Anda di halaman 1dari 25

SALINAN

BUPATI ASAHAN
PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN BUPATI ASAHAN


NOMOR 11 TAHUN 2022

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA PADA MASA PANDEMI


CORONA VIRUS DISEASE 2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ASAHAN,

Menimbang : a. bahwa dalam melaksanakan tahapan pemilihan kepala


desa dalam kondisi bencana non alam pandemi Corona
Virus Disease 2019 harus melakukan penegakan
protokol kesehatan untuk mencegah
penyebaran/penularan Corona Virus Disease 2019;
b. bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan pemilihan
kepala desa yang harus melindungi masyarakat dari
penyebaran Corona Virus Disease 2019;
c. bahwa dengan diundangkannya Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112
Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa, perlu
adanya Peraturan Bupati tentang Pedoman Pelaksanaan
Pemilihan Kepala Desa dalam keadaan bencana non
alam;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Pada Masa Pandemi
Corona Virus Disease 2019;
Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten
Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1092);

1
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6398);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112
Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1409);

2
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun
2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 1222);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2016


tentang Laporan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1099);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 2 Tahun


2016 tentang Tata Cara Pemilihan Kepala Desa dan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Asahan Tahun 2016 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Asahan Nomor 1)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Asahan Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Asahan
Nomor 2 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pemilihan
Kepala Desa dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2018
Nomor 7);

11. Peraturan Bupati Asahan Nomor 28 Tahun 2019 tentang


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Berita Daerah
Kabupaten Asahan Tahun 2019 Nomor 28);

12. Peraturan Bupati Asahan Nomor 25 Tahun 2020 tentang


Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol
Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Corona Virus Disease 2019 Di Kabupaten Asahan (Berita
Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2020 Nomor 25)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati
Asahan Nomor 30 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Bupati Asahan Nomor 25 Tahun 2020 tentang
Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol
Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Corona Virus Disease 2019 Di Kabupaten Asahan (Berita
Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2020 Nomor 31);

3
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
PEMILIHAN KEPALA DESA PADA MASA PANDEMI CORONA
VIRUS DISEASE 2019.
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Asahan.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Asahan.
4. Camat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja di tingkat
Kecamatan dalam Kabupaten Asahan.
5. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten yang selanjutnya disebut
Panitia Pemilihan Kabupaten adalah panitia yang dibentuk Bupati pada
tingkat Kabupaten dalam mendukung pelaksanaan pemilihan Kepala
Desa.
7. Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
8. Panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Desa yang selanjutnya disebut
Panitia Pemilihan adalah Panitia yang dibentuk oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyelenggarakan proses Pemilihan Kepala
Desa.
9. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat
KPPS adalah kelompok yang dibentuk oleh Panitia Pemilihan untuk
menyelenggarakan Pemungutan Suara di Tempat Pemungutan Suara.
10. Calon Kepala Desa adalah bakal Calon Kepala Desa yang telah ditetapkan
oleh Panitia Pemilihan sebagai Calon yang berhak dipilih menjadi Kepala
Desa.
11. Pemilih adalah penduduk Desa yang bersangkutan dan telah memenuhi
persyaratan untuk menggunakan hak pilih dalam pemilihan Kepala Desa.
12. Pemungutan Suara adalah proses pemberian suara oleh Pemilihdi tempat
Pemungutan Suara dengan cara mencoblos pada nomor urut, nama, atau
foto Calon Kepala Desa.

4
13. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat
dilaksanakannya Pemungutan Suara.
14. Kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Calon Kepala Desa
untuk meyakinkan para Pemilihdalam rangka mendapatkan dukungan.
15. Penghitungan Suara adalah proses penghitungan Surat Suara oleh KPPS
untuk menentukan suara sah yang diperoleh Calon Kepala Desa, Surat
Suara yang dinyatakan tidak sah, Surat Suara yang tidak digunakan dan
Surat Suara rusak/keliru dicoblos.
16. Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara adalah proses pencatatan hasil
penghitungan perolehan suara oleh Panitia Pemilihan.
17. Sanksi adalah pembebanan kewajiban dari pemerintah daerah kepada
orang/badan hukum atas dasar ketidaktaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
18. Corona Virus Disease 2019 yang selanjutnya disebut COVID-19 adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory
Syndrome-Corona Virus-2019.
19. Protokol Kesehatan COVID-19 adalah rangkaian kegiatan dalam rangka
pencegahan penularan COVID-19 yang antara lain menjaga jarak,
menggunakan masker saat berada diluar rumah, dan mencuci tangan
memakai sabun pada air mengalir.
BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa pada masa bencana nonalam
pandemi Corona Virus Disease 2019.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah untuk terlaksananya
pemilihan kepala desa pada masa bencana nonalam pandemi Corona Virus
Disease 2019.
BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Bupati ini sebagai berikut :

a. Persiapan;
b. Pencalonan;
c. Kampanye;
d. Pemungutan Suara;
e. Penetapan;
f. Pelantikan; dan
g. Pembiayaan.

