Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

“MINERAL MIKRO ”

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan
Masyarakat)

Kelas B, Kamis (10.40-13.20)

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Denis Putri Maulida 162110101001

2. Eka Yusi Marlinda 162110101002

3. Arizky Novita Widiyanti 162110101005

4. Irsyadiah Auliya’ Tifa Ramadhani 162110101010

5. Anis Kartikasari 162110101013

6. Erin Verensia Putri 162110101020

7. Devi Nilasari 162110101022

8. Natasya Cahya Firriyadhati 162110101031

9. Fitri Ramadayanti 162110101032

10. Safira Fitri Firdaus 162110101033

11. Nabila Faza Azmi 162110101038

12. Maybella Damayanti 162110101039

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-
Nya yang telah dilimpahkan-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Mineral Mikro”.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dan
dukungan yang berarti dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, Tuhan Semesta Alam.
2. Sulistiyani. S.KM., M.Kes , selaku penanggung jawab mata kuliah dan dosen
pengajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat yang telah memberi
kesempatan dan bimbingan kepada kami untuk menyusun makalah ini.
3. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara
langsung maupun tidak langsung yang telah membantu kelancaran penulisan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan
merupakan sumbangsih yang berharga bagi khasanah ilmu pengetahuan, terutama
di bidang Kesehatan Masyarakat. Atas perhatian dan dukungannya, kami
menyampaikan terima kasih.

Jember, 4 Desember 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1. Latar Belakang..........................................................................................4

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.3. Tujuan........................................................................................................5

BAB II......................................................................................................................6

PEMBAHASAN......................................................................................................6

2.1 Pengertian Mineral Mikro.........................................................................6

2.2 Sumber-Sumber Mineral Mikro................................................................6

2.3 Absorpsi Mineral Mikro............................................................................7

2.4 Transportasi Mineral Mikro......................................................................8

2.5 Ekskresi Mineral Mikro...........................................................................10

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP..............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan..............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

STUDI KASUS......................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup,
menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas. Untuk memenuhi
kebutuhan energi tersebut manusia harus mengonsumsi makanan dengan zat
gizi yang cukup. Zat gizi yang dikonsumsi haruslah seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan tubuh manusia, zat gizi tersebut diantaranya karbohidrat,
lemak, vitamin, protein dan mineral. Pada kenyataannya, dalam memenuhi
kebutuhan gizi, banyak masyarakat yang hanya mementingkan pemenuhan
karbohidrat, lemak, protein dan vitamin saja tanpa memperhatikan
pemenuhan zat mineral, padahal zat mineral juga mempunyai peranan yang
penting bagi tubuh.

Mineral adalah zat yang memegang peranan penting dalam


pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan ,organ, muaupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral dibagi menjadi dua, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral mikro diperlukan oleh tubuh manusia
dalam jumlah yang sangat kecil, akan tetapi mineral makro memiliki
peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan dan reproduksi. Oleh karena
itu, di dalam makalah ini kami akan membahas tentang macam-macam
mineral mikro, yaitu Besi (Fe), Seng (Zn), tembaga (Cu), mangan (Mn), dan
krom (Cr).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian mineral mikro ?
2. Apa saja sumber-sumber mineral mikro ?
3. Bagaimana absorpsi dari mineral mikro ?
4. Bagaimana transportasi dari mineral mikro ?
5. Bagaimana ekskresi dari mineral mikro ?

4
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian mineral mikro.
2. Untuk mengetahui sumber-sumber mineral mikro.
3. Untuk mengetahui absorpsi dari mineral mikro.
4. Untuk mengetahui transportasi dari mineral mikro.
5. Untuk mengetahui ekskresi dari mineral mikro.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mineral Mikro


Mineral Mikro adalah sejumlah zat yang berjumlah sangat kecil
dan dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran
esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi. Kandungan mineral
mikro bahan makanan sangat bergantung pada konsentrasi mineral mikro
tanah asal bahan makanan tersebut. Mineral mikro dibutuhkan dengan
jumlah <100 mg per hari.

