UNIVERSITAS SATYAGAMA
Nomor: 018/USG-FH/SK.Dekan/XII/2015
Tentang
PEDOMAN PENULIS SKRIPSI
1
Universitas Satyagama.
2. Hasil rumusan Rapat Dosen dan masukan dari Ketua
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas
Satyagama yang tertuang dalam Berita Acara Rapat
tanggal 18 Desember 2015
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
SATYAGAMA TENTANG PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
Pertama : Pedoman Penulisan Skripsi Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Satyagama
Kedua : Pedoman ini berlaku bagi Mahasiswa Program Studi Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Universitas Satyagama.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal detetapkan dan akan
diperbaiki bilamana dianggap perlu.
Ditetapkan : di Jakarta
Pada tanggal : 18 Desember 2015
Dekan
Tembusan :
1. Yth. Rektor Universitas Satyagama
2. Yth. Wakil Rektor I, II dan III Universitas Satyagama
3. Pertinggal
2
PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SATYAGAMA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam buku ini yang dimaksud dengan:
1. Fakultas adalah pelaksana akademik dibawah Universitas Satyagama, yang
mengkoordinasikan dan/atau melaksanakan pendidikan akademik dan/atau
professional dalam satu atau seperangkat cabang ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian.
2. Program Studi adalah unit pelaksana akademik dibawah fakultas yang
melaksanakan pendidikan akadenik dan/atau professional dalam satu atau
seperangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.
3. Dekan adalah pimpinan tertinggi Fakultas Hukum Universitas Satyagama
yang dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada rektor dibantu oleh Wakil Dekan dengan pembagian tugas,
kedudukan dan tanggungjawab sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4. Ketua Program Studi adalah pimpinan tertinggi pada bagian di bawah
fakultas yang berada di bawah serta bertanggungjawab kepada Dekan,
diangkat dan diberhentikan oleh Rektor.
5. Dosen adalah seorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya
diangkat oleh Rektor Universitas Satyagama dengan tugas utama mengajar
pada Universitas Satyagama.
6. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di Fakultas
Hukum Unversitas Satyagama.
7. Penelitian adalah suatu usaha yang dilakukan secara sistematik dan
terorganisir untuk melakukan penyelidikan secara ilmiah terhadap suatu
permasalahan yang dimaksudkan untuk mengungkap suatu fenomena.
8. Judul merupakan petunjuk dalam menyusun skripsi dan karya ilmiah lainnya
atau dapat pula dikatakan bahwa judul merupakan gambaran dari
conceptual framework suatu penelitian.
9. Proposal Penelitian adalah suatu rencana dalam rangka pelaksanaan
suatu penyelidikan dan merupakan usulan untuk dipertimbangkan dalam
melakukan kegiatan penelitian.
3
10. Ujian adalah kegiatan penilaian untuk mengetahui derajat kemampuan
mahasiswa dalam penguasaan materi perkuliahan atau kompetensi
keilmuan pada waktu tertentu, yang berbentuk ujian skripsi/tugas akhir.
11. Skripsi/tugas akhir adalah karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa
sebagai hasil penelitian dan atau pengkajian ilmiah terhadap satu objek yang
berkaitan dengan bidang ilmunya pada akhir program studi sebagai salah
satu persyaratan penyelesaian program studi untuk mencapai gelar
kesarjanaan/keahlian/magister.
BAB II
PERSYARATAN DAN PROSEDUR PRA-PENYUSUNAN SKRIPSI
Pasal 2
Untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Hukum Universitas Satyagama,
setiap mahasiswa diwajibkan untuk menyusun tugas akhir berupa skripsi.
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil penelitian mandiri untuk memenuhi
tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH). Tahapan penulisan
skripsi/tugas akhir yang wajib ditempuh oleh mahasiswa sekurang-kurangnya
terdiri dari :
a. Tahap pertama, pengusulan judul skripsi/tugas akhir.
b. Tahap kedua, penetapan judul skripsi/tugas akhir dan pembimbing.
c. Tahap keempat, penelitian dan penulisan skripsi/tugas akhir serta proses
pembimbingan.
Pasal 3
A. PERSYARATAN
Setiap mahasiswa yang akan menulis skripsi diwajibkan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Persyaratan Akademik
a. Indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3,00.
b. Mengumpulkan minimun kredit 138 SKS.
c. Sudah pernah mengambil matakuliah dasar hukum; Pengantar Ilmu
Hukum, Pengantar Hukum Indonesia dan Ilmu Negara.
d. Telah mengikuti matakuliah Metode Penelitian Hukum.
