Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dimas Aditya Putra Wianto

NPM : 193014691
Kelas : B2
Semester : 5
Mata kuliah : Hukum dan HAM (Tugas)
Jawaban
1.
a. Hal tersebut dikarenakan hak asasi manusia adalah sebuah hak dasar yang dimana
dimiliki oleh setiap orang yang dimana lahir di dunia. Oleh karena itu, sebuah hak
asasi manusia kemudian tidak akan memiliki kemampuan untuk menjalankan sebuah
hak asasi manusia yang dimana dijalkankan secara mutlak. Hal tersebut dikarenakan
apabila kita menjalankan sebuah hak asasi yang dimana bersifat mutlak maka kita juga
akan dapat melintasi hak asasi yang dimana dimiliki oleh orang lain. Pada
pelaksanaannya adalah sebuah gambaran atas sebuah standar yang berada pada setiap
diri dari manusia yang dimana kemudian dilakukan perlindungan yang dilakukan
secara teratur sebagaimana hak hukum dan kemudian ada dan berlaku pada sebuah
hukum ppada sutatu negara dan juga internasional. Kemudian, pada Pancasila
sebagaimana dasar dan juga sebuah ideologi dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia sendiri pun terdapat sebuah sila yang dimana menggambarkan akan
perlindungan HAM yang ada di Indonesia, sila tersebut adalah sila kedua dari
Pancasila yang berbunyi "Kemanusiaan yang adil dan beradab". Dimana pada hal ini
HAM yang diperoleh oleh setiap manusia yang yang dimiliki sejak mereka lahir maka
hak tersebut akan memiliki sifat yang abadi yang dimana pada kelangsungannya maka
akan berpengaruh dengan nilai-nilai kemanusiaan yang ada. Hal tersebut dimana
kemanusiaan yang adil dan beradap adalah sebuah kalimat dimana akan melaksanakan
sebuah nilai akan kemanusiaan yang dimana memiliki sebuah arti dalam mengakui
adalah martabat bagi setiap manusia, hak asasi manusia, dan juga kebabasan manusia.
b. Non derogable rights adalah HAM yang tidak bisa dikurangi dalam keadaan apapun.
Yang meliputi : hak atas hidup, hak bebas dari penyiksaan, perbudakan, dsb. Dalam
hak ini negara mutlak harus memenuhi kewajibannya yang diatur dalam pasal 28 I
ayat (1) UUD NRI 1945 dan pasal 4 (2) ICCR.
2. Instrumen umum HAM terdiri dari DUHAM dan Kovenan Internasional tentang hak
ekonomi, sosial, dan budaya, serta Kovenan Internasional tentang hak sosial dan politik.
Instrumen umum ini dikenal dengan the Bill of Human Rights International.
1) Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) adalah dasar dari sistem
internasional untuk perlindungan hak asasi manusia. Hak asasi manusia dilindungi dan
didukung oleh hukum dan perjanjian internasional dan nasional. Berbagai HAM yang
dilindungi dalam Deklarasi meliputi: hak hidup; bebas dari perbudakan; bebas dari
penyiksaan & kekejaman; persamaan dan bantuan hukum; pengadilan yang adil;
perlindungan urusan pribadi & keluarga; memasuki dan meninggalkan suatu negara;
mendapatkan suaka; hak kewarganegaraan; membentuk keluarga; memiliki harta
benda; kebebasan beragama; berpendapat, berserikat dan berkumpul; turut serta dalam
pemerintahan; jaminan sosial, pekerjaan, upah layak dan kesejahteraan; pedidikan
”gratis” dan kebudayaan.
2) ICCPR (International Covenan on Civil and Political Rights) pada dasarnya memuat
ketentuan mengenai pembatasan penggunaan kewenangan oleh aparat represif negara,
khususnya aparatur represif negara yang menjadi Negara-Negara Pihak ICCPR.
Makanya hak-hak yang terhimpun di dalamnya juga sering disebut sebagai hak-hak
negatif (negative rights). Artinya, hak-hak dan kebebasan yang dijamin di dalamnya
akan dapat terpenuhi apabila peran negara terbatasi atau terlihat minus. Konvenan ini
mengatur perlindungan hak sipil dan politik yang terdiri dari: hak hidup dan
pembatasan hukuman mati; bebas dari penyiksaan dan kekejaman; perbudakan dan
kerja paksa; kebebasan dan keamanan pribadi serta proses hukum yang fair; bertempat
tinggal dan “bebas” keluar masuk suatu negara; asas praduga tidak bersalah di
pengadilan; berperan menjadi pribadi di depan hukum; perlindungan pribadi dan
keluarga; beragama dan berkeyakinan; berpendapat; anti hasutan perang dan
kebencian; berkumpul dan berserikat; berkeluarga; perlindungan anak; turut serta
dalam pemerintahan, hak memilih dan dipilih dalam pemilu, dan akses informasi
pemerintahan; dan anti diskriminasi untuk kaum minoritas.
3) ICESCR (International Covenan on Economic, Social and Cultural Rights)
Kategori hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang diatur dalam kovenan hak ekonomi
sosial dan budaya terdiri:
Hak-Hak Ekonomi
a. Hak atas pekerjaan
− hak atas upah yang layak (Pasal 6).
− hak untuk memilih secara bebas atau menerima suatu pekerjaan (Pasal 6).
b. Hak-hak buruh
− hak untuk menikmati kondisi kerja yang adil dan baik (Pasal 7).
− hak atas pemberian upah yang layak untuk hidup (Pasal 7a).
− hak untuk membentuk dan bergabung dengan serikat pekerja (Pasal 8).
− hak untuk melakukan pemogokan (Pasal 8 ayat 1d).
Hak-Hak Sosial
a. Hak untuk mendapatkan standart kehidupan yang layak.
− hak atas standard kehidupan yang layak (Pasal 11 ayat 1).
− hak atas kecukupan pangan (Pasal 11 ayat 1).
− hak atas pemukiman (Pasal 11 ayat 1).
− hak untuk terbebas dari kelaparan (Pasal 11 ayat 2).
− hak atas jaminan sosial (Pasal 9).
b. Hak atas keluarga, ibu dan anak.
− hak atas keluarga, ibu dan anak-anak (Pasal 10).
− hak atas perlindungan terhadap keluarga (Pasal 9).
c. Hak atas kesehatan fisik dan mental (Pasal 12).
Hak-Hak Budaya
a. Hak atas pendidikan
− hak atas pendidikan (Pasal 13).
− hak untuk mendapatkan wajib belajar tingkat dasar (Pasal 14).
b. Hak atas kehidupan budaya dan ilmu pengetahuan terhadap kemajuan pengetahuan
(Pasal 15).
− hak untuk menjadi bagian dalam kehidupan budaya (Pasal 15).
− hak atas kebebasan.
3. Menurut kaum positivis satu satunya hukum yang sah adalah yang dibuat oleh penguasa
dan mempunyai sanksi. Akibatnya individu hanya bisa menikmati dan menegakkan HAM
yang diberikan oleh negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan tertulis.
4. 1) Negara tidak berupaya melindungi atau justru meniadakan hak-hak warganya yang
digolongkan sebagai non-derogable rights. Contohnya pelanggaran atas hak privasi dalam
komunikasi.
2) Negara yang bersangkutan membiarkan terjadinya atau justru melalui aparat-aparatnya
tindakan kejahatan internasional (international crimes) atau kejahatan serius (seriouse
crimes) yaitu kejahatan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang;
dan/atau negara tersebut gagal atau tidak mau menuntut pertanggungjawaban dari para
aparat negara pelaku tindak kejahatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai