Anda di halaman 1dari 24

SKENARIO 2

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JARINGAN LUNAK


RONGGA MULUT (LIDAH)

Inda seorang mahasiswa FK, perempuan, usia 20 tahun, datang ke dokter


gigi dengan keluhan rasa tidak nyaman pada lidah dan susah mengucapkan
kata-kata yang berakhiran dengan huruf r. Berdasarkan anamnesis, keluhan
tersebut muncul sejak kecil dan belum pernah diobati. Dari pemeriksaan klinis
tampak frenulum lingualis yang memanjang dan menebal (Gambar 1). Dokter
gigi mendiagnosis kelainan tersebut adalah tongue tie, dengan factor etiologi
kongenital dan kelaianan tersebut dimulai pada saat masih dalam kandungan

Dokter menjelaskan bahwa perkembangan lidah diawali dengan


terbentuknya pharyngeal arches yang disebut juga branchial arches, adalah
struktur embrio yang memainkan peran besar dalam pengembangan daerah kepala
dan leher. Perluasan arches faringeal membentuk berbagai tonjolan yang akhirnya
berfusi, dua peninggian disebut copula dan hypobranchial eminence (tuberculum
impar). Pada akhir minggu keempat kehamilan, di bagian dasar faring, ada suatu
bentukan yang menjadi petanda pertama dari perkembangan lidah. Bagian
median pharingeal dari organ kemudian bergabung di sulkus terminal. Lidah
tumbuh meluas ke dalam rongga mulut, bagian-bagian jaringan tersebut akhirnya
menggabung sehingga batas-batasnya tidak terdeteksi lagi.

Page | 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lidah adalah suatu organ muskular yang berhubungan dengan
pengunyahan, pengecapan dan pengucapan yang terletak pada sebagian di
rongga mulut dan faring. Dibagian badan lidah tersebar berbagai jenis papila,
yaitu filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliata. Dimana pada sertiap
papila, kecuali papila filiformis terdapat taste bud yang dapat mendeteksi
sedikitnya lima kategori umum sensori kecap: asin, asam, manis, pahit dan
umami.
Pertumbuhan dan perkembangan oromaksilofasial (muka & rongga mulut)
dimulai pada minggu ke-3 intra uterin. Mula-mula masih terbentuk tube dan
terdiri dari 3 unsur yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm/entoderm.
Pertumbuhan dan perkembangan oral / mulut dimulai dengan proses
invaginasi lapisan ectoderm di bagian caudal dan Processus Prontonasalis dan
disebut Stomodeum (Primitive Oral Cavity). Di samping itu terjadi pula
proses invaginasi pada lapisan endoderm yang disebut Primitive Digestive
Tract. Selanjutnya POC dan PDT saling mendekat hingga bertemu pada
membran yang tipis disebut : Membrana Bucco Pharyngeal. Membran
tersebut akhirnya pecah dan terjadilah hubungan yang sempurna antara POC
dan PDT.
Lidah mulai terbentuk pada waktu yang sama dengn palatum . Ia meluas
dari berbagai tonjolan di lantai faring. Pada saat pertama fusi medial
(mandibula) dan yang kedua (hyoid) lengkung faring tonjolan medial, impar
tuberculum, muncul di tepi bawah lengkung mandibula. Dari kiri dan kanan
terbentuk dua tonjolan yang disebut prominences lingual lateral.

BAB II
DISKUSI

Page | 2
STEP 1
1. Anamnesis : Suatu kegiatan wawancara tenaga medis dan pasien untuk
menggali keterangan atau informasi keluhan, penyakit yang diderita. Macam
macam anamnesis :
- autoanamnesis : interaksi secara langsung
- alloanamnesis : interaksi tidak langsung misalnya melalui keluarga pasien
2. Median bud tongue : Tonjolan yang menandakan pertumbuhan dari lidah,
berada di tengah. Merupakan proses dari pharyngeal arches 1.
3. Frenulum Lingualis : Frenulum yang berada di didaerah median berjalan dari
permukaan lidah bagian dalam hingga dasar mulut. Lipatan membran mukosa
yang berjalan dari permukaan dalam bibir ke procesus alveolaris.
4. Tongue tie : Disebut juga ankiglosi berasal dari kata akilos : lengkung dan
glosia : lidah, kondisi dimana dasar lidah melekat dengan dasar mulut melalui
frenulum yang tebal, pendek, sehingga membatasi pergerakan lidah umumnya
terjadi pada bayi. Macamnya ringan, moderat dan sempurna.
5. Pharyngeal archees : Kumpulan jaringan mesenkim yang batasi oleh celah
celah faring.
6. Kopula : Suatu tonjolan yang berkembang menjadi dasar / pangkal lidah.
7. Sulkus terminalis : Bagian yang membatasi anterior dan posterior lidah dan
berbentuk V.
8. Kelainan kongenital : Kelainan struktur yang terjadi sejak dalam kehamilan.