2. Persyaratan Administrasi
a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif pada tahun akademik yang sedang
berjalan.
b. Telah menyelesaikan kewajiban administrasi keuangan.
4
Pasal 4
B. PROSEDUR
1. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat (baik akademik dan administrasi)
berhak untuk menyusun skripsi, mengisi formulir permohonan rencana judul
skripsi yang sesuai dengan bagiannya, untuk diajukan kepada Ketua
Program Studi.
2. Formulir yang dimaksudkan diatas terdiri atas 2 (dua) lembar;
Lembaran pertama: merupakan permohonan judul yang ditandatangani oleh
mahasiswa bersangkutan dan disetujui oleh Ketua Program Studi.
Lembar kedua: merupakan pengajuan pembimbing yang ditandatangani oleh
Dekan.
3. Ketua Program Studi, melalui rapat Dekan dapat menyetujui atau menolak
judul skripsi yang diajukan oleh mahasiswa.
4. Dalam proses penyusunan skripsi, mahasiswa bekerja di bawah bimbingan
kedua dosen pembimbing. Untuk memantau kegiatan bimbingan, Fakultas
Hukum Universitas satyagama memberikan lembaran bimbingan skripsi
yang ditandatangani oleh dosen pembimbing.
5. Mahasiswa diwajibkan untuk memperbaiki skripsinya, jika ada tambahan,
perbaikan dan lain-lain pada waktu bimbingan. Skripsi yang sudah disetujui
oleh kedua dosen pembimbing dapat diujikan melalui ujian skripsi (sidang
meja hijau).
6. Mahasiswa wajib menyerahkan skripsinya kepada fakultas melalui Tata
Usaha Fakultas Hukum Universitas Satyagama, sebanyak 4 (Empat)
eksemplar. Selanjutnya pimpinan fakultas akan menjadwalkan ujian skripsi
dan mengeluarkan Undangan/Panggilan Ujian Skripsi untuk dosen penguji.
BAB III
SKRIPSI
Pasal 5
Skripsi ditulis berdasarkan hasil penelitian untuk mencari pemecahan
masalahnya dengan menggunakan teori-teori, asas-asas dan kaidah-kaidah
hukum yang berlaku. Secara garis besar skripsi memuat bagian awal, bagian
pokok dan bagian akhir.
A. BAGIAN AWAL
Bagian awal meliputi halaman judul dan halaman persetujuan.
5
c. Tulisan Skripsi
d. Maksud penulisan skripsi, contohnya: Diajukan untuk memenuhi tugas
akhir guna memperoleh gelar sarjana hukum. Ditulis dengan huruf
kapital, ukuran huruf font 12.
e. Nama penulis, yang ditulis dengan huruf kapital ukuran font 14 dan
nomor NPM mahasiswa ditulis di bawah nama penulis.
f. Tulisan Fakultas Hukum Universitas Satyagama dan tahun
penulisannya (terlampir).
2. Halaman Judul
Sama seperti pada halaman sampul depan, tetapi ditulis di atas kertas
putih (HVS).
5. Pernyataan Keaslian
Halaman ini memuat pernyataan mahasiswa bahwa skripsi yang ditulis
adalah hasil penelitian/karya sendiri. Pernyataan tersebut dibubuhi
materai dan ditandatangani oleh penulis sendiri.
6. Abstrak
Abstrak merupakan deskripsi singkat atau kondensasi suatu karangan.
Abstrak dibuat dengan jarak 1 spasi dan tidak melebihi satu halaman.
Halaman ini memuat secara singkat tentang isi dari skripsi, yang terdiri
atas :
a. Masalah (tema dan tujuan penelitian),
b. Metode, hasil penelitian, dan
c. Kesimpulan dan kontribusi dari hasil penelitian.
7. Kata Pengantar
Kata pengantar memuat uraian singkat tentang maksud penyusunan
skripsi, ucapan terimakasih penulis kepada para pihak yang dianggap
telah memberikan kontribusi dan mempunyai andil dalam pembuatan
skripsi (terlampir).
6
8. Daftar Isi
Halaman ini berfungsi sebagai pedoman awal bagi pembaca untuk
mengetahui kandungan isi pokok yang ada dalam skripsi. Perumusannya
meliputi judul bab, sub bab dan anak sub bab serta uraian mengenai hal-
hal yang terdapat pada bagian awal skripsi.
