Anda di halaman 1dari 4

Nama: Brigita Christi W.

NIM: 18310083
TUGAS TEKNIK EKSPLORASI
Matkul: Teknik Eksplorasi

GEOLOGI PERTAMBANGAN

Geologi Tambang adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan
(eksplorasi) bahan galian (mineral) dipermukaan (tambang terbuka) atau dibawah tanah. Ilmu yang
memproduksi bahan galian (mineral) disebut teknik pertambangan. Umumnya mineral yang
diproduksi dapat diambil langsung dengan pengayakan atau proses lebih lanjut seperti emas,
batubara, perak dan intan. Minyak bumi, gas alam dan panas bumi tidak termasuk
dalam teknik pertambangan karena cara memproduksinya yang berbeda.

Dalam kegiatan eksplorai pemahaman mengenai kondisi struktur geologi daerah sangat
penting untuk merekonstruksi endapan bahan galian bawah permukaan, terlebih pada daerah yang
banyak dipengaruhi oleh struktur geologi, contoh lapisan batubara pada cekungan sedimen akan
lebih bernilai ekonomis dikarenakan memiliki tingkat kematangan batubara yang sangat baik pada
daerah yang dipengaruhi oleh sesar, namun tidak akan bernilai apabila gagal dalam perekontruksian
arah bidang perlapisan bawah permukaan.

PENENTUAN DAERAH EKSPLORASI

1. Petunjuk Regional
a. Petunjuk Mineralogis
Kesatuan kandungan mineral ukuran metallogenic province dari suatu distrik tertetu
sampai daerah yg membentang dari ratusan sampai ribuan km, berdasarkan distribusi
mineral yg ditemukan, tempat penemuan struktur, umur batuan dapat dibuat berupa jalur
mineralisasi, meliputi :
 Jalur Nias: Dari asia, P. Simelue, P. Enggano dan selatan jawa Berur kapur sampai
tersier awal dengan kemungkinan endapan Mn
 Jalur Bengkulu: Kep. Banyak, Selatan jawa, nusa tenggara,, batuannya Volkanik dan
pluto, berumur kapur sampai tersier akhir ( bag luar Fe, bag tengah, au,Ag, dan Cubag,
dalam Cu, Zn, Hg dan Mn.
 Jalur Barisan – Bobaris: Aceh, peg bukit barisan, lampung, bobaris.
b. Kandungan mineralnya: Sumatra : Asam Intermediet Ag, Au, Pb, Zn , Kalimantan
Ultrabasa : Au, Ag, Pt.
 Jalur Bangka: Malaysia barat,Riau, pulau Lingga ,singkep. P. banka, P. Belitung
Batuanya berumur Paleozoikakir sampai mesozik awal Mineralnya Sn, Wo, Monasit
dan Zircon
 Jalur serawak – Sulu: Serawak Utara, tarakan , sabah, sampai Ke kep. Sulu Berumur
kapur sampai tersier awal. Mineralnya Au, Ag, Hg dan Mn
 Jalur Barat Sulawesi: Kep. Sangihe, Sulut, Sulsel, P. Selayar, mineralisasi pada
tersier awal sampai pliosin Mineral Au,Ag,U, Pb, Zn, Mc. g.
 Jalur Sulawesi tenggara: Kep . Talaud sampai Sul. Tenggara> Batuan Ultra basa Pd
mezoik tengah Mineral Ni- Fe laterit, Cr dan mg.
 Jalur Waigeo: Halmahera Timur, Kepala Burung utara , sampai Irian bag, Utara , Bat.
Ultrabasa, asam, intermediet tjd pd tersier akhir
c. Assosiasi mineralnya: Cr, Co, ni, Fe laterit Au.
 Jalur Timor: Berasal dari Endapan australia, p. Timor Kala mezoik, asosiasi : Cu, Mn
 Jalur Jaya Wijaya: Peg. Jaya Wijaya, Irian bag. Tengah.
 Jalur Sula: Kep. Sula, Banggai, Misool ,australia utara Mineral Au dan Mn.