STEP 2
1. Mengapa dokter mendiagnosis tongue tie ?
2. Mengapa pasien tidak dapat mengucapkan kata-kata yang berakhiran R ?
3. Mengapa keluhan tersebut dapat muncul sejak kecil ?
4. Bagaimana perkembangan lidah ?
5. Bagaimana tahap pembentukan median bud tongue ?
6. Bagaimana peran pharyngeal arches ?
STEP 3
1. Dokter mendiagnosis tongue tie karena berdasarkan skenario diketahui bahwa
lidah memiliki frenulum yang pendek dan sulit digerakkan sehingga tidak
dapat mengucapkan huruf r, keluhan ini terjadi sejak kecil.
2. Pasien tidak dapat mengucapkan huruf r karena mempunyai kelainan tongue
tie. Pada penderita tongue tie, frenulum lingualis melekat pada bagian ventral
sampai pangkal lidah. Pada pengucapan huruf r lidah harus mengenai palatum

Page | 3
karena frenulum melekat pada dasar lidah dan tidak dapat menyentuh palatum
sehingga pengucapan huruf r tidak jelas.
3. Karena pada saat kehamilan struktur pembentukan frenulum tidak sempurna,
selain itu apabila pada masa perkembangan saat masih kecil apabila
mengalami gannguan atau hambatan dalam tumbuh kembang juga dapat
menimbulkan kurang sempurnya pertumbuhan lidah. Lidah masih mengalami
penebalan dan perluasan dari sejak lahir sampai usia 8 tahun.
4. Perkembangan lidah dimulai sejak dalam kandungan pada usia empat minggu
melalui arkus faring pertama dan kedua. Pada perkembangannya lidah
tebentuk dengan permulaan dibentuknya tuberculum impar dan pada bagian
caudal terdapat foramen caecum. Pada minggu ke lima pada lidah terbentuk
papilla valata dan minggu ke 11 tebentuk papilla filiformis dan fungiformis.
5. Tahap pembentukan median bud tongue merupakan awal pembentukan lidah
dimulai pada saat minggu ke 4 kehamilan hampir sama dengan pembentukan
palatum, median bud tongue dibentuk dari lengkung faring pertama.
6. Peran pharyngeal arch dalam membentuk lidah yaitu membentuk penebalan
pada bagian medial dan lateral . Kemudian terbentuk terbentuk tuberculum
impar dan kedua tonjolan medial saling mendekat berfusi menyebabkan
tuberculum ke belakang dan membentuh 2/3 anterior lidah serta 1/3 posterior
lidah yang kedua bagian tersebut dipisahkan oleh sulkus terminalis.

STEP 4

Pertumbuhan dan Perkembangan


Lidah

Faktor Kelainan Tumbuh

STEP 5

Page | 4
Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan menjelaskan:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan lidah.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan lidah.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan kelainan yang berkaitan dengan proses
pertumbuhan atau perkembangan lidah.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Definisi dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Lidah


1. Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
ditutup oleh membran mukosa (selaput lendir)
2. Pharyngeal arches atau branchial arches struktur embrional yang berasal
dari perkembangan mesenkim dari sel neural crest yang nantinya
membentuk tonjolan-tonjolan yang akan berfusi menjadi lidah.
3. Median bud tongue adalah suatu bentukan yang berada dibagian dasar
faring.

Page | 5
4. Copula adalah tonjolan sebagai akibat perluasan pharyngeal arches,
tepatnya pharyngeal arches 2,3, dan 4.
5. Taste buds adalah pengecap rasa pada lidah.. Taste buds mengandung pori-
pori atau dikenal sebagai taste pore yang mengandung mikrovili dan
membawa sel gustatoris yang akan distimuli oleh berbagai cairan kimiawi.
6. Papila merupakan akhiran-akhiran saraf pengecap dan terletak pada
seluruh permukaan lidah yang nampak seperti tonjolan tonjolan kecil.

3.2 Struktur Anatomi dan Histologi Lidah dan Taste Bud


Anatomi Lidah
Lidah adalah suatu organ muskular yang berhubungan dengan
pengunyahan, pengecapan dan pengucapan yang terletak pada sebagian di
rongga mulut dan faring. Lidah berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa
dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu radiks, korpus, dan apeks. Radiks lidah melekat
pada tulang hioid dan mandibula, di bagian bawah kedua tulang terdapat otot
geniohioid dan otot milohioid. Korpus lidah bentuknya cembung dan bersama
apeks membentuk duapertiga anterior lidah. Radiks dan korpus dipisahkan
oleh alur yang berbentuk V yang disebut sulkus terminalis.

