Anda di halaman 1dari 18

> tt'

drrTt
.a

Pongkor {Jawa Barat, lndonesia} : Pengayaan Supergen Endapan


Epitermal Au - Ag - (Mn)
E. Marceuxt, T. Sitorus", M. Simandjuntak2"n't J.p. Milesil

'BRGM, DR/MGG 1, avenue Claude Guillemin BP 6009, 4560 Orleans cedex 2 France
2P.7. Aneka tambang, (Head Office, Unit geologi, Tambdng pongkor)
lndonesia

1. Pendahuluan
Endapan ernes_pgngkor merupakan salah satu hasil panomuen emes yang baru dan
penting di lndonesia, seprti halnya Endapan Gasberg {lrian jaya}, Kelian {Kalimantan), Lerokis
-i-.
(WetaQ dan lainnya. Proses pengolahan emas di Negara ini dimulai sejak tafrun 1984 (Van
leeawea, 1994, Carlile and Mitchell, 1994, Gbr.1). Dan hal ini yang menjadikan lndonesia
menJadi salah satu negara penghasil emas di dunia dengan 41.6 ton emas pada tahun 1993.
Pongkor merupakan endapan vein emas terbesar di Jawa dengan cadangan emas 103
_a ton dan
perak 1050 ton. Bijih yang hrasal dari epitermal yang merupakan suatu system vein kuarsa-
adularia-kalsit yang tersebar secara subparalel yang kaya akan mangan oksida, limonite dan
-

sedikit sulfide. Walaupun konsentrasi dalam emas {179/ton)-d"n (180dbn). tinggi akan
3ike,
tetapimenurutHaybaetal.,(1985)danHealdetal.,(1984ifuterrnasu@
Selama ini hanya datia penelitian awal yang telah dipublikasikan nengenai endapan utama ini.
Tulisan ini mengandung info tambahan, khususnya tentang aspek dan setting gitologi dan
mineralogy dari endapan ini.

2. Sejarah
Pongkor ditemukan sebagai hasil sistem eksplorasi di Jawa bagian barat daya oleh
perusahaan tambang n€ara PT- Aneka Tambang. Endapan ini t*lah Sftemukan pada 1988,
dengan pengambilan stream sedimen (dijumpai alom3!!;! dengan nitai ,rr:".-*r? t-Of 2mfpb,
dan mencapai90O ppb), dilengkapi dengan trenching dan dan pengeboran
E1plgg[g!!g,
39.000 m (Basuki et al, 1994), tidak ada tambang tua dan galk n disini. Penambansan dimulai
tahun 1994 dengan target produksi tahunan (1995) emas 2 ton dan perak 20 ton, pada tahun
---'- produksi rata-rata mencapai 500 tontrari dan rneningkat 1200 ton/frari pada tahun 1gg8.
1995
l-Vletode penambangan dilakukan secarcr dominan dengan metodecut and ftll dari level dasar
pbOa ketinggian 500 m untuk zona bukaan yang paling utara (Pasir Jawa, Ciguha, Kubang
Cicaurt dan penambahan 50 m tiap !eve! untuk Ciguha. Paslr Jawa ditambang -eeca!'a tepisah

=
.,"!
':t4.t;lJ
a

dan sebagian dilakukan dengan open pit. Sedangkan Ciguha dan Kubang Cicau dijangkau dari
cross cut utama sejauh 15OO m dengan ekstensi sepanjang sungaiCikaniki.
Tempat pengolahan bijih diinstal dilokasi tambang, Bijih dihancurkan dan digiling hingga 74
pm (tingkat efisiensi 90%) dan diolah dengan proses sianida {carbon-in-leachlCll) dengan
kecepatan perolehan 97elo untuk emaa dan 75e1" untuk P€rsk. Setelah ernes dan perak
diperoleh secara elektrolis, katoda kemudian dilelehkan untuk menghasilkan linggot yang
mengandung 8olo emas + g}oh perak untuk dipisahkan diJakarta-
Tambang €mas Pongkor dibuka saat itt, untuk mengambil alih fungei dari Cikotok - Cirotan
yang menggunakan sistem adularia - sericite yang sekarang sudah tidak beroperasi setelah 50
tahun berproduksi (Sunarya, 1989;van Leeuwen, 1994)-

3. Geologi Regional
Jawa dan Sumatera terbentuk dari batas kontinental Sunda - Bangla bagian barat {Carlile
---*
dafi-Mitchel, 1gg4), yang berkembang sepanjang bstas utara lempeng subduksi lndia -
Australia, yang diikuti denqan t (gbr 1);
kedua lempeng yang bertabrakan memiliki blok kontinental litosfer yang igid yang berumur
precambrian, pada umumnya terkubur diantara batuan yang berumur infrakambrian, yang
terangkat ke utara dari batas utara Australia (Gatinsky, et.al, 1984, Hutchison, 1988, Hamilton,
19Sg). Srbdrkti i"t *"^g"k
beberapa pengarang {Van Bemmelen, 1970, \rVhitford et al, 1979, Katili 1989, Claproth, 1989)
menunjukkan bahwa volkanisme di seluruh Jawa berpindah dengan seiringnya waktu dari
setatan ke utara, akan tetapi lava daerah Jarra barat hanya tersisa calc-alkaline hingga
sekarang (Nicholls et al., 1990).
berasosiasi volkanisme ini dan endapan emas di daerah
Jawa Barat ditemukan di dalam dan disisi Kubah Bayah, sebelah barat daya Jakarta. Unit _
n 'Ya*gterdirid"'i@
sampai andesit yang berumur oligosen - kuartqr dengan beberapa sisipan batugamping dan
batupaslr Miosen {Van Bemmelen, 1970, Milesi et,al, 1994}. Ada
__d
2 model yang berbeda jeles
pada endapan epitermal, meskipun keduanya merupakan vein yang diskordan gatd-baring
quartz. -
e'

elektrumcun=u|fih.Yang!ainnyadikenalcengangegg'k"'.
yang terdiri dari vein kuarsa dengan cru#ifonn ban&d dengan e! , manganese dan

sangat sedikit sulfide (Marcoux, et al., 1993, Marcoux dan Millesi, 1994).
Selain dari endapan Pongkor, kedua tipe ini memiliki kesamaan (dari sudut gitologi dan
mineralogi) dengan karnrasan Ciawitali, 2O km sebelah barat daya Pongkor (Felence et al.,
1991) dan kemungkinan juga penemuan mineralisasi terbaru di Cibalium di bagian barat Kubah
Bayah (Gbr1).

