BAB IX
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DESA ....................... TENTANG PEMBENTUKKAN
BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa) DI DESA .......................
BAB I
KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu
Pengertian
Pasal 1
10. Keputusan Kepala Desa adalah penetapan yang bersifat konkrit, individual, dan final.
11. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Badan Usaha Milik Desa yang disusun dan ditetapkan oleh
pelaksana operasional setelah mendapat pertimbangan kepala desa kemudian
penyusunannya disepakati dalam musyawarah desa dan disahkan dengan keputusan
kepala desa ;
12. Usaha Ekonomi Masyarakat adalah semua usaha ekonomi yang diusahakan oleh,
dari dan untuk masyarakat baik secara perorangan atau secara kelompok;
13. Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM adalah lembaga
keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha
skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun
pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari
keuntungan;
14. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan
mitra Pemerintah Desa/Kelurahan dalam memberdayakan masyarakat;
15. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUM Desa adalah Badan Usaha
yang didirikan di Desa yang modal penyertaannya sebagaian besar milik Pemerintah
Desa serta berfungsi untuk meningkatkan pendapatan asli desa;
16. Penasihat adalah orang yang berwenang meminta penjelasan terkait persoalan
pengeloaan BUM Desa, melindungi kelansungan usaha BUM Desa, berkewajiban
dalam memberikan nasehat kepada pelaksana operasional dalam pengelolaan BUM
Desa , memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BUM Desa, dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan BUM
Desa. Penasihat secara ex officio dijabat oleh kepala desa;
17. Pelaksana Operasional adalah orang yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala
desa yang mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa sesuai Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;.
18. Pengawas adalah orang-orang yang duduk dalam organisasi kepengurusan Badan
Usaha Milik Desa, yang ditunjuk oleh masyarakat sesuai kebutuhan setempat
14
BAB IX
berdasarkan musyawarah desa dan terdiri dari unsur Pemerintah Desa, Wakil
masyarakat, dan anggota Badan Permusyawaratan Desa dan bertugas membahas
kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (tahun) sekali;
19. Modal awal adalah modal BUM Desa bersumber dari APB Desa
20. Modal disetor adalah sejumlah uang dan nilai aset yang disetor oleh
Pemerintah Desa kepada BUM Desa.
21. Penyertaan Modal Desa adalah penyertaan modal yang bersumber dari pihak
swasta, lembaga sosial ekonomi, kemasyarakatan,dan /atau lembaga donor,
bantuan pemerintah, pemerintah daerah provinsi,, pemerintah daerah kabupaten,
kerjasama usaha dari pihak swasta lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan
/atau lembaga donor melalui mekanisme Anggaran Pendapatan Belanja Desa , dan
aset yang diserahkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Desa.
22. Penyertaan Modal Masyarakat adalah adalah penyertaan modal yang berasal dari
tabungan dan atau simpanan masyarakat.
23. Kepailitan adalah kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa yang
diakibatkan oleh ketidakmampuan BUM Desa menutupi kerugian dengan aset dan
kekayaan yang dimilikinya dan dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa yang
sebelumnya diusulkan oleh kepala desa. Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi
tanggung jawab pelaksana operasional. Kepailitan dilaksanakan sesuai mekanisme
perundangan-undangan
Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Paragraf Kesatu
Maksud
Pasal 2
Paragraf Kedua
Tujuan
Pasal 3
Tujuan pendirian BUM Desa ....................adalah :
a. Meningkatkan perekonomian desa;
b. Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa;
c. meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa;
d. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan atau dengan pihak ketiga;
e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum
warga;
f. Membuka lapangan kerja;
15
BAB IX
BAB II
PEMBENTUKAN BUM Desa
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
Bagian Kedua
Nama dan Logo
Pasal 5
(1) Nama BUM Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2) huruf a adalah BUM
Desa Jaya di Laut
(2) Untuk penegasan identitas BUM Desa, dapat ditetapkan nama panggilan dan logo
disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan usaha serta pertimbangan efektifitas
dan efisiensi.
(3) Nama panggilan dan logo BUM Desa harus memiliki nilai jual dan menggambarkan
visi dan misi BUM Desa.
