KELEBIHAN dan KEKURANGAN MINERAL MIKRO (Fe, Mn, Cu, Zn, Mo)
(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Ilmu Gizi kelas B)
Dosen pengampu :
Sulistiyani, S.KM., M.Kes
Puji syukur alhamdulilah kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “KELEBIHAN dan KEKURANGAN MINERAL MIKRO (Fe, Mn,
Cu, Zn, Mo)”. Makalah ini telah dibuat sebaik dan seoptimal mungkin, namun mungkin
masih ada beberapa kekurangan dalam isi maupun cara penyusunnya. Makalah ini dibuat
oleh rekan satu kelompok dan juga dari beberapa sumber referensi mengenai materi ini. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata
kuliah Dasar Ilmu Gizi yang telah memberikan materi dan juga arahan sehingga penulis dapat
membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
penulis juga menerima kritik dan saran yang membangun dan yang tentunya sangat
dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini
Penulis
2
1. Besi (Fe)
Kelebihan :
3
Tingginya kadar zat besi dalam tubuh akan menyebabkan fungsi imunitas
terganggu karena kinerja kelenjar tiroid serta kelenjar getah bening juga
terganggu. Anda bisa menjadi lebih rentan mengalami infeksi. Ini karena
kelebihan zat besi justru bersifat karsinogenik yang akan membentuk ekosistem
nyaman bagi bakteri dan mikroba jahat untuk bersarang dalam tubuh. Hal ini juga
dijelaskan dalam National Institutes of Health tahun 2006 dengan judul ‘Effects of
routine prophylactic supplementation with iron and folic acid on admission to
hospital and mortality in preschool children in a high malaria transmission
setting: community-based, randomised, placebo-controlled trial’.
5. Bekerja sebagai hepatoksin
Terbukti dalam buku ‘The Iron Elephant—The Dangers of Iron Overload’
karangan Roberta Crawford, bahwa kelebihan zat besi akan membuat hati bekerja
ekstra dan mengalami efek korotif yang bisa mengacu pada sejumlah infeksi,
inflamasi, kanker, dan sirosis hati. Menurunnya fungsi imunitas membuat hati
rentan mengalami serangan infeksi. Bahkan dikatakan bahwa mereka dengan
kadar zat besi tinggi lebih rentan mengalami infeksi hepatitis.
6. Menyebabkan efek artritis
Kadar zat besi yang berlebihan juga bisa menyebabkan kerusakan pada
persendian. Sifat korotif dari zat besi bisa saja menyerang area persendian yang
memicu terbentuknya luka hingga peradangan pada area sendi. Biasanya serangan
terjadi pada daerah jari-jari, lutut, serta tumit. Kadang serangan terjadi pada otot
tubuh yang banyak digerakan. Ini memicu terjadinya inflamasi pada jaringan otot
dan koneksi antar otot serta sendi yang secara ilmiah dikenal dengan istilah
panniculitis.
7. Memicu pertumbuhan kanker
Zat besi sebenarnya juga memiliki karakter jenis logam berat yang
memungkinkannya memiliki sifat korotif. Sel yang terkorosi akan rusak dan
teroksidasi. Dan ketika proses kerusakan bekerja masif, maka proses regenerasi
sel akan terganggu sampai akhirnya sel-sel ini beregenerasi menjadi sel abnormal
atau sel kanker. Dalam jurnal ‘Does iron have a role in breast cancer?’ yang
dipublikasikan pada National Institutes of Health tahun 2008 dijelaskan bahwa
kelebihan zat besi meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita pra
menopause. Sedangkan menurut publikasi Gastroenterology tahun 2004 dengan
jurnal ‘Iron, Hemochromatosis, and Hepatocellular Carcinoma’, dijelaskan
4
pengaruh kelebihan zat besi terhadap pertumbuhan kanker hati. Selain itu pada
buku ‘The Iron Elephant—The Dangers of Iron Overload’ dijelaskan bahwa
kelebihan zat besi akan memicu beberapa jenis kanker seperti kanker kelenjar
getah bening, usus, lambung, ginjal, dan prostat.