4. Situasi Geologi Pongkor


Endapan emas Pongkor terletak 38 krn sebelah timur Bogor, sebelah barat daya Jakarta
(Jawa Barat), y€rng terletak pada sedimen vulkanik Miosen termasuk didalam komplek vulkanik
Sebelah utara tambang, batuan
asalnya cenderung miring kearah utara (15") dan tersusun dengan tebal, dominan silt, formasi
sedimen yang berlapis tipis yang mengandung longsoran vegetasi (Gbr 2); patahan silinder
sangat jelas terlihat di tailing dam tambang dengan sumbu axis yang subhorisontal. Studi

{ .Leon]3logi
menuniukkan adanya spora dan butiran {pol/en) dari iaman Te'sipl-sampai ,

Quatqrnafy (fteidophytes spora dan A''a,uca,riace;ae dan plmae poften}.. Suksesi sedimen yang
terlipat ini merupakan ketidakselarasan volkaniklastik asam yang ekivalen secara lateral dengan
lapiti dan tuff block pada unit tengah Pongkor (lihat bavvah).
Endapan itu sendiri (Gbr. 2) berada pada sisi sebelah barat laut dari sebuah struktur circular
dengan radius 8km (kemungkinan kaldera; gbr.3), yang berhubungan dengan keruntuhan di
sekitar 60 m di lokasi tambang. Pemeban struktur dibagian timur mengindikasikan adanya
punggungan andesit yang ditumpangi oleh hrff lapili dan blo* (sarna tipenya dengan satuan
tengah di Pongkor) yang berhubungan dengan aliran ignimbrite.
patuan volkanik di pongkor dapat dibagi menjadi 3 unit utama : bawah, tengah dan atas&
(sbr.4). a.u\)^i rl';a?€1
2 oL'r"1
->

lateral menjadi endapan sedimen epiklastik dan lakustrine atau marine. Endapan sedimen
terlipatkan dengan strike N88 - 96" dengan dip kearah uhra. Unit ini kemungkinan bagian dari
andesit tua dari Bayah dome.
Vulkanisme andesitik ditunjukkan oleh adanya aliran aglomerat frontal {Cimanganten),
contohnya dapat ditemui di dekat helipad tiambang, dimana e$uh lava yang menyusun
punggungan sebelah utara pongkor memberikan kenampakan tekstur breksia f?g-saw, mosaic,
pseudoagglomerate) dan struktur yang mulai menghilang. Tubuh lava diinjeksikan di dalam
breksi berwama ungu dengan butiran andesit yang membulat dan matriks poros kemerahan
menunjukkan adanya muka aliran sill pada lingkungan lumpur. Lava andesit, diiriterpretasikan
sebagai batas dari kaldera pongkor yang terletak di sebalah utara dari unit tengah pongkor
(lapisan dari tuff lapili akresi, diikuti oleh tuff lapili dan block dengan dip ke utara, dan oleh
breksi block piroklatik); pembentukan unit bawah krlanjut melampaui sungai cikaniki tanpa
adanya pergesenn oleh struktur (seprti yang terjadidi unit tengah)"
Epiklastik bedcutir halus sampai kasar merupakan lapisan penciri yang baik di daerah
tambang. Lapisan ini membsntuk interval dengan ketebalan beberapa meter, pada umumnya
tersortasi, lapisan dasar berbutir kasar ("sandsfone") dan lapisan tipis berwarna hitam di bagian
atas ("si/fstane") (di dalam tunnel) setempat berselingan dengan dua tubuh andesit atau pada
kontak dengan a !"nnX25rffi,.1ffi#ti bawah.

lnit tengah dicirikan oleh material-volkanik


€,,--
yang lebih eksplosif yang lebih mencirikan
ignimbrite ("tuff block dan lapili"), lapisan
,'--L
dari lapili akresional" dan perselingan
'*--..-r batuan
:
epiktastik. Beberapa tubuh andesit diinjeksikan dalam formas'l-formasi ini. Disebelah utara batas
unit ini dimulai dengan sekuen tuff lapili, setempat mengandung block, dapat
,t.-.',,.4qde,sit,
l'--.,SP(N
..'-r-1'rcdiinterpretasikan sebagai bagian dari ignimbrite, block-block tersebut menghilang dari batas
"
hCft,.Jrdt '
andesit dan digantikan oleh bakran volkanik klastik pn.rtih berbutir halus ("cinecnfiC) dan
endapan epiklastik, dip ke arah utara dan interbedding sedimen berbutir halus, ditumpangi oleh
aliran lempung dan aliran batuapung. Sekuen inimencerminkan dimulainya endapan vulkanik di
dataran berawa dan bercampur dengan endapan sedimen yang membentuk formasi tebal di
bagianutarapulauJawa.itemukandidalamtuffblockdanlapili'
ryadalahforrnasiignimbriteyang5angattebal(sekurano-kW_
m yang terdiri dari sekuen-sekuen dengan ketebalan sekitar GO m) yang terbentang dari Ciurug
sebelah selatan dan menyebrang batas andesit yang dibentuk oleh unit bawah di sebelah utara.
Tuff mungkin terbentang beberapa kilometer sejak ditemukan 7 kilometer menuju tenggara,
tetapi pemetaan detail menuju selatan hlum dilaksanakan. Beberapa sekuen dapat dibedakan,
dengan batuan dasar yang lebih kaya pada block yang lebih besar (0,2 - 0,3 m hingga 1,0 m).
Tuff dengan matrik supported tersortasi buruk dan poligenik : mengandung fragmen unsorted,
biasanya angular dan pada matriks dengan komposisi ytrrg sama memiliki ukumn berkisaran
antara beberapa millimeter hingga beberapa centimeter. Fragmen batuan umumnya non-
vescular allochtonous klastik (andesit), sedimen (terbuat dari material silty - marl hitam s 1oo/o)

dan piroklastik muda (batuapung terpropilitkan dengan prrit yang halus). Dari Mikropaleonblogi
menunjukkan kehadiran spora monolet (Laevigatosprites penninutus dan L. vulgaris) yang
menunjukkan bahwa batuan ini berasal dari formasi yang berumur Paleozoik akhir yang
kernungkinan ter';bah dad lapisan bawah basement yang berumur Paleozoik. Beberapa fornnasi
tidak diketahui di Jawa Barat tetapi tersingkap luas di Sumatera bagian selatan; yang serupa
terbentang dibawah Jawa bagian barat.
I

sr

Di zona runtuhan pada tambang pongkor, lapisan sekuen rnenunjukkan kemiringan landai
(kurang dari21") yang banyak ditemukan hingga ke selatan.
Tuff lapili akresional (rim Upe) membentuk batas penciri yang baik pada dasar " tuff block dan
lapili". lni tersingkap sebagai lapisan tipis (kurang dari 1 m pada 4 site dengan sudut elevasi
yang berbeda (gbr.4). Kemiringan melandai ke selatan batas andesit dan melandai menuju
punggungan, lni mencerminkan pengendapan subaerial yang terubah kuat (hancuran lapili di
Pasir jawa).
Batulanau epiklastik membentuk lapisan tipis dengan tuff lapili (terlihat sepanjang jalan
menuju Ciguha dan Kubangcicau, dan di sungai Pasir Jawa) dengan sudut elevasi yang
konstan. lni mencerminkan periode volkanik sekuen dengan pngendapan partikel volkanik
halus yang terubah di lingkungan subaqueous (lakuskin atau marine).
Karakteristik silang siur surge deposff dengan pasang surut gelombang muncul di prospek
bagian utara - baratlaut (gbr.2). yang ditunjukkan dengan baik pada lapisan sungai Cikaniki di
Soron gan. Arahnya mengindikasikan aliran dari baratdaya.
Tubuh batuan asam dan menengah telah diidentifikasi tetapi posisi secara kronologi belum
jelas.Sebagaicontohtubuhmemanjange5rympakdekatpintumasuktambang
berlanjut hingga lembah Cikanil..i sampai Kubang Cicau. Ryolite ditumpangi oleh t'uff halus
dengan fenokris kuarsa.
Dasit porfiritik terlihat jelas pada satu level dipertemuan antara sungai Ciguha dan Cikaniki,
yang mengandung Kristal feldspar euhedral, dengan ukuran beberape millimeter, dan fenokris
pirit halus. Tubuh andesit dike dan sill berselingan pada tengah unit fornasi.
' h/t ioqct''
Uhit ?ta_s terbentuk dari aliran andesit prismatik yang terlihat hingga utara tambang (pit dan
barrendike)dansekelilingdesaCiguha.UnitinimenumpWanjYsVnjl
tengah. Aliran andesit berasosiasidengan dike yang memiliki arah N 30" W dan N 60' E.

5. Endapan Pongkor
Data ekonomis
f.nOapalpongkor terdiri dari 4 lode {Pasir jawa, Ciguha, Kubang Cicau, Ciurug) dengan
panjang 300 m {PasirJawa) dan 985 rn (Ciurug)- Ssruggmenunjukkan orientasi N 150" -
180" E._dan melingkar hingga N 30" E dengan kemiringan EO" hingga 85" ke barat untuk Pasir
Jawa dan Ciguha, dan ke timur untuk dua lainnya (gbr"4).
€gpat Jde mengandung total 104
ton emas dan 1050 pera'k dengan kadar rata-rata 18,7 gr/ton au dan 188,3 gr/ton ag (tabel 1;

Basuki et.al, 1994) (ihat tabel update Marolop). Tonase ini hanya terpusat pada bagian atas
vein. Vein menerus dikedalaman tetapi hanya 5 distribusi lubang bor yang memotong dibawah
level 500; ini tidak cukup untuk ketebalan nyata dan estimasi kadar. Ukuran dan tonase vein
meningkat dari utara ke selatan : 2,5 ton emas unfuk Pasir Jawa, 15 ton untuk Ciguha, 60 ton
untuk Kubang cicau. Ketebalan-rata€E bervafiasi terqantunga pada vein, mulai dari 3,5
hingga 10 meter dengan ketebalan absolute setempat mencapairl4
T (cruruq Interval antara
vein utama ditempati oleh banyak vein tipis dan veinlet (bebenapa centimeter hingga 1,4 meter)
yang terlihat pada singkapan dan cross cuf. Sebagian dari ciguha timur, veinnya tidak
ditambang meskipun faktanya rnengandung kadar dan isi yang s€lma dengan vein terdekat.

xohteks lateritik
Pongkor telah menjadi daerah dengan iklim yang lembab untuk beberepa juta tahun.
Tingkat erosi di daerah ini sanEat intensif. ljtt?rit qTh,daerah ini merupatan profil pangkasan
i,sepertidisatulokasiyangarahnya72ombagianselatan
vein Kubang cicau. O.kti:""i pede perrnukaa.n qtuan dasar tidak berksmbeng dibandingkan
pada vein yang menunjukkan alterasi laterit tambahan sarnpai setidaknya 250 m secara
vertical. Hal ini mempunyai efek dalam bagian pencampuran oksidasi sulfide dan karbonat,
dengan kandungan Mn Oksida (gumpalan) dan Fe Oksida (limonite) yang melimpah. Gumpalan
massif dengan fragmen kuarsa dan bafuan asal terubah biasanya ada pada bagian atas vein.
Di dalam tambang, oksidasi permukaan dicirikan oleh zona teroksidasiyang dalam, menembus
batuan segar dengan sulfide lengkap.

Konteks Struktural
vein pongkor berb€ntuk s kal, dengar berbentuk system
ryan
anastomostik.. Kemiringan yang berlawanan (Pasir Jarra dan Ciguha ke arah timur laut, serta
Kubang Kicau dan Ciurug ke arah barat daya) secara dihedral, menimbulkan runtuhnya struktur
yeng sema terlihat di kaldera.
Observasi lapangan dan pengukuran mengindikasikan bahwa subsequent tektonik volcano
aktif berhubungan dengan individualisasi kaldera. Empat tahapan deformasi brittle yang terjadi,
dapat menggambarkan satu rangkaian tectonic yang mengikuti runtuhnya kaldera.
Tahap 1 : Bukaan vein kuarsa disebabkan adanya sbuktur sesar sbike slip sinistral N 150"-
180" E, melewati sesar normal sinistral, sebagai hasil dari tekanan yang lebih awal.
Tekanan dinamis ini berarah konsisten N-S hingga NE-SW dengan suatu rejim
benturan plat di bawah pulau Javrna.
Tahap 2: Mineralisasi vein terbuka seperti regangan yang memanjang, mengikuti tekanan.
Bukanan ini membentuk seperti gelombang dan multiphase
Tahap 3 : Pada tahap ketiga tekanan NW-SE ditandai dengan $esar normal sinistral N-S dan
sesar dextral NW-SE, setelah itu baru terjadi mineralisasi. Sebagai bukti ditemukan
suatu bukaan yang sangat kecil {t lcm) pada dinding vein, Dan juga terladi suatu
pembalikan struktur yang jarang ditemui dengan arah NE-SW, dan di tempat yang
memiliki arah dip sedikit ke arah tenggara yang rnenunjukkan bahwa tekanen terjadi
dibawah tekanan lithostatik yang lemah. Struktur tektonik ini, hadir pada area
disebelah utara tambang, yang juga mempengaruhiandesit muda pada unit atasnya.
Tahap 4 : pada tahap akhir penyusunan kembali tektonik ini ditandai dengan kehadiran sesr
normal dengan arah yang bervariasi, menunjukkan hampir seluruh ekstensi isotropic
ke arah selatan.

'oLode" (Vein)
Dqeir lrrerr

P€gJry_gerupakan vgjn terkecil,dan tedetak paling utara (2,5 ton emas dan 44 ton
perak, dengan rasio Ag/Au 17,60i dan ditandai dengan kontak antara andesit dan tuff "block
dan!ap!!i,'.Vgl'n'Tempunyaiketeba|anrata-rataffi'nnembesa!"hinggajry
,stope Il, tegterasi argilik kygt, tersusun oleh bglglkr+arsa putih (sacctraroidal setempat),
dan kava MnOx (MOQ facies. kuarsa mangan oksida), adularia, montmorillonite merah
--
# €?p"Vrt'ii(
,-l$ Vii/' cahann
iupsil -nifl
mltrJa./n-nen i/qi/qiiV f-a-mh-ah-an ii.Giiii-;i,iiiic-l tinc
iciiiiiJ'qii€iii -memn!tnw--ai vano ii;siiictJ'ci
i.iiis jciiY nad: laiiiJqii
monwehar iicuc l:rnicrn siiii'\iCDiii\
onilrlrctilu ,:l , e tt.f>
yang halus. Banding utarna terlihat jelas di bagian hanging wall kuarsa, beberapa tempat
-q'- t.i

ditemukan "sa/band' lempung hitam, sedangkan bagian foot wall setempat menujukkan tekstur I

breccias. Manganese oksida terkonsentrasi di lapisan dengan ketebalan beberapa eentimeter,


atau di kantung-kantung lentikular dengan ketebalan bebrapa decimeter sampai 1 rneter
dalam vein tersebut, Lapisan kuarsa yang kaya hematite dan limonite yang beruyarna abu-abu i-\
cerah merupakan bagian yang tinggikadamya.
Vein menunjukkan zona gradasi kuarsa bagian utara, sernakin ke selatan bergradasi dari
zonA kgglsa yang kaya akan ernas, MnOx dan clay, a"n n
4'"
kalsit yang rendah au {gbr.S)

Ciguha

Qiggltq nnggpakan vein utama {15_ton emas dan 1S ton perak, rasio rata-rata ag au 12,39}
yang saat ini ditarnbang dengan stope di level 5m SSm. Pada permukaan itu ditandai
-
dengan kuarsa yang tersingkap dengan k*tebalan beberapa meter yang membentuk altematif
banded zona kuarsa, dengan tegular vuggy atau contofied band, lapisan manganiferous
membentuk rulent (MOO silic$ band menun bukti
F
q
-t
a
trat ser$ntak dengan dari vei$et), dan
J
n
p "f-oAe"iyang sangat te tersingkap di dalam
f
I
r
-l 200 mbter di
: :3 i
-o
o --t? r zoninq lmineral oendan
r. zdnd'pd)iL"n, an kuarsa-
o
J f ,ft T--
r r O

-
i dksida jdibagian ut8ffi beigiada€l<e menjadi zona
zona karbonat.
--r-- i i

tempat imemiliki ;iufch ke ar:ah utara::+-


..,,1 .1. .i:. L
terdapat di footwall

,tui:*l

pada uln dirnulai dengan breksi


karbonat-kuars ng menuJ kan breksi hidrolik dan p$a
\rlJ

struktur poket ang diternui terasi kua rsa-ad u la ria-rhoC6ffi


ni6.n* ffit L-
Thodocrosite {k ebalan r j- ro cm ;:_:
?IF
+21 {aniang --
po r9 Fase ku karbonatiyang pedama ini (fhsies CQ nnempdkan peng vein utama l"Ft€i
=?ul TUN *1!b-
u]
39U),
.+
BBlatan di level itiki ilear Danoeo. -E ld =
uEa
\;,0
rD

=f .c
3 Pengisian di menjadiffib
LJI
- tri
l')imr rlri nr rfih tnar viqllar
t-'l,
J

a a IU:
l
penyatuan et-veirilet teK*uribanHeE,
4
+
*d r,t-i\l
r f. membentuk lKristal gm
5 -
O r rnif rlonnan
.
O

5
LN
3 meter. F rnr oksi@; yang melapisi diantara
.+
nJ
O n) lapisan kua , atau terkori yang dibatasi oleh
\
O

kuarsa pu fasies {MOO). Kantong-


kantong dan {kurang 30-50
gr/ton Au) kaya peraki(180 sendiri relatif miskin (1-5
gr/ ton Au). al
r)
Kuarsa milky lebifl
'aJ ssif, kuarsa outih
.-----_..-_4

bening T ri d mill lin dengan


massif yang masih
hingga 6 m.; dan
sangat jarang dan
dibeberapa fempat trS jarang muncul. Aqlisis
ijl
r___
I

.\.
= -------r------*----t--------l
o
'.\
D
menunjukkan bahwa 2 fasies ini memilki kandungan ernas yang sama (5 - 15 grlton Au),
tetapiopalin kuarsa lebih menunjukkan argentiferus (180 grlton : 29 grlton Ag).
Fase zona kuarsa dicirkan oleh fasies sulfide kaya kuarsa beruyama abu-abu hingga abu-

t" Dapat lry-latau


yang mengandung fragmen dari fasies__.[ain. Penyebaran fasies ini tidak teratur; mungkin
h lensa-tensa dengan ketebalan beberapa dan
panjang beberpa meter serta mengandung bagian yeng kaya vein (biasanya lebih dari 30
gr/ton Au), Pada vein ciguha level 550, 45 m sepanjang strike rneimliki kadar rata-rata 28
grlton Au (gbr.Si. Berdasarkan pada proporsi kuarsa abu-abu hingga sulfide kadar-kadar
rata-rata lensa-lensa ini dapat bervariasi dari 20 grlton - lebih dari lkglton (ciguha, juga
pada open pit Pasir Jawa dan KubanU Cicau); Ka!!3r
llgglpada fasies ini terekam pada
yang merlgalami alterasi supergen secara inlenqif dengan formasi limgnite
Penerobosan meteoric telah mengaltenasi selutih sulfide (dominan pirit) hingga limonit dan
klastik lepas breksi. Pemisahan formasi kaya limonite dari kuarsa yang berwarna kotor,
yang membentuk kantung-kantung dengan panjang 1 meter atau lebih, ini merupakan
endapan pating t<aya. Fggg.lqarsa3lgadalah vuggy quartz tW
dengan Kristal kalsit tabular berwama terang yang melengkapi endapan; ini disebut geodic
kuarsa akhir (fasies LGQi"

Kubang Cicau
Vein Kubang Cicau {25 ton emas dan 228 ton perak, dengan rasio rata-rata Ag/Au adalah
9,20) hampir serupa dengan
. -
vein ciguha, Ditunjukkan oleh tekstur banded yang sama, dengan
- ,gLs w
tipe kuarsa, aQglalia 9!an mangan oksida yang sama, serta pada skala struktur vein, yang
menunjukkan zona mineral yang sama dengan ze4g€a pada bagian utara, zona kuarsa-
limonite-clay-mangan oksida pada baoian tenoah.
*-:+'
ke sglatan menjadi zcna kuarsa kalsit
tkemudian zona clay, dengan kadar tinggi yang dapat ditemukan pada zona kuarsa limonit.
Ke-mir"inn-an nrrr qann:l
rlrs! lrrvr qel-afan dan
menrrniam ke zrzhI sviu.sr. vq-- narallel
aiqiqrigi
r{onnan
uviivqii znne rninarqlnnrr
4v;iq ai;iiigaaiaivt rroin
iigiii

{gbr.5).
Sejarah pengisian vein identik dengan Ciguha {gbr.6), yang dimulai dengan yginlql
stocha-tark kttar--c,a kal,sii {tan hr"eksi hrrtr"nlik vano !rlTrrlmnva rn=k fchel ll - 2m\ nrdr fnnfirrrall

d"n (fasies M@ dan B@, kuarsa sulfide abu-abu


(GSq)linimerupakanfasiesterkaya,ogles3sl'adalahkuW(LGofasies).
nar{a nnpn -nit Klrh-anrr vrwq,
Cic,ztt nrrrrnet
rrsvvv( nctak hqraensiaci
vvrqvvvrusr donnan
vvrivui. frc.io<
.qsivu GS(1
vv\* rrann rrrrurrrrn\ra
tqaiY uiiiuiaiaatq
l1\rf '
!;" ir;4 ii'I\':
'i 'i!"' )'
r., i,'"\ir1r;
terlihat sebagai titik dengan ukuran 4,2 - 4,8 mm pada rongga Saris !\it; sample limonitisasl;'
pada fasies yang sama pada open pit Kubang Cicau mencapai mencapa\O0 griton Au dan
1,2o/o Ag. \
Penyebaran ke selatan vein Kubang Cicau menunjukkan box work kalist acak, selRrti pada
level 550 vein Ciguha. Pada awalnya, stockwork kalsit putih dimulai oleh alterasi hidr\rmal
klorit dan sulfide yang intensif yang mengubah andesit.