5
BAB IV
PERSIAPAN

Bagian Kesatu

Penyelenggara Pemilihan Kepala Desa pada masa bencana nonalam pandemi


Corona Virus Disease 2019

Pasal 4

Penyelenggara Pemilihan Kepala Desa pada masa bencana nonalam pandemi


Corona Virus Disease 2019 terdiri dari :
a. Panitia Pemilihan Kabupaten;
b. Sub kepanitiaan pemilihan di Kecamatan;
c. Panitia Pemilihan; dan
d. KPPS.
Pasal 5
(1) Panitia Pemilihan Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf
a dibentuk oleh Bupati yang ditetapkan dengan keputusan Bupati.
(2) Panitia Pemilihan Kabupaten, terdiri dari :
a. unsur forum koordinasi pimpinan daerah kabupaten yaitu Bupati,
pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, pimpinan kepolisian,
pimpinan kejaksaan, pimpinan satuan teritorial Tentara Nasional
Indonesia di daerah;

b. satuan tugas penanganan Corona Virus Disease 2019 kabupaten;


dan

c. unsur terkait lainnya.

(3) Unsur terkait lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c adalah
Perangkat Daerah terkait penanganan Corona Virus Disease 2019
kabupaten dan Perangkat Daerah terkait dengan pelaksanaan pemilihan
kepala Desa.

(4) Tugas Panitia Pemilihan Kabupaten meliputi :

a. merencanakan, mengoordinasikan dan menyelenggarakan semua


tahapan pelaksanaan pemilihan di kabupaten;

b. melakukan bimbingan teknis pelaksanaan pemilihan Kepala


Desa terhadap Panitia Pemilihan di Desa;

c. menetapkan jumlah surat suara dan kotak suara;


d. memfasilitasi pencetakan surat suara dan pembuatan kotak suara
serta perlengkapan pemilihan lainnya;

e. menyampaikan surat suara dan kotak suara dan perlengkapan


pemilihan lainnya kepada Panitia Pemilihan;

6
f. memfasilitasi penyelesaian permasalahan pemilihan Kepala Desa di
kabupaten;
g. melakukan pengawasan penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa dan
melaporkan serta membuat rekomendasi kepada Bupati; dan

h. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan.

Pasal 6

(1) Sub kepanitiaan pemilihan di Kecamatan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 huruf b dibentuk oleh Bupati yang ditetapkan dengan
keputusan Bupati.

(2) Sub kepanitiaan pemilihan di Kecamatan pada Panitia Pemilihan


kabupaten, terdiri dari :

a. unsur forum koordinasi pimpinan kecamatan yaitu camat, pimpinan


kepolisian, pimpinan kewilayahan Tentara Nasional Indonesia;

b. satuan tugas penanganan Corona Virus Disease 2019 kecamatan; dan

c. unsur terkait lainnya.

(3) Unsur terkait lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c adalah
Pejabat Daerah di tingkat Kecamatan yang terkait penanganan Corona
Virus Disease 2019 kecamatan dan terkait dengan pelaksanaan pemilihan
kepala Desa.

(4) Tugas Sub kepanitiaan pemilihan di Kecamatan, meliputi :

a. melakukan sosialisasi dan edukasi Protokol Kesehatan COVID-19


dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa kepada Panitia Pemilihan di
Desa, Calon Kepala Desa, masyarakat Desa dan satuan tugas
penanganan Corona Virus Disease 2019 Desa serta unsur terkait
lainnya;
b. mengawasi penerapan Protokol Kesehatan COVID-19 dalam pemilihan
kepala desa; dan

c. menyampaikan hasil pengawasan penerapan Protokol Kesehatan


COVID-19 dalam pemilihan kepala desa kepada Ketua Panitia
Pemilihan Kabupaten.

(5) Pembentukan Sub kepanitiaan pemilihan di Kecamatan paling lambat 10


(sepuluh) hari setelah pembentukan Panitia Pemilihan Kabupaten.

Pasal 7

(1) Badan Permusyawaratan Desa membentuk Panitia Pemilihan yang terdiri


dari unsur perangkat Desa, pengurus Lembaga Kemasyarakatan, tokoh
masyarakat dan golongan profesi.

7
(2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan Badan Permusyawaratan Desa.

(3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diambil sumpah
atau janji oleh ketua Badan Permusyawaratan Desa, paling lambat 3 (tiga)
hari setelah ditetapkan.

(4) Sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berbunyi sebagai
berikut : “Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji : bahwa saya akan
memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai Ketua Panitia Pemilihan
dengan sebaik- baiknya sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
dengan berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Bahwa saya dalam menjalankan tugas
dan wewenang akan bekerja dengan sungguh-sungguh, jujur, adil, dan
cermat demi suksesnya Pemilihan kepala Desa, tegaknya demokrasi dan
keadilan, serta mengutamakan kepentingan Negara Kesatuan Republik
Indonesia daripada kepentingan pribadi atau golongan”.

(5) Pada saat pelaksanaan pengambilan sumpah atau janji harus menerapkan
Protokol Kesehatan COVID-19.

(6) Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada


ayat (5), meliputi :
a. melakukan pengukuran suhu tubuh bagi seluruh unsur pelaksana
paling tinggi 37,3° (tiga puluh tujuh koma tiga derajat celcius);
b. penggunaan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi
hidung dan mulut hingga dagu dan/atau dengan pelindung wajah
serta sarung tangan sekali pakai bagi Panitia Pemilihan dan Pemilih;
c. penyediaan tempat sampah tertutup di TPS untuk pembuangan sarung
tangan sekali pakai;
d. tidak melakukan jabat tangan atau kontak fisik serta menjaga
jarak antara 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) meter;
e. menghindari terjadinya kerumunan baik di dalam maupun luar
ruangan;
f. penyediaan tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta
hand sanitizer di tempat penyelenggaraan;
g. Panitia Pemilihan membawa alat tulis masing-masing;
h. melakukan penyemprotan disinfektan pada tempat pelaksanaan
sumpah atau janji sebelum dan setelah pelaksanaan kegiatan;
i. penyusunan tata letak tempat duduk dengan penerapan jaga jarak;
dan
j. penyediaan sumber daya kesehatan sebagai antisipasi keadaan
darurat berupa obat, perbekalan kesehatan, dan/atau personel yang
memiliki kemampuan di bidang kesehatan atau tim dari satuan
tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Desa.

8
Pasal 8

(1) Panitia Pemilihan bertugas :


a. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan
mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan;
b. merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan Kepala Desa kepada
Bupati melalui Camat;
c. melakukan pendaftaran dan penetapan Pemilih;
d. mengadakan pendaftaran dan penelitian bakal Calon Kepala Desa;
e. menetapkan Calon Kepala Desa yang telah memenuhi persyaratan;
f. memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan dan TPS;
g. menyampaikan surat suara dan kotak suara dan perlengkapan
pemilihan lainnya kepada KPPS;
h. mengangkat dan memberhentikan anggota KPPS;
i. menetapkan jumlah TPS;
j. menetapkan Pemilih per TPS;
k. melaksanakan rekapitulasi penghitungan suara; dan
l. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan.
(2) Pembentukan Panitia Pemilihan paling lambat 40 (empat puluh) hari
setelah pembentukan Sub kepanitiaan pemilihan di Kecamatan.

Pasal 9

(1) Dalam penyelenggaraan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS


dibentuk KPPS.
(2) Anggota KPPS diangkat dan diberhentikan oleh Panitia Pemilihan.
(3) Anggota KPPS sebanyak 7 (tujuh) orang berasal dari anggota masyarakat di
sekitar TPS yang memenuhi syarat.
(4) Seleksi penerimaan anggota KPPS dilaksanakan secara terbuka dengan
mempcrhatikan kompetensi, kapasitas, integritas, dan kemandirian calon
anggota KPPS.
(5) Pengangkatan dan pemberhentian anggota KPPS wajib dilaporkan kepada
Panitia Pemilihan Kabupaten.
(6) Susunan keanggotaan KPPS terdiri atas seorang ketua merangkap anggota
dan anggota.
(7) Pembentukan KPPS paling lambat 20 (dua puluh) hari sebelum
Pemungutan Suara.

Pasal 10

KPPS bertugas :
a. mengumumkan daftar Pemilih tetap di TPS;
b. menyerahkan daftar Pemilih tetap kepada saksi peserta pemilihan Kepala
Desa yang hadir;
c. melaksanakan Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS;

9
d. membuat berita acara Pemungutan dan Penghitungan Suara serta mengisi
formulir penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi
peserta pemilihan Kepala Desa;
e. menyerahkan berita acara penghitungan suara kepada Panitia Pemilihan;
f. menyampaikan surat undangan atau pemberitahuan kepada Pemilih
sesuai dengan daftar Pemilih tetap;
g. menggunakan hak pilihnya di TPS; dan
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Panitia Pemilihan
Kabupaten, Sub kepanitiaan pemilihan di Kecamatan, dan Panitia
Pemilihan.
BAB V

PENCALONAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 11

Tahap pencalonan meliputi kegiatan :


a. pendaftaran Calon Kepala Desa;
b. penelitian persyaratan Calon Kepala Desa;
c. penetapan Calon Kepala Desa; dan
d. pengambilan nomor urut Calon Kepala Desa.

Bagian Kedua

Pendaftaran Calon Kepala Desa

Pasal 12

(1) Penyerahan dokumen persyaratan Calon Kepala Desa pada saat


pendaftaran dilakukan dengan melaksanakan Protokol Kesehatan COVID-
19.
(2) Protokol Kesehatan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan :
a. berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik yang disampaikan
dibungkus dengan bahan yang tahan terhadap zat cair;
b. Panitia Pemilihan menerima berkas dokumen dan/atau perlengkapan
secara fisik mengenakan alat pelindung diri berupa masker yang
menutupi hidung dan mulut hingga dagu dan sarung tangan sekali
pakai;
c. membatasi jumlah orang di dalam ruangan, dengan mempertimbangkan
kapasitas ruangan yang memperhitungkan jaga jarak paling kurang 1
(satu) meter antarorang dalam penerimaan berkas dokumen dan/atau
perlengkapan secara fisik;

10
d. pihak yang tidak berkepentingan dengan penyerahan berkas dokumen
dan/atau perlengkapan secara fisik dilarang hadir dan/atau
berkerumun ditempat penyerahan berkas dokumen dan/atau
perlengkapan secara fisik;

e. seluruh pihak membawa alat tulis masing-masing;

f. dalam penerimaan berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik,


menghindari jabat tangan atau kontak fisik antara penerima dan
pemberi berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik; dan

g. penyediaan sarana sanitasi yang memadai pada tempat


dilaksanakannya penyerahan berkas dokumen dan/atau perlengkapan
secara fisik paling sedikit fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan
sabun dan/atau cairan handsanitizer.

(3) Pendaftaran Calon Kepala Desa dilakukan dengan ketentuan hanya dihadiri
oleh :

a. Panitia Pemilihan;

b. Calon Kepala Desa; dan/atau

c. pendamping Calon Kepala Desa paling banyak 5 (lima) orang.

(4) Pada kegiatan pendaftaran Calon Kepala Desa dilarang melakukan segala
bentuk kegiatan yang berpotensi menciptakan kerumunan, konvoi, iring-
iringan, dan mengundang massa pendukung baik di dalam maupun di luar
ruangan.