(4) Nama panggilan dan logo sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beserta
perubahannya ditetapkan dalam Musyawarah Desa (Musdes)
Bagian Ketiga
Tempat Kedudukan
Pasal 6
(1) Tempat dan kedudukan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2)
huruf b adalah di ibukota desa.
(2) Unit usaha BUM Desa berkedudukan di tempat kegiatan usaha.
16
BAB IX
Bagian Keempat
Neraca
Pasal 7
(1) Pendiri BUM Desa menyiapkan Neraca Pembuka pada saat pendirian BUM Desa,
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Neraca Pembuka sebagai dimaksud pada ayat (1) disepakati oleh pendiri BUM Desa
dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendirian BUM Desa.
Bagian Kelima
Kegiatan Usaha
Pasal 8
(1) Bidang usaha BUM Desa, meliputi :
a. Pengusahaan.................................dan;
b. .................................;
(2) BUM Desa dapat mendirikan unit usaha.
(3) Pendirian unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diusulkan oleh Pelaksana
Operasional kepada kepala desa untuk dibahas musyawarah desa
(4) Dalam hal musyawarah desa menyetujui pendirian unit usaha sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 dan ayat (3), selanjutnya kepala desa menetapkan pendirian unit usaha
sesuai peraturan perundangan yang berlaku :
Bagian Keenam
Modal
Paragraf 1
Modal Dasar
Pasal 9
(1) Modal dasar atau modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.
(2) Modal BUM Desa terdiri atas :
a. Penyertaan modal desa dan;
b. Penyertaan modal masyarakat desa
(3) Penyertaan modal desa dan penyertaan modal masyarakat desa sebagaimana
dimaksud pada ketentuan umum.
(4) Modal dasar BUM Desa pada saat pendirian ditetapkan sebesar Rp
200.000.000.000,- (dua ratus miliar rupiah).
(5) Modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat ditingkatkan paling tinggi
sebesar Rp 2.500.000.000.000,- (dua triliun lima ratus miliar rupiah) yang
ditetapkan dalam musyawarah desa.
(6) Penyertaan Modal Dasar dan Peningkatan modal dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (4 dan ayat (5) ditetapkan dalam Peraturan Desa tentang
Penyertaan Modal.
17
BAB IX
Paragraf 2
Komposisi Kepemilikan Modal
Pasal 10
(1) Pemilik Modal BUM Desa, terdiri dari :
a. Pemerintah Desa; dan
b. Masyarakat Desa
(2) Komposisi modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:
a. Pemerintah Desa, sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen) dari modal dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; dan
b. Pemilik modal lainnya, paling banyak sebesar 25 % (dua puluh lima persen)
dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
(3) Modal Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
merupakan kekayaan desa yang dipisahkan, sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Paragraf 3
Modal Disetor
Pasal 11
(1) Pemenuhan modal disetor untuk memenuhi modal dasar BUM Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, dipenuhi oleh para pemilik
modal.
(2) Modal yang ditempatkan dan harus disetor penuh oleh para pemilik
modal pada saat pendirian BUM Desa paling sedikit 25% (dua puluh lima
persen) dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4)
atau sebesar Rp 50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah).
(3) Pemenuhan modal yang ditempatkan dan harus disetor penuh oleh
Pemerintah Desa selaku pemilik Modal pada saat pendirian BUM Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling sedikit sebesar 75 %
(tujuh puluh lima persen) atau sebesar Rp 150.000.000.000,- (seratus lima
puluh milyar rupiah).
Paragraf 4
Pemenuhan Modal Awal
Pasal 12
Paragraf 5
Perubahan Modal Awal
Pasal 13
Perubahan terhadap modal awal BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,
ditetapkan dengan Peraturan Desa dengan mempedomani hasil kesepakatan
Musyawarah Desa.
Bagian Ketujuh
Organisasi
Paragraf 1
Organisasi Pengelola BUM Desa
Pasal 14
Organisasi Pengelola BUM Desa terdiri atas:
a. Penasihat;
b. Pelaksana Operasional; dan
c. Pengawas.
