A. SPESIFIKASI MUTU/KUALITAS
Ruang Lingkup Pekerjaan
Pada pelaksanaan Rehabilitasi Ruang Kelas Dengan Tingkat Kerusakan Minimal Sedang
SMP Negeri 2 Sukadana (DAK Reguler SMP 2022) Kabupaten Kayong Utara ini terdiri
dari Pekerjaan :
I. Pekerjaan Pendahuluan
II. Pekerjaan Pondasi
III. Pekerjaan Rangka Badan
IV. Pekerjaan Pagar Teras
V. Pekerjaan Lantai
VI. Pekerjaan Plesteran Dinding
VII. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Ventilasi
VIII. Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
IX. Pekerjaan Plafond
X. Pekerjaan Pengecatan
XI. Pekerjaan Instalasi Listrik
XII. Pekerjaan Perabot
XIII. Pelaksanaan K3
II Bahan Kayu
1 Belian Belum Ketam 10 X 10 X 4
2 Belian Belum Ketam 10 X 10 X 3
3 Belian Ketam 9 X 9 X 4
4 Belian Ketam 9 X 9 X 3
5 Balok Belian 15x15x4
6 Belian belum ketam 8 X 8 X 4
7 Belian belum ketam 8 X 8 X 3
8 Belian ketam 7 X 7 X 4
9 Belian ketam 7 X 7 X 3
10 Papan Belian 2x15x4
11 Papan Belian 2x15x3
12 Kayu Kelas I berembang 8x16x4
Punak, Meranti Baru,
13 Kayu Kelas I 8x8x4
Perepat, Bengkirai
14 Kayu Kelas I papan 2x18x4
15 Kayu Kelas II 8x8x4 Meranti, Durian, Jelutung
16 Kayu Kelas II Papan 2x15x4
17 Papan Kayu Camp. (Klas III)
18 Kayu Bulat Ø 7-12 cm/4 M
19 Kayu Bulat Ø 8-20 cm/12 M
Alas/Laci Kayu Belian uk. 4/8 cm - 50
20
cm
IV Bahan Cat
1 Cat Kilat Nippon, Avian
2 Cat Tembok Anti Jamur Muwilek, Aquaproof
3 Cat Tembok Biasa Aries Gold, Q luck, Avitek
4 Cat Dasar Paton, ZincCrhomate
5 Cat Meni Besi Nippon, Glo-tex
6 Cat Meni Kayu Glo-tex
7 Amplas SNI
8 Pelamur Kayu SNI
9 Pelamur Air SNI
10 Tinner SNI
11 Teer blek SNI
12 Kuas 2" SNI
13 Kuas 4" SNI
14 Lem Kayu SNI
IV Bahan Penutup
1 Seng Metal 0,30 (Dua Susun) Sakura Roof
2 Seng Metal 0,30 ( Empat Susun) Sakura Roof
3 Seng Plat Zincalume-0,35 Mm SNI
4 Atap Zincalume 0,35 Mm SNI
5 Seng Gelombang BJLS-0,20 mm SNI
6 Seng Metal Lurus Inticolor 0,30 mm SNI
Rangka Atap Baja Ringan 0,65 mm +
7 SNI
Pemasangan
Rangka Atap Baja Ringan 0,75 mm +
8 SNI
Pemasangan
Rangka Atap Baja Ringan 1 mm +
9 SNI
Pemasangan
10 Baja ringan canai dingin C75 SNI
11 Reng Canai Dingin SNI
12 Wood Plank SNI
13 Perabung Seng Metal SNI
V Bahan Lantai
1 Paving Blok Uk. 20 x 20 Cm
2 Paving Blok Uk. 18 x 18 Cm
3 Batako Uk. 8 x 15 x 30 Cm
4 Batako Uk. 7 x 15 x 30 Cm
5 Batako Uk. 6 x 15 x 30 Cm
6 Keramik Uk. 60 x 60 Cm Anti Gores Indogres, Decogres
7 Keramik Uk. 60 x 60 Cm Indogres, Decogres
8 Keramik Uk. 40 x 40 Cm Putih Mulia, OK, Arwana
9 Keramik Uk. 40 x 40 Cm Anti Gores Mulia, OK, Arwana
10 Keramik Uk. 40 x 40 Cm Unpolished Mulia, OK, Arwana
11 Keramik Uk. 30 x 30 Cm Unpolished Mulia, OK, Arwana
12 Keramik Uk. 30 x 30 Cm Artistik Mulia, OK, Arwana
13 Keramik Uk. 30 x 30 Cm Mulia, OK, Arwana
14 Keramik Uk. 20 x 25 Cm Mulia, OK, Arwana
15 Keramik Uk. 20 x 20 Cm Mulia, OK, Arwana
VI Bahan Penggantung
1 Paku Aluminium SNI
2 Paku Besi Uk 2" - 4" SNI
3 Paku Seng SNI
4 Paku Payung SNI
5 Paku Atap Metal Inticolor SNI
6 Paku Tripleks SNI
7 Secrup Metal Furing 1 cm - 3 cm SNI
8 Kait Angin Jendela SNI
9 Gagang Pintu SNI
