Anda di halaman 1dari 26

METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

BAB IV

PEKERJAAN TANAH & PEKERJAAN SUBSTRUCTER

4.1 Pekerjaan Turap


4.1.1 Umum
Turap adalah konstruksi yang dapat menahan tekanan tanah dari
samping ketika melakukan penggalian dan mencegah terjadinya kelongsoran.
Jenis turap yang digunakan pada pembangunan Gedung Fave Hotel
Karawang adalah turap baja. Dengan
4.1.2 Pemilihan dan Analisis Peralatan
Dalam pemilihan alat berat harus disesuaikan pada kebutuhan setiap
pekerjaan agar alat berat dapat bekerja secara maksimal pada pekerjaan yang
dilakukan. Berikut adalah tabel alat berat yang digunakan pada pekerjaan
turap:
Tabel 4.1 Pemilihan dan Analisis Peralatan

Peralatan Spesifikasi Jenis Pekerjaan Data Pekerjaan

Produk : Crawler Sebagai alat untuk Panjang turap :6,4 m


Crane Kobelco 7055 mengangkat vibratory Berat turap : 49,30 KN/m
Maximun weight : 55 hammer yang akan Berat vibrator hammer:
Crawel
ton digunakan untuk 6,11 ton
Crane
Distance : 3,7 m memancangsteel sheet
Boom max length : 42 pile
m
Produk : DZ90A Merupakan alat yang Banyak turap:
Motor power : 90kW digunakan untuk Lama penurapan:
Frekuensi : 1050r/min memancang steel sheet Waktu selesai:
Max extraction pile dalam pekerjaan
Vibratory
force :240kN penurapan
Hammer
Total weight :6115kg
Clamp : single/double
Mine crane
capacitiy:50t

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

4.1.3 Analisis dan Desain Sheet Pile

Ø = 28°
C = 0,20 KN/m2
γ = 20 KN/m

γsat = 20,50 KN/m

1. Perhitungan Tekanan Tanah (Pah,Pph)

Pa1

Pa1

Pp Pa2
Pa

a. Tekanan Tanah Aktif (Pah)

Ka1 = tg2 (45 



2 ) Ka2 =1

= tg2 (45 
28
2 )
= 0,361

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

δPa1 = γ.h1.Ka . 2C√ Ka 1


Pa1 = . δPa1. h1
2
= 20 x 3 x 0,361x 2 x 0,2x √ 0,361
1
= . 21,419. 3
= 21,419 kN 2

δPa2 = γ.h1. 2C√ Ka . Ka2 Pa2 = δPa2. h2

= 20 x 3 2.0,2 x √ 0,361 x 1 = 59,759. Do

= 59,759 kN = 59,759 Do kN/m

δPa3 = γ’. h2. Ka2 1


Pa3 = δPa3. h2
2

= (γsat  γ) .Do . 1


1
=
2
. 10,50 Do.
= (20,50  10) Do
Do
= 10,50 Do

δPa = γ. h2 1
Pa = δPa. h2
2
= 10. Do kN
1
=
2
. 10 Do. Do

= 5 Do2 kN/m
Tekanan Tanah (Pah) Lengan Momen (ӯ) Momen Penahan (Mo) = Pah x ӯ
No
kN/m m KN

1 32,128 1 + Do 32,128 + 32,128 Do


2 59,759 Do 1/2 + Do 29,879 Do2
3 5,25 Do2 1/3 + Do 1,75 Do3
4 5 Do 1/3 + Do 1,667 Do3
32,128 + 59,759 Do + 32,128 + 32,128 Do + 29,879 Do2
Total
10,25 Do2 + 3,417 Do3
Tabel 4.2 Perhitungam Tekanan Tanah Aktif

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

b. Tekanan Tanah Pasif (Pph)