Page | 6
Histologi Lidah
Lidah adalah organ berotot di rongga mulut. Bagian tengah lidah terdiri
atas jaringan ikat dan berkas-berkas serat otot rangka. Serabut ototnya saling
menyilang dalam tiga bidang dan berkelompok membentuk berkas yang
dipisahkan oleh jaringan ikat. Karena jaringan ikat lamina propria menyusup
ke dalam celah-celah di antara berkas-berkas otot, membran mukosa melekat
erat pada ototnya. Membran mukosa bertekstur licin di permukaan bawah
lidah. Permukaan dorsal lidah bertekstur iregular, yang ditutupi di sebelah
anterior oleh sejumlah besar tonjolan kecil yang disebut papilla. Sepertiga
posterior lidah dipisahkan dari dua pertiga bagian anterior oleh batas
berbentuk huruf V, yaitu sulcus terminalis. Di belakang batas ini terdapat
pangkal lidah dengan permukaan yang memperlihatkan tonjolan-tonjolan
kecil berupa tonsila lingualis dan kumpulan nodul limfoid.
Epitel permukaan dorsal lidah tidak teratur dan kasar karena adanya
banyak tonjolan atau proyeksi yang disebut papila. Papila ini terindentasi oleh
jaringan ikat di bawahnya yaitu lamina propria. Semua papila lidah dilapisi
oleh epitel berlapis gepeng yang memperlihatkan keratinisasi parsial atau
inkomplit. Sebaliknya, epitel permukaan ventral lidah tampaklicin.
Ada empat jenis papila di lidah yaitu: filiformis, fungiformis, sirkumvalata,
dan foliata.
1. Papila filiformis berjumlah cukup banyak, berbentuk kerucut memaniang
dan memiliki banyak lapisan tanduk, yang membuat permukaannya
terlihat keabuan atau keputihan. Epitelnya ticlak memiliki kuncup kecap
dan perannya bersifat mekanis dalam menyediakan permukaan kasar yang
mempermudah pergerakan makanan selama mengunyah.

Page | 7
2. Papilla fungiformis berjumlah lebih sedikit, sedikit bertanduk, dan
berbentuk jamur dengan inti jaringan ikat dan sebaran kuncup kecap pada
permukaan atasnya. Papila tersebut tersebar secara acak di antara papila
filiformis
3. Papilla foliata kurang berkembang pada orang dewasa, tetapi terdiri atas
rigi (ridge) dan alur paralel pada per- mukaan lidah dengan kuncup kecap.
4. Papilla vallata (atau papilla circumvallata) berjumlah paling sedikit dan
merupakan papilla terbesar di lidah serta memiliki lebih dari separuh
kuncup kecap pada lidah manusia. Dengan diameter sebesar safu sampai
tiga mm, tujuh sampai dua belas papilla vallata sirkular normalnya
berbentuk garis huruf V tepat di belakang sulcus terminalis. Duktus dari
sejumlah kelenjar liur (Ebner) serosa bermuara ke dalam alur dalam yang
mengelilingi setiap papilla vallata. Susunan seperti parit menimbulkan
aliran cairan secara kontinu di atas kuncup kecap yang berlimpah pada sisi
papilla tersebut, yang menyapu partikel makanan di dekatnya sehingga
kuncup kecap dapat menerima dan memproses stimulus pengecapan yang
baru. Kelenjar ini juga menyekresi suatu lipase yang mencegah
pembentukan suahr lapisan hidrofobik di atas kuncup kecap yang mungkin
akan menghambat fungsinya.

Page | 8
Histologi Kuncup Kecap (Taste Buds)
Kuncup kecap juga terdapat di bagian lain rongga mulut, sepert palatum
molle, dan secar kontinu menjadi basah oleh sejumlah besar kelenjar liur
yang tersebar di seluruh mukosa mulut. Kuncup kecap merupakan struktur
ovoid, yang masig-masing terdiri dari atas 50-75 sel, di dalam epitel berlapis
lidah dan mukosa mulut. Sekitar separuh sel merupakan sel gustatorik (kecap)
yang panjang, yang berganti dengan rentang hidup selama 7-10 hari. Sel-sel
lain yang dijumpai berupa sel-sel penyangga, sel imatur dan sel punca basal
yang membelah dan membentuk kedua tipe sel lainnya. Dasar setiap kuncup
berada di lamina basal dan disusupi oleh akson sensorik
aferenyangmembentuk sinaps di sel-sel gustatoriknya. Di ujung apikal sel-sel
gustatorik, mikorvili menonjol melalui suatu lubang yang disebut pori kecap.
Molekul (zat kecap) yang terlarut dalam saliva berkontak dengan reseptor
kecap di permukaan sel.
Kuncup kecap mendeteksi sedikitnya lima kategori umum sensori kecap:
asin, asam, manis, pahit dan umami. Rasa asin dan asam dihasilkan oleh
kanal ion; kategori rasa lain diperantarai oleh reseptor yang terangkai dengan
protein G. Pengikat reseptor mengahsilkan depolarisasi sel-sel gustatorik,
yang menghasilkan serabut saraf sensorik yang mengirimkan inofrmasi ke
otak untu diolah. Persepsi sensasi kecap dalam makanan memerlukan sensasi
penghidu dan lainnya selain aktivitas kuncup kecap.

Page | 9
3.3 Pharingeal Arches
Setiap arkus faring terdiri dari inti jaringan mesenkim dilapisi oleh
ektoderm di permukaan luar dan endoderm di dalam. Komponen tulang
wajah: dari bagian inti arkus yang menerima sel krista neuralis . Mesoderm
arkus membentuk: otot wajah dan leher. Komponen otot setiap arkus
memiliki saraf kranialnya sendiri dan komponen arterinya sendiri
Arkus Faring Pertama
Bagian dorsal: prosesus maxilaris meluas ke depan dibawah daerah mata
Bagian ventral: prosesus mandibularis mengandung kartilago meckel
lenyap kecuali diujung dorsal membentuk inkus maleus
Mesenkim prosesus maksilaris membentuk: premaksila, maxila, os
zigomatikum, sebagian os temporale, tulang tulang di telinga tengah
Otot: otot pengunyah (m. Temporalis, m. Massester, m. pterigoideus), m.
Digastricus, m. milohyoideus, m. Tensor timpani, m. tensor veli palatini
Persarafan: N. Mandibularis (cabang N. Trigeminus )
Suplai sensoris ke kulit wajah oleh: n. oftalmikus, n. maksilaris, n.
mandibularis
Arkus Faring Kedua
Kartilago arkus kedua membentuk:
-Bag dorsal: stapes, prossesus stiloideus os temporale, ligamentum
stilohyoideum
-Bagian ventral: kornu minus dan bagian atas os hioideum
Otot : m. Stapedius, m. Stilohioideus, m. digastrikus, m. Aurikularis, dan
otot-otot ekspresi wajah
Persarafan: N. fasialis
Arkus Faring Ketiga
Kartilago arkus faring ketiga membentuk bagian bawah korpus os
hyoideum dan kornu majus os hyoideum
Otot: M. stilofaringeus
Persarafan: Nervus Glosofaringeus
Arkus Faring Keempat dan keenam

Page | 10
Komponen-komponen kartilaginosa arkus faring keempat dan keenam
menyatu untuk membentuk kartilago-kartilago laring: tiroidea, krikoidea,
artenoidea, kornikulata, dan kuneiformis
Otot arkus keempat: m. krikotiroideus, m. levator veli palatini, dan m.
konstriktor faringis
Persarafan arkus keempat: n. laringeus superior
Otot arkus keenam: otot- otot intrinsik laring
Persarafan arkus keenam: N. laringeus rekurens

3.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Lidah Embrionic


Pertumbuhan dan perkembangan oromaksilofasial (muka & rongga mulut)
dimulai pada minggu ke-3 intra uterin. Mula-mula masih terbentuk tube dan
terdiri dari 3 unsur yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm/entoderm.
Pertumbuhan dan perkembangan oral / mulut dimulai dengan proses
invaginasi lapisan ectoderm di bagian caudal dan Processus Prontonasalis dan
disebut Stomodeum (Primitive Oral Cavity). Di samping itu terjadi pula
proses invaginasi pada lapisan endoderm yang disebut Primitive Digestive
Tract. Selanjutnya POC dan PDT saling mendekat hingga bertemu pada
membran yang tipis disebut : Membrana Bucco Pharyngeal. Membran
tersebut akhirnya pecah dan terjadilah hubungan yang sempurna antara POC
dan PDT.

Page | 11
Lidah tumbuh dari dinding ventral oropharyng primitif, dari lapisan dalam
arcus branchialis I. Pada minggu ke-4 pertumbuhan janin, terjadi penebalan
mesenkhim, sepasang kanan kiri. Saat embrio berusia 33 hari pada saat
pembentukan lidah, somit pada bagian oksipital memberikan materi untuk
membangun otot otot. Somit adalah salah satu dari untaian segmen
longitudinal seperti blok di mana mesoderma di kedua sisi tulang belakang
embrio melakukan diferensiasi. Diferensiasi mesoderma terbagi menjadi tiga
bagian yaitu paraxial mesoderm, intermediate mesoderm dan lateral
mesoderm. Paraxial mesoderm yang menjadi masa kuboid berpasangan
disebut somit. Sel sel otot lingua yang berasal dari somit oksipital
bermigrasi ke daerah lidah mengikuti saraf hipoglosus ( CN 12).. Nomor satu
pada gambar tersebut menunjukkan
hipoglosus cord.
Saat embrio berusia 36 hari
mulai lah proses pertumbuhan dan
perkembangan bagian bagian
bagian dari lidah. Pertumbuhan lidah
dipengaruhi oleh berbagai tipe dari
pharyngeal arch. Pada awalnya fusi
dari medial pharyngeal yang
pertama (mandibular) dengan yang kedua (hyoid) menyebabkan terbentuknya
tuberculum impar. Tuberculum impar muncul dibawah sisi lengkung
mandibula. Kemudian fusi antara pharyngeal arch kedua dan ketiga
membentuk copula. Selain itu dibelakang tuberculum impar terbentuk
kelenjar tiroid. Pada embrio usia ke 41 hari, terjadi tiga penebalan yang
berasal dari arkus faring pertama. Penebalan medial kedua, kopula, atau
eminesia hipobrankialis, dibentuk oleh mesoderm dari arkus kedua, ketiga,
dan sebagian arkus keempat. Pada akhirnya, penebalan medial ketiga,
dibentuk oleh bagian posterior arkus keempat, yang menandakan
pembentukan epiglottis. Epligotis telah terbentuk secara sempurna pada usia
ke 46 hari. Saat bersamaan foramen caecum dan tuberculum bermigrasi ke
arah posterior. Pada kedua sisi laryngeal, aritenoid mengalami perkembangan
yang menyebabkan terbentuknya bentuk T pada area trakhea. Embrio usia ke