10 Kunci Tanam Kecil SNI
11 Kunci Tanam Besar SNI
12 Engsel Jendela SNI
13 Engsel Pintu SNI
14 Grendel 18" SNI
15 Grendel 4" SNI
16 Grendel 2"
Merk
Kepemilikan
No Jenis dan Lokasi Kapasitas Jumlah
/status
Tipe
milik sendiri,
sewa beli,
dan/atau milik
1 Genset 2500 watt 1 Buah pihak lain
dengan
perjanjian Sewa
bersyarat
milik sendiri,
sewa beli,
dan/atau milik
Concrete Mixer
2 0,35 M3 1 Buah pihak lain
(molen)
dengan
perjanjian Sewa
bersyarat
milik sendiri,
sewa beli,
dan/atau milik
3 Mesin Air 1 Buah pihak lain
dengan
perjanjian Sewa
bersyarat
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan jenis
pekerjaan, penyediaan bahan yang cukup, peralatan tukang baik masinal maupun
manual guna kelancaran pekerjaan ini.
2. Persyaratan bahan
a. Kayu yang dipakai harus sesuai dengan PPKI 1961 (NI-5) lampiran, kayu berkualitas
baik, tua, kering dan tidak bercacat, pecah-pecah dan tidak terdapat kayu mudanya
(spint) sesuai pasal III PKKI 1961 mutu A.
b. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan menyimpannya
ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas terutama kusen-kusen dan rangka
pintu yang telah selesai.
c. Semua pekerjaan kayu yang akan difinish harus diketam rata dan halus dengan
menggunakan ketam mesin, tidak ada lubang ataupun mata kayu, kecuali bila
ditentukan lain.
d. Semua ukuran yang tertera dalam gambar maupun yang tersebut dalam pasal ini
adalah ukuran setelah kayu selesai dikerjakan/dipasang dengan toleransi rata-rata
maksimum 3 mm untuk setiap permukaan kayu yang sudah dikerjakan.
3. Klasifikasi bahan dan macam pekerjaan
Klasifikasi bahan berdasarakan PPKI dan macam pekerjaan untuk jenis pekerjaan kayu
kasar dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Klasifikasi /
Penggunaan dan
Kekuatan Jenis Kayu
Dimensi Bahan
kayu
Bengkirai,
Kusen, Pintu Panel Kayu, Jendela,
Tekam,
Kls. I Lisplank, Ventilasi Raam
Penyauk/
sejenisnya
Kuda-kuda
Kls. II Keladan / Mabang /
Rangka atap
Sejenisnya
Durian/
Kls. III Papan Bouwplank, papan mall
Sejenisnya
Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan jenis
pekerjaan, penyediaan bahan yang cukup, peralatan tukang baik masinal maupun
manual guna kelancaran pekerjaan ini.
2. Persyaratan bahan
a. Kayu yang dipakai harus sesuai dengan PPKI 1961 (NI-5) lampiran, kayu berkualitas
baik, tua, kering dan tidak bercacat, pecah-pecah dan tidak terdapat kayu mudanya
(spint) sesuai pasal III PKKI 1961 mutu A.
b. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan menyimpannya
ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas terutama kusen-kusen dan rangka
pintu yang telah selesai.
c. Semua pekerjaan kayu yang akan difinish harus diketam rata dan halus dengan
menggunakan ketam mesin, tidak ada lubang ataupun mata kayu, kecuali bila
ditentukan lain.
d. Semua ukuran yang tertera dalam gambar maupun yang tersebut dalam pasal ini
adalah ukuran setelah kayu selesai dikerjakan/dipasang dengan toleransi rata-rata
maksimum 3 mm untuk setiap permukaan kayu yang sudah dikerjakan.
3. Klasifikasi bahan dan macam pekerjaan
Klasifikasi bahan berdasarakan PPKI dan macam pekerjaan untuk jenis pekerjaan kayu
kasar dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Klasifikasi /
Penggunaan dan
Kekuatan Jenis Kayu
Dimensi Bahan
kayu
Bengkirai,
Kusen, Pintu Panel Kayu, Jendela,
Tekam,
Kls. I Lisplank, Ventilasi Raam
Penyauk/
sejenisnya
Kuda-kuda
Kls. II Keladan / Mabang /
Rangka atap
Sejenisnya
Durian/
Kls. III Papan Bouwplank, papan mall
Sejenisnya
V. PEKERJAAN LANTAI
Lingkungan Pekerjaan
a. Meliputi pengadaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan untuk
pemasangan semua dinding pasangan batako atau lainnya, sesuai dengan gambar
dan persyaratan.
b. Mengadakan koordinasi yang baik dengan pekerjaan lain, yaitu perkerjaan
pemasangan batu belah, tembokan site dan plesteran, pemipaan air dan lain-lain
pekerjaan yang berkaitan erat dengan pekerjaan pasangan batako.
2. Cara Pengerjaan
a. Semua pekerjaan pasangan dinding harus diatur sebelumnya agar hubungan-
hubungan vertikal dan horizontal dapat bertepatan dengan pembukaan dan dimensi
yang dikehendaki dan dipersyaratkan dalam gambar perencanaan.
b. Pemasangan dinding harus lurus, tegak dan rata dalam lapisan-lapisan sejajar dan
waterpass yang teratur rapi, dipasang dalam “running board” tidak satupun
concrete-block yang berukuran kurang dari 9 cm boleh dipakai, kecuali pada
pembukaan-pembukaan atau sudut-sudut yang memang dikehendaki ukuran yang
lebih pendek.
c. Dalam satu dari pekerjaan pasangan dinding tidak boleh melebihi ketinggian 1 m.
Pekerjaan baru boleh boleh diteruskan setelah pasangan sebelumnya betul-betul
mengeras.
d. Untuk setiap bidang pasangan dinding yang luasnya melebihi 12 m2 harus diberi
rangka penguat dari beton dengan tulangan praktis dan di tempat dimana anker-
anker kosen berada harus dicor beton 1pc : 2ps : 3 kr sebagai ikatan.
e. Pasangan dinding yang menempel pada beton harus dianker pada beton tersebut,
dan dalam proses pengeringannya, pasangan harus selalu dibasahi selama minimal 7
hari.
f. Pasangan dinding tidak boleh diterobos, pararel/horizontal, kecuali pembukaan-
pembukaan dan lubang-lubang yang sudah direncanakan dan disediakan sesuai
dengan gambar-gambar utuk keperluan pekerjaan mekanikal, listrik, pemipaan dan
lain-lain.
g. Semua pasangan dinding batako harus difinish dengan plesteran, kecuali disebutkan
lain dalam gambar atau akan dilapis dengan lapisan keramik, porselin, bata klinker
dan lain-lain.
Pekerjaan Plesteran
1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan dinding dan plesteran dalam pasal ini yaitu terdiri dari :
a. Plesteran dinding, kolom dan sloof tepi
b. Plesteran lantai
2. Persyaratan Umum
a. Semen Portland
1). Semen yang dipakai harus portland semen yang telah disetujui oleh Direksi
Proyek, dan memenuhi syarat S.400 menurut Standar Semen Indonesia (NI -8-
1972).
2). Untuk seluruh pekerjaan harus menggunakan mutu semen yang baik dari satu
jenis merk atas persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
3). Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
4). Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas
dari kelembaban dimana gudang tempat penyimpanannya mempunyai ventilasi
cukup dan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit
30 cm diatas lantai. Tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m sesuai
syarat penumpukan semen dan setiap pengiriman semen baru dipisahkan dari
semen yang lama dan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen
dilakukan menurut urutan pengiriman.
b. Pasir
1). Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat – zat alkali dan substansi –
substansi yang dapat merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis
substansi tersebut lebih dari 5 %.
2). Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
c. Air
1). Air yang digunakan untuk adukan dan merawat beton harus tawar, bersih, tidak
mengandung minyak, asam, alkali dan bahan – bahan organis dan bahan lain
yang dapat merusak mutu beton maupun mempengaruhi daya lekat semen dan
harus memenuhi NI-3 Pasal 10.
2). Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas/Direksi lapangan dapat meminta pada
kontraktor untuk memeriksa mutu air di Laboratorium atas biaya Kontraktor.
3. Penggunaan Plesteran
Pemakaian plesteran (adukan) harus disesuaikan dengan jenis dan macam pekerjaan
sesuai dengan perbandingan campuran adukan yang digunakan seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut ini :
No Perbandingan Penggunaan
1. Dinding
1 PC : 3 PS 2. Kolom
1.
(1 zak PC : 0,096 M3 PS) 3. Sloof Tepi
4. Lantai
a. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standard spesifikasi dari bahan dan
campuran yang digunakan sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas /
Direksi Lapangan.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana bidang yang akan dikerjakan telah
disetujui oleh konsultan pengawas. Dan dalam melaksanakan pekerjaan ini harus
mengikuti semua petunjuk dalam gambar arsitektur terutama pada gambar detail
dan gambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi peil dan bentuk profilnya.
c. Semua jenis adukan tersebut, masing – masing harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan tidak mengering. Campuran adukan
tersebut dapat diaduk memakai mesin pengaduk atau secara manual sesuai petunjuk
pengawas dan diusahakan agar jarak waktu pencampuran dan pemasangan tidak
melebihi 30 menit terutama untuk campuran kedap air.
d. Plesteran yang retak, bergelembung/cembung, terjadi pengotoran atau perubahan
warna, tidak akan diterima. Plesteran tersebut harus dibersihkan dan diganti dengan
adukan plesteran yang sesuai dengan spesifikasi dan mendapat persetujuan dari
pengawas. Tambahan tersebut harus sesuai dengan tekstur dan warna hasil
pekerjaan yang ada semula.
e. Untuk plesteran dinding semen simpai pemasangan anyaman besi plat simpai
dipasang silang menyilang dengan sudut 90 derajat dan posisi besi simpai harus kuat
dan kencang, pengadaan besi plat simpai harus berkualitas baik, tidak berkarat dan
masih dalam bentuk roll. Tebal plesteran dinding tidak kurang dari 3 cm.
f. Kelembaban plesteran harus tetap dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
dan tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi setiap permukaan plesteran tiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang bias mencegah penguapan air secara cepat.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan kuda-kuda, gording, pemasangan rangka atap dan
penutup atap.
2. Persyaratan Bahan
a. Penutup atap memakai atap zincalum berwarna. Ukuran ketebalan adalah 030 mm.
Warna, jenis, akan ditentukan bersama-sama dengan Pemberi Tugas melalui
mekanisme Material Approval
b. Sebelum pemasangan, kontraktor harus menunjukkan contoh bahan yang akan
digunakan kepada Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas yang diajukan secara
tertulis. Persetujuan dari Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas juga akan
disampaikan secara tertulis.
c. Rangka Atap menggunakan Kuda-kuda + Blk Nok + Gapit + Skor, Baja Ringan C.
0,75 Ukuran rangka atap sesuai dengan gambar kerja.
3. Syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka kuda–kuda, gording, pemasangan rangka
atap (gording) dan penutup atap zincalum.
b. Rangka kuda–kuda dan rangka penutup atap semuanya dikerjakan dengan
menggunakan baja ringan C. 0,75 dan dikerjakan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman
c. Sebelum rangka kuda–kuda dipasang, terlebih dahulu harus distel di tempat dan
semua terutama hubungan pen dan lubangnya harus pas (tidak longgar) dan semua
plat ulir yang baik. Besar baut dan lubang bor pada kayu harus sama diameternya
d. Balok gording dipasang setelah rangka kuda–kuda terpasang dengan posisi pada
tempat sesuai gambar. Pemasangan balok gording harus rata air pada bidang
atasnya.
e. Pemasangan penutup atap dilakukan setelah kedudukan rangka atap sudah disetujui
oleh pengawas.
f. Penyambungan lembaran atap pada rangka dengan menggunakan paku anti karat
sesuai dengan yang disyaratkan. Pemasangan paku untuk penyambung tidak
diperkenankan dipaku dari sisi atas.