l' I

Ciurug* 7; :

(.--- paling penting, ,"r:l-


Vein Ciurug merupakan daerah
rerah tetapi
!gg*9isa ditemukan melalui
pemboran. Sqngat sedikit tersingkap dalam permukaan {hanya sekitar 500 rn), tetapi pemboran
menunjukkan bahwa vein menyebar sepanjang lebih dari 980 m dan kedalaman 300 m. dan
mengandung 60 ton emas dan 56O ton perak dengan rasio rata*rata Ag/Au sekitar 9,
merupakan yang terendah dari vein pongkor. lni dicapai pada cross cut pada tahun 1996. Zona
mineral subvertikal serupa dengan vein lainnya igbr.S dan 6)
/t
Ketebalan maKgiIIIA!--Vein ini adalah 7_ m, meskipun pada kedalaman setempat mencapai44
m.inihampirsamadenganveinyanglain,denganfa:iesWdan
(Tisseminated
sulfida yang identik. Pada beberapa tempat kalsit putih massif rnencapai
beberapa meter (Zona vein bagian utara). Mangan oksida sangat t"rag dan t?rbatas hingga
zona permukaan. Ujung awal vein pada intersection bor tidak menunjukkan silica cap atau
sinter.

Gunung Pongkor
Qalain
uerqffr rrain
Yvrrr rDnnnlrnr
vrrvr\vr itrr canr{irirr yvrrjvrseq'
nanialacan hanrc rlihrrat rnannanai
rrrvrrvvrrqr cilinq
grrrvq wl/ \ren.r
jqrrv
^an
mengandung sulfide diatas 6O0m ke arah utara dan kemirinoan Gununo
: Ponokor ke timur dan
yang berasosiasi dengan gossan merah dan tuff sineritik halus conoded tersilisifikasi {gbr.2).
kcmr
aiva i iqrrnnnlqn ini nrrl: h:hq kaldpra hqairn r rf=r: hinnnq h=rd lar r* drn men rnrkan h:l=q znnr

hidrotermal. Yang mengandung emas dengan k@(kurang dari 3 ppm).


Fasies-fasies ini mencirikan spesiflk gg Ua[z hingga zona tinggi system hidrotermal asam
qr rlfaf lni herhr rhr rnn:n dennan rrein vann ditrrnhrnn tirlak rlsn:t r^linr rnnkiri

Alterasi Hidrotermal
Alforsei hirlra*arrnql hiqcqnrra
l,g
morniliki inforncilrc ronrbh denn:n rliririVan nlsh nonomhrrcan
lllv.t..l'lr

silisifikasi_dan potasifikasi batuan asal idorninan illite) yang terlihat pada alterasi propilitik (kforit,

:ffin""" ',.@,*"
awal dan membentuk rongga pada vein karbonat (Kubang Cicau level 500); fenomena ini
* \-_-q___

ryu rn,-r rl hsnvq nqda fornnrf-fornn:f tortonfr r

Alterasi hidroterma] pacia daerah pongkor banyak dihancurkan oleh proses en yang
mengembangkan argilisasi yang dilanjutkan hingga kedalaman batas vein level 500.
s.r tnernen mon{-rAnrfi rnn dinktaher'lral
' ---"'nefnngkaan. nnineraloni
Pada ':==:-::E:I-'VJ
beberapa metahaloisit dan jeajak asosiasi illit {hipogen dan kaolinit).
mineralogy supergen menunjukkan dominasi metahaloisit atau kaolin (hingga 81a/a),

'atau illit (hingga 160/o), ilit hipogen-residual (hingga 37o).
q..-s.--'-""d
Dinding vein sangat tegas tanpa zona lateral alterasi, kecuali untuk sedikit kontak pirit dan
pada kloritisasi. Disini pirit terbentuk pada ukuran beberapa meter, berbutir subhedral, yang
berkembang pada perubahan fenokris massif pada andesit.

Mineralogy
Tekstur keseluruhan vein adalah yang disebabkan ol"h pglslgggtian-
E5lslJglg.jglg
r"piffierapamillimeterdarifasieskuatrsa,adulafadankarbonat,dan
z>
juga variasi pada ukuran, bentuk butir pada kuarsa dan frekuensi panjang rongga pada
banding.

sarsa,menunjukkanwna,dariputihmumihinggakremdanabu-abu,.pada
umumnya mencerminkan besar butir- Ukuran butiran kuarsa opalin, antara 5 sampai 10 pmeter.

tlj!:::I_g t'99[ *"^d.t k"i adanya g$.n {3lsedony


KarbonatjugaumumW9:!merupakankarbonatayangpalingluassebarannya
pada empat vein (tiha diatas). Saat vein terbuka, kalsit kistalin f',th sebagai veinlet pada "lapili
dan tuff blocK dan kemudian membentuk vein dengan tekstur banded, di beberapa tempat platy
dan bladed {kalsit awal). l-lal ini mendahului generasi kedua kalsit yang berwama putih, coklat,
atau madu yang lebih massif (spathik), kristalin lebih kasar, dan umumnya diskordan bening.
Transisi dengan gang kuarsa muncul bengradasi; hal ini dicirikan oleh lapisan kuarsa dan kalsit
serta oleh kalsit psedoumorfosis oleh kuarsa {"bot'' kuarsa). Analisis mikropobe menunjukkan
komposisi kalsit yang berkembang sepanjang pengendapan, kalsit awal mengandung MnO
yang tinggi (mencapai 14,3 o/o MnCOs) berlawanan dengan karbonat lanjut yang lebih mumi
(maksimum 4,2o/o MnCO: dan tidak rnengandung Fe atau Mg) {gbr.7).