B. Bagian Pokok
Bagian pokok skripsi memuat badan skripsi yang merupakan hasil penelitian
yang dijabarkan sebagai berikut :
1. Pendahuluan
Pendahuluan lebih sering ditulis dalam Bab I dan berisi uraian tentang
latar belakang penelitian, rumusan masalah, faedah penelitian, tujuan
penelitian, serta metode penelitian.
2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dalam skripsi yaitu berisi uraian sistematis tentang
keterangan-keterangan yang dikumpulkan dari bahan pustaka. Semakin
banyak literatur/sumber yang diambil, semakin menambah kesempurnaan
dari penelitian tersebut. Sebagai catatan, jumlah lembar tinjauan pustaka
tidak boleh melebihi jumlah lembaran hasil penelitian.
3. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian berisi uraian tentang jenis dan sifat penelitian, data
yang diperlukan saat penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisa
data.
7
5. Kesimpulan dan Saran
Di dalam bagian ini dicantumkan apa yang merupakan kesimpulan dan
sara-saran (jika ada) yang dianggap sangat penting untuk dikemukakan.
Kesimpulan harus singkron dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian. Dengan kata lain, jika dalam rumusan masalah dan tujuan
penelitian masing-masing terdapat tiga (3) maka ketiga hal itu adalah hal
yang utama di dalam pembahasan yang diteliti dan harus tercantum serta
merupakan hal yang utama pula di dalam kesimpulan. Marion Van Home
(1985) menyatakan bahwa kesimpulan memberi kesempatan kepada
penulis untuk mengatakan sesuatu sekali lagi dan untuk menjelaskan
setiap bagian perlu mendapat tekanan dan tambahan. Saran di buat
berdasarkan pengakuan dan pertimbangan penulis dan sebaiknya juga
harus sejalan dengan kesimpulan. Saran merupakan rekomendasi penulis
atas penelitian yang telah dilakukan.
1. Daftar Pustaka
Penyusunan daftar pustaka beraneka ragam, tetapi yang terpenting
adalah bahwa daftar pustaka hanya memuat pustaka yang terdapat dalam
usulan penelitian/skripsi/abstrak dan disusun ke bawah menurut abjad
nama (alfabetis, baik nama depan atau akhir) penulisnya. Semua bahan-
bahan bacaan atau referensi yang dipergunakan sebagai bahan
penyusunan penulisan skripsi harus ditulis kembali dalam suatu daftar
yang disebut dengan daftar pustaka. Titel dan jabatan penulis/pengarang
sebaiknya tidak perlu dicantumkan. Cara penulisan yang terpilih
hendaknya digunakan secara konsisten. Perhatikan cara penulisannya
jika jenis pustakanya berbeda.
a. Jika buku tulis : (1) Nama pengarang ( 1 s/d 3 orang tulis semua, lebih
tiga orang hanya ditulis nama pengarang pertama dengan
mencantumkan dkk atau et. al, di belakang namanya ), tahun terbit,
judul buku (diberi cetak miring), penerbit, kota tempat terbit. (2) Nama
pengarang, tahun terbir, judul buku, penerbit, kota. Contoh :
Andi Hamzah. 1986. Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia dam Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Bandung: Binacipta
Allan C. Moris, et al. 1995. College English New York: Social Science
Research Council.
8
Elli N. Hasbianto. Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Sebuah
Kejahatan Yang Tersembunyi. dalam Syiafiq Hasyim (ed). 1999.
Menakar Harga Perempuan. Bandung: Mizan.
b. Jika majalah ditulis: nama pengarang seperti pada buku, judul karangan
dengan diantarai tanda kutip (“), nama majalah, nomor majalah, bulan
dan tahun terbit.
Varia Peradilan No. 249, Agustus 2006
c. Jika surat kabar ditulis: nama surat kabar, tanggal, bulan dan tahun
terbit. Contoh : jika karangan yang tidak diterbitkan seperti tesis,
disertasi, makalah, kertas kerja, laporan dan lain-lain ditulis: nama
penulis, tahun dibuat, judul tulisan, jenis tulisan (disertasi atau lain-lain),
untuk apa digunakan, lembaga di mana tulisan tersebut dibuat dan
nama kota. Contoh :
Atikah Rahmi. 2009. Kajian Hukum Terhadap Aborsi Akibat Korban
Perkosaan Kaitannya dengan Hak Asasi Manusia, Tesis, Program
Pascasarjana, Program Magister Ilmu Hukum Universitas Satyagama,
Jakarta.
d. Jika sumber dari internet ditulis : nama penulis (jika ada), judul diantarai
tanda kutip, situs dengan menggunakan cetak miring, tanggal diakses.