g. Pemasangan perabung atap zincalum sesuai dengan gambar kerja dan harus
dilaksanakan oleh tukang yang terampil sehingga hasil pemasangan tidak terdapat
kebocoran maupun ada bagian celah.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi pengadaaan dan pemasangan, pengerjaan bahan, tenaga dan peralatan
yang diperlukan sehubungan dengan pekerjaan plafond yaitu rangka kayu dan
penutup plafond GRC board
b. Mengadakan kordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang erat kaitannya dengan
pekerjaan plfond seperti :
- Pekerjaan penggantung
- Pekerjaan listrik
- Pekerjaa list dan lain-lain
2. Persyaratan Bahan
a. Konstruksi rangka plafond menggunakan rangka kayu dengan bahan dari Kayu klas
II.
b. Penutup plafond menggunakan GRC 4 mm dengan kualitas baik.
3. Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum memasang plafond, kedudukan struktur kerangka harus kuat hubungannya
ditahan dengan baik oleh struktur atap (kuda-kuda) dan struktur lantai, pola dan
ukuran-ukurannya sudah sesuai gambar.
b. Sebelum lembaran plafond dipasang kontraktor wajib memeriksa apakah kerangka
plafond telah sesuai dengan gambar letak, pola, ukuran-ukuran dan kekuatan rangka
plafond.
c. Pemasangan plafond harus rata dan sesuai gambar kerja.
d. Kontraktor harus bertanggungjawab atas kerapian dan kesempurnaan pekerjaan ini,
apabila ada pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar kerja, maka kontraktor
harus memperbaikinya atas beban biaya kontraktor, kecuali jika ada ketentuan lain
dari pengawas.
X. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan pengecatan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan termasuk alat Bantu dan alat angkut yang diperlukan dan mencakup
pekerjaan persiapan permukaan yang akan diberi cat.
2. Standard Pengerjaan (Mock Up)
a. Sebelum pengecatan dimulai, kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis yang akan dipergunakan. Bidang-bidang tersebut
akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dijadikan mock up ini akan ditentukan oleh Pengawas/Direksi
Lapangan.
b. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan/Konsultan
Pengawas ataupun Pemberi Tugas maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai
standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
3. Bahan
a. Pengertian cat disini tidak terbatas hanya pada :
Emulsi, enamiel, dan pelapi-pelapis yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara
dan cat akhir.
b. Untuk cat tembok digunakan cat produksi dalam negeri berkualitas baik, sedangkan
untuk cat kayu digunakan cat sintetik berkualitas baik yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Direksi Lapangan.
c. Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk cat yang
dipilih.
d. Cat yang digunakan masih berada dalam kaleng yang masih disegel, tidak pecah
atau bocor dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi Lapangan.
e. Kontraktor bertanggung jawab bahwa kualitas dan warna cat tidak palsu dan sesuai
dengan spesifikasi atau brosur pabrik.
f. Bahan pengecatan terdiri diri :
1. Cat tembok : Plamur dan cat tembok
2. Cat kayu : Dempul, Cat dasar dan cat minyak
3. Cat residu/teer
g. Warna
1. Selambat-lambatnya satu bulan sebelum pekerjaan pengecatan kontraktor
mengajukan daftar bahan kepada Konsultan Pengawas (direksi Lapangan) /
Pemberi tugas untuk memilih warnanya dan menyetujui.
2. Segera setelah Pemberi Tugas menetukan warna pilihannya, kontraktor
menyiapkan bahan dan bidang pengecatan (mock up) untuk dijadikan contoh
atas biaya Kontraktor.
4. Cara pelaksanaan
a. Persiapan Pekerjaan
1). Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan pekerjaan langit-langit dan lantai
harus sudah selesai dikerjakan.
2). Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
Dinding
atau bagian yang dicat telah disetujui oleh direksi
Bagian retak-retak, pecah atau kotoran yang menempel harus dibersihkan
Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena basah dan
lembab
Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
3). Kontraktor harus mengatur sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan
yang tepat dimulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan terakhir.
4). Pekerjaan pengecatan harus dikerjakan oleh tenaga ahli/terampil dan semua
pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Direksi dan pabrik pembuat
cat tersebut.
b. Pengecatan dinding dan langit-langit
1). Dinding baru yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk mengering.