Page | 12
56 hari, dibelakang penebalan arkus ketiga dan keempat terdapat aditus
laringis, yang diapit oleh penebalan aritenoid. Sewaktu bertambah besar,
penebalan lidah pada bagian lateral tumbuh menutupi tuberkulum impar dan
menyatu, membentuk dua pertiga anterior, atau korpus linguae. Lapisan
ektoderma akan menutup mukosa 2/3 bagian anterior lidah. Korpus linguae
dipisahkan dari sepertiga posterior oleh alur berbentuk huruf V, sulcus
terminalis. Bagian posterior, atau pangkal lidah berasal dari arkus faring
kedua, ketiga dan sebagian arkus keempat.
Gambar Perkembangan Lidah saat Embrio Berusia 36 Hari
1. Tuberculum impar
2. Lateral lingual prominence
3. Foramen cecum
4. Arytenoid torus
5. Copula
6. Hypopharyngeal eminence (epiglotis)
7. Terminal Sulcus
Gambar Perkembangan Lidah saat Embrio Berusia 41 Hari
1. Tuberculum impar
2. Lateral lingual prominence
3. Foramen cecum
4. Arytenoid torus
5. Copula
6. Hypopharyngeal eminence (epiglotis)
7. Terminal Sulcus

Gambar Perkembangan Lidah saat Embrio Berusia 46 Hari


1. Tuberculum impar
2. Lateral lingual prominence
3. Foramen cecum
4. Arytenoid torus
5. Copula
6. Hypopharyngeal eminence (epiglotis)
7. Terminal Sulcus

Gambar Perkembangan Lidah saat Embrio Berusia 56 Hari


1. Tuberculum impar
2. Lateral lingual prominence
3. Foramen cecum
4. Arytenoid torus
5. Copula
6. Hypopharyngeal eminence (epiglotis)
7. Terminal Sulcus

3.5 Taste Bud Development

Page | 13
Kuncup Pengecap (Taste Bud) adalah suatu komponen yang berfungsi
sebagai reseptor pengecapan yang merupakan organ pengecapan multiseluler
yang terdiri dari 60 100 sel yang terus menerus diperbarui. Umumnya Lidah
manusia memiliki 2000 8000 Kuncup Pengecap (Taste Bud) yang
setiap kuncup pengecapnya (Taste Bud) hanya bisa mengenali satu cita rasa
yang khas. Lidah Manusia hanya mampu merasakan 5 citarasa, yaitu manis,
asin, asam, pahit, dan umami. Kuncup Pengecap (Taste Bud) tersebar dan
terletak pada daerah yang berbeda beda untuk dapat mengenali suatu rasa.
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan
sel penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang
memanjang ke lubang pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita
makan, mencapai kuncup pengecap melalui lubang-lubang pengecap (taste
pores).
Taste buds yang merupakan rakitan dari sel epitel memanjang, yang
dipersarafi oleh saraf gustatory yang mengirimkan informasi rasa ke batang
otak. Taste bud terus diperbarui sepanjang hidup melalui proliferasi
progenitor epitel, tetapi regulasi molekul proses ini masih belum diketahui.
Perkembangan taste bud dimulai dari minggu ke-5 intra uterine terbentuk
papilla valata, kemudian pada minggu ke-11 intra uterine terbentuk papilla
filiform dan fungiform. Papilla fungiform merupakan indra pengecap rasa
yang sudah ada pada waktu lahir. Pada perkembangan dari lahir hingga
dewasaterjadi pertambahan panjang, lebar, dan ketebalan ke segala arah
hingga mencapai dua kalinya mencapai maksimum pada umur 8 tahun.

3.6 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Lidah


VITAMIN

Page | 14
Vitamin adalah zat organik yang esensial bagi pertimbuhan, pemeliharaan,
dan menjamin berlangsungnya proses faal dalam tubuh sehingga dapat
mempertahankan kesehatan tubuh, vitamin dibagi atas :
Vitamin yang larut dalam lemak : A, D, E, K
Vitamin yang tidak larut dalam lemak : B, C
Vitamin yang di butuhkan tubuh adalah ;
1. Vitamin A
2. Vitamin B1 (aneurin)
3. Vitamin B2 (riboflavin)
4. Vitamin B3 ( niacin= asam nikonat)
5. Vitamin B12 ( anti pernicious anemia factor)
6. Vitamin C
7. Vitamin D
8. Vitamin K
VITAMIN C
Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen khususnya dalam rongga
mulut. Kolagen merupakan senyawa protein yang membentuk sebagian
besar dari jaringan lunak rongga mulut seperti pulpa, mukosa mulut,
mukosa bibir, dan lidah.
VITAMIN B1 (Tiamin)
Berpengaruh pada terjadinya pembesaran papila fungiformis pada perifer
lidah, adanya retakan pada bibir dan sensitifitaspada gigi dan mukosa
mulut meningkat. Manifestasi defisiensi vitamin B1 di mulut
Gigi, mukosa mulut sensitif
Mukosa mulut merah tua, mengkilat kadang-kadang ada ulserasi
Papila fungiformis banyak dan lidah menjadi merah terang, licin,
mengkilat
Gingival berwarna merah tua, mengkilat
Neuralgia

Page | 15
VITAMIN B2 (Ribovanin)
Berpengaruh pada terjadinya angular cheilitis dan atrofi papilla fungi
formis. Menyebabkan papila fungi formis membesar, lidah berwarna
merah magenta (merah terang)
Vitamin B3 (Niasin)
Menyebabkan manifestasi dalam mulutseperti ;
Glositis yang ditandai dengan warna merah terang, papila lidah hilang,
ulserasi sepanjang tepi lidah
Lidah kering dan licin
Keadaan lebih berat kadang terasa sakit dan ada plak putih pada
punggung lidah yang sulit diangkat

VITAMIN B6
Mmenyebabkan terjadinya angular cheilitis, glossis, serta rasa tidak enak
pada mulut.
Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Manifestasi defisiensinya adalah gingival nampak pucat dan mudah terjadi
ulserasi. Lidah tampak merah licin dan mengkilat serta lebih sensitif
(glositis hurteri). Manifestasi defisiensi B12 dalam mulut lainnya adalah :
Glosodynia (rasa sakit pada lidah)
Glssopyrosis (rasa terbakar pada lidah)
Kekurangan vitamin B12 menyebabkan dysplasia reversible yang
menyebabkan perubahan pada mukosa oral dan ulser rekuren.. Kekurangan

Page | 16
thiamin menyebabkan rasa terbakar, seperti halnya kekurangan riboflavin
dan B6. Vitamin B12 juga telah dikaitkan dengan stomatitis (radang
mukosa mulut), yang umum pada pasien dengan anemia. Vitamin B12 juga
menyebabkan atrofi pada papilla lingual.

3.7 Persarafan pada Lidah


Dua pertiga anterior lidah dipersarafi oleh nervus lingualis (N V3) untuk
sensasi umum dan oleh chorda tympani, suatu cabang nervus facialis (N VII)
yang memindahkan serat saraf ke nervus lingualis, untuk pengecap. Sepertiga
posterior lidah dan papillae vallatae dipersarafi oleh cabang lingual N. vagus
(N X) untuk sensasi umum dan sensasi pengecap. Oleh karena itu, N VII, N
IX, dan N X memberikan serat-serat saraf untuk pengecap; yang dari N VII
akhirnya dibawa oleh N V3.
Chorda tympani bergabung dengan nervus lingualis dan berjalan di
anterior dalam selubungnya. Selaput lender sepertiga posterior lidah dan
papillae vallatae dipersarafi oleh cabang lingual dari N. glossopharyngeus (N
IX) untuk sensasi umum dan sensasi khusus. Ranting nervus laryngeus
interna, suatu cabang nervus vagus (N X), mempersarafi sebagian besar
sensasi umum, tetapi beberapa sensasi khusus sampai area kecil lidah tepat di
anterior epiglottis. Saraf-saraf yang sebagian besar sensorik tersebut, juga
membawa serat sekretomotorik parasipatis ke kelenjar serosa pada lidah.
Serat-serat parasimpatis dari N. chorda tympani berjalan dengan nervus
lingualis ke glandulae salivariae submandibulares dan sublinguales. Serat-
serat saraf tersebut bersinaps dalam ganglion submandibulare, yang
bergantung dari nervus lingualis.

3.8 Kelainan Kongenital dari Lidah


HAIRY LEUKOPLAKIA
Leukoplakia adalah suatu temuan benar-bener mirip leukoplakia
yang menunjukaninfeksi dan immunosupressi dari human immune
deficiency virus (HIV-HTL V-III). Lesi initerutama terletak pada tepi lateral
lidah, tetapi dapat meluas menutupi permukaan dorsal danventralnya. Rupa-
rupanya berasal dari virus karena virus virus epstein barr telah