Kp = tg2 (45 +

2 ) SF =2

= tg2 (45 +
28
2 )
= 2,768
1
δPp1 = (γsat  γ). h2. Kp/SF Pp1 = . δPp1. h2
2

= (20,50  10). Do. 2,768/2 1


= .14,532 Do.Do
2
= 14,532 Do kN

δP = γ. h2/SF


1
Pp = δPp. h2
2
= 10. Do/2
1
= 5 Do kN =
2
. 5 Do. Do

Tabel 4.3 Perhitungam Tekanan Tanah Pasif = 2,5 Do2 kN/m

Tekanan Tanah Lengan Momen Momen Penahan (Mo) = Pah x


No
(Pph) kN/m (ӯ) m ӯ KN

1 7,266 Do2 1/3. Do 2,422 Do3


2 2,5 Do2 1/3. Do 0,833 Do3
Tota
9,766 Do2 3,255 Do3
l

2. Perhitungan Gaya Angker (A)

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Ø = 28°
C = 0,20 KN/m2
γ = 20 KN/m

γsat = 20,50 KN/m

H = 0 Pah  Pph  A = 0

A = Pah  Pph
A = (32,128 + 59,759 Do + 10,25 Do2)  (9,766 Do2)
A = 32,128 + 59,759 Do + 0,484 Do2
3. Perhitungan Kedalaman Turap (Do)
Mo = 0
A.(2 +(Do) + Mph  Mah = 0
(32,128 + 59,759 Do + 0,484 Do 2) 2,5 + Do ) + (3,255 Do 3)  (32,128 +
32,128 Do + 29,879 Do2 + 3,417 Do3) = 0
32,128 + 88,39 Do  27,911 Do2  0,162 Do3 = 0 (Metode Secant)
Diperoleh Do = 3,4 m
A = 32,128 + 59,759 (3,4) + 0,484 (3,4)2 = 240,90 KN/m’
4. Perhitungan Momen Maksimum (Mmax)
Mx = 32,128 + 88,39 x  27,911 x2  0,162 x2

d
=Mx = 88,39  55,822 x  0,486 x2
dx

x = 2,19 m (diperoleh dari rumus mencari akar persamaan


kuadrat)

Mx = 32,128 + 88,39 (2,19)  27,911 (2,19)2  0,162 (2,19)3

= 90,136 KN.m
5. Pemilihan Sheet Pile
 H’ = H1 + Do = 3 + 3,4 = 6,4 m
 Rencana digunakan Baja ASTM A = 328, dengan tegangan lain

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

  allowable = 170 MN/m2  170.000 KN/m2


 Modulus Elastisitas Baja E = 207,103 MN/m2
'
10,91 x 10 ⁻ ⁷( H ) ⁴
 Fleksibilitas Relatif Tiang Turap ρ =
E.I
Principle of Foundation Engineering Hal 359
 Mdesign = S. allowable

Tabel 4.4 Pemilihan Sheet Pile

H' ρ= Mdesign
Type Log Mdesign
I (m⁴/m') (m 10,91 x 10 ⁻ ⁷( H ' ) ⁴ S (m³/m') (KN-
Section ρ Mmax
) EI m/m')
5,05.10⁻ 12,69.10⁻
PSX-32 6,7 0,002506 -2,6 231,913 0,243
⁶ ⁵
3,96.10⁻ 10,20.10⁻
PS-32 6,7 0,003196 -2,5 17,340 0,192
⁶ ⁵
18,7.10⁻ 10,20.10⁻
PS-28 6,7 0,003313 -2,48 17,340 0,192
⁶ ⁵
3,82.10⁻
PMA 22 6,7 0,000473 -3,33 29.10⁻⁵ 49,30 0,547

Pemilihan sheet pile dapat dilihat pada grafik berdasarkan Log ρ dan
Md/Mmax. Analisis pemilihan sheet pile yang aman adalah nilai yang terdekat dan
berada diatas garis kurva.

