Disusun oleh :
Nur Hafni Hasim 215121233
Widya Agustina Tarwiyana 215121018
Dwi Cahyaningsih 215121231
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Angka kejadian obesitas di seluruh dunia pada tahun 2016 hampir tiga kali
lipat dibandingkan dengan pada tahun 1975. Pada tahun 2016, terdapat lebih dari
1,9 milyar orang dewasa (18 tahun ke atas) mengalami overweight(kelebihan berat
badan) dan lebih dari 650 juta di antaranya mengalami obesitas. Angka
overweighttersebut merupakan 39% dari keseluruhan populasi orang dewasa dan
13% di antaranya mengalami obesitas. Obesitas yang dulunya dianggap hanya
terjadi di negara maju pun, sekarang juga banyak terjadi di negara-negara
berpenghasilan sedang dan kecil. Tiga puluh delapan juta anak-anak di bawah usia
5 tahun mengalami overweightdan obesitas pada tahun 2019. (Herliani, 2021)
Penderita overweight dan obesitas yang berusia 5-19 tahun terdapat lebihdari
340 juta orang pada tahun 2016 (WHO, 2020). Suatu penelitian dilakukan
menggunakan model simulasi mikro untuk mengetahui dampak COVID-19
terhadap angka kejadian obesitas pada anak-anak di Amerika Serikat. Penelitian
tersebut mendapatkan hasil bahwa penutupan sekolah pada April-Desember 2020,
diikuti dengan pengurangan aktivitas fisik sehari-hari menyebabkan peningkatan
angka kejadian obesitas anak-anak di Amerika Serikat sebesar 2,373%. Penelitian
tersebut juga memperkirakan bila dampak yang sama juga terjadi pada anak usia
5-17 tahun, maka kasus obesitas akan mencapai kurang lebih 1,27 juta kasus baru
pada Maret 2021.(Herliani, 2021)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar RI [2], indikator status gizi gemuk anak balita
yaitu jika berat badan menurut tinggi badan lebih dari 2 standar deviasi. Berbeda dengan
indikator pada anak usia remaja yaitu lingkar perut >80 cm untuk perempuan dan >90 cm
untuk laki-laki. Adapun proporsi status gizi gemuk pada anak usia balita mencapai 8%
(sekitar 1.759.200 jiwa) dan 13 provinsi dengan prevalensi gemuk di atas nasional,
diantaranya ialah Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan pada anak usia remaja sekitar 26,6%
pada tahun 2013 dan mengalami peningkatan pada tahun 2018, yaitu 31% (sekitar
4.120.520 jiwa) [2]. Kasus obesitas menjadi masalah dan perhatian terutama bagi anak
dan remaja yang tinggal di wilayah perkotaan. Wilayah perkotaan kerap dihubungkan
dengan pusatnya teknologi suatu negara.(Adawiyah & Rahman, 2020)
Intervensi perubahan gaya hidup yang biasa dilakukan masih bersifat tradisional
melalui konseling tatap muka sehingga membutuhkan waktu yang lama, biaya mahal dan
belum dapat menjangkau jumlah yang lebih luas. Untuk mengatasi hambatan tersebut
maka dibutuhkan media yang dapat menyebarkan informasi secara cepat. Perkembangan
teknologi dewasa ini semakin pesat termasuk munculnya teknologi seluler yang memiliki
aplikasi telepon pintar sebagai program intervensi berbasis teknologi yang dapat
membantu anak obesitas menurunkan berat badan melalui gaya hidup sehat . Pengguna
teknologi telepon seluler telah menyentuh berbagai kalangan masyarakat dari berbagai
usia dan telah terbukti manfaatnya sebagai alat yang dapat digunakan untuk mengubah
perilaku dan mengelola berat badan anak obesitas sehinga meningkatan status kesehatan.
Beberapa studi tentang penggunaan mobilephone seperti intervensi MINISTOP
(Mobilebased Intervention Intended to Stop Obesity in Preschoolers) melalui aplikasi
smartphone , aplikasi berbasis web mobile-friendly Memphis FitKids dapat diakses
dengan perangkat ponsel (website http://memphisfitkids.org/) (Ullmann et al., 2018),
Healthy Teens @ School (Bell et al., 2018), dan HAPPY ME (Yang et al., 2017) telah
terbukti dapat membantu profesional kesehatan dan orang tua dalam mendukung
pembentukan perilaku sehat mencegah obesitas pada anak.(Gemini & Natalie, 2021)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Obesitas merupakan kelebihan berat badan untuk tinggi badan anak yang terjadi
akibat ketidakseimbangan antara kalori masuk dan kalori keluar.
Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan.
Obesitas pada masa anak beresiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan
berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit degeneratif di kemudian
hari.2 Profil lipid darah pada anak obesitas menyerupai profil lipid pada penyakit
kardiovaskular dan anak yang mempunyai obesitas memiliki resiko hipertensi lebih
besar.3 Penelitian Syarif menemukan hipertensi pada 20-30 % anak yang obesitas,
terutama obesitas tipe abdominal
Mobile–health merupakan aplikasi yang menawarkan integrasi berbagai fungsi
perawatan melalui penggunaan telepon pintar. Beberapa negara percontohan seperti
Amerika Serikat, Swedia, dan Jepang telah membuktikan kontribusi mobile – health
dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Indonesia sejauh ini belum melakukan
pengembangan mobile – health di berbagai layanan kesehatan. Penggunaan telepon
pintar di Indonesia telah meluas untuk berbagai tujuan, sehingga aplikasi mobile –
health untuk pelayanan keperawatan anak sangat mungkin dan mudah diterapkan.
Perawat anak di Indonesia hendaknya mulai mengambil inisiatif untuk mengenali
aplikasi program, melakukan riset, dan kolaborasi dengan beberapa profesi terkait
agar dapat berkontribusi terhadap perbaikan pelayanan kesehatan di masa yang akan
datang. (Gemini & Natalie, 2021)
Kinerja mobile health sebagai alat akses pengguna dapat dibuktikan dengan
kemampuannya menyimpan data tentang antropometri, asupan atau kebiasaan diet
(vitamin, makanan dan minuman manis), aktifitas fisik, istirahat dan status kesehatan
anak (Bell et al., 2018; Ullmann et al., 2018; Nyström et al., 2017; Yang et al., 2017).
Data tersebut diinput oleh anak atau orang tua setiap hari atau satu kali seminggu
untuk dipantau hasilnya sebagai pedoman penyusunan diet dan basis data back end
dokumentasi laporan yang dapat dikirim langsung ke email tenaga kesehatan yang
terlibat dalam pengelolaan obesitas anak (Ullmann et al., 2018). Kemudian orang tua
menerima tanggapan dari ahli gizi, perawat, atau tenaga kesehatan lain dan orang tua
dapat memberikan umpan balik dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan kesehatan anak.(Nyström et al., 2017)
Aplikasi mHealth membantu penilaian perilaku sehat melalui fungsi menu yang
tersedia. Seperti pada aplikasi Memphis FitKids dapat memiliki menu FitCheck untuk
menilai diet, tidur, dan aktivitas (Ullmann et al., 2018). Sedangkan pada Healthy
Teens @ School menyediakan fungsi Tugas, Kontak, dan Buku Harian. Perintah
“Tugas” berisi modul-modul tentang program mencegahan obesitas (kebiasaan sehat
dan pengelolaan berat badan), sedangkan perintah “Kontak” dapat digunakan jika
ingin menghubungi tenaga kesehatan secara anonim untuk mendiskusikan masalah.
(Nyström et al., 2017)
BAB III
1. Beberapa artikel memiliki hasil penelitian yang bervariasi. Pertama, keefektifan mHealth
terhadap nilai asupan makan dan minum anak sehat. Menurut, TeenPower mobile app berdampak
positif terhadap asupan nutrisi kelompok intervensi pada remaja. Para remaja memiliki
kemampuan dalam memutuskan dan memilih asupan sesuai kebutuhan mereka, tidak berlebihan.
Kontrol asupan dengan mHealth pada prinsipnya berupaya meningkatan pengetahuan tentang
asupan sesuai kebutuhan nutrisi dan penerapan teori perilaku yang dapat diaplikasikan baik pada
upaya kesehatan kategori promosi dan preventif terhadap obesitas pada anak dan remaja
2. Aktivitas fisik menjadi salah satu yang diukur cenderung efektif setelah diberikan intervensi
mHealth pada anak. Adanya dampak positif program intervensi pada remaja dengan TeenPower
App . Selain itu, hasil penelitian tersebut beriringan dengan pernyataan bahwa ditemukan dampak
signifikan IAmHealth pada aktivitas orang tua dan anak school age obesitas
3. Ketiga, mHealth dinyatakan juga berdampak positif terhadap BMI. menyampaikan hasil
penelitiannya berupa data BB dan BMI yaitu BB kelompok intervensi mHealth lebih rendah 0,56
Kg dibandingkan kelompok control dan rata-rata BMI kelompok intervensi mHealth lebih rendah
0,14 Kg/m2 dibandingkan kelompok kontrol, nilai perbedaan statistik keduanya tidak terlalu
signifikan. Berbeda dengan penelitian dan yang menyatakan adanya dampak yang siginifikan
mheatlth terhadap BMI anak. BMI merupakan nilai perbandingan dari berat badan anak (Kg) dan
tinggi anak dalam kuadran (cm2 ). Sehingga tidak menutup kemungkinan adanya faktor perancu,
seperti tinggi badan, pola dan jenis makanan, yang tidak termasuk dalam variable yang peneliti
analisis.