Bagian Ketiga
Penelitian Persyaratan Calon Kepala Desa
Pasal 13
Panitia Pemilihan melakukan penelitian terhadap kelengkapan dan keabsahan
dokumen persyaratan Calon Kepala Desa dengan melaksanakan Protokol
Kesehatan COVID-19.

Pasal 14

(1) Dalam hal berdasarkan hasil penelitian kelengkapan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 13, dokumen persyaratan Calon Kepala Desa
dinyatakan belum lengkap, belum memenuhi syarat dan/atau tidak
memenuhi syarat Calon Kepala Desa menyerahkan perbaikan dokumen
persyaratan Calon Kepala Desa pada masa perbaikan dengan menerapkan
Protokol Kesehatan COVID-19 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.

11
(2) Ketentuan mengenai penyerahan berkas dokumen dan/atau perlengkapan
secara fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) berlaku secara
mutatis mutandis terhadap penyerahan perbaikan dokumen persyaratan
Calon Kepala Desa.

(3) Ketentuan mengenai penelitian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13


secara mutatis mutandis terhadap penelitian dokumen persyaratan Calon
Kepala Desa.

Bagian Keempat
Penetapan Calon Kepala Desa
Pasal 15
Panitia Pemilihan melaksanakan rapat pleno penetapan Calon dengan
menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19.
Pasal 16
(1) Panitia Pemilihan melaksanakan rapat pleno terbuka untuk pengundian
nomor urut Calon Kepala Desa dengan menerapkan Protokol Kesehatan
COVID-19 dengan ketentuan sebagai berikut :
a. membatasi jumlah peserta yang hadir :
1. Panitia Pemilihan;
2. Bakal Calon Kepala Desa; dan
3. masyarakat atau pendukung paling banyak 3 (tiga) orang setiap
Bakal Calon Kepala Desa.
b. seluruh peserta dilakukan pengecekan suhu tubuh sebelum dimulainya
kegiatan dengan menggunakan alat yang tidak bersentuhan secara fisik;
c. posisi kursi dan meja antar peserta diatur dengan jarak paling kurang 1
(satu) meter;
d. setiap peserta dalam rapat pleno wajib mengenakan masker;
e. tidak melakukan jabat tangan dan kontak fisik lainnya antarpeserta;
dan
f. menghindari terjadinya kerumunan peserta di dalam dan di luar ruang
kegiatan.
Bagian Kelima
Pengambilan Nomor Urut Calon Kepala Desa
Pasal 17
(1) Pada kegiatan rapat pleno terbuka untuk pengundian nomor urut Calon
Kepala Desa dengan ketentuan sebagai berikut :
a. dihadiri oleh :
1. Panitia Pemilihan;

12
2. Calon Kepala Desa; dan
3. masyarakat atau pendukung paling banyak 3 (tiga) orang setiap
Calon Kepala Desa; dan
b. yang hadir dalam kegiatan rapat pleno terbuka untuk pengundian
nomor urut Calon Kepala Desa wajib menerapkan Protokol Kesehatan
COVID-19 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.
(2) Dilarang melakukan segala bentuk kegiatan yang berpotensi menciptakan
kerumunan, deklarasi, konvoi, iring-iringan, dan mengundang massa
pendukung baik di dalam maupun di luar ruangan.

BAB VI

KAMPANYE

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 18

Kampanye meliputi :
a. materi kampanye;
b. metode kampanye; dan
c. larangan dan sanksi.

Bagian Kedua

Materi Kampanye

Pasal 19

Materi kampanye pemilihan Kepala Desa, meliputi penanganan COVID-19, dan


dampak sosial ekonomi di Desa.

Bagian Ketiga

Metode Kampanye

Pasal 20

Kampanye dapat dilaksanakan melalui :

a. pertemuan terbatas;

b. tatap muka;

c. dialog;

d. penyebaran bahan Kampanye kepada umum;

e. pemasangan alat peraga di tempat Kampanye dan ditempat lain yang


ditentukan oleh Panitia Pemilihan; dan

f. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

13
Pasal 21
(1) Pertemuan terbatas serta tatap muka dan dialog sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 huruf a, huruf b dan huruf c diselenggarakan oleh Calon
Kepala Desa yang ketentuan :
a. dilaksanakan dalam ruangan atau di luar ruangan dengan membatasi
jumlah peserta yang hadir paling banyak 50 orang dan
memperhitungkan jaga jarak paling kurang 1 (satu) meter antarpeserta
kampanye;
b. pengaturan ruangan tempat duduk harus menerapkan Protokol
Kesehatan COVID-19; dan
c. semua peserta kampanye dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan
COVID-19.
(2) Dalam hal metode kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dapat dilaksanakan, pertemuan terbatas serta tatap muka dan dialog
dilaksanakan melalui media daring.

Pasal 22

(1) Penyebaran bahan Kampanye kepada umum sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 20 huruf d dilakukan dengan menerapkan Protokol Kesehatan
COVID-19 dengan ketentuan sebagai berikut :

a. sebelum dibagikan bahan kampanye, yang akan dibagikan harus dalam


keadaan bersih, dibungkus dengan bahan yang tahan terhadap zat cair,
dan telah disterilisasi;

b. petugas yang membagikan bahan kampanye menggunakan masker yang


menutupi hidung hingga dagu serta sarung tangan; dan

c. pembagian bahan kampanye tidak menimbulkan keramaian.

