Anda di halaman 1dari 2

1.

Inti dari kebijaksanaan itu adalah bahwa di bawah kesadaran kita ada sudut pandang
dan emosi yang membantu membimbing kita saat kita mengembara dalam hidup kita.
Sudut pandang dan emosi ini dapat melompat dari individu ke individu. Ketidaksadaran
bukan hanya zona ketakutan dan rasa sakit primitif yang gelap. Ini juga merupakan
tempat dimana keadaan spiritual muncul dari jiwa ke jiwa dan mengumpulkan
kebijaksanaan. kebijaksanaan dan komunikasi merupakan suatu kesatuan, bijaksana
disampaikan melalui komunikasi. Komunikasi ditempatkan di dalam inti kebijaksanaan
yang didasarkan pada lingkungan interaktif yang beragam di seluruh rentang
kehidupan. Sentralitas komunikasi dalam kebijaksanaan yang telah
mendokumentasikan sifat sosial dari otak manusia. komunikasisecara signifikan
berkontribusi pada pemahaman keseluruhan tentang kebijaksanaan. Berkomunikasi
dalam bijaksana dikehidupan memberikan kebijaksanaan yang dibicarakan oleh
seseorang dan yang diucapkan pada saat yang sama.
2. Human nature mencakup karakteristik inti (perasaan, psikologi, perilaku) yang dimiliki
oleh semua orang. Kita semua memiliki pengalaman manusia yang berbeda dalam
hidup kita, dan disinilah perselisihan dimulai. Beberapa orang akan memberitahu Anda
bahwa manusia itu 'baik' atau 'buruk', atau 'pemangsa' atau 'mampu melakukan
kebaikan besar.' Pandangan-pandangan ini diwarnai oleh pengaruh orang-orang yang
kita kenal dan apa yang dikatakan budaya dan subkultur kita kepada kita. Kelompok
tempat Anda dilahirkan akan menyampaikan ide-ide khususnya tentang apa yang
membuat manusia itu 'manusia'. Contohnya kita sebagai manusia memiliki naluri untuk
berkomunikasi maka kita sebagai manusia membutuhkan orang lain agar dapat
berkomunikasi.
3. Langue adalah bahasa konvensional, bahasa yang sesuai ejaan yang telah
disempurnakan, bahasa yang mengikuti tata aturan baku bahasa. Lebih jauh Saussure
mengatakan bahwa langue merupakan keseluruhan kebiasaan (kata) yang diperoleh
secara pasif yang diajarkan dalam masyarakat bahasa, yang memungkinkan para
penutur saling memahami dan menghasilkan unsur-unsur yang dipahami penutur dan
masyarakat. Dalam langue terdapat batas-batas negatif (misalnya, tunduk pada kaidah-
kaidah bahasa, solidaritas, asosiatif dan sintagmatif) terhadap apa yang harus
dikatakannya bila seseorang mempergunakan suatu bahasa secara gramatikal. Dalam
hal ini terkait dengan keterampilan dan pelatihan juru bahasa untuk mengatasi
hambatan bahasa. Untuk mengatasi hal tersebut dalam masa perang dunia II,
penerjemahan biasanya dilakukan secara konsekutif, dimana pembicara dan juru
bahasa membuat jeda untuk memberi waktu bicara bagi satu sama lain. Tapi setelah
munculnya teknologi radio, sistem penerjemahan baru secara simultan dikembangkan
di awal Perang Dunia II. Dalam model simultan, juru bahasa langsung menerjemahkan
ucapan pembicara ke mikrofon bersamaan dengan pembicara. Diperlukan waktu yang
cukup lama untuk ahli bahasa menguasai agar sangat paham dengan bahasa yang akan
diterjemahkan secara kaidah, ejaan, maupun cara melafalkannya dan agar tidak terjadi
kesalahpahaman penyampaian gagasan pada saat konferensi.
4. Dalam terminologi sastra, teori semiotik sangat penting karena sistem bahasa dalam
sastra merupakan lambang atau tanda, sehingga dalam sastra, bahasa yang disajikan
bukan bahasa biasa tetapi bahasa yang sarat dengan penanda dan petanda. Pendekatan
semiotik merupakan sebuah pendekatan yang memiliki sistem sendiri, berupa sistem
tanda. Tanda-tanda dalam karya sastra mempunyai banyak interpretasi makna dan
memiliki pluralitas makna yang luas tergantung kepada para pembaca atau pendengar
ketika memberi penilaian terhadap karya yang dikaji. Semiotik merupakan bagian dari
linguistik karena tandatanda dalam bidang lain tersebut dapat dipandang sebagai
bahasa, yang mengungkapkan gagasan (artinya, bermakna), merupakan unsur yang
terbentuk dari penanda-petanda, dan terdapat di dalam sebuah struktur.Dalam hal ini
adalah bahasa yang digunakan untuk meterjemahkan suatu bahasa untuk
mennyampaikan gagasan yang ada di dalam konferensi saat Perang Dunia II.

Sumber :

Nussbaum, J. F. (2013). The Communication of Wisdom: The Nature and Impact of


Communication and Language Change Across the Life Span. Journal of Language
and Social Psychology, 32(3), 243– 260. doi:10.1177/0261927x12463009.

Seymour, Valentine (2016). The Human–Nature Relationship and Its Impact on Health: A
Critical Review. Frontiers in Public Health, (4),.doi:10.3389/fpubh.2016.00260.

Ferdinand de Saussure, Pengantar Linguistik Umum (Jogyakarta: Gajah Mada University


Press, 1993).

Barthes, Roland. 1985. L’Aventure Sémiologique. Paris: Editions du Seuil

Anda mungkin juga menyukai