Paragraf 2
Penasihat
Pasal 15
Paragraf 3
Pelaksana Operasional
Pasal 16
(1) Pelaksana operasional mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa
sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(2) Pelaksana operasional berkewajiban:
19
BAB IX
Pasal 17
(1) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada pasal 16 pelaksana
operasional dapat menunjuk anggota pengurus sesuai dengan kapasitas bidang
usaha, khususnya dalam mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi
operasional bidang usaha.
(2) Pelaksana operasional dapat dibantu karyawan sesuai kebutuhan dan harus disertai
dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung jawab, pembagian peran dan
aspek pembagian kerja,
(4) Ketentuan lebih lanjut pelaksana operasional diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga BUM Desa
Paragraf 4
Pengawas
Pasal 18
(1) Pengawas wewakili kepentingan masyarakat .
(2) Susunan Kepengurusan Pengawas terdiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota;
d. Anggota
(3) Pengawas Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat Umum untuk
membahas kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali
(4) Pengawas berwenang menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk:
a. Pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud ayat (2);
b. Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan dari BUM Desa;
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana operasional
(5) Ketentuan lebih lanjut pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga
20
BAB IX
Bagian Kedelapan
Karyawan
Pasal 19
(1) Karyawan BUM Desa diangkat dan diberhentikan oleh pelaksana operasional
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Karyawan diatur oleh pelaksana operasional sesuai
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB III
PRINSIP PENGELOLAAN
Pasal 20
Dalam pengelolaan kegiatan usaha, BUM Desa wajib melaksanakan prinsip:
a. peningkatan kinerja dan produktivitas usaha BUM Desa;
b. tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), yang meliputi:
1. transparansi;
2. akuntabilitas;
3. responsibilitas;
4. kemandirian; dan
5. keadilan.
c. peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian usaha BUM
Desa.
BAB IV
PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA BERSIH
Pasal 21
Penetapan dan penggunaan laba bersih diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga BUM Desa .
BAB V
BAB VI
PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI
Pasal 23
(1) Pembubaran dan likuidasi BUM Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa dan
sebelumnya ditetapkan terlebih dahulu melalui Musyawarah Desa
21
BAB IX
(2) Tata cara pembubaran dan likuidasiBUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dituangkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa
Pasal 24
Ketentuan mengenai pembubaran dan likuidasi Unit Usaha BUM Desa ditetapkan dalam
Anggaran Dasar BUM Desa.
BAB VII
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 26
(1) Pelaksana operasional wajib menyampaikan laporan keuangan BUM Desa setiap
triwulan, semester dan tahunan kepada Kepala Desa.
(2) Kepala Desa melakukan penilaian terhadap pelaksanaan kewajiban BUM Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam melaksanakan penilaian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), BUM Desa dapat dibantu oleh pihak yang independen dan profesional,
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Kepala Desa wajib memberikan laporan kepada BPD mengenai hasil
penilaian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 27
Pembentukan BUM Desa dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun
sejak berlakunya Peraturan Desa ini.
Pasal 28
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya, diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM desa,
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 29
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa ...............
Ditetapkan di Desa
pada tanggal 10 Desember 2013
KEPALA DESA, ttd
22
BAB IX
....................................
Diundangkan di Desa
pada tanggal 11 Desember 2013
SEKRETARIS DESA,
ttd
WAWAN RIDWAN
Pasal 4
Pasal 5
(1) BUM Desa dapat didirikan berdasarkan inisiatif Pemerintah Desa dan atau
masyarakat berdasarkan musyawarah warga Desa dengan mempertimbangkan :
a. Potensi usaha masyarakat;
b. Terdapat unit kegiatan usaha ekonomi masyarakat yang dikelola secara
kooperatif, seperti : UED-SP, LED, UP2K, UPPKS, BKD, RAKSA DESA dan
lembaga ekonomi sejenis yang ada di Desa .......................;
c. Terdapat kekayaan Desa ....................... yang diserahkan untuk dikelola sebagai
bagian dari usaha desa.