2.2 Sumber-Sumber Mineral Mikro


No. Mineral Sumber
1. Zat Besi (Fe) Sayuran hijau seperti bayam, kangkung,
daun singkong dan daun papaya

2. Mangan (Mn) Kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau,


bit dan gandum

3. Tembaga (Cu) Tiram, kerang, kacang-kacangan, unggas,


biji-bijian, serealia, polong-polongan.

4. Seng (Zn) Pada tanaman Seng (Zn) terkandung pada


kacang-kacangan, biji-bijian, legum dan
gandum. Sedang pada pangan hewani
yaitu kerang, tiram, ikan, daging merah
dll
5. Kromium (Cr) Bahan pangan nabati seperti kentang,
cabai hijau, apel, pisang, bayam, wortel
dan jeruk

6
7
2.3 Absorpsi Mineral Mikro
1. Besi (Fe)

Absorpsi terjadi dibagian atas usus halus. Besi diangkut oleh protein
yaitu Transferin dan Feritin. Transferin membawa besi ke sumsum
tulang untuk membuat hemoglobin yang merupakan bagian sel darah
merah, kelebihan besi 200-1500 mg disimpan sebagai protein
hemosiderin dan feritin.

2. Mangan (Mn)

Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma, setelah


diabsorpsi mangan masuk dalam empedu dan dikeluarkan melalui feses.

3. Tembaga (Cu)

Absorpsinya di lambung dan bagian atas usus halus dengan alat angkut
protein pengikat tembaga metalotionein, transpor tembaga ke hati
dengan alat angkut albumin dan transkuprein, tembaga dikeluarkan
melalui urin, keringat dan haid.

4. Seng (Zn)

Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesin di dalam sel


dinding saluran cerna. Bila dikonsumsi seng tinggi, di dalam sel
dinding saluran cerna sebagian diubah menjadi metalotionein sebagai
simpanan, sehingga absorpsi berkurang. Metalotionein di dalam hati
mengikat seng hingga dibutuhkan oleh tubuh. Metalotionein diduga
mempunyai peranan dalam mengatur kandungan seng di dalam cairan
intraseluler. Distribusi seng antara cairan eksraseluler, jaringan dan
organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan situasi stres. Hati
memegang peranan penting dalam retribusi ini.

5. Krom (Cr)

8
Absorpsi krom dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom
mengendap dalam usus halus, eksresi melaui urin yang dipengaruhi
oleh konsumsi gula sederhana yang tinggi, aktivitas fisik berat atau
trauma fisik, krom diangkut oleh tranferi, bila kejenuhan tranferin
tinggi, krom diangkut oleh albumin.

2.4 Transportasi Mineral Mikro


1. Besi (Fe)
Transportasi mineral mikro (Besi) dimulai dari lambung dengan
bantuan HCl dan vitamin C, kemudian diabsorpsi di usus halus bagian
atas. Besi dalam tranferin di plasma darah masuk ke dalam sumsum tulang
untuk pembentukan eritrosit dan hemoglobin. Besi yang berlebih akan
bergabung dengan protein apoferritin, membentuk ferritin dan disimpan
dalam sistem retikuloendotelial (RE). Oleh karena apoferritin mempunyai
berat molekul besar, 460.000, ferritin bisa mengikat sejumlah besar besi. Besi
yang disimpan sebagai ferritin disebut besi cadangan. Ditempat penyimpanan,
terdapat besi yang disimpan dalam jumlah yang sedikit dan bersifat tidak larut,
yang disebut hemosiderin. Bila jumlah besi dalam plasma sangat rendah, besi
yang terdapat dipenyimpanan ferritin dilepaskan dengan mudah ke dalam
plasma, dan diangkut dalam bentuk transferin dan kembali ke sumsum tulang
untuk dibentuk eritrosit. Bila umur eritrosit sudah habis dan sel dihancurkan,
maka hemoglobin yang dilepaskan dari sel akan dicerna oleh sistem
makrofag-monosit. Disini terjadi pelepasan besi bebas, dan disimpan terutama
di tempat penyimpanan  ferritin yang akan digunakan untuk kebutuhan
pembentukan hemoglobin baru.
2. Mangan (Mn)
Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma. Setelah
diabsorbsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan
dikeluarkan dengan feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh
sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan
menumpuk dalam hati. Namun, sejauh ini mekanisme absorpsi mangan
masih belum diketahui dengan pasti. (Buku Sunita)
3. Tembaga (Cu)

