Anda di halaman 1dari 19

11

BAB IX

PERATURAN DESA ...........................

NOMOR           TAHUN 

TENTANG

PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa)

KEPALA DESA .......................

Menimbang    : a. bahwa  dalam  rangka  menumbuhkembangkan  kegiatan


perekonomian masyarakat  sesuai dengan kebutuhan dan potensi
desa diperlukan suatu wadah/institusi yang mengelola
perekonomian Desa ....................... maka  dipandang perlu untuk
membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa);
b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf a diatas,
perlu  adanya  tata cara pembentukan Badan Usaha Milik Desa
(BUM Desa) yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Mengingat   :   1. Undang-Undang  Nomor    ......     Tahun    ......   tentang 


Pembentukan    Kabupaten Sumbawa Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun ......... Nomor ...., Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor ...........);
2.   Undang - undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
3.  Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 131, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4443);
5. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4756);
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5394);
12
BAB IX

7.   Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123);
9.      Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168);
10.   Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2015 tentang Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13)
11.  Peraturan Bupati Kabupaten Sumbawa Barat Nomor ... Tahun
2015 tentang Pedoman Pembentukan  Badan Usaha Milik Desa
(BUM Desa).

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DESA


dan

KEPALA DESA .......................

MEMUTUSKAN:
Menetapkan   :   PERATURAN DESA ....................... TENTANG PEMBENTUKKAN
BADAN USAHA MILIK DESA (BUM Desa) DI DESA .......................
 

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa Barat;


2. Pemerintah Daerah adalah  Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat;
3. Bupati adalah Bupati Sumbawa Barat;
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Sumbawa Barat;
5. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenanguntuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
13
BAB IX

6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan


kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
7. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil
penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis;
8. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh kepala
desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa;
9. Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dan
bersifat mengatur;.

10. Keputusan Kepala Desa adalah penetapan yang bersifat konkrit, individual, dan final.
11. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Badan Usaha Milik Desa yang disusun dan ditetapkan oleh
pelaksana operasional setelah mendapat pertimbangan kepala desa kemudian
penyusunannya disepakati dalam musyawarah desa dan disahkan dengan keputusan
kepala desa ;
12. Usaha Ekonomi Masyarakat adalah semua usaha ekonomi yang diusahakan oleh,
dari dan untuk masyarakat baik secara perorangan atau secara kelompok;
13. Lembaga Keuangan Mikro yang selanjutnya disingkat LKM adalah lembaga
keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha
skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun
pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari
keuntungan;
14. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan
mitra Pemerintah Desa/Kelurahan dalam memberdayakan masyarakat;
15. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUM Desa adalah Badan Usaha
yang didirikan di Desa yang modal penyertaannya sebagaian besar milik Pemerintah
Desa serta berfungsi untuk meningkatkan pendapatan asli desa;
16. Penasihat adalah orang yang berwenang meminta penjelasan terkait persoalan
pengeloaan BUM Desa, melindungi kelansungan usaha BUM Desa, berkewajiban
dalam memberikan nasehat kepada pelaksana operasional dalam pengelolaan BUM
Desa , memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BUM Desa, dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan BUM
Desa. Penasihat secara ex officio dijabat oleh kepala desa;
17. Pelaksana Operasional adalah orang yang diangkat dan diberhentikan oleh kepala
desa yang mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa sesuai Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;.
18. Pengawas adalah orang-orang yang duduk dalam organisasi kepengurusan Badan
Usaha Milik Desa, yang ditunjuk oleh masyarakat sesuai kebutuhan setempat
14
BAB IX

berdasarkan musyawarah desa dan terdiri dari unsur Pemerintah Desa, Wakil
masyarakat, dan anggota Badan Permusyawaratan Desa dan bertugas membahas
kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (tahun) sekali;
19. Modal awal adalah modal BUM Desa bersumber dari APB Desa
20. Modal disetor adalah sejumlah uang dan nilai aset yang disetor oleh
Pemerintah Desa kepada BUM Desa.
21. Penyertaan Modal Desa adalah penyertaan modal yang bersumber dari pihak
swasta, lembaga sosial ekonomi, kemasyarakatan,dan /atau lembaga donor,
bantuan pemerintah, pemerintah daerah provinsi,, pemerintah daerah kabupaten,
kerjasama usaha dari pihak swasta lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan
/atau lembaga donor melalui mekanisme Anggaran Pendapatan Belanja Desa , dan
aset yang diserahkan pada Anggaran Pendapatan Belanja Desa.
22. Penyertaan Modal Masyarakat adalah adalah penyertaan modal yang berasal dari
tabungan dan atau simpanan masyarakat.
23. Kepailitan adalah kerugian yang dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa yang
diakibatkan oleh ketidakmampuan BUM Desa menutupi kerugian dengan aset dan
kekayaan yang dimilikinya dan dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa yang
sebelumnya diusulkan oleh kepala desa. Kerugian yang dialami BUM Desa menjadi
tanggung jawab pelaksana operasional. Kepailitan dilaksanakan sesuai mekanisme
perundangan-undangan