24
BAB IX
Pasal 6
Pasal 7
(1) Badan Usaha Milik Desa dapat dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat, baik
secara kelompok atau bersama sebagai usaha patungan dan pembentukkannya
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa;
(2) Dalam hal pengembangan Badan Usaha Milik Desa yang dilakukan oleh Dua Desa
atau lebih bersama, maka pengembangannya dilakukan dengan Keputusan
Bersama Antar Desa yang bersangkutan;
(3) Peraturan Desa dan Keputusan Bersama Antar Desa sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) pasal ini disampaikan kepada Bupati selambat-lambatnya 14 (empat belas)
hari sejak tanggal ditetapkan untuk dilakukan penilaian;
(4) Apabila Peraturan Desa dimaksud bertentangan dengan Peraturan Perundang-
undangan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten, Propinsi atau
Pemerintah, maka Bupati Dapat membatalkan Peraturan Desa Tersebut dan
pemberitahuan pembatalan disampaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
sejak tanggal diterimanya Peraturan Desa tersebut oleh Bupati;
25
BAB IX
(5) Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) pasal ini
berkedudukan di Desa.
BAB III
Pasal 8
(2) Komisaris (penasehat) secara ex officio dijabat oleh Kepala Desa bersangkutan;
(3) Direksi dan Kepala Unit Usaha, ditunjuk oleh masyarakat setempat berdasarkan
musyawarah yang dituangkan dalam Berita Acara;
(4) Kepengurusan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan disampaikan kepada
Bupati melalui Camat.
Pasal 9
Pasal 10
Pemilihan Direksi dan Kepala Unit Usaha dipilih berdasarkan persyaratan sebagai
berikut :
a. Warga desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. Bertempat tinggal dan menetap di desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
c. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa, penuh pengabdian terhadap
perekonomian desa;
d. Pendidikan yang memadai minimal SLA.
26
BAB IX
Pasal 11
Masa bakti kepengurusan Direksi dan Kepala Unit Usaha di tetapkan 5 (lima) tahun dan
setelah itu dapat dipilih kembali untuk kepengurusan berikutnya :
a. Kepengurusan dapat diberhentikan;
b. Telah selesai masa baktinya;
c. Karena meninggal dunia;
d. Kerena mengundurkan diri;
e. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat pertumbuhan
dan perkembangan badan usaha desa;
f. Karena tersangkut tindak pidana.
Pasal 12
BAB IV
PERMODALAN
Pasal 13
27
BAB IX
BAB V
(1) Tahun Anggaran BUM Desa adalah menggunakan sistem kalender yaitu dimulai
tanggal 1 Januari dan berakhir sampai dengan 31 Desember tahun berjalan;
(2) Bagi Hasil Usaha BUM Desa setiap tahun, dipergunakan :
a. Pemupukan modal usaha sebesar : 50 %
b. Kas Desa sebesar : 20 %
c. Dana Pendidikan Pengurus : 10 %
d. Direksi sebesar : 5 %
e. Kepala Unit Usaha dan Pengurus : 10 %
f. Komisaris (penasehat) : 5 %
(3) Ketentuan mengenai besarnya bagi hasil usaha dan kewajiban masing-masing unit
usaha yang sudah menjadi BUM Desa diatur dalam Peraturan Desa masing-masing
dengan berpedoman pada Peraturan Daerah.
BAB VI
Pasal 15
BUM Desa dapat membuat perikatan/kerjasana dengan pihak ketiga dengan ketentuan:
a. Apabila perikatan kerjasama dimaksud memerlukan jaminan harta benda yang
dimiliki atau dikelola BUM Desa, yang mengakibatkan beban hutang, maka rencana
28
BAB IX
BAB VII
Pasal 16
(1) Pengelolaan kegiatan BUM Desa harus dilakukan secara transparan artinya dapat
diketahui, diikuti, dipantau, diawasi dan dievaluasi oleh warga masyarakat
Desa ....................... secara luas;
(2) Pengelola kegiatan harus akuntabel, mengikuti kaidah yang berlaku sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kepada warga masyarakat Desa .......................;
Pasal 17
BAB VIII
PEMBINAAN
Pasa 18
29
BAB IX
BAB IX
LAIN-LAIN
Pasal 19
Ditetapkan di .......................
pada tanggal
----------------------
Diundangkan di .......................
pada tanggal
-------------------------------