W) q:ngar+uqqdan tidak pemah rnumi, dan hanya diobservasi


setempat saja, pada level 5OO, pada lensa banded terbentuk dari elterasi_supegen pada
footwall vein ciguha, Membenfuk lapisan pink. dengan ketebalan beberapa millimeter, berseling
dengan lapisan kuarsa, adularia dan rhodonite. Zana samping sangat kompleks, seperti pada
analisis dibawah mikroskop dan mikropobe yang menunjukkan bahwa rhodocrosite berasosiasi
dengan kalsit, kutnohorit (CaMn[CO3]2i, ankerit (CaFe[CO3]2] (ditemukan oleh x-ray dan
microprobe electron), rhodonite dan jejak tourmaline hidrotermal.
Adularia (KAlSi3Os) sangat umum. lni tidak muncul pada tahap lgnoryLgw3$an hanya
#

mulai muncul dengan kuansa columnar dengan mangsn {O-5 % adulariai. Perkembangan
maksimum pada tahap banded opalin kuarsa fiasies BOQ mencapai g,60lo adularia) dimana
membentuk lapisan membentuk, dengan ketebalan A,5 - 2 milimeter, Kristal euhedral kecil.
Sulfida t:!lk melimpah dt po r (kurang atau kabih o,5 wt %) diseiiu->+empat
"Pw6#
OissiltiiEled, sangat halus, dan biaasanya berasosiasi-fengan kuarsa sulfide abu-abu (GSO).
Hanya sedikit pirit pada keempat vein dan spalerit hanya pada vein ciurug yang dapat dilihat
dengan mata telanjang. Penjelasan mikroskopik mentrnjukkan paregenesis yang lebih lengkap,
dan juga elektrum yang umum, dominasi pirit, perak sulfosalt (akantit, aguilarit, pirceid-
polibasid), sedikit spalerit, galena dan kalkopirit, serta jejak hessit. Sebagian dari pirit dan
electrum yang biasanya berbenfuk krietal euhedral dieseminated kecil pada kuaFsa, electrum
dan sulfide lainnya muncul sebagai asosiasi, sebagai pengisi rongga, dan patches conoding
pirit.
Elsktrum banvak terdapat pada semua tipe qanq. Membenfuk pola ameboid. beberaoa
berukuran 10 - 80 pm, dan sebagai inklusi pada pirit serta sedikit pada mineral perak, dan juga
berdiri sendirijuga muncul sebagai spot pada kuarsa atau pada mangan oksida. Dipermukaan
electrum membentuk pa*ikel-partikel delam kutit psedournorf atau terisolesi pada gang.
Kandungan emas pada electrurn bervariasi (48 - 74 nrt o/o Au, dan utamanya antara 57 dan 66
Au). Variasi ini bergantung pada tipe gang {gbr"8): elektrum pada kuarsa opalin memiliki
wto/o

kandungan emas tertinggi (60 - 74 olo skan Aui dimana kuarsa abu-abu lebih sedikit
mengandung emas (54 - 620lo Au) {gbr.8).
Kantung * kantung Mn Olsigla berisi nugget, yang menjelaskan adanya kandungan emas
+t .

yang lnggi. Nugget (50 hingga 29O pm), dengan kornpoeisi keeulruhan yang identik dengan
electrum ore hipogen, menunjukan adanya korosi dan juga microsperules (kurang dari 1 pm)
-
dan kemudian dendritik dan selanjutnya menjadi emas mumi {gbr.9}. Tekstur ini identik seperti
yang terlihat pada lingkungan lateritic dan mengindikasikan hahwa nugget tersebut adalah hasil
dari supergel.y{
-r,_
ang- intensif,
r"-.1-\_ $"*
.-..t
Sptlglerllg terladi dalam asosiasi polimetalik berbutir halus (galena, kalkopirit, sulfosalt
perak, electrum [ciurug]i menyebar di asosiasi awal kuersa kabonqt dan lebih jarang di
kuarsa sulfide abu:abu (GSA)- ltu tidak menunjukkan eksolusi kalkopirit. Kandungan besi yang
sangat sedikit (<2,52 wt% Fe) tetapi kaya dengan Cd {hingga 2 rutYo} dan sebagian tempat
.. /' -i
-,['( ,, 'Y ' \'' \' fi,\.
t.d uL*'J

\,'rt,:{'tl:,srr r

, \&'*

Mn (hingga 2,Ag M%); korelasi diagram menunjukan bagian dari besi yang
t6rgintiRHn oleh asosiasi Mn+Cd. Spharelit dari borehole ciurug merupakan partikuler yang
ffiBblS,*,rk kadar Cd yang tinggi {nilainya > 1Vo)dan ketidakhadiran Mn.
ftciet t '
:'-fiBlpna, didalamnya tidak mengandung Ag dan juga Te, tetapi jeiak Se yang kuat (0,1
hirt$ga 0,54 wto/o), beberapa tempat melimpah seperti pada Ciguha ilevei 500) yang
menunjukkan inklusi hessite. Biasanya berasosiasidengan kalkopirit, meskipun tidak melimpah,
kecuali setempat di Ciurug.
\
Sulfida perak dan sulfosalts adalah sangat umum. Merekq,he{ir di sernualEtris-giang,
G -
t .--

tetapi terutama melirreah pada kuarsa sulfida yang berwa@abu-abu (GSQ). Mereka biasanya
t_-F-r/

terjadi seperti potongan kecilyang mandiri, sebagai perfgisl rongga pada tempat berkait dengan
electrum, atau sebagai dalam pyrite itu. Asosiasi mereka dengan galena adalah pengecualian.
Empat jenis mineral telah dikenali dan hampir melengkapi larutan pekat acanthite-aguilarite
yang terilihat pada Pongkor, dengan suatu peningkatan kandungan Se hingga anggota akhir
endapan aguilarite meningkat: < Solo Se di dalam carbo*ate-quarta {CQ}, 8o/o s€rilp"i 10% Se
dalam MnO-beanhg kuarsa {MOQi, 6 sampai 14olo Se di dalam opaline berlapis kuarsa {BO0)
dan hingga 18% Se di dalam kuarsa sulfida yang berwarna abu-abu {GSQ} iGbr.10}. Acanthite
r{an anrrilar-ifc r{anat herqrtr nrrta qrr:rtrr rrrnfnh qrrrlr I lu*ollnhrcn=rrdtita /An^ArrQ^\ Frahrrn
diamati.
Polybasite dan pearceite hadir dalam lapisan pemrukaan kuarsa sulfida ab1l-abu(GSQ)
k '
dan banded apaline kuarsa (BOQi, walaupun jejak telah tercatat pada pekegaan sfope.
Duamineralinirnernbentuksuafularutanpekat,dengan
kebanyakan hadir di Pongkor sekarang ini {gbr. 11}; Pearceite terbatas pada awal pembentukan
kuarsa-karbonat. Sebagai tambahan terhadap kandungan Cu normal, mineral ini biasanya
menunjukkan suatu kandungan emas yang signifikan {hingga 6,8 wto/o) yang muncul (sebagai
Cu) untuk rnenggantikan Ag, dan juga kandungan Se yang tinggi {lebih besar dari 3,2o/o) dalam
opaline dan kuarsa abua-abu.