PMA 22

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Gambar 4.1 Grafik hubungan Log ρ dan Md/Mmax

4.1.4 Tahap Pelaksanaan


1. Menentukan titik-titik koordinat, ini diperlukan untuk menentukan
pemasangan sheet pile dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan untuk
diaplikasikan dilapangan

Gambar 4.2
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap

2. Melakukan pengadaan sheet pile baja tipe PMA 22 panjang 6,4 m yang
meliputi pemasokan, pemprosesan, dan pengangkutan dari pabrik ke lokasi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Gambar 4.3 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap


3. Melakukan penumpukan sheet pile pada daerah yang mudah dijangkau
oleh crawel crane agar penggunaan alat berat lebih efisien

Gambar 4.4
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap

4. Untuk mendapatkan hasil


pemancangan
yang lurus dapat
dilakukan dengan

pemasangan guide wall terlebih dahulu disekitar area pemasangan


Gambar 4.5 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap
5. Melakukan pemancangan sheet pile. Sheet pile dipancang 1 m dari titik as
bangunan hal ini dilakukan agar mempermudah pada saat proses pekerjaan
dinding basement. Pastikan pemancangan pertama tegak lurus, karena akan
berpengaruh pada ketegakan sheet pile. Pada proses pemancangan
digunakan vibrator hammer. Sheet pile disini hanya difungsikan sementara.

Gambar 4.6 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap

6. Lakukan dengan hal yang sama pada pemancangan sheet pile yang lainnya
keliling area basement. Dan pastikan ketegakan setiap sheet pie yang

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

dipancang Pemasangan angkur sebagai perkuatan pada sheet pile untuk


mencegah gaya geser dan guling akibat tekanan tanah. pemasangan angkur
dapat dilakukan setelah penggalian tanah selesai seluruhnya.

Gambar 4.7 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap

7. Pemasangan angkur sebagai perkuatan pada sheet pile untuk mencegah


gaya geser dan guling akibat tekanan tanah. pemasangan angkur dapat
dilakukan setelah penggalian tanah selesai seluruhnya.

Gambar 4.9 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap

4.2 Pekerjaan Penggalian Tanah


4.2.1 Umum
Perkerjaan galian tanah adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan
membuat lubang di tanah sesuai dengan desain atau bentuk konstruksi dan
mencapai elevasi yang direncanakan. Pekerjaan galian tanah menggunakan
metode galian dengan penahan dan penyokong dengan bantuan sheet pile baja
yang sudah dilakukan pemancangan sebelumnya.
4.2.2 Pemilihan dan Analisis Peralatan
Dalam pemilihan alat berat harus disesuaikan pada kebutuhan setiap
pekerjaan agar alat berat dapat bekerja secara maksimal pada pekerjaan yang
dilakukan. Berikut adalah tabel alat berat yang digunakan pada pekerjaan
penggalian tanah:

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Tabel 4.5 Pemilihan dan Analisis Peralatan

Peralatan Spesifikasi Jenis Pekerjaan Data Pekerjaan

Produk: Excavator Digunakan untuk  Luas galian : 39 x 14,7 m


Komatsu PC 130F-7 mengerjakan
= 573,3 m2
Kapasitas pekerjaan galian
Excavato Bucket:0,55m3 tanah untuk Kedalaman galian: 3 m
Kecepatan Ayun: 11 basement
r Volume galian : 1719,9 m3
rpm

Produk : Hino Dutro Mengangkut  Volume galian : 1719,9 m3


130 HD tanah galian
Dump Kapasitas bak : 7 m3 basement
Truck

4.2.3 Tahap Pelaksanaan


1. Penggalian dilakukan dengan menggunakan excavator dan material galian
akan didumping langsung ke dump truck.

Gambar 4.10
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

2. Galian dilakukan sampai elevasi yang direncanakan, selama proses


penggalian, excavator akan melakukan penimbunan tanah didaerah yang
akan dijadikan jalur keluar masuknya dump truck ke lokasi basement.