4. Keempat, pada penelitian lain, dinyatakan pula bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
secara statistik yang diamati antara kelompok intervensi MINISTOP dan kontrol untuk nilai FMI
(p = 0,57) saat evaluasi 1 tahun setelah intervensi dan tidak ada efek yang dipertahankan untuk
perubahan skor komposit yang diamati (rata-rata ± standar deviasi untuk intervensi dan kontrol
grup: + 0,53 ± 1,49 unit dan + 0,35 ± 1,27 unit, p = 0,25 antar kelompok) . Pernyataan ini
didukung oleh penelitian yaitu ratarata ketebalan tricep dan subscapular di kelompok intervensi
mHealth sekalipun lebih rendah 0,92 mm2 dan 1,45mm2dibandingkan kelompok control tetapi
diniai tidak terlalu signifikan. Selanjutnya, kelima, Adanya dampak positif program intervensi
pada gaya hidup remaja dengan TeenPower App dan didukung bahwa Ada dampak positif dan
langsung dari SBWMP pada pengetahuan kesehatan siswa dan dampak psikologis dalam
kelompok intervensi
5. Terakhir, Persepsi ibu terhadap pencegahan obesitas pada infant dengan aplikasi ProAsk, 4 tema
kunci yang teridentifikasi dari orang tua dan data petugas kesehatan: (1) Menggunakan serta
memberdayakan teknologi digital; (2) Unfamiliar technology menjadi tantangan dan peluang; (3)
percaya pada nilai risiko; dan (4) resistensi terhadap penargetan [5].
Jurnal Impact of a Mobile App–Based Health Coaching and Behavior Change Program on
Participant Engagement and Weight Status of Overweight and Obese Children: Retrospective
Cohort Study.(Cueto et al., 2019)
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R., & Rahman, L. O. A. (2020). TEKNOLOGI MOBILE HEALTH DALAM KASUS
OBESITAS PADA ANAK: A Literature Review. JIKO (Jurnal Informatika dan Komputer), 3(1),
19–23. https://doi.org/10.33387/jiko.v3i1.1520
Cueto, V., Wang, C., & Sanders, L. (2019). Impact of a Mobile Application-Based Health Coaching and
Behavior Change Program on Participant Engagement and Weight Status of Overweight & Obese
https://doi.org/10.2196/14458
gemini, & natalie. (2021, April 30). APLIKASI MOBILE HEALTH SEBAGAI INTERVENSI PROMOSI
KESEHATAN MERCUSUAR.http://jurnal.mercubaktijaya.ac.id/index.php/mercusuar/article/
view/158
Henriksson, H., Alexandrou, C., Henriksson, P., Henström, M., Bendtsen, M., Thomas, K., Müssener, U.,
Nilsen, P., & Löf, M. (2020). MINISTOP 2.0: A smartphone app integrated in primary child
health care to promote healthy diet and physical activity behaviours and prevent obesity in
Herliani, O. (2021). Obesitas Anak di Masa Pandemi Covid-19. Hang Tuah Medical Journal, 19(1), 95–
118. https://doi.org/10.30649/htmj.v19i1.13
Nyström, C. D., Sandin, S., Henriksson, P., Henriksson, H., Trolle-Lagerros, Y., Larsson, C., Maddison,
R., Ortega, F. B., Pomeroy, J., Ruiz, J. R., Silfvernagel, K., Timpka, T., & Löf, M. (2017).
randomized controlled trial. The American Journal of Clinical Nutrition, 105(6), 1327–1335.
https://doi.org/10.3945/ajcn.116.150995
P2PTM Kemenkes RI. (2018, April 27). Faktor risiko Obesitas pada Anak—Bagian Pertama.
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/faktor-risiko-obesitas-pada-anak- bagian-
pertama