muncul membentuk micronugget 120 hingga 360 pm pada rongga yang terlapisi limonite.
Analisis microprobe menunjukkan perak mumitanpa jejak emas.
Kronologi pengendapan jelas kelihatan. {Gbr,1?}. Sebagian besar sulfide polimetalik
bersinkronisasi dengan kuarsa-karbonat awal, sedangkan perak sulfide berasosiasi dengan
banded opaline dan kuarsa sulfide abu-abu. {BOa dan GSQ}. pirit merupakan rangkaian
seluruh mineral, tetapi sulfida terdahulu tidaklah perlu dihubungkan dengan itu dan dapat
terlihat mandiri dalam kwarsa itu. Emas juga dlsimpan melalui rangkaian mineral, dengan
sedikit variasi komposisi, tetapi menjadi benar-benar melimpah dengan kuarsa yang abu-abu
itu. Selenium juga meningkat di dalam sekuan pengendapan. Emas dan perak hadir di sistem
itu dari tahap awal, tetapi dipercepat dengan kuantitas yang lebih besar pada akhir proses
pengendapan.
Zona vertikal mineral tedihat dengan polibasite-perceite {atau Ancanthite. ltu refleksi suatu
zona logam yang menyerap analisis multi elemen {gbr.13} dengan suatu zona Ag dan Se
mengandung Sb-As bagian atas.
Mangan oksida melimpah dari permukaan sampai level 55O Ciouha dan Pasir Jawa.
Me Jarang paoa level5w Kubang utcau bang bor Ciurug,
-.fr
kecuali pada bagian permukaan, Di permukaan, kelirnpahanrya;llggglkarena adanya
pencucian supergen. Mereka membentuk mantel, dan kantung-kanfung pulveruient hitam
dengantebalbeberapacentimeterkebanyakanberasosiasidengaLU@Faciesyang
--
sama ditemukan di kedalaman; kantung-kantung pulverulent yang berbentuk inegular pada lode
memiliki ketebalan kurang dari safu meter dan berasosiasi yang membenfuk zona banded
perlapisan kuarsa dan Mn oksida. DifTfl&E{tunjukkan persentase yang dominan
pyrolusite, dibeberapa tempat meryendung masa todoro-ki{g umumnya dengan tekstur
fibro-radial (Pasir Jawa), rancieKe yang iarang {rongga kuarsa\i Pasir Jawa) dan jejak
birnessite dan Mn amorf yang tidak teridentifikasi. Di berbagai kedalaman tidak terlihat variasi
mineral.

6. Geokimia
lnklusi Fluida
Studi inklusiflulda oleh Basuki et,al., {1994) diarnbil pada beFrapa sampel permukaan dari
-.,Arr*-*
berbagai fasies, kecuali pada "lode" ciurug. Studi ini menghasilkan inklusi fluida yang dapat
Fase ini terhomogenisasi pada kisaran
temperature yang sempit dari 149 - 228 " c, dengan rata-rata salinitas lebih kecil 0,1 - 1,2 eq
wt% NaCl untuk kuarsa, lebih rendah daripada karbonat, yang memiliki6,2 eq wt% NaCl.
Sample yang diambil dari bawah permukaan menguatkan nilai-nilai tersebut idari tambang
dan lubang bor) (Nehlik,1995). Temperature homogenisasi untuk *Iode" ciurug berkisar antara
175 - 255'C dengan fasies kuarsa dan kalsit mengelornpok antara 185 dan 215"C. S,alinitas
lemah enlara O.3 r{anI &'? 4I vY
,::jj:j.,:{ ctt wlo-/^
it.tu N.aC!
.iuvir nil-ai
iiiiqi ferlranvak
iviv-qiiJer\ herasal
p-viuru, dqri
uqii knlcit iic:Jii;J
iiqiJii /frciac' Ct.)\
v-sil.

Pensqku[an jusa meg:g*-Fn kt*:gAc%yang rgglg] pada nuida.


Hasil yang didapat di Pongkor mirip dengan "/ode'9jg$glj.yang memiliki oksida mangan-
ktteree.d-an.ol.acintm
rrr. inklrrci fllirJ.a n-er{-a Ciaurifali feriadi nar{a rftra faco nair ijciii
rlan VCIJ,
nac
-Qemrl.a Itrt\tuer rrvrqu tr'qvq V,qiiiiqii
vvrrrqq ig;jqui P€ii.i€i v-Ljci i€iJq i,Gii
Termperatur homogenisasi dari inklusifluida cairan primer berkisar antara 124 - 269"C. dimana
32 dari 53 pengukuran menunjukkan suhu 195 -265"C. salinitas fluida diinter"pretasi!..an dar-i

nenOuffin depresi titik leleh, bemilai 0 - 1,0 eq wto/o NaCl pada seffi kecuali satu sample, #
t!
3,9 eq wt% NaCl untuk kuarsa pseudomorf setelah platy kalsit.
-
dan 3,2 -

7. Diskusi- Kesimpulan

batuan epiklastik. Kemudian letusan ignimbritik yang berhubungan dengan pembentukan

berhubu tukan kaldera kemudian ditutupi oleh "tuff block dan

Mineralisasi sudut baratlaut dari kaldera berdiameter km, ditandai

t
tersebut sebagai dgosit v!p9 bgtrubgrOangl*rggn kalfera dau lemplgfi kalgra g
termasuk oarRr =piternal
defrsit F","r€uni"=qcr"Eo", Eororto, En €unoluou,lt"in, = *
=
"R"*H
Nevada; Stevel dari Lipman, 1976;' Hayba et a1.,1985, Gr-ay dan Coo{baugh, 1994 - Ladolam,
Papua New Guinea; Moyle et al., 1991 - Walhi, New Zealand; Bromley and Braithwaite, 1991 -
yanacocnfi +E *t'E==&g+&E E€nE e'E'E'E*5€ A€-E-*E
merupakan tip ="AE'= = =
Ponr i khas.

r r sofff o {NegHvs Ft4 4 ss3)


KarDonal seDaqlJ?englsNrelrffiejuEma Ksslri) yang dilKtlff oEn g€Fa'pa generasi tsan
;il-i-;;,-.-;;-i-':;L.*4-, t+-J: - i _ -t)i_
kuarsa+#ilHfiBirr6Jot. dijunnpai perF e'hdapaftpite-rnnrdT {eoffitt anffi$ach ,19-q5)
mengindikqgrkan balfirE fluida hidrotermal, mengandung COz asal magmatic, mengalami
.|.'!al|.ic)2.ji3'1iF{ri!.#i|Jci}U.J.c;;lll-;1.::l'F^J^i^^tbl;!u!e!..patp'lsaeled
ijaddEis ep 61o4 . a;rsrnbee red ernpoco.ld elle rsJouogv . souor3inJlsur se; ;rn6es eqe6 .
'd!;"-' .---.-.- , -,. l.,,.
;1rr'rusi[*ii .i "'i'r'-

r-ioeq'l1+q 6llirrl1)g alp s€llelg 'eiltnar 51133 rAsil:lrntr rnod 'laaqs srql up3s o!

i9ii u+uu'ili; Liiiiz ur33i.;i ci! e 6ji'i;-i: il a4j;c,;i gi liji+ij-Jdj zur.3ij iilir^ r 6.i....\
Jus+J
/-.,r
ur,t+ ,ftuilv] +r, ,a ,vn r
'

i6ttr.l:lt'fi i usllu8ll\f "-.,--,-;..".


