PENDAHULUAN
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal” sebagai salah satu unsur
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, kerena kesehatan
hidup sehat bagi individu, keluarga dan masyarakat secara optimal (Profil
Diare adalah salah satu penyakit ’klasik’ dan terlihat remeh, padahal
penyakit ini bisa sangat mengganggu aktivitas dan berbahaya. Kejadian diare di
dunia lebih tinggi dari penyakit jantung, khususnya di daerah tropis atau daerah
angka kematian global akibat diare selama tahun 2002 adalah sebesar 1,8 juta
bagi pemerintah. Salah satu masalah kesehatan dalam masyarakat adalah kejadian
1
2
penyakit menular, baik yang ditularkan oleh binatang, misalnya malaria, DBD,
Rabies dan lain-lain maupun yang ditularkan secara langsung, seperti ISPA, diare,
TBC, AIDS dan lain-lain. Dari berbagai macam penyakit menular, penyakit diare
masih menjadi masalah kesehatan yang cukup serius dalam masyarakat (Propil
sehat 2010. Salah satu program kesehatan unggulan yang akan di laksanakan
adalah program pemberantasan penyakit menular (DepKes RI, 2000 dalam Novita
A, 2004).
Salah satu jenis diare adalah diare akut yang diartikan sebagai buang air
besar yang meningkat dan konsistensi tinja lebih lembek atau cair dan bersifat
(Suharyono, 1991).
tertinggi didapatkan pada bayi umur 3-8 bulan. Di Indonesia angka kesakitan
diare untuk semua golongan umur per 1000 penduduk 60-80% terjadi pada balita,
dengan 2-3 episode/tahin. Bila tidak ditolong dengan benar, 1-2% balita yang
diare akan mengalami dehidrasi, dan 50-60% balita dengan dehidrasi ini akan
tertinggi kedua setelah infeksi saluran pernafasan diantara anak usia kurang dari
satu tahun (16,4%) dan usia 1 sampai 4 tahun (20,6%). Pada Profil Kesehatan
Indonesia dikatakan bahwa angka kesakitan diare 1997 sebesar 20,27 per 1000
Sumatera Selatan, bahwa angka kejadian diare masih cukup besar di Sumatera
Selatan. Kejadian diare di Sumatera Selatan pada semua golongan umur dalam 3
tahun terakhir adalah sebagai berikut : tahun 2004 sebesar 192.600 kasus, tahun
2005 sebesar 193.073 kasus, dan tahun 2006 dari bulan Januari – April sebesar
60.350 kasus. Untuk kejadian diare pada balita di Sumatera Selatan adalah : tahun
2004 sebesar 93.836, tahun 2005 sebesar 95.666 kasus, dan tahun 2006 dari bulan
Januari – April sebesar 32.030 kasus. Sedangkan data yang didapat dari DinKes
Provinsi SumSel untuk pengguna ORALIT adalah : tahun 2004 sebesar 756.240
pengguna, tahun 2005 sebesar 1.131.505 pengguna, dan tahun 2006 dari Januari –
terakhir adalah sebagai berikut : tahun 2004 sebesar 43.842 kasus, tahun 2005
4
sebesar 49.027 kasus, dan tahun 2006 dari bulan Januari - April adalah 16.235
menduduki peringkat ke-7 untuk tingginya kasus diare di Kota Palembang tahun
2005. Tetapi untuk tingginya kejadian diare pada balita di Puskesmas 4 Ulu
kejadian diare dalam 4 tahun terakhir menduduki urutan 4 besar dari 10 penyakit
berikut ; tahun 2002 sebesar 1.364 kasus, tahun 2003 sebesar 1.454 kasus, tahun
2004 sebesar 1.539 kasus, dan tahun 2005 sebesar 1.654 kasus. Untuk kejadian
diare tahun 2006 diperoleh data perbulan dari bulan Januari - April yaitu : pada
bulan Januari adalah 167 kasus yang sebagian besar pada balita yaitu 116 kasus.
Bulan Pebruari sebasar 144 kasus dan pada balitanya adalah 98 kasus. Bulan
Maret sebesar 171 kasus dan pada diarenya sebesar 125 kasus. Dan pada bulan
April tahun 2006 adalah 151 kasus dan kejadian pada balitanya adalah 105 kasus
Sudah lama para ahli mendambahkan adanya cairan oral yang dapat
dipakai dalam menghadapi diare. Saat ini kita telah mempunyai suatu cara yang
dapat dipakai untuk mengobati panderita diare dengan dehidrasi ringan dan
5
sedang, dan mencegah terjadinya dehidrasi berat. Pemberian cairan oral ini
disebut rehidrasi oral.. Sarana rehidrasi sekarang ini telah terdapat di tempat-
Rehidrasi Oral (URO) yang lebih dikenal dengan Pojok Oralit. Upaya ini
masyarakat dan ibu rumah tangga dan juga melalui Pojok URO diharapkan dapat
penelitian tentang ”Upaya Rehidrasi Oral Yang Dilakukan Ibu Pada Balita
dilakukan ibu dengan Diare Akut di wilayah kerja Puskesmas 4 Ulu Palembang
tahun 2006”
Bagaimana upaya rehidrasi oral yang dilakukan ibu dengan diare akut di wilayah
Untuk mengetahui upaya rehidrasi yang dilakukan ibu pada balita dengan
ibu pada balita dengan diare akut diwilayah kerja Puskesmas 4 Ulu
Palembang
Ulu Palembang
Ulu Palembang
atau cairan rumah tangga untuk balita dengan diare akut diwilayah
5) Mengetahui apakah ibu tetap memberikan ASI dan air putih pada
diberikan ibu pada balita dengan diare akut diwilayah kerja Puskesmas
4 Ulu Palembang
7
telah dibuat tidak habis dalam satu hari yang diberikan pada balita
Ulu Palembang
tradisional selain oralit dan cairan rumah tangga kepada balita untuk
dilakukan ibu pada balita dengan diare akut diwilayah kerja Puskesmas 4
akut.
8
selanjutnya sebagai sumber data dan informasi bagi mahasiswa STIK Bina
Husada Palembang.
Area masalah : Upaya rehidrasi oral pada balita dengan diare akut.
Ulu Palembang