Gambar
4.11 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap

4.2.4 Pekerjaan Dewatering


4.2.4.1 Umum
Dewatering adalah proses penurunan muka air tanah pada suatu
konstruksi yang akan dibangun dengan cara pemompaan melalui sebuh
sumur ataupun saluran. Pompa yang digunakan disebut pompa
submersible yang nantinya disalurkan ke sumur-sumur dewatering atau
saluran-saluran. Untuk membuat suatu galian basement terkadang
sering kali terganggu dengan adanya air tanah. Sebelum melakukan
penggalian harus ada metode yang tepat untuk membuang atau
mencegah air tanah mengganggu proses pekerjaan konstruksi basement.
Terdapat 3 jenis metode dewatering yang sering digunakan dengan
mempertimbangkan kondisi lapangan, yaitu:
1. Dewatering Open Pumping
2. Dewatering Predrainage
3. Dewatering Cut Off
4.2.4.2 Pemilihan dan Analisa Peralatan
Dalam pemilihan alat berat harus disesuaikan pada kebutuhan
setiap pekerjaan agar alat berat dapat bekerja secara maksimal pada
pekerjaan yang dilakukan. Berikut adalah tabel alat berat yang
digunakan pada pekerjaan dewatering:
Tabel 4.6 Pemilihan dan Analisis Peralatan

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Peralatan Spesifikasi Jenis Pekerjaan Data Pekerjaan

Alat yang
digunakan dalam
pekerjaan DATA DIMENSI
dewatering BASEMENT
untuk memompa Panjang : 39 m
permukaan air Lebar :14,7 m
Dewatering tanah keluar Tinggi : 3 m
pump menuju ke
tempat yang
telah
direncanakan

4.2.4.3 Tahap Pelaksanaan


1. Setelah melakukan pemancangan sheet pile maka dapat dilakukan
pekerjaan dewatering
2. Melakukan penggalian untuk instalasi pompa air

Gambar 4.12 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Dewatering

3. Memasang pipa dan pompa yang akan digunakan untuk pekerjaan


dewatering

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Gambar 4.13 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Dewatering

4. Memulai proses pemompaan air tanah, air akan dipompa langsung


ke parit yang ada di sekitar lokasi proyek

Gambar 4.14 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Dewatering

5. Ketika muka air tanah sudah turun maka dapat dilakukan


penggalian

Gambar 4.15 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Dewatering

6. Melakukan pekerjaan lantai kerja, setelah itu instalasi pipa dapat


dilepas

Gambar 4.16 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Dewatering

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

4.3 Pekerjaan Sub-structure


4.3.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang

START

Pengukuraan dan
penentuan titik pondasi
tiang pancang

Pengadaan tiang
pancang ke lokasi kerja

Pengangkatan tiang pancang


dengan crawler crane

Proses pemancangan
menggunnakan vibrator
hammer

Proses penyambungan tiang


pancang jika diperlukan
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

FINISH
Gambar 4.17 Diagram Alir Tahap Pelaksanaan Tiang Pancang

4.3.1.1 Umum
Pondasi tiang pancang adalah tiang yang dimasukan ke dalam
tanah sehingga mencapai kedalaman tertentu. Tiang-tiang tersebut
ditancap ke dalam tanah dengan sebuah mesin pemancang.
Jenis pondasi ini memiliki fungsi untuk mendukung struktur
bangunan. Cara kerja pondasi tiang pancang adalah dengan
memindahkan beban struktur bangunan kepada lapisan tanah, sehingga
struktur bangunan menjadi lebih kokoh. Selain itu, jenis pondasi ini
dapat menahan gaya apung air tanah, gaya lateral dan gaya gempa.
Kekuatan tiang-tiang pondasi ini juga dapat menahan tanah galian dan
mencegah longsor.
4.3.1.2 Pemilihan dan Analisa Peralatan
Dalam pemilihan alat berat harus disesuaikan pada kebutuhan
setiap pekerjaan agar alat berat dapat bekerja secara maksimal pada
pekerjaan yang dilakukan. Berikut adalah tabel alat berat yang
digunakan pada pekerjaan dewatering:
Tabel 4.7 Pemilihan dan Analisis Peralatan

Peralatan Spesifikasi Jenis Pekerjaan Data Pekerjaan

Produk : Crawler Crane Mengangkat Panjang tiang pancang : 26


material yang
Kobelco 7055 m
akan
Maximun weight : 55 dipindahkan. Dimensi Tiang pancang :
Crawel Crane
ton 40 x 40
Distance : 3,7 m
Boom max length : 42 m