llu s+rvu w I

-
penurunan tekanan tiba-tiba yang memicu boiling dan karbonat (terutama kalsit).
Di Pongkor pengendapan elekkum (maksimum : 5 - 1O gr/ton ),
dengan banyak sulfide base metal- Pelepasan CO2 melalui pendidihan, selain dari penurunan
tekanan COz, rn€ningkatkan Ph fluida dan menghasilkan pengendapan kuarsa+adularia secarut
simultan, pengendapan kuarsa juga dipicn cleh peresapan air yang lebih dingin dan lebih encer
yang masuk kedalam system hidrotermal.
utipendidihan-menghasilkantg!"tu.'diPongkorantaralain
kalsit, umumnya bladed dan pseuodomorf kuarsa {menandakan titik didih). Zona karbonat yang
terlihat pada dinding "[ade" Ciguha respon dari kenaikan Ph : siderite (Ph rendah)
Tgg$"
karbonat Mn-Mg dan kalsit di bawah kondisi Ph netral. Episode auriferous (lebih besar 20
gr/ton) terjadi pada akhir dari pengendapan kuat€a, berasosiasi dengan pengendapan perak
sulfide dan pirit yang berlimpah. Tempemture rendah, salinitas yang sngat rendah dari inklusi
fluida, dan ketidakhadiran basemetal pada tahapan ini mengindikasikan transportasi emas dan
perak dalam bentuk bisutfite, bukan dalam be*tuk klorida.
Salinitas yang rendah dari cairan hidrotermal mirip
. Cairan bisa merupakan air meteoric mumi ata0
pada campuran dari air msteoric dan uap magrna yang terkordensasi. Walaupun

kuarsa. Boiling juga bisa terjadi pada level yang lebih rendah dari pembenhrkan ore.
Persamaannya dengan urdapan Hishikari {Shikazono et al, 1993} adalah
ig*!"h : tekstur
dan kuarsa-adularia-clay pengisi olo&" (kalsit jarang ditemukan di Hishikari), kelangkaan sulflde
: *,-
(0,5 hingga 0,60/o\ dengan kehadiran selenides, kandungan emas tinggi (709rlton di Zona ore
Honko dan 25 gr/tJn di Zona ore Yamada; lzawa et al., 1990). Tidak seperti Hishikari,
mineralisasi dalam grup Shimanto dibatasi pada kedalaman akhir andesit dengan reaksi suatu
plastic. (lbaraki dan Suzuki, 1993), "La&" pongkor dicapai sampai zona akuifer dan
kemungkinan sampai permukaan, seperti halnya di erxCapan Wau (Papua new Guinea;
Carswell, 1990). Posisi pada level yang tinggi ini memungkinkan air permukaan untuk
menyusup ke vein, yang masih mengalami proses oksidasisupergene, minimal pada level 500,
yaitu diatas ekstensi minirnum vertikal 250 m, yang mana jauh lebih besar dibanding Wau
(50m). Salah satu implikasi yang merugikan seperti perembesan menjadikan perlemahan
batuan, yang memegang pemnan penting selama menambang.
Proses oksidasi air meteorik pada olode-"
distribusi kadar di dalam struktur vein. Yang secara penuh mengoksidasi bagian-bagian dari
,,/oangseoagianbesarmanganamofdanclay(sebagaihasil
destablisasi Mn karbonat [rhodochrosite dan kalsit manganiferousJ menjadi lebih mumi, lebih
nnasif, spathic, kalsit berwama coklat hingga sepert madu), dan limonit yang diperoleh dari
sulfides (sebagian besar pyrite) oleh pelapukan. Fe dan Mn oksida dan hidroksida bisa
sebagai "entrapped' jika telah teralterasi (kuarsa limonitik, mantel psilamelane antara
la-nican krrarc-a cnmh\ alarr rrann monv!rcrrn kcmhali epnare rnokenik
rrt\
rrnfirk
vi r(vr\
momhonfrrk
r i ivi i iVVi ilqil

kantung yang kosong di dalam "lde" pada "run off air meteorik dalam vein. Elektrum j
mengalami pelarutan sangat cepat ini, tetapi berbeda dengan emas dan perak pada sol
sehingga nnenyebabkan redistribusi secara spesifik; perak rner'ljadi t.erkonsentasi kembali
bagian surficialsebagai micronuggets native perak, sedangkan emas, yang lebih mobile,
dipindahkan di struktur vein untuk membentuk rnicrosperules dan dendrit dari emas
It4icrospherules ditangkap oleh run off intra*rein yang terprsat secar-a mekanis uredrh
alami seperti kantung-kantung limonit atau Mn oksida, dan itu rekonsentrasi yang memberi
kenaikan hingga menjadi konsentrasi yang tinggi (lebih dari 50gr/ton) yang dicatat dalam
beberapa kantung. Gejala supe€en sangat r.nungF.in rnenjadi penyebab l..adar perak dan ennas
yang tinggi.
Sirkulasi air meteorik tidak dilakukan, bagaimanapun, terjadi di sepanjang tubuh vein, tetapi
hanya sepanjang zone yang semakin permeakl, dan zona relict dengan kandungan Mn sulfida
dan karbonat yang dapat dilihat pada zona hydrolis ini.
lnterkoneksi yang ekstensif antara air permukaan dan air magmatik bisa menjelaskan ciri
khas endapan Pongkor, terutama yang terkait dengan distribusi logam mulia; model ini
membuka jalan untuk penelitian dalam rangka mengukur bagian yang masing-masing dilakukan
oleh dua cairan di dalam tubuh bijih, teruiama untuk rnenjelaskan keberadaan dan lokasi
konsentrasi berkualitas tinggi. Studi ini bertujuan unhrk mengetahui proses kompleks yang
terlibat di dalam lingkungan bijih dengan suatu identifikasi regional metalloteks yang lebih baik
yang menimbulkan "lode" Pongkor itu.
ILUSTRASI
Gambar
Gbr.1. - Endapan emas utama di lndonesia (setelah Jumal Eksplorasi Geokimia, vol. 50.
1994) menunjukkan lokasi Pongkor dan endapan emas lain di Jawa Barat.
Gbr.2. - Peta geologi Pongkor
Gbr.3. - Kaldera dangold-bearing /odes Pongkor
Gbr.4. - Penampang melintang kaldera dan litostratigrafidaerah Pongkor
Gbr.S. - Mineralisasi vein: kontur grade dan p*cfi ors shoofs (setelah dokumen Aneka
Tambang
Gbr.6. - Skema struktur mineralisasivein
Gbr.7. - Mineralogi karbonat
Gbr.8. - Komposisi electrum meurut fasies
Gbr.9. - Mikronugget dalam kantung-kantung manganese-oksida
Gbr. 1 O. - Komposisi lapangan larutan pekatacanthite-aguilarite
Gbr.11. - Komposisi lapangan larutan pekatpolybasite - pearceite
Gbr.12. - Rangkaian paragenetik
Gbr.13. - Korelasi inter-elemen menurut kedalaman
Gbr.14. - Diagram inklusifluida
Gbr.15. - Kesimpulan

Plate
Plqla 1 - vrrvss,
Sifr raci nanlnni' \/nlkrnik r{rn cfrr rkfr rr rrain
vvv,vvr.

Plate 2 - Fasies mineralisasidan mineralogy

Tabel
Tabel 1 - estimasicadangan
Tabel 2 - Geokimia fasies mineralisasi
Tabel 3 - Analisis Mikroprobe
Tabel 4 - Hasil inklusifluida

Anda mungkin juga menyukai