8. Terjadinya kerusakan saraf dan menyebabkan penyakit jangtung
Ketika kita mengonsumsi makanan atau minuman atau bahkan supemen/
obat yang mana akan menambah zat besi kita hingga melebihi batas normal,
maka akan menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan
hemochromatosis. Jumlah zat besi yang berlebihan ini akan disimpan dalam
pankreas maupun hati akan menyebabkan terjadinya penyakit jantung dan
gangguan kesehatan sistem saraf otak, seperti penyebab alzheimer dan juga
parkinson.
Kekurangan :
1. Anemia
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh kesulitan memproduksi sel
darah merah. Hal ini dipicu karena zat besi merupakan salah satu komponen
utama pembentuk hemoglobin. Anemia ringan pada dasarnya bukan penyakit
berbahaya tetapi jika masuk tahap kronis bisa menyebabkan tubuh kehilangan
kemampuan untuk melawan penyakit. Beberapa gejala anemia diantaranya seperti
pusing, mudah lelah, pucat dan rambut rontok.
2. Mempengaruhi tumbuh kembang bayi
Mengalami kekurangan zat besi akan tumbuh dengan keterampilan motorik
yang lebih rendah, hal ini termasuk rendahnya kemampuan mereka dalam
berfikir. Sedangkan bagi wanita hamil, kekurangan zat besi dapat menyebabkan
kelahiran prematur dan berat badan bayi rendah. Jadi bagi ibu hamil sangat
ditekankan untuk memenuhi kebutuhan zat besi dari makanan atau suplemen.
3. Menurunkan daya ingat, fungsi mental, dan kecerdasan
Kekurangan zat besi ini juga mempengaruhi kondisi otak, yakni
menurunkan daya ingatnya, fungsi mental, dan juga mengurangi tingkat
kecerdasan otak.
4. Kulit terlihat pucat .
5
Tanda yang bisa dilihat oleh orang lain dari tubuh yang kekurangan zat besi
adalah kulit pucat, terutama yang sangat nampak adalah pada wajah. Kurangnya
pasokan darah akan mengakibatkan tingkat hemoglobin menurun, sehingga kulit
menjadi tampak pucat.
6
pada saat menstruasi, maka kemungkinan tubuh Anda sedang kekurangan zat
besi.
10. Tubuh dan kaki gemetar
Tubuh yang kekurangan zat besi akan membuat peredaran darah menjadi
tidak lancar, termasuk di daerah kaki. Hal ini akan membuat kaki merasakan
lemah, kaku dan terasa gemetar.
7
1. KeracunankarenakelebihanMangandapatterjadibilalingkunganterkontaminasioleh
Mangan. Pekerjatambang yang mengisapmangan yang
adapadadebutambanguntukjangkawaktu lama, menunjukkangejala-
gejalakelainanotakdisertaipenampilandantingkahlaku abnormal, yang
menyerupaipenyakit Parkinson.
2. Kelebihan mangan dalam tubuh bisa menyebabkan gangguan penyerapan zat
besi. Kondisi ini bisa menyebabkan penderita mengalami anemia, kekurangan sel
darah merah dan tubuh menjadi tidak produktif.
3. Kelebihan mangan bisa menyebabkan gangguan fungsi tembaga yang kemudian
bisa menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi.
4. Terlalu banyak mangan juga bisa menyebabkan gangguan fungsi estrogen.
Kondisi ini bisa membuat gangguan kesuburan untuk wanita.
Kekurangan :
KekuranganMnbelumpernahterlihatpadamanusia. KebutuhanMnkecil,
sedangkanMnbanyakterdapatdalammakanannabati.
KekuranganMnmenyebabkansterilpadahewanjantandanbetina. Keturunandariinduk
yang menderitakekuranganMn,
menunjukkankelainankerangkadangangguankerangkaotot.
Penggunaansuplementasibesidankalsiumperludiperhatikankarenakeduazatgiziinimengh
ambatabsorpsiMn. KekuranganMnseringterjadibersamaandengankekuranganbesi.
Makanantinggi protein dapatmelindungitubuhdarikekuranganMn.
3. Tembaga (Cu)
Kelebihan :
Kekurangan :
8
komposisi gizinya tidak disesuaikan. Kekurangan Cu juga dapat menganggu
pertumbuhan dan metabolisme, dan juga demineralisasi tulang.
4. Seng (Zn)
Kelebihan :
Mengkonsumsi seng sebanyak 1 gram atau lebih, sekitar 70 kali dari dosis yang
dianjurkan (RDA) per hari, dapat berakibat fatal. Menghirup asap zinc oxide dapat
menyebabkan nafas yang cepat, berkeringat, demam, dan rasa besi pada mulut, kelainan
ini disebut metal fume fever. Mengkonsumsi seng terlalu banyak untuk jangka panjang
dapat menurunkan penyerapan tembaga (copper), sehingga terjadi anemia, dan
mengganggu sistem imun.
1. Keracunan
Kelebihan dalam mengonsumsi zinc juga dapat berakibat fatal pada bagian
ginjal karena ginjal. Apabila seseorang sudah terdiagnosa mengidap penyakit ginjal
atau sebelumnya kondisi ginjal sudah bermasalah, mengonsumsi Zn, khususnya
suplemen Zn sulphate akan memperparah kondisi ginjal. Penanganan yang
terlambat bisa memicu gagal ginjal pada level kronis.
9
dan bukannya disebabkan oleh kelebihan Zn, maka dari itu memeriksakan ke
dokter akan lebih baik supaya bisa diketahui dan ditangani lebih awal.
Kekurangan :
Defesiensi Zn dapat terjadi pada golongan rentan, yaitu anak-anak, ibu hamil dan
menyusui serta orang tua. Tanda – tanda kekurangan Zn adalah gangguan petumbuhan
dan kematangan seksual. Fungsi pencernaan terganggu, karena gangguan fungsi
pankreas, gangguan pembentukan kilomikron, dan kerusakan permukaan saluran cerna.
Disamping itu dapat terjadi diare dan gangguan fungsi kekebalan. Kekurangan Zn
kronis mengganggu pusat sistem saraf dan sistem otak. Karena kekurangan Zn
mengganggu vitamin A, sering terlihat gejala yang terdapat pada kekurangan vitamin
A. Kekurangan Zn juga mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme,
gangguan nafsu makan, penurunan ketajaman indra rasa serta memperlambat
penyembuhan luka.
Jika wanita hamil mengalami kekurangan Zn, bayi yang dikandungnya dapat
memiliki kelainan dan berat badan kurang dari yang diharapkan saat lahir. Pada
akrodermatitis enteropatika, gejala-gejala biasanya muncul ketika bayi yang terkena
disapih.
5. Molibdenum (Mo)
Kelebihan :
1. Mengonsumsi suplemen Molibdenum berlebihan, contoh dalam kasus seseorang
mengonsumsi 300 – 800 mcg per hari selama 18 jam akan menyebabkan kejang –
kejang, halusinasi, dan kerusakan otak permanen.
2. Mengonsumsi zat Molibdenum secara berlebihan menyebabkan penumpukan
asam urat karena aksi oksidase enzim xantina. Contoh kasus, sekelompok orang
Armenia yang masing – masing mengonsumsi 10.000 – 15.000 mcg sehari, yang
5 – 7 kali dilaporkan mengalami gejala asam urat.
3. Penelitian telah menunjukkan bahwa asupan tinggi Molibdenum mungkin dapat
menyebabkan penurunan pertumbuhan tulang dan kepadatan mineral tulang
(BMD). Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian menunjukkan tingkat asupan
molibdenum meningkat, lumbai tulang belakang BMD tampak terjadi penurunan
wanita berusia di atas 50.
10
4. Penelitian menunjukkan bahwa kelebihan konsumsi zat molibden menyebabkan
penurunan kualitas reproduksi yaitu penurunan kadar testosteron. Karena
dikombinasikan dengan tingkat rendah seng, terhubung dengn 37 % penurunan
kadar testosteron.
Kekurangan :
Meskipun suplemen tersedia secara luas, kekurangan Mo ini sangat jarang pada
orang sehat. Dibawah ini adalah beberapa kasus luar biasa akibat kekurangan zat Mo,
yang dikaitkan dengan beberapa kondisi kesehatan yang merugikan :
1. Dalam suatu situasi, pasien rumah sakit menerima nutrisi buatan melalui suatu
tabung dan tidak diberi molibdenum apapun. Ini mengakibatkan gejala parah,
termasuk denyut jantung dan pernapasan cepat, muntah, disorientasi, dan akhirnya
koma.
2. Peningkatan resiko kanker esophagus.
Dalam satu wilayah kecil di Cina, kanker esophagus 100 kali lebih umum daripada
di Amerika Serikat. Telah ditemukan bahwa tanah di daerah ini berisi tingkat yang
sangat rendah dari Molybdenum, mengakibatkan asupan makanan rendah jangka
panjang. Selain itu, daerah lain yang memiliki resiko tinggi kasus kanker
esophagus, seperti bagian utara Iran dan Afrika Selatan, tingkat Molibdenum
dalam rambut dan kuku sampel ditemukan rendah.
3. Kekurangan kofaktor Molibdenum menyebabkan gejala parah yang muncul dalam
masa kanak-kanak yaitu kelainan otak dan parah perkembangan penundaan bahkan
jika sudah parah menyebabkan kematian pada anak – anak. Kekurangan kofaktor
Molibdenum adalah kondisi genetik yang sangat langka di mana bayi yang
dilahirkan tanpa kemampuan untuk membuat kofaktor molibdenum. Hal ini
disebabkan oleh mutasi gen resesif, turun temurun sehingga anak akan mewarisi
gen terkena dari kedua orang tuanya untuk mengembangkannya.
11
Studi Kasus
Foto: Fotosearch
Anemia adalah berkurangnya jumlah sel darah merah atau hemoglobin di dalam darah.
Anemia memang bukan penyakit menular atau degeneratif sehingga kerap kurang mendapat
perhatian. Tapi, penyakit yang bisa berefek buruk pada kualitas hidup seseorang ini justru
menjadi penyakit yang angkanya meningkat dari tahun ke tahun.
Hingga saat ini, anemia masih menjadi masalah besar bagi kesehatan masyarakat global.
Jumlah penderitanya mencapai 2,3 miliar, dan diperkirakan 50 persennya disebabkan
oleh Anemia Defisiensi Besi (ADB). Asia Tenggara dan Afrika tercatat memiliki prevalensi
anemia tertinggi, dengan 85% penderitanya adalah wanita dan anak-anak.
Fakta tersebut terungkap dalam acara Anemia Convention 2017, simposium ilmiah pertama
mengenai anemia yang dipelopori oleh Merck yang berlangsung di Manila, Philipina.
Anemia defisiensi besi yang tidak terobati, dapat memengaruhi kualitas dan harapan hidup
secara signifikan. ADB telah bertahun-tahun menjadi penyebab utama disabilitas pada anak
dan remaja. ADB juga menyebabkan penurunan kinerja, gangguan fungsi kognitif, dan
kelelahan jangka panjang.
Meski The Health World Assembly telah menerapkan enam target nutrisi global dengan satu
tujuan spesifik, yakni mengurangi 50% tingkat anemia pada wanita usia subur pada tahun
2025. Prof. Zulfiqar Ahmed Bhutta, Ketua Kesehatan Anak Global (Global Child Health)
dari Hospital for Sick Children, Toronto serta Direktur Pendiri Pusat Keunggulan Kesehatan
12
Perempuan dan Anak di Universitas Aga Khan, yang juga pembicara dalam Anemia
Convention, justru menunjukkan statistik yang mengejutkan tentang anemia dan
prevalensinya di Asia.
"Di Asia Tenggara, ada 202 juta wanita usia subur usia antara 15 - 49 tahun yang terkena
anemia, sedangkan di Pasifik Barat, ada sekitar 100 juta jiwa,” ujarnya. Selain itu, 41,8% ibu
hamil dan kurang lebih 600 juta anak sekolah dasar dan anak usia sekolah di seluruh dunia
adalah penderita anemia yang sebagian besar disebabkan karena kurangnya zat besi.