Bagian Kedua
Maksud dan Tujuan
Paragraf Kesatu
Maksud
Pasal 2

Maksud pembentukkan BUM Desa ..........adalah sebagai upaya menampung seluruh


kegiatan di bidang ekonomi dan atau pelayanan umum yang dikelola desa.

Paragraf Kedua
Tujuan
Pasal 3
Tujuan pendirian BUM Desa ....................adalah :
a. Meningkatkan perekonomian desa;
b. Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan desa;
c. meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa;
d. Mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan atau dengan pihak ketiga;
e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum
warga;
f. Membuka lapangan kerja;
15
BAB IX

g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum,


pertumbuhan dan pemerataan ekonomi desa;
h. Meningkatkan pendapatan masyarakat desa.

BAB II
PEMBENTUKAN BUM Desa
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4

(1) Dengan Peraturan ini dibentuk BUM Desa Desa .............................;


(2)   Pembentukan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :
a. Nama BUM Desa;
b. Tempat dan kedudukan;
c. Kegiatan usaha;
d. Modal;
e. organisasi dan;
f. Karyawan

Bagian Kedua
Nama dan Logo

Pasal 5

(1) Nama BUM Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2) huruf a adalah BUM
Desa Jaya di Laut
(2) Untuk penegasan identitas BUM Desa, dapat ditetapkan nama panggilan dan logo
disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan usaha serta pertimbangan efektifitas
dan efisiensi.
(3) Nama panggilan dan logo BUM Desa harus memiliki nilai jual dan menggambarkan
visi dan misi BUM Desa.
(4) Nama panggilan dan logo sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beserta
perubahannya ditetapkan dalam Musyawarah Desa (Musdes)

Bagian Ketiga
Tempat Kedudukan
Pasal 6
(1) Tempat dan kedudukan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (2)
huruf b adalah di ibukota desa.
(2) Unit usaha BUM Desa berkedudukan di tempat kegiatan usaha.
16
BAB IX

Bagian Keempat
Neraca
Pasal 7
(1) Pendiri BUM Desa menyiapkan Neraca Pembuka pada saat pendirian BUM Desa,
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Neraca Pembuka sebagai dimaksud pada ayat (1) disepakati oleh pendiri BUM Desa
dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pendirian BUM Desa.

Bagian Kelima
Kegiatan Usaha
Pasal 8
(1) Bidang usaha BUM Desa, meliputi :
a. Pengusahaan.................................dan;
b. .................................;
(2) BUM Desa dapat mendirikan unit usaha.
(3) Pendirian unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diusulkan oleh Pelaksana
Operasional kepada kepala desa untuk dibahas musyawarah desa
(4) Dalam hal musyawarah desa menyetujui pendirian unit usaha sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 dan ayat (3), selanjutnya kepala desa menetapkan pendirian unit usaha
sesuai peraturan perundangan yang berlaku :

Bagian Keenam
Modal
Paragraf 1
Modal Dasar

Pasal 9
(1) Modal dasar atau modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.
(2) Modal BUM Desa terdiri atas :
a. Penyertaan modal desa dan;
b. Penyertaan modal masyarakat desa
(3) Penyertaan modal desa dan penyertaan modal masyarakat desa sebagaimana
dimaksud pada ketentuan umum.
(4) Modal dasar BUM Desa pada saat pendirian ditetapkan sebesar Rp
200.000.000.000,- (dua ratus miliar rupiah).
(5) Modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat ditingkatkan paling tinggi
sebesar Rp 2.500.000.000.000,- (dua triliun lima ratus miliar rupiah) yang
ditetapkan dalam musyawarah desa.
(6) Penyertaan Modal Dasar dan Peningkatan modal dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (4 dan ayat (5) ditetapkan dalam Peraturan Desa tentang
Penyertaan Modal.
17
BAB IX

Paragraf 2
Komposisi Kepemilikan Modal
Pasal 10
(1) Pemilik Modal BUM Desa, terdiri dari :
a. Pemerintah Desa; dan
b. Masyarakat Desa
(2) Komposisi modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:
a. Pemerintah Desa, sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen) dari modal dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9; dan
b. Pemilik modal lainnya, paling banyak sebesar 25 % (dua puluh lima persen)
dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
(3) Modal Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
merupakan kekayaan desa yang dipisahkan, sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan.

Paragraf 3
Modal Disetor

Pasal 11

(1) Pemenuhan modal disetor untuk memenuhi modal dasar BUM Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, dipenuhi oleh para pemilik
modal.
(2) Modal yang ditempatkan dan harus disetor penuh oleh para pemilik
modal pada saat pendirian BUM Desa paling sedikit 25% (dua puluh lima
persen) dari modal dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4)
atau sebesar Rp 50.000.000.000,- (lima puluh miliar rupiah).
(3) Pemenuhan modal yang ditempatkan dan harus disetor penuh oleh
Pemerintah Desa selaku pemilik Modal pada saat pendirian BUM Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), paling sedikit sebesar 75 %
(tujuh puluh lima persen) atau sebesar Rp 150.000.000.000,- (seratus lima
puluh milyar rupiah).

Paragraf 4
Pemenuhan Modal Awal

Pasal 12

Pemenuhan modal dasar oleh Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9 ayat (4) , Pasal 10 ayat (2) huruf a, dan Pasal 11 ayat (3) diatur dalam
Peraturan Desa tentang Penyertaan Modal Desa pada BUM Desa sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
18
BAB IX

Paragraf 5
Perubahan Modal Awal
Pasal 13

Perubahan terhadap modal awal BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9,
ditetapkan dengan Peraturan Desa dengan mempedomani hasil kesepakatan
Musyawarah Desa.

Bagian Ketujuh
Organisasi
Paragraf 1
Organisasi Pengelola BUM Desa

Pasal 14
Organisasi Pengelola BUM Desa terdiri atas:
a. Penasihat;
b. Pelaksana Operasional; dan
c. Pengawas.

Paragraf 2
Penasihat
Pasal 15

(1) Penasihat dijabat secara ex officio oleh Kepala Desa.


(2) Penasihat sebagimana dimaksud ayat (1) berkewajiban:
a. Memberikan nasihat kepada pelaksanan operasional dalam melaksanakan
pengeloaan BUM Desa;
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan BUM Desa;dan
c. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa
(3) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. Meminta penjelasan dari pelaksana operasional mengenai persoalan yang
menyangkut pengelolaan usaha desa;
b. Melindungi usaha desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja BUM
Desa

Paragraf 3
Pelaksana Operasional
Pasal 16
(1) Pelaksana operasional mempunyai tugas mengurus dan mengelola BUM Desa
sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
(2) Pelaksana operasional berkewajiban:
19
BAB IX

a. Melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa agar menjadi lembaga yang


melayani kebutuhan ekonomi dan/atau pelayanan umum masyarakat desa;
b. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi desa untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Desa;dan
c. Melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga perekonomian desa lainnya
(3) Pelaksana operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa setisp bulan;
b. Membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Desa setiap bulan;
c. Memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUM Desa kepada
masyarakat desa melalui Musyawarah Desa sekurang-kurangnya dua kali dalam
setahun

Pasal 17
(1) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada pasal 16 pelaksana
operasional dapat menunjuk anggota pengurus sesuai dengan kapasitas bidang
usaha, khususnya dalam mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan fungsi
operasional bidang usaha.
(2) Pelaksana operasional dapat dibantu karyawan sesuai kebutuhan dan harus disertai
dengan uraian tugas berkenaan dengan tanggung jawab, pembagian peran dan
aspek pembagian kerja,
(4) Ketentuan lebih lanjut pelaksana operasional diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga BUM Desa

