Anda di halaman 1dari 2

Penanggulangan gizi buruk :

Rujukan terhadap balita gizi buruk ke puskesmas perawatan atau rumah


sakit tidak dilakukan lagi. Hal ini disebabkan karena prosedur rujukan yang
dianggap masih terlalu sulit. Selain itu, orang tua balita dengan status gizi buruk
juga tidak menginginkan anaknya dilakukan perawatan di rumah sakit dengan
alasan pembiayaan hidupnya karena selama dirawat, orang tua balita tidak
bekerja.Pendampingan pasca perawatan, tidak pernah dilakukan pendampingan
terhadap balita dengan status gizi buruk. Padahal seharusnya ini dilakukan karena
selain pendampingan terhadap bayi, juga dilakukan konseling terhadap orang
tua. Upaya pemulihan terhadap balita tidak dilakukan pada status gizi buruk.
Padahal di sisi lain, pendampingan pasca perawatan penting dilakukan untuk
meningkatkan status gizi dan mencegah anak jatuh kembali pada kondisi gizi
buruk kepada keluarga dengan balita gizi buruk pasca perawatan setelah
kembali ke rumah oleh pelaksanaan pendampingan adalah kader PKK/Posyandu
dan atau petugas kesehatan, kepala desa/lurah dan TP-PKK desa/kelurahan

Pemerintah telah lama berupaya untuk menanggulangi masalah gizi buruk


terdapat beberapa program penanggulangan gizi buruk yang telah dilaksanakan :

a. Usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK)


Salah satu cara untuk mencapai tujuan program pangan dan
perbaikan gizi replita III ialah meningkatkan dan memperluas UPGK.
UPGK adalah suatu paket kegiatan yang terpadu guna menanggulangi
masalah gizi, terutama KEP dengan kegiatan-kegiatan penimbangan secara
berkala pada anak di bawah usia lima tahun di Posyandu.
b. Program pemberian makanan
Program suplementasi makanan merupakan cara efektif untuk
meningkatkan status gizi anak yang kurang gizi. Tujuan utama program
suplementasi makanan adalah : 1) untuk meningkatkan status gizi anak, 2)
untuk mencegah memburuknya status gizi, 3) untuk membantu
pengobatan penyakit nfeksi, dan 4) untuk memfasilitasi program KIE
untuk orang tua dan anak

Penanggulangan gizi buruk pada balita diwujudkan dalam bentuk


PMT. PMT diberikan untuk anak usia 6-11 bulan dalam bentuk MP-ASI.
Bagi anak usia 12-59 bulan diberikan biskuit sebanyak 75 gram/hari dan
susu bubuk sebanyak 80 gram/hari. PMdT ini diberikan selama 90 hari
dengan sasaran balita dan keluarga miskin.

c. Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)


Selain posyandu, maka dikembangkan kadarzi sebagai upaya agar
keluarga mampu mengatasi masalah gizi yang dialaminya. Keluarga
dikatakan sadar gizi apabila telah mempraktekkan prilaku gizi yang baik,
seperti menimbang berat badan secara teratur, memberikan Air Susu Ibu
(ASI) aja kebada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif),
makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, dam minum
suplemen gizi sesuai anjuran.
Sasaran dari Kadarzi adalah keluarga, karena pengambilan
keputusan dalam bidang pangan, gizi dan kesehatan dilaksanakan ditingkat
keluarga. Selain itu, masalah gizi yang terjadi ditingkat keluarga, erat
kaitannya dengan perilaku keluarga, tidak semata-mata disebabkan oleh
kemiskinan dan ketidaktersediaan pangan..

Anda mungkin juga menyukai