BAB IV
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Ø = 28°
C = 0,20 KN/m2
γ = 20 KN/m
Pa1
Pa1
Pp Pa2
Pa
= tg2 (45
28
2 )
= 0,361
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
δPa = γ. h2 1
Pa = δPa. h2
2
= 10. Do kN
1
=
2
. 10 Do. Do
= 5 Do2 kN/m
Tekanan Tanah (Pah) Lengan Momen (ӯ) Momen Penahan (Mo) = Pah x ӯ
No
kN/m m KN
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
= tg2 (45 +
28
2 )
= 2,768
1
δPp1 = (γsat γ). h2. Kp/SF Pp1 = . δPp1. h2
2
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Ø = 28°
C = 0,20 KN/m2
γ = 20 KN/m
H = 0 Pah Pph A = 0
A = Pah Pph
A = (32,128 + 59,759 Do + 10,25 Do2) (9,766 Do2)
A = 32,128 + 59,759 Do + 0,484 Do2
3. Perhitungan Kedalaman Turap (Do)
Mo = 0
A.(2 +(Do) + Mph Mah = 0
(32,128 + 59,759 Do + 0,484 Do 2) 2,5 + Do ) + (3,255 Do 3) (32,128 +
32,128 Do + 29,879 Do2 + 3,417 Do3) = 0
32,128 + 88,39 Do 27,911 Do2 0,162 Do3 = 0 (Metode Secant)
Diperoleh Do = 3,4 m
A = 32,128 + 59,759 (3,4) + 0,484 (3,4)2 = 240,90 KN/m’
4. Perhitungan Momen Maksimum (Mmax)
Mx = 32,128 + 88,39 x 27,911 x2 0,162 x2
d
=Mx = 88,39 55,822 x 0,486 x2
dx
= 90,136 KN.m
5. Pemilihan Sheet Pile
H’ = H1 + Do = 3 + 3,4 = 6,4 m
Rencana digunakan Baja ASTM A = 328, dengan tegangan lain
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
H' ρ= Mdesign
Type Log Mdesign
I (m⁴/m') (m 10,91 x 10 ⁻ ⁷( H ' ) ⁴ S (m³/m') (KN-
Section ρ Mmax
) EI m/m')
5,05.10⁻ 12,69.10⁻
PSX-32 6,7 0,002506 -2,6 231,913 0,243
⁶ ⁵
3,96.10⁻ 10,20.10⁻
PS-32 6,7 0,003196 -2,5 17,340 0,192
⁶ ⁵
18,7.10⁻ 10,20.10⁻
PS-28 6,7 0,003313 -2,48 17,340 0,192
⁶ ⁵
3,82.10⁻
PMA 22 6,7 0,000473 -3,33 29.10⁻⁵ 49,30 0,547
⁶
Pemilihan sheet pile dapat dilihat pada grafik berdasarkan Log ρ dan
Md/Mmax. Analisis pemilihan sheet pile yang aman adalah nilai yang terdekat dan
berada diatas garis kurva.
PMA 22
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Gambar 4.2
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap
2. Melakukan pengadaan sheet pile baja tipe PMA 22 panjang 6,4 m yang
meliputi pemasokan, pemprosesan, dan pengangkutan dari pabrik ke lokasi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Gambar 4.4
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap
6. Lakukan dengan hal yang sama pada pemancangan sheet pile yang lainnya
keliling area basement. Dan pastikan ketegakan setiap sheet pie yang
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Gambar 4.10
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Gambar
4.11 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Turap
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Alat yang
digunakan dalam
pekerjaan DATA DIMENSI
dewatering BASEMENT
untuk memompa Panjang : 39 m
permukaan air Lebar :14,7 m
Dewatering tanah keluar Tinggi : 3 m
pump menuju ke
tempat yang
telah
direncanakan
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
START
Pengukuraan dan
penentuan titik pondasi
tiang pancang
Pengadaan tiang
pancang ke lokasi kerja
Proses pemancangan
menggunnakan vibrator
hammer
FINISH
Gambar 4.17 Diagram Alir Tahap Pelaksanaan Tiang Pancang
4.3.1.1 Umum
Pondasi tiang pancang adalah tiang yang dimasukan ke dalam
tanah sehingga mencapai kedalaman tertentu. Tiang-tiang tersebut
ditancap ke dalam tanah dengan sebuah mesin pemancang.