Paragraf 4
Pengawas
Pasal 18
(1) Pengawas wewakili kepentingan masyarakat .
(2) Susunan Kepengurusan Pengawas terdiri dari:
a. Ketua;
b. Wakil Ketua merangkap anggota;
c. Sekretaris merangkap anggota;
d. Anggota
(3) Pengawas Pengawas mempunyai kewajiban menyelenggarakan Rapat Umum untuk
membahas kinerja BUM Desa sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali
(4) Pengawas berwenang menyelenggarakan Rapat Umum Pengawas untuk:
a. Pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud ayat (2);
b. Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan dari BUM Desa;
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja pelaksana operasional
(5) Ketentuan lebih lanjut pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga
20
BAB IX

Bagian Kedelapan
Karyawan
Pasal 19
(1) Karyawan BUM Desa diangkat dan diberhentikan oleh pelaksana operasional
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Karyawan diatur oleh pelaksana operasional sesuai
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

BAB III
PRINSIP PENGELOLAAN
Pasal 20
Dalam pengelolaan kegiatan usaha, BUM Desa wajib melaksanakan prinsip:
a. peningkatan kinerja dan produktivitas usaha BUM Desa;
b. tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), yang meliputi:
1. transparansi;
2. akuntabilitas;
3. responsibilitas;
4. kemandirian; dan
5. keadilan.
c. peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian usaha BUM
Desa.

BAB IV
PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA BERSIH
Pasal 21
Penetapan dan penggunaan laba bersih diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga BUM Desa .
BAB V

PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN


Pasal 22
(1) Penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan BUM Desa ditetapkan
terlebih dahulu melalui Peraturan Desa yang berpedoman pada hasil kesepakatan
Musyawarah Desa
(2) Tata cara penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan BUM Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga BUM Desa.

BAB VI
PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI
Pasal 23
(1) Pembubaran dan likuidasi BUM Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa dan
sebelumnya ditetapkan terlebih dahulu melalui Musyawarah Desa
21
BAB IX

(2) Tata cara pembubaran dan likuidasiBUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dituangkan dalam Anggaran Dasar BUM Desa

Pasal 24

Ketentuan mengenai pembubaran dan likuidasi Unit Usaha BUM Desa ditetapkan dalam
Anggaran Dasar BUM Desa.

BAB VII
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Pasal 26
(1) Pelaksana operasional wajib menyampaikan laporan keuangan BUM Desa setiap
triwulan, semester dan tahunan kepada Kepala Desa.
(2) Kepala Desa melakukan penilaian terhadap pelaksanaan kewajiban BUM Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam melaksanakan penilaian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), BUM Desa dapat dibantu oleh pihak yang independen dan profesional,
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Kepala Desa wajib memberikan laporan kepada BPD mengenai hasil
penilaian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 27
Pembentukan BUM Desa dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun
sejak berlakunya Peraturan Desa ini.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya, diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM desa,
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 29
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa ...............

Ditetapkan di Desa
pada tanggal 10 Desember 2013
KEPALA DESA, ttd
22
BAB IX

....................................
Diundangkan di Desa
pada tanggal 11 Desember 2013

SEKRETARIS DESA,
ttd

WAWAN RIDWAN

LEMBARAN DESA ......................................................... TAHUN 2015 NOMOR 22SERI E


23
BAB IX

a. Menghindarkan anggota masyarakat Desa dari pengaruh pelepas uang dengan


bunga tinggi yang merugikan masyarakat;
b. Meningkatkan peranan masyarakat Desa ....................... dalam mengelola bantuan
modal yang berasal dari Pemerintah dan Pemerintah Desa dan dari sumber-sumber
lain yang syah;
c. Memelihara dan meningkatkan adat kebiasaan bergotong royong untuk gemar
menabung secara tertib, teratur, bermanfaat dan berkelanjutan;
d. Mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat
Desa .......................;
e. Mendorong perkembangan usaha sektor informal untuk dapat menyerap tenaga
kerja bagi masyarakat di Desa .......................;
f. Meningkatkan kreativitas berwirausaha anggota masyarakat Desa .......................
yang berpenghasilan rendah.

