Anda di halaman 1dari 2

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kembang

pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis. FAKTOR PENYEBAB STUNTING
Kekurangan gizi yang terjadi sejak bayi dalam
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan dan
kandungan, dikarenakan kondisi ibu hamil yang
gizi pada waktu sebelum, pada kehamilan, dan
kuran energi kronis (KEK), dan asupan gizi ibu setelah melahirkan. Bayi tidak mendapatkan ASI
selama hamil yang kurang. Setelah bayi lahir bayi secara eksklusif, pengenalan makanan tambahan
tidak mendapat ASI eksklusif serta asuhan pemberian terlau dini dan atau terlalu lambat.
makanan setelah bayi berusia 6 bulan yang tidak 2. Layanan kesehatan termasuk Ante Natal Care
tepat. Kondisi stunting baru dapat dilihat setelah anak (ANC) yaitu layanan kesehatan ibu selama masa
berusia diatas 2 tahun. kehamilan dan setelah melahirkan masih terbatas.
Ibu hamil belummengkonsumsi tablet tambah
Percepatan penurunan Stunting dan peningkatan darah minimal 90 tablet selama kehamilan, masih
cakupan dan mutu imuniasi merupakan dua diantara rendahnya kunjungan balita ke Posyandu, serta
tiga prioritas isu kesehatan nasional. Program masih rendahnya cakupan bayi mendapatkan
penanggulangan dan penanganan stunting serta imunisasi dasar lengkap (IDL).
peningkatan cakupan IDL tidak bisa berjalan sendiri, 3. Kurangnya akses pada makanan bergizi terutama
semua instansi dan stake holder terkait harus terlibat sumber protein hewani mengakibatkan ibu hamil
langsung. mengalami anemia.
Dalam upaya penanganan stunting di Indonesia,
Kementerian Kesehatan telah menyusun rencana aksi
intervensi secara holistik integratif yang melibatkan TUJUAN KAMPUNG PELITA
seluruh program terkait antar dan lintas sektor. Upaya
1. Terpenuhinya hak dasar warga negara dalam
percepatan penurunan stunting dan peningkatan
cakupan IDL, Kabupaten Sambas memiliki komitmen memperoleh pelayanan kesehatan dasar.
2. Percepatan penurunan prevalensi stunting.
yang tinggi. Agar implementasi rencana aksi berjalan
secara holistik dan integratif maka diperlukan suatu 3. Pelayanan kesehatan ibu hamil
4. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
wadah dalam satu koordinasi yang diberi nama
KAMPUNG PELITA 5. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
6. Pelayanan kesehatan balita
KAMPUNG PELITA memiliki 6 pilar yaitu: 4. Adanya KP-ASI Dalam melaksanakan 6 pilar KAMPUNG PELITA di
Kelompok Pendukung Air Susu Ibu adalah perlukan integrasi program dan kegiatan dari lintas
1. Posyandu aktif sekelompok orang yang terdiri dari anggota sektor terkait pada masing-masing pilar.
Posyandu aktif adalah Posyandu dengan strata masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, orang
Purnama dan Mandiri. Posyandu aktif memiliki 8 yang mempunyai pengaruh dalam masyarakat yang 1. Posyandu aktif: Pokjanal Posyandu,
indikator tingkat perkembangan yaitu: memberikan motivasi, menyebarkan informasi, Babinkamtibmas, TP.PKK Kecamatan & Desa,
a. Frekwensi penimbangan dalam setahun. memberikan penyuluhan, konseling dan Korwil Dikbud, Puskesmas/Poskesdes, Pendamping
b. Rerata Kader hadir tiap bulan. pendampingan tentang pentingnya bayi usia 0-6 PKH dan Penyuluh KB.
c. Rerata cakupan D/S bulan diberi ASI secara eksklusif. 2. Taklim ibu hamil: KUA, Puskesmas, TP. PKK
d. Cakupan komulatif program KIA Kecamatan & Desa, Pemerintah Desa dan
e. Cakupan komulatif program KB. 5. Adanya Kader PMBA Pendamping PKH
f. Cakupan komulatif program imunisasi. Kader PMBA adalah kader yang telah dilatih tentang 3. Pos Gita: Pemerintahan Desa, TP.PKK Kecamatan
g. Program tambahan. pedoman pemberian makan pada bayi dan anak & Desa, Puskesmas/Poskesdes, Pendamping PKH
h. Cakupan dana sehat. balita. Kader PMBA akan memberikan Salatiga, dan BPP.
pendampingan, penyuluhan dan konseling kepada 4. KP-ASI: TP.PKK Kecamatan & Desa,
2. Terbentuknya majelis taklim ibu hamil ibu dan keluarga yang memiliki balita usia 6-59 Puskesmas/Poskesdes, Pendamping PKH dan
Majelis taklim ibu hamil adalah kelas ibu hamil bulan sesuai dengan pedoman pemberian makan Penyuluh KB.
dengan penambahan materi tausyiah, siraman pada bayi dan anak balita. 5. Kader PMBA: TP.PKK Kecamatan & Desa,
rohani, ceramah agama. Puskesmas/Poskesdes, Pendamping PKH, Penyuluh
6. Taman GIOK KB dan BPP.
3. Terbentuknya Pos Gizi Balita (Pos Gita) Taman GIOK adalah sekumpulan tanaman yang 6. Taman GIOK: Pemerintahan Desa, BPP, TP.PKK
Pos Gita adalah suatu bentuk kegiatan intervensi ditanam dan hewan ternak yang dipelihara di Kecamatan & Desa, Puskesmas/Poskesdes, dan
yang dilakukan pada balita gizi kurang dalam upaya pekarangan rumah guna pemenuhan akan kebutuhan Koramil/Babinsa
memutus mata rantai terjadinya kasus gizi buruk dan gizi dan obat keluarga. Jenis tanaman yang ditanam
stunting dengan pendekatan replikasi praktik baik terdiri dari tanaman sayuran, buah-buahan dan
melalui pemberdayaan masyarakat. tanaman yang dapat digunakan dan dimanfaatkan
sebagai obat tradisional.

Anda mungkin juga menyukai