Contoh peta sebaran dan peta struktur


2. Petunjuk Fisiografis:
Menurut Westerveld(1949) Endapan Bahan Galian di Indonesia dapat dikelompokkan
berdasarkan teori orogen, tektonik, magnetik purba, jenis batuan: Indonesia dibagi menjadi
5 Orogen:
 Orogen Malaya: Pulau di daerah timur Sumatra , dan Kalimantan barat yang berumur
Yura bahan galian: timah putih, bauksit, emas, tembaga dan Mo.
 Orogen Sumatra: Pulau sumatra, kalimantan selatan bag. Timur yang berumur kapur
bahan galian Fe, Zn, Cu, Au, Ag, Intan dan Ni.
 Orogen Sunda: Pantai barat sumatra, jawa, Nusa tenggara,sulawesi dan sulawesi utara
berumur miosen tengah batuannya Au, Ag dan Mn.
 Orogen maluku: Bag. Barat sumatra, timor maluku, dan Sulawesi bag. Timur berumur
pliosen Bahan galian Ni, Fe, cr dan Cu.
 Orogen Halmahera – irian; Halmahera dan Irian Batuannya : Au, Ni, Cu.

Menurut Gilbert (1890) Orogenesa adalah pergeserah – pergeseran yang berlangsung dalam
kerak bumi yang menghasilkan rangkaian pegunungan.

3. Petunjuk Geomorfologi:
Petunjuk berdasarkan kenampakan morfologi dan pola pengaliran:
- Air terjun menunjukkan adanya batuan yang resisten atau sesar
- Bukit memanjang menunjukkan adanya vein/urat
- Dataran, Alluvial dan teras sungai menunjukkan endapan bijih placer
- Tanggul pantai berasosiasi dengan pasr besi
- Bukit berbentuk kerucut menunjukkan batu kapur.

4. Petunjuk Litologi
Mengkaitkan hubungan antara jenis batuan dengan endapan mineral:
- Emas umumnya pada batuan ultrabasa,
- Batubara pada batuan sedimen klastik.
a. Batuan asam assosiasinya, mineral – mineral sulfida yg mengandung mineral logam
– logam ( Au, CU, Pb,Zn ), mineral – mineral oksida: Timah (SnO), Mineral
hidroksida: Alumunium (Al), Min. radioaktif.
b. Batuan intermediate umumnya mengandsung emas (Au), perak (Ag)
c. Batuan Basa dan ultra basa memberikan lingkungan pengendapan baik untuk intan,
Nikel, kobal, platina.
d. Batuan Metamorf berasosiasi dengan Marmer, asbes, dan batu permata.
e. Batuan Sedimen berasosiasi dengan karbonat gamping.
5. Petunjuk Stratigrafi
Petunjuk yang mengkaitkan formasi batuan yg mengandung mineral. Adanya sedimentologi
untuk mengenali lingkungan pengendapan.
6. Petunjuk Struktur
Petunjuk yang mengkaitkan kontrol struktur geologi dengan terdapatnya mineral. Hal ini
disebabkan terbentuknya mineral pada tempat tertentu yang merupakan daerah diskontinyu
sehingga mudah dilalui larutan pembawa mineral yang berkaitan dengan gunung api,
berkaitan dengan sesar adalah peningkatan mutu batubara.
7. Petunjuk iklim dan topografi
Kondisi iklim dan topografi dapat pula menjadi petunjuk adanya endapan bahan galian,
misalnya dataran tinggi beriklim tropis merupakan petunjuk pembentukan laterit.

PEMBATASAN DAERAH EKSPLORASI


1. Prospeksi: Kreiter membagi 3 tahap: reconnaissance dengan menggunakan peta geologi
skala 1: 1000000 atau 1 : 500000, tahap preliminary dengan skala 1: 200000 atau 1: 100000,
tahap detailled skala 1 : 50000.
2. Eksplorasi Pendahuluan: peta yang digunakan skala 1 : 10000 atau 1 : 5000, batas luasan
yang ditentukan peta skala 1 : 10000 adalah berkisar antara 10 – 100 km, sedangkan luasan
untuk peta skala 1 : 5000 adalah berkisar antara 5- 25 km.
3. Eksplorasi detil: Pada Eksplorasi detil yang digunakan adalah skala 1 : 2000 atau peta skala
1 : 1000, batas luasan yang ditentukan untuk peta skala 1 : 2000 adalah berkisar 1-3 km
sedangkan batas luasan untuk peta skala 1: 1000 adalah 1 km.
4. Eksplorasi Lanjut: Peta yang digunakan adalah skala 1 : 200 atau peta skala 1 :100,
batasan luasan ini tidak ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai