0,5845 m3/jam
Keterangan :
Air berasal dari sungai enim masuk ke Intake menuju ke Purifier untuk proses pemurnian. Keluaran dari Purifier air dibagi menjadi dua yaitu Raw
Water Domestik dan Raw Water Service.
Air Raw Water Domestik dialirkan menuju ke Toilet Kantor, Toilet Mushola, Toilet WTP, Toilet Distribution Control System (DCS), Toilet
Penunjang dan Toilet Mekanik. Seluruh Limbah Air Domestik masuk ke Bak Limbah Domestik yang akan dilakukan Treatment terlebih dahulu
sebelum menuju Kolam Penampungan yang digunakan untuk Penyiraman Jalan Tambang Aktif dan Stock File Batubara.
Air Raw Water Service yang masuk ke demin plant kemudian masuk ke deaerator sedangkan limbah dari demin plant masuk ke Bak Kontrol.
Sedangkan air dari Deaerator masuk menuju ke Boiler. Limbah air Boiler masuk ke Bak Kontrol Limbah PLTU.
Air Raw Water yang masuk ke Cooling Tower mengalami proses sirkulasi antara Condensor dan Cooling Tower pada saat unit berjalan (non stop).
Pada Cooling Tower air masuk ke Fire Fighting System sebagai cadangan air pada saat terjadi kebakaran sedangkan air limbah Cooling Tower
masuk ke Bak Kontrol Limbah PLTU.
Seluruh Air limbah Unit PLTU Tanjung Enim 3X10 MW terkumpul di Bak Kontrol Limbah PLTU yang kemudian di alirkan ke Kolam
Penampungan yang digunakan untuk Penyiraman Jalan Tambang Aktif dan Stock File Batubara.
Yang Menyetujui,
Pramudita Triatmojo
Kordinator Efesiensi Air dan Penurunan
Beban Pencemaran Air
PT. Bukit Asam, Tbk. – PLTU TE 3X10 MW
POTENSI BAHAYA PADA IPAL
Kita tahu bahwa untuk menangani bahaya perlu dilakukan pengendalian risiko dalam
K3. Dalam melakukan pengendalian, ada beberapa tingkatan atau hierarki yang harus dijalani.
Setiap langkahnya memiliki tingkat profesinya masing-masing.
Alat Pelindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi
bahaya di tempat kerja. Berikut uraian jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang biasanya
digunakan dalam pengoperasian IPAL beserta fungsinya.
1. Safety Helmet
Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2. Safety Belt
Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja bekerja/berada di atas
ketinggian.
3. Safety Shoes
Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia dan sebagainya.
4. Sepatu Karet
Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus untuk pekerja yang
berada di area basah (becek atau berlumpur). Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal
untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
5. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang
dapat mengakibatkan cedera tangan, sebagai contoh terkena bahan kimia bersifat korosif.
Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
6. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas
udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
7. Jas Hujan (Rain Coat)
Berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
Beban pencemar aktual (BPA) TSS dihitung dengan perkalian antara debit terukur dengan nilai
TSS yang telah diukur pada inlet IPAL. Langkah perhitungan beban pencemar aktual TSS pada
sampel inlet IPAL dijabarkan seperti berikut:
Jawab :
1) BPATSS = Q x CM
2) BPATSS = 7,51 m3/s x 6 mg/l
3) 1 m3 = 1000 liter, sehingga:
= 45.060 mg/s
4) Kemudian dilakukan konversi dari mg/s ke kg/hari:
45.060 x 86.400
=
1.000.000
Dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai beban pencemar aktual TSS lebih kecil
dari pada nilai beban pencemar maksimum TSS yang berarti nilai ini masih memenuhi standar
baku mutu.