pajak :


31 Desember 2012 = 9/12 x 240.000.000 x 12,5
= 22.500.000
a) Metode Garis Lurus

Keterangan Akuntansi (Rp) Pajak  (Rp)


Harga perolehan 240.000.000 240.000.000
Akumulasi penyusutan (24.000.000) (22.500.000)
Nilai buku 216.000.000 217.500.000
Harga pasar (56.000.000) (56.000.000)
Laba penjualan asset 160.000.000 161.500.000

b) Metode Saldo Menurun

Keterangan Akuntansi (Rp) Pajak (Rp)


Harga perolehan 240.000.000 240.000.000
Akumulasi penyusutan (24.000.000) (45.000.000)
Nilai buku 216.000.000 195.000.000
Harga pasar 56.000.000 56.000.000
Laba penjualan asset 160.000.000 139.000.000

9/12 x 240.000.000 x 25 % = 45.000.000


a) Koreksi Fiskal penyusutan metode garis lurus yaitu Koreksi positif dimana
24.000.000 – 22.500.000 = Rp.1.500.000
Koreksi laba fiskal metode garis lurus yaitu Koreksi positif dimana
160.000.000 – 161.500.000 = Rp.1.500.000
b) Koreksi fiskal penyusutan metode saldo menurun yaitu Koreksi negatif dimana :
24.000.000 – 45.000.000 = (Rp.21.000.000)
Koreksi Laba fiskal mettode saldo menurun yaitu koreksi negatif dimana :
160.000.000 – 139.000.000 = Rp. 21.000.000

9. Penyelesaian:
Dik : Harga faktur = $40.000 Bea masukan perusahaan = 5%
Beban asuransi = $8.000 Bea masukan tambahan = 20%
Beban angkut = $ 12.000 Kurs $1 = Rp9.500
Dit : (a) Jurnal 22 Desember 2011 untuk pembelian mobil.
(b) Jurnal 31 Desember 2011 untuk penyusutan mobil.
Jawaban :
Harga Faktur $40.000
Beban Asuransi $8.000
Beban Angkut $12.000 –
CIF $20.000

CIF dalam rupiah $ 20.000 x 9.500 =  Rp.190.000.000


Bea Masuk 5% x 190.000.000 =  Rp.    9.500.000
Bea Masuk tambahan 20% x 190.000.000 =  Rp.  38.000.000

            Nilai impor mobil =  Rp.237.500.000

 Penyusutan Menurut Akuntansi


1/12 x 20% x Rp. 237.500.000 = Rp. 3.958.333,333
 Penyusutan Menurut Pajak
25% x Rp. 237.500.000 x 1/12 = Rp. 4.947.916.666

Jurnal Penyusutan 31 Des 2011


 Untuk Akuntansi
Beban Penyusutan Mobil                                Rp.3.958.333,333
        Akumulasi Penyusutan mesin                         Rp.3.958.333,333
 Untuk Pajak
Beban Penyusutan Mobil                                Rp.4.947.916,666
        Akumulasi Penyusutan Mesin                         Rp.4.947.916,666 

Jurnal pembelian mobil impor 22 Des 2011


Mobil                                                               Rp.237.500.000
PPN Masukan                                                 Rp.  23.750.000
PPh 22 dibayar dimuka                                   Rp.  17.812.500
Kas/Bank                                                        Rp.279.062.500

10. Penyelesaian :
Dik : Jual kendaraan = Rp100.000.000
Beli kendaraan = Rp120.000.000
Kendaraan disusutkan dalam 6 tahun
Dit : Berapa laba rugi fiskal penjualan kendaraan?
Keterangan Menurut Akuntansi Menurut Perpajakan
Harga Perolehan 120.000.00 120.000.000
Akumulasi Penyusutan (30.000.000) (25.000.000)
Nilai Buku 90.000.000 95.000.000
Harga Jual 100.000.000 100.000.000
Laba Penjualan Aset 10.000.000 5.000.000

Laba rugi fiskal penjualan truk :

Menurut akuntansi
Rp.120.000.000/6 x 1 6/12 =
Rp. 30.000.000
Menurut perpajakan Rp.
120.000.000/6 x 1 6/12 = Rp.
25.000.000
 Menurut akuntansi Rp.120.000.000/6 x 1 6/12 = Rp. 30.000.000
 Menurut perpajakan Rp. 120.000.000/6 x 1 6/12 = Rp. 25.000.000

11. Penyelesaian :
Dik : Jual kendaraan = Rp60.000.000
Beli kendaran = Rp80.000.000
Dit: (a) Besar penyusutan tahun 2011?
(b) Laba/rugi fiskal atas penjualan kendaraan?