9
Unsur tembaga yang terdapat dalam makanan melalui saluran
pencernaan diserap dan diangkut melalui darah. Segera setelah masuk
peredaran darah, unsur tembaga akan berikatan dengan protein albumin.
Kemudian diantarkan dan dilepaskan kepada jaringan-jaringan hati dan
ginjal lalu berikatan dengan protein membentuk enzim-enzim, terutama
enzim seruloplasmin yang mengandung 90 – 94% tembaga dari total
kandungan tembaga dalam tubuh. Ekskresi utama unsur ini ialah
melalui empedu, sedikit bersama air seni dan dalam jumlah yang relatif
kecil bersama keringat dan air susu. Jika terjadi gangguan-gangguan
pada rute pembuangan empedu, unsur ini akan diekskresi bersama air
seni (INOUEet al., 2002).
4. Crom (Cr)
Setelah diserap di mukosa intestinal, kromium akan diangkut oleh
transferrin. Karena transferrin juga mengangkut zat besi, maka
mekanisme pengangkutan kromium juga sangat dipengaruhi kadar
zat besi dalam tubuh. Ketika kadar  zat besi dalam darah lebih
tinggi dibandingkan dengan kadar kromium, makatransferin cenderung
mengangkut zat besi, sedangkan ketika kadar kromium dalam darah
lebih banyak dibandingkan kadar zat besi, maka transferin akan
cenderung mengangkut zat besi. Hal ini terjadi dikarenakan kromium
dan zat besi sama-sama dalam bentuk
trivalen sehingga berkompetisi dalam berikatan dengan transferrin.
Transferrin ada dua macam yaitu transferrin mukosa dan tranferin
resepor. Transferrin mukosa berfungsi mengangkut kromium yang telah
diabsorbsi dan mendistribusikannya ke seluruh sel yang membutuhkan
kromium di dalam sel untuk kemudian akan menjalankan
metabolismenya.
5. Seng (Zn)
Albumin merupakan alat transpor seng. Di dalam plasma, 60-70% zinc
diangkut oleh albumin dan sisanya diangkut oleh α₂ makro globulin
Sebagian besar seng mengguankan transferin sebagai alat transpor yang
juga merupakan alat transpor besi. Pada keadaan normal kejenuhan

10
transferin akan besi biasanya kurang dari 50%. Apabila perbandingan
antara besi denagn seng lebih dari 2:1, maka transferin yang tersedia
untuk seng berkurang, sehingga menghambat absorpsi seng.

2.5 Ekskresi Mineral Mikro


1. Besi (Fe)

Berbeda dengan mineral lainnya, tubuh tidak dapat mengatur


keseimbangan besi melalui ekskresi. Besi dikeluarkan dari tubuh relatif
konstan berkisar antara 1,0-1,5mg setiap hari melalui rambut, kuku,
keringat, air kemih dan terbanyak melalui deskuamasi sel epitel saluran
pencernaan. Lain halnya dengan wanita yang sedang menstruasi dan
wanita hamil setiap hari kehilangan besi 0,5-1,0mg atau 40-80ml darah
dan wanita yang sedang menyusui

2. Mangan (Mn)

Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat di empedu dan


dikeluarkan melalui feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh
sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit hati, mangan
menumpuk pada hati.

3. Tembaga (Cu)

Sedikit tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat dan darah haid.


Tembaga dapat diabsorpsi kembali oleh ginjal bila tubuh
membutuhkan. Tembaga yang tidak diabsorpsi, dikeluarkan melaui
feses.