Page | 17
diidentifikasiada di dalam sel-sel epitel yang terkena. Dinamakan hairy
leukoplakia karena kupasan sepertirambut dari lapisan permukaan
parakeratotik terbukti ada secara histologis. Candida albicansseringkali
dihubungkan dengan lesi ini.
Hairy leukoplakia menimbulkan lipatan-lipatan tegak vertikal yang putih
pada sisi laterallidah. Pada awalnya lesi-lesi tersebut mempunyai lipatan-
lipatan agal putih dan lekuk-lekukmerah muda disekitarnya yang saling
bergantian sehingga membuatnya tampak seperti bakcucidengan lirik putih
vertikal yang khas. Lirik-lirik tersebut akhirnya bergabung
untukmembentuk plak-plak putih yang khas atau bercak-bercak berkerut
putih tebal yang luas. Lesi-lesi besar biasanya tidak mempunyai gejala . tepi-
tepinya tidak berbatas jelas dan tidak hilangdengan gosokan. Kejadian
bilateral adalah biasa, tetapi lesi-lesi unilateral juga mungkin. Lesihairy
leukoplakia telah tercatat dijumpai dipalatum dan mukosa pipi. Obat-obatan
antivirus dapatmengurangi ukuran lesinya, tetapi kurang membantu dalam
mengubah proses HIV-nya.
LIDAH GEOGRAFIK
Lidak geografik adalah suatu keadaan peradangan jinak yang
disebabkan olehpengelupasan keratin superfisial dan papila-papila
filiformisnya. Penyebabnya tidak diketahui,tetapi diperkirakan stres
emosional, defisiensi nutrisi dan heriditer. Keadaan ini biasanya terbataspada
dorsal dan tepi-tepi lateral 2/3 anterior lidah dan hanya mengenai
papila filiformissedangkan fungiformis tetap baik. Lidah geografik ditandai
bercak-bercak gundul merah muda sampai merah, tunggal ataumultipel dari
papila filiformis yang dibatasi atau tidak dibatasi oleh pinggiran putih
yangmenimbul. Dapat disertai dengan lirik peradangan merah ditepi lesinya.
Jika ada peradangan,maka rasa sakit seringkali merupakan suatu gejala.
Lesinya terus menerus beruba pola danberpindah dari suatu daerah ke
daerah lain; karenanya nama sunonimnya adalah glosotismigratory
jinak, eritema migran dan wandering rash
Lidah geografik adalah umum dan mengenai kira-kira 1-2% penduduk.
Paling seringmengenai wanita dan orang-orang dewasa usia muda sampai
pertengahan. Keadan tersebutdapar timbul tiba-tiba dan menetap selama
berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Terlihat hilangspontan dan kambuh

Page | 18
kembali. Lidah geografik kadang-kadang dijumpai dalam kaitan
denganmukosa yang sesuai, areata eritema migran ( migratory mucositis,
stomatitis geografik, lidahgegrafik ektopik) dan lidah berfisur.
Erytema migrans, jika tanpa gejala adalah tidakmembahayakan sekali
dan tidak memerlukan perawatan. Kadang-kadang saja suatu eritemamigrans
mengakibatkan bercak-bercak anular merah dengan rasa terbakar. Obat
anestesi topikalatau steroid topikal dapat diberikan pada pasien-pasien dengan
gejala. Secara histologis lesi-lesiini mirip psoriasis; tetapi telah diterima
secara umum bahwa kedua kondisi ini sesungguhnyaberbeda, meskipun
kadang-kadang dapat ada yang sama.
SCALLOPED TONGUE (CRENATED TONGUE)
Merupakan suatu keadaan yang umum, ditandai oleh lekukan-lekukan
pada tepi laterallidah. Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat
unilateral atau terisolasi pada daerahdimana lidah berkontak erat dengan
gigi-gigi. Tekanan abnormal dari gigi-gigi pada lidahmencetak pola
tertentu, yang tampak sebagai oval-oval cekung yang dibatasi tepi seperti
kerangyang putih dan menimbul. Penyebabnya meliputi keadaan-keadaan
yang menyebabkan tekananabnormal pada lidah seperti gerakan gesek dari
lidah terhadap gigi dan diastema, kebiasaanmenjulurkan lidah, menghisap
lidah dan lidah yang membesar. Scalloped tongue dapat dijumpaidalam
kaitan dengan kelainan sendi temporomandibular, keadaan-keadaan
sistemik sepertiakromegali dan amiloidosis serta kelainan-kelainan genetic
seperti sindrom down dan juga padapasien yang normal. Keadaan tersebut
sama sekali tidak berbahaya dan tanpa gejala.Perawatanseringkali diarahkan
untuk menghilangkan kebiasaan

SEROSTOMIA
Terganggunya fungsi saliva sehingga menyebabkan mulut menjadi kering.
Manifestasiberkurangnya saliva dapat ringan dan tanpa keluhan atau bahkan

Page | 19
parah dengan banyak keluhandari pasien . serostomia dapat disebabkan oleh
factor usia, anemia, avitaminosis, dehidrasi,diabetes, stress emosional,
halangan mekanis, pembedahan, penyakit kolagen vascular,
dysplasiaektodermal, parotitis, penyakit mikulizc, skelerosis multiple,
sindrom sjorgen, AIDS, dan radiasikepala dan leher. Banyak obat
terutama antihistamin, antidepresi, antihipertensi, jantung,dekongestan
dan obat yang memblokir ganglion dan penenang juga akan
menyebabkanserostomia.
Serostomia ringan bebas gejala dan tampak normal. Pada kasus moderat,
lidah kering,merah, pucat, dan atrofi dengan permukaan dorsal lidah berkerut
dan licin. Pada keadaan parahlidahnya dapat tanpa kehilangan papilla, pecah-
pecah dan meradang. Mukosanya tampak kering,mengkilat dan
lengket,sedangkan bibir tampak pecah-pecah. Dapat juga dijumpai rasa
terbakar,perubahan dalam pengecapan. Melanjutnya serostomia dapat
menyebabkan halitosis, lesi kariesmultiple, kesulitan bicara, pengunyahan
dan retensi gigi tiruan pun ikut terganggu.serostomiakronis memerlukan
dukungan multiphase jangka panjang seperti pelembab, saliva
buatan,pilocarpine, perawatan flourida, intruksi OH, dan konseling nutrisi