(2) Selain bahan kampanye yang telah ditentukan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Asahan tentang Tata Cara Pemilihan Kepala Desa dan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, bahan kampanye diutamakan dapat
berupa alat pelindung diri, terdiri dari :

a. masker;

b. sabun cair;

c. handsanitizer; dan

d. disinfektan berbasis alkohol 70 % (tujuh puluh persen) dan/atau klorin


serta sarana cuci tangan.

Pasal 23

Pemasangan alat peraga di tempat Kampanye dan ditempat lain yang


ditentukan oleh Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
huruf e tetap menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19.

14
Pasal 24

Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf f berupa donor darah, atau hari
ulang tahun desa tetap menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19.

Bagian Keempat

Larangan

Pasal 25

Pada kegiatan kampanye dilarang :


a. melaksanakan kegiatan bazar;
b. melaksanakan konser;
c. melaksanakan pertunjukan seni budaya;
d. melaksanakan pawai kendaraan bermotor;
e. melaksanakan kegiatan lomba dan olahraga bersama; dan/atau
f. melaksanakan konvoi, iring-iringan, dan mengundang massa pendukung
baik di dalam maupun di luar ruangan.

BAB VII

PEMUNGUTAN SUARA

Bagian Kesatu

Pemungutan Suara

Pasal 26

(1) Pemungutan Suara dilaksanakan pada TPS.


(2) Jumlah Pemilih pada setiap TPS paling banyak 500 (lima ratus) Pemilih.
(3) TPS ditetapkan berdasarkan Dusun atau gabungan Dusun.
(4) Dalam hal penetapan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat
dilaksanakan, TPS ditetapkan sebahagian dari Dusun.
(5) Dalam hal penggabungan Dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
harus mempertimbangkan letak dan jarak antar dusun.
(6) Penggabungan Dusun sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus Dusun
yang berdampingan.
Pasal 27
(1) Lokasi TPS ditentukan pada tempat yang mudah dijangkau, termasuk
penyandang disabilitas serta menjamin setiap Pemilih dapat memberikan
suaranya secara langsung, bebas, dan rahasia.
(2) Bentuk dan tata letak TPS ditetapkan oleh KPPS setelah terlebih dahulu
konsultasi dengan Panitia Pemilihan.

15
(3) Pada setiap TPS tersedia pembatas transparan pada meja KPPS untuk
menghindari terjadi kontak langsung antara anggota KPPS dengan Pemilih.
(4) TPS wajib mempertimbangkan tata letak tempat duduk anggota KPPS,
Pemilih dengan memperhatikan jaga jarak.
Pasal 28
(1) Pemungutan Suara dilaksanakan mulai pukul 07.30 Wib s/d pukul 14.00
Wib.
(2) Pemungutan Suara dilaksanakan dalam beberapa sesi :
a. sesi I pukul 07.30 wib s/d pukul 08.30 wib;
b. sesi II pukul 08.31 wib s/d pukul 09.30 wib;
c. sesi III pukul 09.31 wib s/d pukul 10.30 wib;
d. sesi IV pukul 10.31 wib s/d pukul 11.30 wib;
e. sesi V pukul 11.31 wib s/d pukul 12.30 wib; dan
f. sesi VI pukul 12.31 wib s/d pukul 14.00 wib.
(3) Sesi VI sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f hanya untuk yang
tidak hadir sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e.
Pasal 29
(1) Panitia Pemilihan melalui KPPS memberikan undangan kepada Pemilih
untuk menggunakan hak pilihnya paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
tanggal Pemungutan Suara.
(2) Dalam undangan paling sedikit mencantumkan :
a. TPS;
b. sesi (waktu) pemberian suara; dan
c. dalam hal Pemilihtidak hadir sesuai dengan sesi (waktu) yang telah
ditentukan tetap dapat memberikan hak pilih diakhir sesi (waktu)
Pemungutan Suara.
(3) Pemilih menandatangani tanda terima penyerahan undangan dengan
menggunakan alat tulis masing-masing Pemilih.
(4) Dalam hal Pemilih tidak berada di tempat tinggalnya, pada saat pemberian
undangan, undangan dapat disampaikan kepada keluarganya dan diminta
untuk menandatangani tanda terima dengan menggunakan alat tulis
masing-masing Pemilih.
Pasal 30
Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19 untuk tahap Pemungutan Suara,
dengan mekanisme meliputi :
a. melakukan identifikasi kondisi kesehatan terhadap daftar Pemilih tetap
yang berdomisili dan beraktifitas di luar Desa;

16
b. tersedianya pembatas transparan pada meja Panitia Pemilihan untuk
menghindari terjadi kontak langsung antara panitia dengan Pemilih;
c. menetapkan waktu Pemungutan Suara disesuaikan dengan jumlah
pemilih, jika Pemilihtidak hadir sesuai waktu yang telah ditentukan tetap
dapat memberikan hak pilih di akhir waktu Pemungutan Suara;
d. pemungutan suara wajib mempertimbangkan kondisi demografi Desa,
zona penyebaran Corona Virus Disease 2019 serta penyusunan tata letak
tempat duduk dengan memperhatikan penerapan jaga jarak;
e. bagi Pemilih yang sudah melakukan hak pilih diberikan tinta dengan
menggunakan alat tetes; dan
f. berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik yang disampaikan
dibungkus dengan bahan yang tahan terhadap zat cair.
Pasal 31

(1) Penjelasan Ketua Panitia Pemilihan melalui KPPS kepada Pemilih, meliputi:
a. format/isi surat suara yang memuat nomor urut, pas foto, dan nama
Calon Kepala Desa;
b. Pemilih memberikan suara di bilik suara;
c. tata cara pemberian tanda pada surat suara;
d. dalam hal surat suara diterima oleh Pemilih dalam keadaan rusak atau
Pemilih keliru dalam memberikan suara, Pemilih dapat meminta surat
suara pengganti kepada Ketua Panitia Pemilihan, dan hanya mendapat 1
(satu) kali penggantian;
e. bagi Pemilih yang sudah melakukan hak pilih diberikan tinta dengan
menggunakan alat tetes;
f. dalam pemberian suara, Pemilih memberikan suara berdasarkan prinsip
urutan kehadiran Pemilih; dan
g. larangan menggunakan telepon genggam dan/atau alat perekam gambar
lainnya di bilik suara.