Setelah permukaan dinding kering maka persiapan dilakukan dengan
membersihkan permukaan dinding tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran
(efflorescene) yang biasanya terdapat pada tembok baru, yaitu dengan amplas
kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih.
2). Setelah kering permukaan tersebut diamplas dengan amplas halus kemudian
dicat dengan lapisan pertama dengan campuran kira-kira 15% air.
3). Bagian-bagian yang masih kurang baik diberi plamur lagi dan diamplas halus
setelah kering.
4). Pengecatan terakhir berulang kali (dua atau tiga kali) sampai mencapai warna
yang dikehendaki.
c. Cat kayu
1). Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas dan kemudian diplamur bila
retak, celah atau lubang.
2). Permukaan kayu yang kecil harus diberi 2 lapisan plamur yang tipis.
3). Setelah permukaan kayu yang akan dicat diamplas, diplamur satu kali kemudian
dicat dasar 1 kali dan yang terakhhir dicat 2 kali dengan cat penutup yang
mengkilat.
4). kayu-kayu yang telah dicat, apabila terdapat goresan-goresan atau cacat lain
harus diadakan pengecatan kembali.
1. Persyaratan Bahan
a. Semua material harus memenuhi ukuran standard dan mudah didapatkan kecuali
bila ditentukan lain.
b. Material seperti kabel yang digunakan adalah produksi dalam negeri dengan merk
pasaran, seperti kabel metal, kabelindo, supreme dimana kabel yang digunakan
tersebut sudah diakui oleh PLN melalui LMK, maka kabel dengan sertifikat LMK dapat
digunakan.
c. Kabel NYM
Kabel dengan 3 (tiga) inti untuk satu phase
Inti copper dibungkus dengan isolasi PVC
Isolasi 2 (dua) lapis menyelubungi inti
d. Kabel NYA
Isolasi PVC luas penampang minimum yang boleh dipergunakan 2,3 mm2
Kawat BC, kawat tembaga telanjang 6 mm2
e. Type lampu yang digunakan adalah type SL 18 Watt
2. Persyaratan Umum
a. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatir yang
terdaftar pada PLN setempat dan telah memiliki izin keinstalatiran dari PLN yang
masih berlaku.
b. Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi listrik, dimana tidak ditentukan
lain adalah mengikat ketentuan dalam PUIL 1998 dan peraturan PLN setempat.
c. Hasil pemasangan harus dipertanggung jawabkan kepada PLN setempat sehingga
instalatir wajib menyerahkan bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik kepada
Pemberi Tugas.
d. Instalatir wajib menyerahkan gambar instalasi listrik yang dipasang dengan
pengertian semua lampu, stop kontak, proteksi dapat berjalan dengan baik.
3. Penggunaan
a. Kabel NYA dipergunakan sebagai penghubung antara meteran/ panel dengan
sekering Box. Pemasangan melalui tanah di bawah lantai maupun overhead trucking
harus dilindungi dengan pipa PVC.
b. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan, pemasangan didalam
dinding harus dilindungi dengan pipa union atau PVC.
c. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan, pemasangan di atas
plafond memakai rol isolator. Pemasangan di dalam dinding harus dilindungi dengan
pipa union.
d. Kawat BC, luas penampang minimum yang digunakan 6 mm, dipergunakan sebagai
kawat pentanahan.
4. Pelaksanaan
a. Pemilihan penampang kabel dinding harus cukup aman bagi besarnya arus yang
mengalir secara kontinyu. Dan sambungan kabel hanya dilakukan pada terminal/
kotak hubung.
b. Kawat arde dilindungi dengan viva galvanis.
c. Sebagai kereragaman warna isolasi kabel harus standard adalah sebagai berikut:
1). Fase R warna isolasi merah
2). Fase S warna isolasi kuning
3). Fase T warna isolasi hitam
4). Netral warna isolasi biru
5). Pentanahan warna isolasi biru
5. Macam swicth / outlet untuk tegangan 220 / 380 volt
a. Outlet/stop kontak biasa (general purpose outlet) untuk pemasangan di dalam
tembok/isplaster.
1). Pole : Phase + Neutral + Earth
2). Tegangan : 220 V, 1 Phase , 50 Hz
3). Rating Arus : 16 ampere
4). Type : Pemasangan system biasa
5). Bahan : Ebonit warna putih
b. Sekering box
1. Sekering model MCB, BBC/simen, hager dll. Dengan rating arus maksimum 25A,
380V, 50Hz.