Pasal 4

Prinsip dasar dalam mendirikan BUM Desa :

a. Pemberdayaan; memiliki makna untuk meningkatkan kemampuan masyarakat,


keterlibatan masyarakat dan tanggung jawab masyarakat;
b. Keberagaman; bahwa usaha kegiatan masyarakat memiliki keberagaman usaha
dan keberagaman usaha dimaksud sebagai bagian dari unit usaha BUM Desa
tanpa mengurangi status keberadaan dan kepemilikan usaha ekonomi masyarakat
yang sudah ada;
c. Partisipasi; pengelolaan harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar
senantiasa memiliki dan turut serta bertanggung jawab terhadap perkembangan
kelangsungan BUM Desa;
d. Demokrasi; mempunyai makna bahwa dalam mengelola didasarkan pada
kebutuhan masyarakat dan harus diselenggarakan dalam perspektif
penyelenggaraan administrasi keuangan yang benar.

Pasal 5

(1)   BUM Desa dapat didirikan berdasarkan inisiatif Pemerintah Desa dan atau
masyarakat berdasarkan musyawarah warga Desa dengan   mempertimbangkan :
a. Potensi usaha masyarakat;
b. Terdapat unit kegiatan usaha ekonomi masyarakat yang dikelola secara
kooperatif, seperti : UED-SP, LED, UP2K, UPPKS, BKD, RAKSA DESA dan
lembaga ekonomi sejenis yang ada di Desa .......................;
c. Terdapat kekayaan Desa ....................... yang diserahkan untuk dikelola sebagai
bagian dari usaha desa.
24
BAB IX

(2)   BUM Desa dapat didirikan, jika Pemerintah Desa dan masyarakat


Desa ......................., mempunyai :
a. Penyertaan modal dari Pemerintah Desa ....................... dalam bentuk kekayaan
desa yang diserahkan dan terpisah dari pengelolaan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
b. Unit Usaha Lembaga Keuangan masyarakat yang diserahkan dan menjadi
bagian unit usaha BUM Desa,  Lembaga Keuangan masyarakat dimaksud sudah
terdaftar di Desa ....................... dalam bentuk Keputusan Kepala
Desa ....................... yang dilengkapi dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD/ART) lembaga keuangan dimaksud.

Pasal 6

(1)   BUM Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa ....................... dengan mengacu


pada Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat.
(2)   Pengaturan jenis usaha dan pengelolaan BUM Desa diatur dalam Keputusan
Kepala Desa ........................
(3)   Jenis Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat berupa :

a. Unit Jasa Keuangan : simpan pinjam dan perkreditan


b. Unit Jasa Lain : Listrik Desa, Telekomunikasi Desa, angkutan penyebrangan
sungai, wisata danau, angkutan perdesaan, pengelolaan Balai Latihan dan
Keterampilan Tenaga Kerja, Sewa gedung, pengelolaan limbah sampah.
c. Unit Pasar : Pengelolaan Pasar Desa dan atau Pasar Tradisional, penyalur 9
(sembilan) bahan pokok, penyalur dan penyediaan saprodi, pupuk dan bibit
peranian/perkebunan, peternakan, perikanan, pengelola tempat pelelangan ikan.
d. Dan kegiatan perekonomian desa lainnya.

Pasal 7

(1)   Badan Usaha Milik Desa dapat dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat, baik
secara kelompok atau bersama sebagai usaha patungan dan pembentukkannya
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa;
(2)   Dalam hal pengembangan Badan Usaha Milik Desa yang dilakukan oleh Dua Desa
atau lebih bersama, maka pengembangannya dilakukan dengan Keputusan
Bersama Antar Desa yang bersangkutan;
(3)   Peraturan Desa dan Keputusan Bersama Antar Desa sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2) pasal ini disampaikan kepada Bupati selambat-lambatnya 14 (empat belas)
hari sejak tanggal ditetapkan untuk dilakukan penilaian;
(4)   Apabila Peraturan Desa dimaksud bertentangan dengan Peraturan Perundang-
undangan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten, Propinsi atau
Pemerintah, maka Bupati Dapat membatalkan Peraturan Desa Tersebut dan
pemberitahuan pembatalan disampaikan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
sejak tanggal diterimanya Peraturan Desa tersebut oleh Bupati;
25
BAB IX

(5)   Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) pasal ini
berkedudukan di Desa.