Pasal 32

(1) Selama pelaksanaan Pemungutan Suara di TPS, KPPS wajib :


a. melakukan upaya pendisiplinan Pemilih dan saksi Calon Kepala Desa
untuk menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19;
b. menjaga situasi agar tidak terjadi kerumunan di dalam maupun di luar
TPS;
c. menyusun tata letak tempat duduk anggota KPPS dan Pemilih dengan
penerapan jaga jarak;
d. menghimbau Pemilih agar tidak membawa anak-anak;
e. menyedikan pembatas transparan pada meja KPPS untuk menghindari
terjadi kontak langsung antara anggota KPPS dengan Pemilih;
f. menyediakan masker yang memenuhi standar kesehatan;

17
g. menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
serta handsanitizer di TPS; dan
h. KPPS dan Pemilih membawa alat tulis masing-masing.
(2) Pelaksanaan Pemungutan Suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19 meliputi :
a. melakukan penyemprotan disinfektan di TPS sebelum dan setelah
pelaksanaan Pemungutan Suara;
b. mewajibkan Pemilih mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan
suara di TPS;
c. KPPS dan Pemilih memakai masker standar kesehatan;

d. melakukan pengukuran suhu tubuh bagi Pemilih paling tinggi 37,3°


(tiga puluh tujuh koma tiga derajat celcius);
e. tidak melakukan jabat tangan atau kontak fisik antara anggota KPPS
atau Pemilih; dan
f. bagi Pemilih yang telah melakukan hak pilih diberikan tinta dengan alat
tetes.

Pasal 33

Penyelenggaraan Pemungutan Suara dilakukan dengan menerapkan Protokol


Kesehatan COVID-19.

Pasal 34

Protokol Kesehatan COVID-19 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 pada


saat Pemungutan Suara dilakukan dengan ketentuan :
a. melakukan pengukuran suhu tubuh bagi anggota KPPS, Pemilih dan Saksi
paling tinggi 37,3° (tiga puluh tujuh koma tiga derajat celcius);
b. anggota KPPS, Pemilih dan Saksi mengenakan alat pelindung diri berupa
masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu dan/atau dengan
pelindung wajah serta sarung tangan sekali pakai;
c. penyediaan tempat sampah tertutup di TPS untuk pembuangan sarung
tangan sekali pakai;
d. tidak melakukan jabat tangan atau kontak fisik serta menjaga jarak
antara 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) meter;
e. menghindari terjadinya kerumunan baik di dalam maupun luar ruangan;
f. penyediaan tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta hand
sanitizer di tempat penyelenggaraan;
g. KPPS, Pemilih dan Saksi membawa alat tulis masing-masing;
h. melakukan penyemprotan disinfektan pada TPS sebelum dan setelah
Pemungutan Suara; dan
i. penyusunan tata letak tempat duduk dengan penerapan jaga jarak.

18
Pasal 35

Pelaksanaan tugas anggota KPPS disesuaikan dengan Protokol Kesehatan


COVID-19, meliputi :
a. KPPS mengingatkan seluruh Pemilih agar tidak berkerumun dan tetap
menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19; dan
b. anggota KPPS mengatur jarak Pemilih dan memastikan Pemilih mencuci
tangan dengan air mengalir dan sabun pada saat masuk dan keluar TPS.

Bagian Kedua

Pemberian Suara

Pasal 36

(1) Pemberian suara pada Pemilihan Kepala Desa dilakukan dengan


menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19, dengan ketentuan sebagai
berikut :

a. pemberian suara dengan menggunakan alat coblos; dan

b. melakukan sterilisasi alat coblos secara berkala.

(2) Pemilih yang menggunakan sarung tangan sekali pakai, setelah Pemberian
Suara harus membuangnya pada tempat yang telah disediakan.

(3) Pemilihyang telah memberikan suaranya segera meninggalkan area TPS


dan tidak berkerumun disekitar TPS.

Bagian Ketiga

Penghitungan Suara

Pasal 37

Sebelum pelaksanaan Penghitungan Suara, Ketua KPPS dan dibantu anggota


KPPS melakukan kegiatan :

a. mengatur susunan tempat Penghitungan Suara termasuk memasang


Formulir Penghitungan Suara, tempat duduk saksi diatur sedemikian
rupa, sehingga pelaksanaan Penghitungan Suara dapat diikuti oleh
semua yang hadir dengan jelas;

b. mengatur alat keperluan administrasi yang disediakan sedemikian rupa


sehingga mudah digunakan untuk keperluan Penghitungan Suara, yaitu
formulir Penghitungan Suara, kantong plastik, segel dan perlengkapan
TPS lainnya; dan

c. menempatkan kotak suara di meja Ketua KPPS serta menyiapkan anak


kuncinya.

