A 2021/2022
MAGISTER ILMU HUKUM
SEMESTER 1
KELAS B
SEKOLAH PASCASARJA UGJ CIREBON
NPM : 121160034
Kelas : B
Semester : 1
JAWAB:
Manusia merupakan makhluk monodualis, di satu sisi ia berperan sebagai individu yang
bertanggung jawab atas dirinya sendiri (internal individu), namun di sisi lain manusia
juga berkedudukan sebagai makhluk sosial kaitannya dengan individu lain dalam
kedudukannya sebagai makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat tentunya harus
menaati peraturan atau norma serta nilai yang berkembang dan ditaati bersama oleh
Contoh yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari yaitu menggunakan masker di
masa pandemi ini. Dari segi makhluk individu, menggunakan masker bertujuan untuk
Kesehatan dan keamanan diri sendiri agar terhindar dari paparan penyakit, sedangkan
dilihat dari perspektif makhluk sosial kita juga wajib menggunakan masker saat sedang
berada di tempat umum demi menjaga Kesehatan dan kenyamanan orang lain, oleh
karena tatanan dan hukum (dalam hal ini UU dan PermenKes) yang mewajibkan setiap
orang menggunakan masker di tempat umum. Apabila orang tersebut melanggar aturan,
maka akan dikenakan sanksi baik secara hukum, maupun sanksi sosial. (Setiadi, et al.,
2011)
2. Dalam proses penegakan hukum, perlu diperhatikan rasa keadilan dan kepastian hukum,
harus memiliki salah satu diantara keduanya mana yang harus diprioritaskan keadilan
JAWAB:
Keadilan hukum menurut L.J Van Apeldoorn tidak boleh dipandang sama arti dengan
penyamarataan, keadilan bukan berarti bahwa tiap-tiap orang memperoleh bagian yang
sama. Maksud dari keadilan menuntut tiap-tiap perkara harus ditimbang tersendiri,
artinya adil bagi seseorang belum tentu adil bagi yang lainnya. Tujuan hukum adalah
mengatur pergaulan hidup secara damai jika ia menuju peraturan yang adil, artinya
Dalam mengukur sebuah keadilan, menurut Fence M. Wantu mengatakan, “adil pada
hakikatnya menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya, yang didasarkan pada suatu asas bahwa semua orang sama
kedudukannya di muka hukum (equality before the law).” (Wantu, FM., 2012)
Dalam pengertian lain, menurut Satjipto Rahardjo “merumuskan konsep keadilan yaitu
atas persamaan hak dan kewajiban.” Namun harus juga diperhatikan kesesuaian
masyarakat berdasarkan peraturan yang telah dibuat itu, perbuatan apa saja yang
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konsep stabilitas dinamis, serta untuk apa
JAWAB:
Banyak teori hukum yang mengajarkan bahwa hukum harus stabil, tetapi tidak
boleh diam atau kaku. Demiakianlah salah satu fase hakiki dari hukum di mana
sehingga dia harus stabil. Tetapi di lain pihak hukum haruslah dinamis,
manusia.
Contoh:
Undang-undang Cipta kerja yang saat ini dibuat ulang dengan metode Omnibus Law,
suatu kumpulan UU. Omnibus Law ini diklaim mampu membantu dan
aksiologi. Serta dalam bidang filsafat hukum ada pada bagian yang mana diantara ketiga
nya ?
JAWAB:
5. Jelaskan tentang macam-macam jenis keadilan yang saudara ketahui. Serta berikan pula
masing-masing contohnya !
JAWAB:
dengan negara. Menurut teori ini, semua orang atau kelompok masyarakat
Dasar moral :
a. Semua orang adalah manusia yang mempunyai harkat dan martabat yang
b. Semua orang adalah warga negara yang sama status dan kedudukannya,
a. Semua orang harus secara sama dilindungi hukum, dalam hal ini oleh
negara.
b. Tidak ada orang yang akan diperlakukan secara istimewa oleh hukum atau
negara.
kelompok tertentu.
d. Semua warga harus tunduk dan taat kepada hukum yang berlaku.
Contoh: Undang-undang atau produk hukum yang dibuat oleh Lembaga negara
b. Keadilan distributif
Keadilan distributif (keadilan ekonomi) adalah distribusi ekonomi yang merata
atau yang dianggap merata bagi semua warga negara. Keadilan distributif ini
pembagian adil itu, serta sejauh mana pembagian tersebut dianggap adil.
Keadilan distributif juga berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai
dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang juga adil dan baik.
Contoh:
c. Keadilan komutatif
Keadilan komutatif mengatur hubungan yang adil antara orang satu dengan yang
lain, atau dalam hal ini warga negara satu dengan warga negara lainnya. Keadilan
Komutatif juga menuntut agar dalam interaksi sosial antara warga satu dengan yg
lainnya tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.
Achmad Ali, 2002, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), penerbit
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana. Hlm. 119.
Erwin, Muhamad., 2013, Filsafat Hukum Suatu Refleksi Kritis Terhadap Hukum, Rajawali
Press, Jakarta.
Fence M. Wantu, 2012, “Mewujukan Kepastian Hukum, Keadilan dan Kemanfaatan Dalam
Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta; hlm. 158
Riduan Syahrani, 1999, Rangkuman Intisari Ilmu Hukum, penerbit Citra Aditya Bakti, Bandung;
hal 23
L.J. Van Apeldoorn, 1993, Pengantar Ilmu Hukum, terj. Oetarid Sadino, Pradnya Paramita
Jakarta; hlm. 11
Satjipto Rahardjo, 1996, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung; hlm. 77-78