2. Bus bar untuk rating arus 500 A kontinyu
3. Terminal.
c. Pelaksanaan
1. Type menempel pada tembok setinggi 175 cm dari lantai.
2. Satu MCB untuk mengontrol satu kelompok lampu.
3. Pentanahan dilakukan setempat.
6. Instalasi listrik penerangan
a. Kabel yang digunakan NYA luas penampang minimum 2,5 mm. Instalsi dipasang
diatas plafond menggunakan rol isolator sehingga mempunyai ketegangan mekanis
yang cukup. Kabel NYM dengan luas penampang minimum 2,5 mm2 tiap-tiap intinya
bila dipakai diatas plafond cukup diberi klem yang kuat dan dilindungi PVC bila
tertanam dalam dinding. Khusus untuk daerah baik mutlak dipakai PVC.
b. Kabel yang melewati dinding khusus dilindungi dengan pipa union/ PVC
c. Penyambungan kabel hanya boleh dilakukan pada terminal atau kontak
percabangan atau junction box.
d. Junction box dipasang kokoh sehingga ujung kabel tidak bergerak lagi.
e. Penarikan kawat arde boleh dilakukan dengan terpusat pada fuse box.
f. Pada panel/fue harus dicantumkan tanda-tanda (Kode-kode) keterangan mengenai
maksud dan tujuannya disertai dengan besaran-besaran ditemperlkan pada fuse box
tersebut.
g. Penempatan saklar dan stop kontak setinggi 155 cm dari lantai.
h. Pentanahan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, Arding pada setiap
panel dengan BC sesuai dengan gambar dan dilindungi dengan pipa galvanisir
dengan tahanan system pentanahan maksimum 2 ohm.
i. Type lampu TL dipasang pada ceiling dengan kop wiring ke lampu TL harus melalui
kotak pencabangan dilengkapi dengan terminal dan kapasitor serta pengawatan
menggunakan 3 kawat, phasa, netral pe. Lampu TL semua harus diberi kapasitor
yang sesuai dan dudukan lampu harus kuat.
7. Pipa – pipa
Pada pekerjaan instalasi listrik jenis dan ukuran pipa yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Pipa PVC
Diameter yang digunakan minimal 5/8” tebal 3 mm dipergunakan untuk melindungi
kabel trunking melalui tranc pada lantai
b. Pipa union
Diameter yang digunakan 5/8”, ¾” dipergunakan untuk instalasi listrik penerangan
pada tembok.
c. Pipa Galvanis
Diameter yang digunakan ½” dipergunakan sebagai orde pelindung kabel yang
melintasi jalan atau tembok dinding bangunan.
XII. PERABOT
1. Pekerjaan rehabilitasi adalah termasuk perbaikan Perabot lama atau pembelian Perabot
baru. Bahan-bahan yang biasa digunakan dalam pembuatan Perabot sekolah antara lain
meliputi
a. Kayu solid Kayu solid adalah bahan baku pembuatan Perabot yang terkuat
dibandingkan dengan bahan kayu olahan lainnya, tapi dikarenakan volume tanam
dan waktu yang relatif lama dan penebangan pohon yang tidak seimbang
menyebabkan persediaan kayu solid terbatas dan harganya lebih mahal dibanding
kayu olahan.
b. Plywood Plywood merupakan bahan dari kayu olahan dan relatif lebih kuat
dibandingkan dengan jenis kayu olahan lainnya. Plywood berbahan dasar dari
lapisan-lapisan kayu yang ditumpuk berlapis-lapis dan dipress baik itu dari kayu jati,
sungkai, nyatoh atau kayu lainnya.
c. Blockboard Barang ini terbuat dari kumpulan kayu berbentuk kotak kecil yang
disatukan dan dipadatkan oleh mesin diberi lapisan di kedua sisinya, dimana
lapisannya bisa kayu jati ataupun kayu yang lainnya.
d. High Density Fibreboard (HDF) HDF terbuat dari serbuk kayu halus dan bahan kimia
resin yang direkatkan dan dipadatkan. Kayu yang dipakai biasanya diambil dari
kayu sisa perkebunan ataupun bambu, sehingga membuat HDF lebih ramah
lingkungan.