Pasal 38

(1) Pelaksanaan rapat Penghitungan Suara di TPS setelah waktu Pemungutan


Suara selesai.

19
(2) Ketua KPPS memastikan alat tulis yang digunakan dalam pelaksanaan
Penghitungan Suara telah dilakukan penyemprotan disinfektan.

(3) Pelaksanaan rapat Penghitungan Suara di TPS dipimpin oleh Ketua KPPS.

(4) Dalam hal Ketua KPPS tidak dapat memimpin rapat Penghitungan Suara,
rapat Penghitungan Suara dipimpin oleh salah seorang anggota KPPS.

(5) Penghitungan Suara di TPS menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19,


meliputi :

a. KPPS mengatur tempat rapat, papan atau tempat memasang formulir,


dan kotak suara;

b. KPPS menyemprot perlengkapan Penghitungan Suara dengan


disinfektan secara berkala; dan

c. KPPS mengatur posisi tempat duduk anggota KPPS, Calon Kepala Desa
dan/atau Saksi.

Pasal 39

(1) Rapat Penghitungan Suara dapat dihadiri oleh :


a. Calon Kepala Desa;
b. Panitia Pemilihan di Desa;
c. Badan Permusyawaratan Desa yang terdiri dari ketua, wakil ketua
dan anggota paling banyak 3 (tiga) orang;
d. 1 (satu) orang perwakilan Panitia Pemilihan Kabupaten;
e. 1 (satu) orang perwakilan Sub Kepanitiaan pemilihan di kecamatan;
f. 1 (satu) orang perwakilan yang memiliki kemampuan di bidang
kesehatan atau tim dari satuan tugas penanganan Corona Virus
Disease 2019 Desa;

g. 1 (satu) orang perwakilan masing-masing dari Lembaga Kemasyarakatan


Desa dan Lembaga Adat Desa; dan

h. Saksi Calon Kepala Desa.

(2) Dalam hal terdapat unsur yang tidak hadir sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuat dalam berita acara.

Pasal 40

(1) KPPS wajib menyampaikan 1 (satu) rangkap salinan berita acara dan
sertifikat hasil Penghitungan Suara kepada :

a. Panitia Pemilihan; dan

b. Saksi.

pada hari Penghitungan Suara dengan menerapkan Protokol Kesehatan


COVID-19.
20
(2) KPPS wajib menyemprot kotak suara dengan disinfektan dan menyerahkan
kotak suara kepada Panitia Pemilihan pada hari Penghitungan Suara
dengan menggunakan surat pengantar.

BAB VIII

PENETAPAN

Bagian Kesatu

Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara

Pasal 41

(1) Rekapitulasi hasil Penghitungan Suara pemilihan Kepala Desa


dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan.
(2) Panitia Pemilihan menyampaikan undangan kepada Peserta rapat
Rekapitulasi hasil Penghitungan Suara.
(3) Panitia Pemilihan menyiapkan ruang dan perlengkapan Rekapitulasi hasil
Penghitungan Suara pemilihan Kepala Desa.
(4) Peserta rapat Rekapitulasi hasil Penghitungan Suara pemilihan Kepala
Desa dapat dihadiri :
a. Calon Kepala Desa;
b. Panitia Pemilihan;
c. Badan Permusyawaratan Desa yang terdiri dari ketua, wakil ketua
dan anggota paling banyak 3 (tiga) orang;
d. 1 (satu) orang perwakilan Panitia Pemilihan Kabupaten;
e. 1 (satu) orang perwakilan Sub Kepanitiaan kecamatan;
f. Ketua KPPS;
g. 1 (satu) orang perwakilan yang memiliki kemampuan di bidang
kesehatan atau tim dari satuan tugas penanganan Corona Virus
Disease 2019 Desa;
h. 1 (satu) orang perwakilan masing-masing dari Lembaga Kemasyarakatan
Desa dan Lembaga Adat Desa; dan
i. Saksi Calon Kepala Desa.
(5) Peserta rapat Rekapitulasi hasil Penghitungan Suara harus menerapkan
Protokol Kesehatan COVID-19 :
a. berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik yang disampaikan
dibungkus dengan bahan yang tahan terhadap zat cair;
b. memperhitungkan jaga jarak paling kurang 1 (satu) meter antarorang
dalam penerimaan berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik;

21
c. pihak yang tidak berkepentingan dengan Rekapitulasi Penghitungan
Suara pemilihan Kepala Desa dilarang hadir dan/atau berkerumun;
d. seluruh pihak membawa alat tulis masing-masing;
e. dalam penerimaan berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik,
menghindari jabat tangan atau kontak fisik antara penerima dan
pemberi berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik; dan
f. penyediaan sarana sanitasi yang memadai pada tempat
dilaksanakannya penyerahan berkas dokumen dan/atau perlengkapan
secara fisik paling sedikit fasilitas cuci tangan dengan air mengalir dan
sabun dan/atau cairan handsanitizer.
Bagian Kedua
Penetapan Calon Kepala Desa Terpilih
Pasal 42

(1) Rapat penetapan Rekapitulasi hasil Penghitungan Suara pemilihan Kepala


Desa dan penetapan Calon Kepala Desa Terpilih dilakukan dengan
menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19.

(2) Dokumen salinan Rekapitulasi hasil Penghitungan Suara pemilihan Kepala


Desa dan penetapan Calon Kepala Desa Terpilih ditandatangani oleh
Panitia Pemilihan, dan/atau Saksi dengan menggunakan alat tulis masing-
masing.