Xerostomia pada pasien sindrom sjorgen


MAKROLOGSIA

Page | 20
Makrologsia adalah pembesaran pada lidah yang merupakan kelainan
perkembangan yang disebabkan oleh hipertrofi otot lidah. Lidah yang besar
akan mendorong gigi dan tapakan gigi akan terbentuk pada tepi lateral lidah,
seperti kerang. Makroglosia dapat terlihat pada Sindrom Down dan pada
kretinisme kongenital akibat kekurangan hormon kelenjar tiroid pada ibu.
Makroglosia juga bisa di derita karena kehilangan gigi geligi rahang
bawah dengan jumlah yang banyak. Dan dapat pula disebabkan oleh tumor,
radang, dan perubahan hormonal. Bergantung pada derajat keparahan dan
potensinya untuk menimbulkan masalah dalam rongga mulut.
Makroglosia dapat dikurangi dengan melakukan tindakan operasi bedah.
MIKROLOGSIA
Mikrologsia adalah lidah yang kecil, kejadian ini jarang ditemukan, dapat
ditemukannya pada Sindrom Pierre Robin yang merupakan kelainan
herediter. Pada hemiatrofi lidah sebagia lidah mengecil.
Penyebabnya dapat berupa cacat pada saraf hipoglosus yang mempersarafi
otot lidah. Tanpa rangsangan otot lidah menjadi atrofi dan tubuh lidah jadi
mengecil.

ANKILOGLOSIA
Merupakan pelekatan sebagian atau seluruh lidah kedasar mulut.
Penyebabnya belum diketahui dengan pasti namun diduga keadaan ini
disebabkan karena terjadi gangguan perkembangan lidah dalam masa
embrionik. Selama perkembangan awal, lidah berfusi kedasar mulut. Sel mati
dan resorpsi membebaskan lidah ,dengan frenulum yang tinggal hanya sisa
dari perlekatan awal.
Ankiloglosia adalah suatu frenulum lingualis fibrous yang pendek atau
suatu otot genioglosus yang sangat melekat. Frenulum yang melekatkan lidah
kedasar mulut melekat terlalu jauh kedepan terlihat pada posisi bervariasi,
yang paling parah jika terletak pada ujung anterior lidah.
Pergerakan lidah dapat terhambat dan penderita tidak dapat menyentuh
palatum keras dalam posisi mulut terbuka. Ini menyebabkan bicara dapat
terganggu. Kasus yang ringan tidak membutuhkan perawatan, sedangkan
kasus yang berat dapat ditangani dengan cara bedah untuk memperbaiki
perlekatan frenulum.

Page | 21
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang
ditutup oleh membran mukosa. Lidah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
radiks, korpus, dan apeks. Dibagian korpus lidah tersebar berbagai jenis papila,
yaitu filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliata. Dimana pada sertiap
papila, kecuali papila filiformis terdapat taste bud yang dapat mendeteksi
sedikitnya lima kategori umum sensori kecap: asin, asam, manis, pahit dan
umami. Pada dua pertiga anterior lidah dipersarafi oleh nervus lingualis untuk
sensasi umum dan oleh chorda tympani. Sepertiga posterior lidah dan papillae
vallatae dipersarafi oleh cabang lingual N. vagus untuk sensasi umum dan sensasi
pengecap.

Lidah tumbuh dari dinding ventral oropharyng primitif, dari lapisan dalam
arcus branchialis I. Pada minggu ke-4 pertumbuhan janin, terjadi penebalan
mesenkhim, sepasang kanan kiri, somit pada bagian oksipital memberikan materi
untuk membangun otot otot. Bagian posterior, atau pangkal lidah berasal dari
arkus faring kedua, ketiga dan sebagian arkus keempat. Apabila terjadi
pertumbuhan yang tidak sempurna maka akan mengakibatkan kelainan kongenital
angkiloglosia (tongue tie)

Page | 22
DAFTAR PUSTAKA

Dio Fandra. 2014. Perbedaan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis dan Rasa
Pahit pada Perokok dan Non Perokok .Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Maharaswati: Denpasar.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34540/4/Chapter%20II.pdf
diakses pada tanggal 13 desember 2016
Mescher, Anthony L. 2011. Histologi Dasar Junqueira : teks & atlas. Alih bahasa,
Frans Dany. Editor edisi bahasa Indoesia, Huriawati Hartanto. Ed.12.
Jakarta : EGC.
Eroschenko, Victor P. 2010. Atlas Histologi Difiore. Ed.11. Jakarta : EGC.
Pertumbuhan Dan Perkembangan, AnatomI, Fungsi Fisiologik Dan Biologik
Mukosa Mulut, Bibir, Lidah, Palatum. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada diakses pada elisa.ugm.ac.id pada 13 Desember 2016
Human Embryology Organogenesis, Face and Upper Foregut : Tongue. Diakses
pada http://www.embryology.ch pada 13 Desember 2016
Sadler TW. Embriologi kedokteran Langman. 7th ed. Jakarta: EGC; 2000.

Page | 23
Moore, Keith L dan Arthur F. Dalley. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis (edisi
kelima; jilid 3). Erlangga : Jakarta

Page | 24

Anda mungkin juga menyukai