e. Jenis Bahan Lain Seiring dengan perkembangan teknologi dan keterbatasan
persediaan kayu, maka aplikasi penerapan jenis bahan tidak terbatas pada bahan
yang berasal dari unsur kayu saja, tetapi juga dimungkinkan berasal dari beraneka
ragam seperti rotan, stainless steel, aluminium dan lain sebagainya
2. Penggunaan bahan baik yang berasal dari kayu ataupun bahan lain baik secara sendiri
ataupun bersama-sama dalam pembuatan Perabot sekolah dapat bersifat sebagai
bahan baku ataupun bahan pembantu. Persyaratan utama dalam hal pengadaan
Perabot sekolah harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. kualitas;
b. keamanan penggunaan;
c. kenyamanan dalam penggunaan;
d. kemudahan dalam pemakaian;
e. kemudahan dalam pemeliharaan;
f. kemudahan dalam perbaikan.
1. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan pembangunan gedung ini
misalnya kerusakan jalan akibat mobilisasi kendaran maupun kerusakan-kerusakan lain
yang nyata-nyata akibat pelaksanaan pekerjaan ini, yang dipandang perlu adanya
perbaikan menjadi tanggung jawab dan atas beban dan biaya kontraktor.
2. Setelah seluruh pekerjaan selesai 100% pada saat sebelum penyerahan pertama, segala
kotoran, potongan-potongan kayu dan lainnya harus disingkirkan dan dibuang atau
dibakar sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan yang diborong ini, harus dilaksanakan
pelaksana yang berpengalaman dan pekerja/ ahli sesuai dengan bidang pekerjaan
masing–masing.
4. Harga yang ditawarkan dalam pelelangan merupakan biaya lumpsum dan sudah
termasuk pajak–pajak, keuntungan asuransi pelaksanaan (CAR) dan biaya perizinan
yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan ini.
5. Jika masih ada pos pekerjaan yang belum masuk/terlupakan menurut analisa
pemborong dalam BQ (lampiran buku RKS) maka pemborong berhak menambahkan
atau merubahnya karena BQ yang dibuat hanya sebagai acuan penilaian penawaran.
6. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini akan diatur kemudian.
7. Hal–hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dengan Kontraktor dan apabila
diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana dan pihak proyek.
8. As Build Drawing ( ABD ) Kontraktor wajib menyerahkan gambar realisasi di lapangan (
As Build Drawing ) untuk disetujui pengawas dan diserahkan minimal 14 Hari Kalender
sesudah dilaksanakan & Surat Izin /Rekomendasi dari yang berwenang.
5. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONTRUKSI
Jabatan dalam
Tingkat Pengalaman Sertifikat
pekerjaan yang
No Pendidikan/ KerjaProfesional Kompetensi
akan
Ijazah (Tahun) Kerja
dilaksanakan
1. Pelaksana Minimal 1 Tahun Pelaksana Bangunan
SMA/SMK Gedung / Pekerjaan
Gedung (TA 022)/
(TS051)/ (TA 020)
2. Petugas K3 Sertifikat
Minimal keselamatan dan
SMA/SMK kesehatan kerja
(K3) Konstruksi
B. SPESIFIKASI JUMLAH
Spesifikasi jumlah tertuang dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB)
C. SPESIFIKASI WAKTU
Waktu pelaksanaan pekerjaan 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender
D. SPESIFIKASI PELAYANAN
1. Kontrak mulai berlaku sejak ditetapkannya tanggal mulai kerja hingga serah terima
akhir pekerjaan (FHO) atau berakhirnya masa pemeliharaan
2. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi selama 120 (Seratus Dua Puluh)
hari, terhitung sejak tanggal mulai kerja sampai dengan tanggal serah terima
pekerjaan pertama (PHO) sebagaimana dicantumkan pada Berita Acara Serah
Terima Pertama.
3. Termasuk Peristiwa Kompensasi yang dapat diberikan kepada Penyedia adalah
apabila terjadi bencana alam, atau cuaca yang memang dapat mengakibatkan
terlambatnya pekerjaan.
4. Masa Pemeliharaan selama 6 (Enam) Bulan.
5. Umur konstruksi yang di bangun direncanakan : 10 (sepuluh) tahun.
Ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dinas Pendidikan
Kabupaten Kayong Utara