Pasal 43

(1) Panitia Pemilihan menyerahkan dokumen salinan Rekapitulasi hasil


Penghitungan Suara pemilihan Kepala Desa dan penetapan Calon Kepala
Desa Terpilih kepada Panitia Pemilihan Kabupaten.

(2) Penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan


menerapkan Protokol Kesehatan Corona Virus Disease 2019 sebagai
berikut :

a. berkas dokumen dan/atau perlengkapan secara fisik yang disampaikan


dibungkus dengan bahan yang tahan terhadap zat cair; dan

b. Panitia Pemilihan Kabupaten menerima berkas dokumen dan/atau


perlengkapan secara fisik mengenakan alat pelindung diri berupa
masker yang menutupi hidung dan mulut hingga dagu dan sarung
tangan sekali pakai.

BAB IX
PELANTIKAN
Pasal 44
(1) Pelantikan Kepala Desa terpilih dilaksanakan secara langsung atau
virtual/elektronik.

22
(2) Dalam hal pelantikan Kepala Desa terpilih dilaksanakan
secara langsung, proses pelantikan dihadiri oleh :
a. Calon Kepala Desa terpilih bersama 1 (satu) orang pendamping;
b. forum komunikasi pimpinan daerah kabupaten;
c. camat;
d. perangkat acara; dan
e. undangan lainnya.
(3) Pelantikan secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dengan mempertimbangkan jarak dan kapasitas ruangan paling banyak
dihadiri 50% (lima puluh persen).
BAB X
SANKSI
Pasal 45

(1) Calon Kepala Desa, Panitia Pemilihan, pendukung dan unsur lain yang
melanggar Protokol Kesehatan Corona Virus Disease 2019 dikenai sanksi.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis I;
c. teguran tertulis II; atau
d. diskualifikasi.
(3) Sanksi teguran lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dikenakan kepada :
a. Calon Kepala Desa;
b. panitia pemilihan;
c. pendukung; dan/atau
d. unsur lain yang terlibat.
(4) Sanksi Teguran Tertulis I, Teguran Tertulis II, dan Diskualifikasi
dikenakan kepada Calon Kepala Desa.
(5) Sanksi Teguran Lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, huruf
c, dan huruf d diberikan oleh Panitia Pemilihan.
(6) Sanksi Teguran Lisan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
diberikan oleh Sub kepanitiaan pemilihan di Kecamatan.
(7) Sanksi Teguran Tertulis I sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan
oleh Sub kepanitiaan pemilihan di Kecamatan.
(8) Sanksi Teguran Tertulis II sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan
oleh Bupati Asahan berdasarkan rekomendasi dari Panitia Pemilihan
Kabupaten atas laporan Sub kepanitiaan pemilihan di Kecamatan

23
(9) Sanksi Diskualifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan oleh
Bupati Asahan berdasarkan rekomendasi dari Panitia Pemilihan
Kabupaten atas laporan dari Sub kepanitiaan pemilihan di Kecamatan
dan satuan tugas penanganan Corona Virus Disease 2019.

Pasal 46

Calon Kepala Desa yang melanggar Protokol Kesehatan Corona Virus Disease
2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 34,
Pasal 38, dan/atau Pasal 41 dikenai Sanksi Teguran Lisan, Teguran Tertulis I,
dan/atau Teguran Tertulis II.

Pasal 47
(1) Panitia Pemilihan yang melanggar Protokol Kesehatan Corona Virus
Disease 2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13,
Pasal 16, Pasal 17, Pasal 30, Pasal 32, Pasal 34, Pasal 38, Pasal 41, Pasal
43, dan Pasal 44 dikenakan Sanksi Teguran Lisan.
(2) Pendukung, dan/atau unsur lain yang terlibat yang melanggar Protokol
Kesehatan Corona Virus Disease 2019 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9, Pasal 17, Pasal 21, Pasal 30, Pasal 34, Pasal 38, Pasal 41, Pasal 43, Pasal
44 dikenakan Sanksi Teguran Lisan.
Pasal 48
Calon Kepala Desa yang melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 dikenakan sanksi diskualifikasi.
BAB X
PEMBIAYAAN
Pasal 49

(1) Biaya pemilihan Kepala Desa dan tugas Panitia Pemilihan


Kabupaten yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Desa dibebankan
pada Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten.
(2) Pemilihan Kepala Desa antar waktu melalui musyawarah Desa
dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja desa.
(3) Biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam kondisi
Corona Virus Disease 2019 dapat didukung dari anggaran pendapatan
dan belanja desa sesuai kemampuan keuangan desa.
BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 50

(1) Ketentuan tentang pemilihan Kepala Desa yang diatur dalam Peraturan
Bupati Asahan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa dan Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, sepanjang tidak diatur secara khusus dalam Peraturan Bupati ini
tetap berlaku.

24
(2) Ketentuan mengenai pemilihan Kepala Desa dalam kondisi bencana
nonalam Corona Virus Disease 2019 berlaku sampai berakhirnya masa
status keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Presiden.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 51

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Asahan.

Ditetapkan di Kisaran
pada tanggal 17 Maret 2022

BUPATI ASAHAN,

ttd

S U R Y A

Diundangkan di Kisaran
pada tanggal 17 Maret 2022
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ASAHAN,

ttd

JOHN HARDI NASUTION


BERITA DAERAH KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2022 NOMOR 11

25

Anda mungkin juga menyukai