BAB  III

KEPENGURUSAN DAN MASA BAKTI

Pasal 8

(1)    Susunan Organisasi Kepengurusan terdiri :


a.      Komisaris (penasehat);
b.      Direksi (pelaksana operasional);
c.       Kepala Unit Usaha

(2)    Komisaris (penasehat) secara ex officio dijabat oleh Kepala Desa bersangkutan;
(3)   Direksi dan Kepala Unit Usaha, ditunjuk oleh masyarakat setempat berdasarkan
musyawarah yang dituangkan dalam Berita Acara;
(4)   Kepengurusan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa dan disampaikan kepada
Bupati melalui Camat.

Pasal 9

(1)   Komisaris sebagai penasehat BUM Desa dalam melakukan  tugasnya  


berkewajiban:
a. Memberikan nasehat kepada Direksi dan Kepala Unit Usaha dalam
melaksanakan pengelolaan BUM Desa;
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan BUM Desa;
c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha apabila terjadi gejala menurunnya
kinerja kepengurusan.
(2)    Untuk melaksanakan kewajibannya Komisaris mempunyai kewenangan :
a. Meminta penjelasan dari pengurus mengenai segala persoalan  yang
menyangkut pengelolaan usaha desa;
b. Melindungi usaha desa terhadap hal-hal yang dapat merusak kelangsungan dan
citra BUM Desa.

Pasal  10

Pemilihan Direksi dan Kepala Unit Usaha dipilih berdasarkan persyaratan sebagai
berikut :
a. Warga desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
b. Bertempat tinggal dan menetap di desa sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
c. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, berwibawa, penuh pengabdian terhadap
perekonomian desa;
d. Pendidikan yang memadai minimal SLA.
26
BAB IX

Pasal 11

Masa bakti kepengurusan Direksi dan Kepala Unit Usaha di tetapkan 5 (lima) tahun dan
setelah itu dapat dipilih kembali untuk kepengurusan berikutnya :
a. Kepengurusan dapat diberhentikan;
b. Telah selesai masa baktinya;
c. Karena meninggal dunia;
d. Kerena mengundurkan diri;
e. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat pertumbuhan
dan perkembangan badan usaha desa;
f. Karena tersangkut tindak pidana.

Pasal  12

(1)   Tugas Direksi dan Kepala Unit Usaha :


a. Mengembangkan dan membina badan usaha agar tumbuh dan berkembang
menjadi lembaga yang dapat melayani kebutuhan ekonomi warga masyarakat;
b. Mengusahakan agar tetap tercipta pelayanan ekonomi desa yang adil dan
merata;
c. Memupuk usaha kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian lainnya
yang ada di Desa .......................;
d. Menggali dan memanfaatkan potensi ekonomi desa untuk meningkatkan
Pendapatan Asli Desa .......................;
e. Memberi laporan perkembangan usaha kepada msyarakat
Desa .......................melalui forum musyawarah desa minimal 2 (dua) kali dalam
setiap tahun.
(2)    Kewajiban Direksi dan Kepala Unit :
a. Unit Usaha wajib menyampaikan laporan berkala setiap bulan berjalan kepada
Direksi mengenai :
a. Laporan Keuangan Unit Usaha
b. Progres kegiatan dalam bulan berjalan
b. Direksi menyampaikan laporan dari seluruh kegiatan usaha kepada Komisaris
setiap tiga bulan sekali;
c. Laporan secara keseluruhan dalam 6 (enam) bulan harus diketahui oleh warga
Desa Bojongtengah dalam suatu rembug/musyawarah desa.

BAB  IV

PERMODALAN

Pasal  13
27
BAB IX

(1)  BUM Desa mendapatkan modal pangkal untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya


dari kekayaan Desa ....................... atau kekayaan Desa ....................... yang
dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), serta dari
Lembaga Keuangan yang ada di Desa ....................... dan sudah diserahkan
kepada masyarakat;
(2)   BUM Desa dapat memperoleh modal dari bantuan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah dan sumber lain yang syah dan tidak mengikat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan;
(3)   BUM Desa dapat memperoleh permodalan dari penyertaan modal pihak ketiga yang
hak-hak kepemilikannya diatur dalam Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART);
(4)   BUM Desa dapat memperoleh permodalan dari pinjaman melalui lembaga
keuangan perbankan atau lainnya yang pengaturan pinjamannya dilakukan oleh
atas nama Pemerintah Desa dan diatur dalam Peraturan Kepala Desa.

BAB  V

BAGI HASIL USAHA


Pasal 14

(1)   Tahun Anggaran BUM Desa adalah menggunakan sistem kalender yaitu dimulai
tanggal 1 Januari dan berakhir sampai dengan 31 Desember  tahun berjalan;
(2)    Bagi Hasil Usaha BUM Desa setiap tahun, dipergunakan :
a.      Pemupukan modal usaha sebesar                  : 50 %
b.      Kas Desa sebesar                                         : 20 %
c.       Dana Pendidikan Pengurus                            : 10 %
d.      Direksi sebesar                                             :   5 %
e.      Kepala Unit Usaha dan Pengurus                   : 10 %
f.        Komisaris (penasehat)                                   :   5 %
(3)    Ketentuan mengenai besarnya bagi hasil usaha dan kewajiban  masing-masing unit
usaha yang sudah menjadi BUM Desa diatur dalam Peraturan Desa masing-masing
dengan berpedoman pada Peraturan Daerah.

BAB VI

PERIKATAN/KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA

Pasal 15

BUM Desa dapat membuat perikatan/kerjasana dengan pihak ketiga dengan  ketentuan:
a. Apabila perikatan kerjasama dimaksud memerlukan jaminan harta benda yang
dimiliki atau dikelola BUM Desa, yang mengakibatkan beban hutang, maka rencana
28
BAB IX

perikatan/kerjasama tersebut harus mendapatkan persetujuan Komisaris dan


disetujui oleh masyarakat dalam musyawarah desa;
b. Apabila perikatan/kerjasama dimaksud tidak memerlukan jaminan harta benda yang
dimiliki atau dikelola BUM Desa dan tidak mengakibatkan beban hutang, maka
rencana kerjasama tersebut diberitahukan kepada Komisaris.

BAB VII

MEKANISME PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 16

(1)   Pengelolaan kegiatan BUM Desa harus dilakukan secara transparan artinya dapat
diketahui, diikuti, dipantau, diawasi dan dievaluasi oleh warga masyarakat
Desa ....................... secara luas;
(2)   Pengelola kegiatan  harus akuntabel, mengikuti kaidah yang berlaku sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kepada warga masyarakat Desa .......................;

(3)   Warga masyarakat terlibat secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan,


pengawasan dan pelestarian kegiatan;
(4)  Pengelolaan kegiatan perlu berkelanjutan, yang dapat memberikan hasil dan
manfaat kepada warga masyarakat;
(5)   Pengelolaan kegiatan perlu akseptabel, yakni berdasarkan kesepakatan antar
pelaku dalam warga masyarakat Desa ....................... sehingga memperoleh
dukungan dari semua pihak.

Pasal 17

(1)   Pertanggungjawaban BUM Desa, dilakukan sebagaimana lazimnya yang berlaku


dimasyarakat, yakni berdasarkan ketentuan yang berlaku;
(2)   Sistem pelaporan kepada masyarakat maupun kepada pihak-pihak tertentu, dibuat
berdasarkan jenis usaha sistematika sebagai berikut :
a. Pendahuluan, memuat latar belakang, maksud dan tujuan usaha;
b. Kegiatan Usaha memuat materi pelaksanaan/tenaga kerja, produksi,
penjualan/pemasaran, keuntungan dan kerugian;
c. Hambatan, memuat materi pengadaan bahan baku, pemasaran, tenaga
kerja,permodalan, dan mitra usaha.

BAB  VIII

PEMBINAAN

Pasa 18
29
BAB IX

(1)   Pembinaan teknis terhadap BUM Desa dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah


Daerah Kabupaten Sumbawa Barat dan Kecamatan Tambakdahan sesuai dengan
tugas dan fungsinya;
(2)   Badan/Dinas/Lembaga yang terkait dengan kegiatan BUM Desa dapat melakukan
fasilitasi teknis manajemen melalui pelatihan, pendampingan dan monitoring serta
evaluasi BUM Desa.

BAB IX

LAIN-LAIN

Pasal 19

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini


dengan penempatannya dalam Lembaran  Desa ........................

Ditetapkan di .......................
pada tanggal

                                                                           KEPALA DESA .......................

                                                                                          ----------------------

Diundangkan di .......................
pada tanggal     

SEKRETARIS DESA .......................

       -------------------------------

LEMBARAN  DESA ....................... TAHUN         NOMOR 

Anda mungkin juga menyukai