4. Seng (Zn)

Seng dikeluarkan tubuh terutama melalui feses. Di samping itu seng


dikeluarkan melalui urin, dan jaringan tubuh yang dibuang, seperti
jaringan kulit, sel dinding usus, cairan haid, dan mani.

11
5. Krom (Cr)

Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorpsi sebanyak 10% hingga 25%.


Bentuk lain krom hanya diabsorpsi sebanyak 1%. Mekanisme absorpsi
belum diketahui dengan pasti. Absorpsi dibantu oleh asam-asam amino
yang mencegah krom mengendap dalam media alkali usus halus.
Jumlah yang diabsorpsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49µg, setelah
itu ekskresi melalui urin meningkat. Ekskresi melalui urin meningkat
oleh gula sederhana yang tinggi, aktivitas fisik yang berat, atau trauma.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mineral Mikro adalah sejumlah zat yang berjumlah sangat kecil dan
dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, namun mempunyai peran esensial
untuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi dan dibutuhkan dengan jumlah
<100 mg per hari. Mineral mikro seperti Zat Besi (Fe), Mangan (Mn),
Tembaga (Cu) , Seng (Zn), Kromium (Cr) dapat diperoleh dari makanan
yang kita konsumsi setiap hari, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan,
gandum, tiram, kerang, ikan, daging merah dan juga buah-buahan seperti
apel, jeruk, pisang dan lain-lain.

Proses absorpsi mineral mikro berbeda beda, untuk Besi(Fe) Absorpsi


terjadi dibagian atas usus halus dan diangkut oleh protein yaitu Transferin
dan Feritin. Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma,
setelah diabsorpsi mangan masuk dalam empedu. Tembaga (Cu)
absorpsinya di lambung dan bagian atas usus halus dengan alat angkut
protein pengikat tembaga metalotionein. Absorpsi seng (Zn) diatur oleh
metalotionein yang disintesin di dalam sel dinding saluran cerna. Sedangkan
absorpsi krom dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom
mengendap dalam usus halus.

Transportasi mineral mikro, Besi (Fe) dimulai dari lambung dengan


bantuan HCl dan vitamin C. Mangan (Mn) diangkut oleh protein
transmanganin dalam plasma. Unsur tembaga diangkut melalui darah.
Kromium diangkut oleh transferrin. Dan Seng diangkut oleh Albumin.

Ekskresi unsur Besi dikeluarkan dari tubuh relatif konstan berkisar


antara 1,0-1,5mg setiap hari melalui rambut, kuku, keringat, air kemih dan
terbanyak melalui deskuamasi sel epitel saluran pencernaan. Unsur Mangan

13
ekskresinya melalui feses, tembaga melalui urin, keringat dan darah haid
sedangkang Seng melalui urin.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama

Dra. Emma Satriaty Wirakusumah, M. (2007). Jus buah dan sayuran : 148 resep
jus untuk menjaga kesehatan dan kebugaran anda . Jakarta : Penebar Swadaya.

Rizqie Auliana,
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132048525/pendidikan/ILMU+GIZI-
MINERAL.pdf [diakses pada 2 Desember 2017]
Imron Rosyadi, https://ayojadidokter.wordpress.com/ [diakses pada 2 Desember
2017]
http://medpub.litbang.pertanian.go.id/index.php/wartazoa/article/viewFile/
884/893
jurnal zainal arifin 2007
PENTINGNYA MINERAL TEMBAGA (Cu) DALAM TUBUH HEWAN
DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
https://www.scribd.com/doc/294478475/Metabolisme-Mineral-Kromium [diakses
pada 4 Desember 2017]
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23896/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y diakses online pada 04 Desember 2017

Novalia, Firza. 2017. Mineral Mikro, Dasar Gizi


https://www.academia.edu/17521828/Mineral_Mikro_Dasar_Gizi(ONLINE,
diakses pada 2 Desember 2017)

14
15
STUDI KASUS

Sebaiknya Jangan Minum Teh atau Kopi Saat Makan

Liputan6.com, Jakarta Guru Besar FKM UI Prof Endang L. Achadi tidak


menyarankan meminum teh atau kopi saat makan karena dapat menghambat
penyerapan zat besi yang dibutuhkan tubuh.