Metode penyusutan garis lurus (tahun 2011) :


Rp80.000.000 X 12,5% X 7/12 = Rp 5.833.333

Keterangan Perpajakan (Rp)


Harga Perolehan 80.000.000
Akumulasi Penyusutan (5.833.333)
Nilai Buku 74.166.667
Harga Pasar (60.000.000)
(Rugi) Laba Fiskal atas Penjualan 14.166.667

Keterangan
Menurut Akuntansi
Menurut Pajak
Harga perolehan
120.000.000
120.000.000
Akumulasi penyusutan
(30.000.000)
(25.000.000)
Nilai buku
90.000.000
95.000.000
Harga jual
100.000.000
100.000.000
Laba penjualan
10.000.000
5.000.000
Keterangan
Menurut Akuntansi
Menurut Pajak
Harga perolehan
120.000.000
120.000.000
Akumulasi penyusutan
(30.000.000)
(25.000.000)
Nilai buku
90.000.000
95.000.000
Harga jual
100.000.000
100.000.000
Laba penjualan
10.000.000
5.000.000
Keterangan
Menurut Akuntansi
Menurut Pajak
Harga perolehan
120.000.000
120.000.000
Akumulasi penyusutan
(30.000.000)
(25.000.000)
Nilai buku
90.000.000
95.000.000
Harga jual
100.000.000
100.000.000
Laba penjualan
10.000.000
5.000.00
Jawaban BAB 10
8. Jelaskan mengenai biaya pendirian dan perluasan modal juga biaya pra-operasi, menurut
akuntansi dan perpajakan!
Jawab: Menurut PSAK No. 6 mengenai Akuntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan dalam
Tahap Pengembangan, dalam paragraf 5 diatur secara jelas bahwa :
Prinsip akuntansi yang berlaku umum berlaku bagi setiap perusahaan dalam tahap
pengembangan (pra-operasi) baik dalam pengakuan pendapatan maupun dalam menentukan
apakah biaya dibukukan sebagai beban pada periode berjalan, atau ditangguhkan
pembebanannya (dikapitalisasi) untuk disusutkan/diamortisasi selama beberapa periode
sesuai dengan pemulihan manfaatnya di masa depan. Penangguhan pembebanan tersebut
hanya terbatas pada biaya-biaya yang memiliki manfaat di masa depan yang antara lain
meliputi beban pendirian perusahaan.
Dari paragraf di atas. jelas bahwa tidak semua biaya yang timbul selama perusahaan masih
dalam kondisi pra-operasi dapat ditangguhkan (dikapitalisasi). Penangguhan pembebanan
dalam kondisi pra-operasi dapat ditangguhkan (dikapitalisasi). Penangguhan pembebanan
hanya diperbolehkan sebatas untuk biaya yang nyata-nyata dapat memberikan manfaat untuk
lebih dari satu periode akuntansi. Untuk biaya yang tidak memenuhi kriteria tersebut seperti
misalnya biaya kantor dan biaya umum harus langsung dibebankan dalam laporan laba rugi
tahun berjalan. Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatul
perusahaan dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi sesuai dengan
tabel masa manfaat dan tarif amortisasi.

9. Apakah perbedaan antara biaya pendirian dengan biaya pra-operasi?


Jawab: Biaya pendirian adalah biaya yang berhubungan dengan pengurusan ijin dan
pembuatan akte perusahaan di notaris. Biaya pra operasi adalah biaya-biaya yang
dikeluarkansebelum perusahaan beroperasi komersial, misalnya biaya study kelayakan dan
biaya produksi percobaan, tetapi tidak termasuk biaya-biaya operasional yang sifatnya rutin,
seperti gaji pegawai, rekening listrik dan telepon, dan biaya kantor lainnya. Pengeluaran yang
rutin tersebut harus dibebankan sekaligus pada tahun terjadinya.

10. Apa yang dimaksud dengan deplesi?


Jawab : Deplesi ialah istilah yang digunakan dalam akuntansi untuk menyatakan alokasi
sistematis dan rasional perolehan sumber alam. Adapun pengertian lainnya Deplesi adalah
berkurangnya harga perolehan (cost) atau nilai sumber alam seperti tambang dan hutan kayu.
Menurunnya harga perolehan tersebut disebabkan perubahab (pengolahan) sumber-sumber
alam tersebut sehingga menjadi persediaan.

Anda mungkin juga menyukai