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Produk : Hydraulic Alat yang Jumlah titik pancang:


Static Pile Driver digunakan pada
66 titik
Max circle pile : 600 proses
pemancangan.
mm
Max square pile : 500 x
Hydraulic
500 mm
Static Pile Lifting weight : 16 ton
Driver Lifting pile length : 15 m
Rise stroke: 1 m
Total Weight : 360 ton

4.3.1.3 Tahap Pelaksanaan


1. Pemindahan tiang pancang menggunkan alat berat mobile crane
dari lokasi penyimpanan material ke lokasi proyek. Tiang pancang
harus dipindahkan/diangkat dengan hati-hati sekali guna
menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan.

Gambar 4.18 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang

2. Penyimpanan tiang pancang sebaiknya disimpan di sekitar lokasi


yang akan dilakukan pemancangan.

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

3. Menentukan titik pondasi menggunakan alat theodolite

Gambar 4.19 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang

4. Alat mengangkat tiang pancang yang dipasangkan kabel dari mesin


crane yang akan diletakkan pada clamping box untuk dipancang.

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Gambar 4.20 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang

5. Memastikan tiang pancang tegak lurus sebelum dipancang.

Gambar 4.20 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang

6. Pada clamping box tiang pancang kemudian di jepit lalu tiang


ditekan dengan mesin hydraulic yang dikendalikan oleh operator

Gambar 4.21 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang

7. Untuk tiang pancang yang harus dilakukan penyambungan , maka


penyambungan dilakukan dengan cara las.

Gambar 4.22 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang

8. Mengulangi langkah 5 sampai 7 hingga mencapai kedalaman tiag


yang telah direncanakan.
4.3.2 Pekerjaan Pondasi Pile Cap, Pelat Lantai Basement dan Tie Beam
4.3.2.1 Umum

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum


didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi
kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak
menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan
pada pondasi. Tie beam adalah elemen struktur yang terdapat pada
bangunan gedung atau bangunan yang menggunakan pondasi dalam
atau pondasi dangkal setempat. Tie beam ini terletak di atas tanah dan
di atas pondasi dangkal setempat seperti pondasi footplat ataupun
pondasi dalam. Dari segi struktural, tie beam berfungsi sebagai
pengaku antara pondasi satu dengan yang lainnya sehingga tingkat
kekakuan dari struktur bawah meningkat.
4.3.2.2 Pemilihan dan Analisa Peralatan
Dalam pemilihan alat berat harus disesuaikan pada kebutuhan
setiap pekerjaan agar alat berat dapat bekerja secara maksimal pada
pekerjaan yang dilakukan. Berikut adalah tabel alat berat yang
digunakan pada pekerjaan pile cap,tie beam, dan pelat lantai basement:

Tabel 4.8 Pemilihan dan Analisis Peralatan

Peralatan Spesifikasi Jenis Pekerjaan Data pekerjaan

Excavator Produk: Excavator Alat serba guna Volume galian: 31,08 m3


Komatsu PC 130F-7 yang dapat
Kapasitas Bucket:0,55m3 digunakan untuk
Kecepatan Ayun: 11 rpm menggali,memuat
dan mengangkat
material.
Produk : Hino Dutro 130 Mengangkat Volume galian: 31,08 m3
Dump HD material yang
Truck Kapasitas bak : 7 m3
akan dipindahkan.

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Produk : SANY Alat untuk Volume Pengecoran :


SYG5271THB memompa beton  Tie beam : 0,3 x 0,6 x 6
Kapasitas Concrete Output ready mix dari = 1,08 m3
mixer truck ke  Pile cap : 2 x 0,75 x 2 =
: 100 m3/h
Concrate lokasi 3 m3
Max Pressure on pengecoran.  Lantai Basement : 0,2 x
Pump Concrete : 8,5 mpa
6 x 5,85 = 7,02 m3
Jangkauan Vertikal : 37 m
Jangkauan Horizontal : 33
m
Diameter Pipa:125 mm
Produk:HINO FM 260 JM Volume Pengecoran :
Kendaraan yang
 Tie beam : 0,3 x 0,6 x 6
Kapasitas Molen:7 m3 digunakan untuk
= 1,08 m3
Panjang Bak: 5,27 m mengangkut
 Pile cap : 2 x 0,75 x 2 =
Truk adukan beton
3 m3
ready mix dari
Mixer Lantai Basement : 0,2 x 6 x
tempat
5,85 = 7,02 m3
pencampuran
beton ke lokasi
proyek.