"Teh dan kopi itu punya zat yang mengikat zat besi, sehingga tubuh tidak dapat
menyerap zat besi tersebut," kata Endang di Jakarta, seperti dikutip dari Antara,
Kamis (20/4/2017).

Zat besi diperlukan tubuh pada pembentukan hemoglobin (Hb) yang berfungsi
untuk mengikat oksigen dan seluruh jaringan tubuh.

Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan terdapat di dalam sel
darah merah (eritrosit), jika manusia kekurangan hemoglobin maka orang tersebut
dapat menderita anemia.

Selain kopi dan teh, makanan yang tinggi serat dan mengandung kalsium juga
dapat menghambat penyerapan zat besi.

Untuk itu, Endang menyarankan meminum jus buah terutama yang kaya dengan
vitamin C, agar penyerapan zat besi menjadi optimal.

"Jus buah yang kaya vitamin C seperti jus jeruk dapat membantu tubuh untuk
menyerap zat besi lebih banyak, selain itu disarankan untuk mengonsumsi daging
sapi, hati, unggas dan ikan yang mengandung protein juga zat besi," kata dia.

Tubuh manusia membutuhkan sekitar 30 mg zat besi per hari, namun masih
banyak orang yang kekurangan zat besi.

16
Sebanyak 22,7 persen perempuan Indonesia menderita anemia, sebanyak 37,1 ibu
hamil juga menderita anemia, sementara itu sebanyak 16,6 persen laki-laki di atas
15 tahun menderita anemia.

Penderita anemia akan mengalami letih, lesu, lunglai, cepat mengantuk dan sulit
berkonsentrasi. Hal ini berpengaruh pada produktivitas kerja mereka.

Anemia memberikan dampak penurunan produktivitas kerja sebanyak 20 persen


atau sekitar 6,5 jam per minggu.

Analisis Kasus

What : Sebaiknya Jangan Minum Teh atau Kopi Saat Makan

Who : untuk orang yang suka minum kopi atau teh disaat makan. Guru
Besar FKM UI Prof Endang L. Achadi tidak menyarankan meminum teh atau
kopi saat makan karena dapat menghambat penyerapan zat besi yang dibutuhkan
tubuh.

Why : meminum teh dan kopi saat makan bisa menghambat penyerapan
zat besi yang dibutuhkan tubuh. Teh dan kopi itu punya zat yang mengikat zat
besi, sehingga tubuh tidak dapat menyerap zat besi tersebut. Jika kebiasaan ini
dibiarkan, maka yang terjadi si orang yang melakukan hal tersebut akan
mengalami anemia, karena Zat besi diperlukan tubuh pada pembentukan
hemoglobin (Hb) yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan seluruh jaringan
tubuh. semua yang dilakukan saat makan menjadi sia – sia jika orang – orang
masih saja melakukan hal tersebut ( makan dengan minum teh atau kopi).
Mirisnya masih orang yang tidak tahu akan hal ini.

When : disaat makan dengan minuman berupa teh atau kopi.

Where : Jakarta

17
How : untuk mengindari anemia yang disebabkan oleh kebiasaan yang
sepele seperti minum teh atau kopi saat makan , alangkah lebih baik jika setiap
makan, minumnya air putih. Air putih sangat bagus untuk tubuh, karena netral dan
bisa diterima oleh tubuh tanpa adanya efek – efek yang merugikan untuk tubuh.
hal ini bisa dicegah gengan cara memberitahu orang –orang sekitar kita tentang
informasi bahwasannya makan dengan minum teh atau kopi itu tidak baik, dan
bisa saja menyebabkan anemia.

18

Anda mungkin juga menyukai