Anatomi Lidah
Lidah merupakan organ muscular yang bergerak pada dasar mulut. Lidah secara anatomi
terbagi menjadi 2 bagian:
Bagian Lidah
No Keterangan Pars Pharyngealis Pars Oralis
(Bagian sepertiga belakang lidah) (Bagian duapertiga depan lidah)
bagian sepertiga posterior lidah
yang terletak di pharynx. Dibatasi
secara bilateral oleh dua Arcus
bagian duapertiga anterior dari lidah
1. Definisi palatinus (Arcus palatoglosus dan
yang terletak di dalam mulut
palatopharyngeus), dan di posterior
dibatasi oleh epiglottis.
Ga
mbar 2. Lidah; Linguae; dorsum linguae (bagian atas lidah), ventral linguae (bagian bawah lidah)
dan lateral linguae (bagian samping lidah).
(sumber: Sabotta jilid 3)
No Lidah
Keterangan
. Dorsum Linguae Ventral Linguae Lateral Linguae
1. Ciri khas Dibagi menjadi 2 bagian Memiliki Frenulum Ditandai dengan
(Pars pharyngealis dan linguae yang adanya Ridge
Pars oralis) oleh Sulkus merupakan lipatam- Vertical dari
Terminalis linguae, yang lipatan mukosa yang papilla lingualis
berbentuk V. menghubungkan yang disebut
Pada apeks Sulkus permukaan bawah papilla lingualis
Terminalis Linguae lidah dengan dasar foliata.
terdapat lubang kecil mulut.
Pada sisi lateral
frenulum linguae
yang disebut Foramen
terdapat vena
ceccum linguae (pangkal
lingualis profundus
dari Ductus
yang dapat dilihat
Thyroglossalis) yang
melalui membrane
merupakan sisa dari
mukosa
embriologis.
Terdapat pula Sulkus
Lateral terhadap v.
medianus linguae
lingualis profundus
letaknya sesuai dengan
terdapat lipatan
posisi struktur fibrosa
membrane mukosa
midline.
yang disebut Plica
Fimbriata.
2. Histologi Lidah
9. Gambar
b.1. Taste Buds atau Kuncup Kecap
Ada empat sensasi dasar pengecapan yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Rasa manis
dideteksi pada ujung lidah, rasa asin dideteksi pada tepi lateral lidah, rasa asam dan pahit
dirasakan pada aspek posterior lidah. Sedangkan sinergi rumit gerakan lidah dengan gerakan
rahang, faring dan laring dalam fonasi dan menelan dilakukan oleh otot ekstrinsik lidah.
Keempat rasa ini dikenal dengan istilah sensasi rasa primer. Selain itu, ada rasa kelima yang
telah teridentifikasi yakni umami yang dominan ditemukan pada L-glutamat.
Rasa Manis
Beberapa jenis zat kimia yang menyebabkan rasa ini meliputi: gula, glikol, alkohol,
aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam halogen, dan garam anorganik
dari timah hitam dan berilium. Hampir semua zat yang menyebabkan rasa manis merupakan zat
kimia organik; satu-satunya zat anorganik yang menimbulkan rasa manis merupakan garam-
garam tertentu dari timah hitam dan berillium.
Rasa Asam
Rasa asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Konsentrasi ion hydrogen maupun
intensitas sensasi rasanya kira-kira sebanding dengan logaritma konsentrasi ion hidrogen. Oleh
sebab itu, makin asam suatu makanan maka sensasi rasa asamnya semakin kuat.
Rasa Asin
Rasa asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama konsentrasi ion sodium. Kualitas
rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya karena beberapa jenis garam juga
mengeluarkan rasa lain di samping rasa asin.
Rasa Pahit
Rasa pahit seperti rasa manis, tidak disebabkan satu jenis agen kimia, tetapi zat-zat yang
memberikan rasa pahit semata-mata hampir merupakan zat organik. Pembagian kelas zat yang
sering menyebabkan rasa pahit adalah: (1) Zat organik rantai panjang yang berisi nitrogen, dan
(2) alkaloid. Alkaloid terdiri dari banyak obat yangdigunakan dalam kedokteran seperti kuinin,
kafein, striknin, dan nikotin.
Rasa Umami
Umami berasal dari bahasa Jepang yang artinya enak. Rasa umami mempunyai ciri khas
yang jelas berbeda dari keempat rasa lainnya, termasuk sinergisme peningkat rasa antara dua
senyawa umami, L-glutamat dan 5'-ribonulceotides, serta rasa yang bertahan lama setelahnya.
Umamiadalah rasa yang dominan ditemukan pada makanan yang mengandung L-glutamat
(terdapat pada ekstrak daging dan keju).
Tiap rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh masing-
masing ion atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan dengan setiap epitel
neuron ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds dapat bereaksi untuk semua rasa
walau dengan intensitas berbeda.
2. Lamina propia lidah: merupakan jaringan ikat tebal yang berfungsi untuk menyokong jaringan
epitelum diatasnya. biasanya berisi pembuluh darah, jaringan limfa, saraf-saraf perasa, dan
sel-sel yang terdiri dari sel fibroblast, sel mast, sel makrofag, serta sel leukosit.
a. Bagian Dorsum tebal
b. Bagian Ventral sangat tipis
3. Otot Lidah
Otot pada lidah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu otot instrinsik dan otot ekstrinsik. Otot
intrinsik berfungsi untuk melakukan semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik ini mengaitkan
lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat
menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring.
Nama otot Persarafan Fungsi
OTOT-OTOT INSTRINSIK
N.XII Mengubah bentuk
Secara umum Gambar 5. Otot Instrinsik dan Ekstrinsik
(hypoglossus) lidah
Menarik balik lidah Lidah.
(Sumber: Sabotta)
3. Fisiologis Lidah
Lidah berperan sebagai organ utama untuk pengecapan, membantu berbicara, dan
memegang peranan penting dalam mengunyah. Massa lidah dibentuk dari sintesis otot yang
rumit. Empat otot intrinsik lidah mengubah bentuknya dengan mudah. Muskulus longitudinalis
superior dan inferior memperpendek lidah serta meninggikan dan merendahkan ujungnya.
Muskulus vertikalis mendatarkan lidah, dan muskulus transversalis menyempitkan dan
memanjangkan lidah.
Serabut saraf sensorik bekerja untuk sensasi umum (tekanan, nyeri, panas, dingin, dll)
dan sensasi khusus. Sensasi umum dalam dua pertiga anterior lidah diangkut oleh saraf kranial
VII, nervus lingualis. Sensasi khusus (pengecapan) berjalan di serabut otak VII, berjalan dalam
nervus lingualis sebagai korda timpani. Dalam sepertiga posterior lidah (basis lingua) sensasi
umum dan khusus diangkut oleh saraf otak ke IX, nervus glosofaringeus.
Sumber:
J. Waschke dan Paulsen, F. 2013. Jilid 3 Sabotta Atlas Anatomi Manusia Kepala, Leher, dan
Neuroanatomi. Jakarta: EGC
J. Waschke dan Paulsen, F. 2013. Sabotta Atlas Anatomi Manusia Buku Tabel. Jakarta: EGC