Prof. Bhutta menunjukkan bahwa pada tingkatan global, kekurangan zat besi adalah kasus
kekurangan nutrisi yang paling umum terjadi di seluruh dunia, dengan kurang lebih 4-5 miliar
penderita.
Menurut Dr. Murti Andriastuti Sp.A(K), salah satu pembicara konvensi dan Ketua Satuan
Tugas Anemia Defisiensi Besi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), efek jangka
panjang dari kekurangan zat besi dengan atau tanpa anemia pada anak-anak dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan, kekebalan tubuh serta perkembangan otak
dimana fungsi kognitif menurun.
Sumber : https://www.femina.co.id/health-diet/wanita-dan-anak-di-asia-masih
kekurangan-zat-besi-penyebab-anemia
13
5. Mengapa hal tersebut terjadi?
Kasus Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada wanita dan anak di Asia masih tinggi
disebabkan karena kurangnya zat besi (Fe). Hal ini terjadi karena pemenuhan nutrisi
global termasuk pemenuhan akan zat besi (Fe) pada wanita dan anak-anak khususnya di
Asia Tenggara dan Afrika masih rendah. Asia Tenggara dan Afrika tercatat memiliki
prevalensi anemia tertinggi, dengan 85% penderitanya adalah wanita dan anak-anak.Di
Asia Tenggara, ada 202 juta wanita usia subur usia antara 15 - 49 tahun yang terkena
anemia, sedangkan di Pasifik Barat, ada sekitar 100 juta jiwa,” ujarnya. Selain itu,
41,8% ibu hamil dan kurang lebih 600 juta anak sekolah dasar dan anak usia sekolah di
seluruh dunia.
6. Bagaimana solusi kasus tersebut?
The Health World Assembly telah menerapkan sebuah rencana implementasi yang
komprehensif untuk mencapai enam target nutrisi global dengan satu tujuan spesifik,
yakni untuk mengurangi 50 persen tingkat anemia pada wanita usia subur pada tahun
2025.
Pemberian gizi yang cukup merupakan faktor utama dalam penanganan anak anemia.
Pemberian preparat besi juga bisa dilakukan, namun sebaiknya dimulai sejak anak
berusia enam bulan sampai tiga tahun.
Untuk mencegah kekurangan zat besi pada bayi, sebaiknya ibu hamil dan calon ibu
(remaja puteri) juga memeriksa kadar zat besinya agar kebutuhan zat besi untuk
janin tercukupi, terutama perkembangan otak dan darah.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah perilaku hidup bersih dan sehat, seperti
membiasakan cuci tangan dengan sabun, imunisasi dasar balita, memantau berat badan
bayi secara teratur serta membiasakan anak mengonsumsi sayuran hijau dan
mengandung zat besi. Zat besi paling banyak terkandung dalam kelompok lauk-pauk,
seperti hati, daging sapi, telur, dan ikan sebagai sumber protein hewani yang mudah
diserap. Dari kelompok zat tepung, dapat berupa gandum, jagung, kentang, ubi jalar,
talas, beras merah atau putih, dan ketan hitam.
Dari kelompok sayuran terdiri dari kacang-kacangan, kismis, tahu, dan kacang mete.
Dan dari kelompok buah, terdapat pada kurma, apel, jambu, pepaya, belimbing,
alpukat, nangka, salak, dan srikaya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
https://www.deherba.com/ternyata-kelebihan-zat-besi-juga-tidak-bagus.html
https://halosehat.com/gizi-nutrisi/panduan-gizi/akibat-kekurangan-dan-kelebihan-zat-
besi
https://www.femina.co.id/health-diet/wanita-dan-anak-di-asia-masih kekurangan-zat-besi-
penyebab-anemia
http://www.manfaat-kesehatan.com/tanda-gejala-umum-kekurangan-zat-besi/
http://lifestyle.kompas.com/read/2012/02/27/16462539/
kenali.gejala.tubuh.kekurangan.quotzincquot
http://www.sehatinstan.com/2017/07/molibdenum-molybdenum-manfaat-sumber.html?
m=1
https://halosehat.com/gizi-nutrisi/mineral/mangan
15