4.3.2.3 Tahap Pelaksanaan


a. Formwork
1. Melakukan penggalian untuk pekerjaan pile cap dan tie beam,
disertai dengan perataan elevasi dasar galian pelat lantai. Galian
pada pile cap dan tiebeam dibuat dengan memperhitungkan space

bekisting batako.

Gambar 4.23 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap & Tie Beam

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

2. Melakukan pembobokan pada bagian beton tiang pancang sebagai


sambungan pile cap.

Gambar 4.24 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap & Tie Beam

3. Urungan pasir setebal 10 cm pada pile cap, tie beam, dan pelat
lantai. Urugan pasir dibuat sebagai landasan untuk lantai kerja agar
permukaannya rata.
4. Membuat lantai kerja untuk plat setebal 5 cm pada pile cap, tie
beam dan pelat lantai. Lantai kerja dibuat untuk mempermudah
pelaksanaan pekerjaan pile cap di lapangan, setelah lantai kerja
selesai dibuat kemudian dilapisi dengan waterproofing untuk
mencegah air yang merembes dari tanah. Kemudian memasang
batako/batu bata di sekitar pile cap dan tie beam sebagai bekisting.

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Gambar 4.25 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap & Tie Beam

b. Pembesian
1. Meyiapkan alat dan bahan di daerah pabrikasi
2. Membuat BBS (Bar Banding Schedule) untuk pile cap,tie beam dan
pelat lantai
Tabel 4.9 Bar Banding Schedule (BBS) Pile Cap Tipe PC1


Total
Panjang Panjang Jumlah
N Panjang Jumlah
Sketsa Potongan D Potongan Tulanga Potonga
o Tulanga batang
(mm) n n
n
(mm)

Memanjang

1
1 9 192 9 3,9
2112 22 46464
6 6 0 6  4 btg

Melintang
2
1 9 192 9
2112 22 46462 3,9
6 6 0 6

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

 4 btg

Tabel 4.10 Bar Banding Schedule (BBS) Pelat LantaiBasement As C3-C4,D3-D4

Panjang Total
D Jumlah Total Jumlah
Sketsa Potongan (mm) panjang
No
Potongan potonga Panjan
(mm) a b c potongan Batang
n g
Memanjang
1 61,6 btg
592
16 96 96 6112 121 739552
0 62 btg
Melintang
2 577 60,1btg
16 96 96 5962 121 721402
0 61 btg

Tabel 4.11 Bar Banding Schedule (BBS) Tie Beam (TB1)

Panjang Total
D Jumlah Total Jumlah
Sketsa Potongan (mm) panjang
No
Potongan (mm Panja
a b c potongan potongan Batang
) ng
Tulangan
Utama
1
592
19 114 114 6148 8 49184 4,1
0
Panjang Total
ø Jumlah Total Jumlah
Sketsa Potongan (mm) panjang
No
Potongan (mm Panja
a b c potongan potongan Batang
) ng
1 Tulangan
Utama

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

592
10 60 60 6040 2 12080 1 btg
0

Tulangan
Sengkang
93912/120
2
592 00
10 40 40 6000 60,2 1560
0 = 7,8 btg 
8btg

3. Memotong dan membengkokkan besi tulangan sesuai dengan BBS


4. Membuat dan memasang tahu beton pada besi tulangan
5. Memmindahkan besi tulangan ke area kerja menggunakan crawler
crane
c. Pengecoran
1. Membawa campuran beton ke lokasi kerja menggunakan truck
mixer
2. Menuangkan campuran beton kedalam concrete pump
3. Melakukan pengecoran pile cap, tie beam, dan plat lantai secara
tahap setahap.
4. Memadatkan campuran beton menggunakan concrete vibrator
5. Pengecoran pile cap, tie beam, dan plat lantai dapat dilakukan
secara langsung dengan menggunakan concrete mixer.
4.3.3 Pekerjaan Dinding Basement
4.3.3.1 Umum
Dinding adalah struktur padat yang membatasi dan kadang
melindungi suatu area. Umumnya dinding membatasi suatu bangunan
dan menyokong struktur lainnya, membatasi ruang dalam bangunan
menjadi ruangan-ruangan, melindungi atau membatasi suatu ruang di
alam terbuka. Adapun jenis dinding yang terdapat pada bangunan
yaitu dinding pemisah dan load bearing wall
Dinding yang digunakan pada bangunan apartemen the
boulevard menggunakan dinding pemisah dimana dinding ini dibuat
mengelilingi basement lantai 1 dan 2. Dinding ini hanya berfungsi
sebagai pemisah antara lingkungan luar dan dalam basement, dan
tidak bertugas bersama sheet pile untuk memikul beban lateral tanah.

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

Pembuatan dinding menggunakan pasangan batu bata dan tiap jarak 3


meter dipasang kolom praktis.
4.3.3.2 Pemilihan dan Analisa Peralatan
Dalam pemilihan alat berat harus disesuaikan pada kebutuhan
setiap pekerjaan agar alat berat dapat bekerja secara maksimal pada
pekerjaan yang dilakukan. Berikut adalah tabel alat berat yang
digunakan pada pekerjaan dinding basement:
Tabel 4.10 Pemilihan dan Analisis Peralatan

Peralatan Spesifikasi Jenis Pekerjaan Data pekerjaan

Crawler Produk : Crawler Crane Alat digunakan Berat Concrate Bucket: 250
Kobelco 7055 dalam pekerjaan Kg
Crane
Maximun weight : 55 ton pengecoran
Distance : 3,7 m mengangkat
Boom max length : 42 m concrete bucket

Produk : Concrate Bucket Alat yang Volume Pengecoran: 3 x 0,2


Berat Concrate Bucket : digunakan dalam x 5,85 = 3,51 m3
250 kg pekerjaan
Concrete
Kapasitas Concrate Bucket pengecoran
Bucket : 0,5 m3
Diameter Tengah :1,45
Ketebalan :4 mm
Diameter pipa :125 mm
Produk : SANY Alat untuk Volume pengecoran : 3 x 0,2
SYG5271THB memompa beton x 5,85 = 3,51 m3
Kapasitas Concrete Output ready mix dari
: 100 m3/h mixer truck ke
Concrate
Max Pressure on lokasi
Pump Concrete : 8,5 mpa pengecoran.
Jangkauan Vertikal : 37 m
Jangkauan Horizontal : 33
m
Diameter Pipa:125 mm
Alat yang Diameter pipa concrete
digunakan dalam bucket : 125 mm
pekerjaan Volume pengecoran:
Pipa pengecoran
Tremie

4.3.3.3 Tahap Pelaksanaan

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2

a. Pembesian
1. Menyiapkan alat dan bahan di area pabrikasi
2. Membuat BBS (Bar Banding Schedule)

Tabel 4.12 Bar Banding Schedule (BBS) Dinding Basement

Panjang Total
D Jumlah Total Jumlah
Sketsa Potongan (mm) panjang
No
Potongan (mm
a b c potongan potongan Panjang Batang
)

1
19 114 2920 114 3148 61 192028 16 btg

Panjang
Total
ø Potongan Jumlah Total Jumlah
Sketsa panjang
No (mm)
Potongan
potonga
(mm) a b c potongan Panjang Batang
n

1
10 40 5920 40 6000 81 486000 41 btg

3. Memotong dan melakukan pembengkokan tulangan sesuai


dengan BBS.
4. Merakit tulangan sesuai dengan yang direncanakan.
5. Membersihkan besi tulangan dengan air compressor.
6. Membuat dan memasang tahu beton pada besi tulangan.
7.

b. Formwork
1.

Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung

Anda mungkin juga menyukai