Jenis pondasi ini memiliki fungsi untuk mendukung struktur
bangunan. Cara kerja pondasi tiang pancang adalah dengan
memindahkan beban struktur bangunan kepada lapisan tanah, sehingga
struktur bangunan menjadi lebih kokoh. Selain itu, jenis pondasi ini
dapat menahan gaya apung air tanah, gaya lateral dan gaya gempa.
Kekuatan tiang-tiang pondasi ini juga dapat menahan tanah galian dan
mencegah longsor.
4.3.1.2 Pemilihan dan Analisa Peralatan
Dalam pemilihan alat berat harus disesuaikan pada kebutuhan
setiap pekerjaan agar alat berat dapat bekerja secara maksimal pada
pekerjaan yang dilakukan. Berikut adalah tabel alat berat yang
digunakan pada pekerjaan dewatering:
Tabel 4.7 Pemilihan dan Analisis Peralatan
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
bekisting batako.
Gambar 4.23 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap & Tie Beam
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Gambar 4.24 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap & Tie Beam
3. Urungan pasir setebal 10 cm pada pile cap, tie beam, dan pelat
lantai. Urugan pasir dibuat sebagai landasan untuk lantai kerja agar
permukaannya rata.
4. Membuat lantai kerja untuk plat setebal 5 cm pada pile cap, tie
beam dan pelat lantai. Lantai kerja dibuat untuk mempermudah
pelaksanaan pekerjaan pile cap di lapangan, setelah lantai kerja
selesai dibuat kemudian dilapisi dengan waterproofing untuk
mencegah air yang merembes dari tanah. Kemudian memasang
batako/batu bata di sekitar pile cap dan tie beam sebagai bekisting.
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Gambar 4.25 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap & Tie Beam
b. Pembesian
1. Meyiapkan alat dan bahan di daerah pabrikasi
2. Membuat BBS (Bar Banding Schedule) untuk pile cap,tie beam dan
pelat lantai
Tabel 4.9 Bar Banding Schedule (BBS) Pile Cap Tipe PC1
Total
Panjang Panjang Jumlah
N Panjang Jumlah
Sketsa Potongan D Potongan Tulanga Potonga
o Tulanga batang
(mm) n n
n
(mm)
Memanjang
1
1 9 192 9 3,9
2112 22 46464
6 6 0 6 4 btg
Melintang
2
1 9 192 9
2112 22 46462 3,9
6 6 0 6
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
4 btg
Panjang Total
D Jumlah Total Jumlah
Sketsa Potongan (mm) panjang
No
Potongan potonga Panjan
(mm) a b c potongan Batang
n g
Memanjang
1 61,6 btg
592
16 96 96 6112 121 739552
0 62 btg
Melintang
2 577 60,1btg
16 96 96 5962 121 721402
0 61 btg
Panjang Total
D Jumlah Total Jumlah
Sketsa Potongan (mm) panjang
No
Potongan (mm Panja
a b c potongan potongan Batang
) ng
Tulangan
Utama
1
592
19 114 114 6148 8 49184 4,1
0
Panjang Total
ø Jumlah Total Jumlah
Sketsa Potongan (mm) panjang
No
Potongan (mm Panja
a b c potongan potongan Batang
) ng
1 Tulangan
Utama
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
592
10 60 60 6040 2 12080 1 btg
0
Tulangan
Sengkang
93912/120
2
592 00
10 40 40 6000 60,2 1560
0 = 7,8 btg
8btg
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
Crawler Produk : Crawler Crane Alat digunakan Berat Concrate Bucket: 250
Kobelco 7055 dalam pekerjaan Kg
Crane
Maximun weight : 55 ton pengecoran
Distance : 3,7 m mengangkat
Boom max length : 42 m concrete bucket
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung
METODE KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG 2
a. Pembesian
1. Menyiapkan alat dan bahan di area pabrikasi
2. Membuat BBS (Bar Banding Schedule)
Panjang Total
D Jumlah Total Jumlah
Sketsa Potongan (mm) panjang
No
Potongan (mm
a b c potongan potongan Panjang Batang
)
1
19 114 2920 114 3148 61 192028 16 btg
Panjang
Total
ø Potongan Jumlah Total Jumlah
Sketsa panjang
No (mm)
Potongan
potonga
(mm) a b c potongan Panjang Batang
n
1
10 40 5920 40 6000 81 486000 41 btg
b. Formwork
1.
Kelompok 6
3B Perancangan Bangunan Gedung