Contoh: “Korban Perkosaan Sekarang Hamil”, melalui http://www.alt-
culture-Indonesia.com, diakses tanggal 25 Juli 2009
9
2. Lampiran
Mengenai lampiran ini, pada prinsipnya tidak ada aturan secara tegas
untuk pemuatannya, pada umumnya dibutuhkan jika ada suatu informasi
atau keterangan yang tidak mungkin dimasukkan keseluruhnya dalan isi
laporan. Misalnya Undang-undang, naskah perjanjian, surat bukti riset dari
instansi tertentu, dan lain sebagainya.
BAB IV
DOSEN PEMBIMBING DAN SYARAT-SYARATNYA
Pasal 6
1. Dosen Pembimbing skripsi ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Dekan
dengan mempertimbangkan persyaratan, relevansi kelimuan, kualifikasi
akademik dan beban tugas dosen yang bersangkutan.
2. Pembimbing diangkat dari dosen dan/atau tenaga ahli yang memiliki
kualifikasi sebagai berikut:
a. Untuk Pembimbing I (Satu), yaitu tenaga pengajar aktif, minimum Jabatan
Lektor dengan gelar Magister (S2).
b. Untuk Pembimbing II (Dua), yaitu tenaga pengajar aktif, minimum Jabatan
Asisten Ahli dengan gelar Magister (S2).
c. Dosen pembimbing harus memiliki kemampuan sesuai bidang
kelimuannya.
3. Di dalam satu semester seorang dosen hanya dapat membimbing maksimal
10 (sepuluh) orang mahasiswa dan/atau dapat lebih dengan memperhatikan
rasio pembimbing dan mahasiswa bimbingan.
4. Seorang mahasiswa dibimbing oleh dua (2) orang Dosen Pembimbing, yaitu:
Pembimbing I dan Pembimbing II. Pembimbing I bertugas membimbing
mahasiswa dalam persiapan dan pelaksanaan serta penulisan laporan hasil
penelitian. Pembimbing II bertugas membantu Pembimbing I, baik di dalam
bidang teknis penulisan skripsi, metode penelitian maupun redaksional.
5. Setiap dosen pembimbing mempunyai kewenangan waktu maksimal 14
(empat belas) hari untuk memeriksa skripsi mahasiswa untuk setiap kali
bimbingan skripsi.
6. Proses bimbingan dimulai dari Pembimbing II. Kemudian setelah disetuji
Pembimbing II, proses bimbingan dapat dilanjutkan ke Pembimbing I.
7. Proses bimbingan berakhir apabila Pembimbing I telah memberikan
persetujuan tertulis pada lembaran Berita Acara Bimbingan Skripsi.
10
BAB V
BATAS WAKTU BIMBINGAN SKRIPSI
Pasal 7
1. Batas waktu penyusunan skripsi selama 6 (enam) bulan sejak tanggal SK
Pembimbing dikeluarkan Dekan Fakultas Hukum Universitas Satyagama.
2. Dalam hal-hal tertentu apabila mahasiswa tersebut belum selesai dibimbing
selama 6 (enam) bulan, maka mahasiswa yang bersangkutan dapat
memohon perpanjangan masa bimbingan skripsinya kepada Dekan.
Kemudian Dekan dapat menyetujui perpanjangan skripsi selama 3 (tiga)
bulan berikutnya.
3. Dalam hal mahasiswa memperoleh izin perpanjangan tetapi belum juga
terselesaikan, maka Dekan bersama-sama Ketua Program Studi dapat
menentukan judul skripsi mahasiswa yang bersangkutan diteruskan dan/atau
diganti dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Penalaran dan alasan mahasiswa.
b. Pendapat dari Dosen Pembimbing.
BAB VI
UJIAN SKRIPSI
Pasal 8
Ujian skripsi merupakan ujian khusus, dengan syarat :
1. Telah mengumpulkan kredit matakuliah minimum 138 SKS, tidak termasuk
skripsi.
2. Telah memperoleh IP Kumulatif 3,00
3. Telah lulus ujian kompetensi.
4. Syarat-syarat administrasi telah diselesaikan baik: administrasi keuangan di
tingkat Universitas maupun administrasi di Fakultas.
5. Seluruh biaya yang terserap untuk persiapan dan pelaksanaan ujian skripsi
/tugas akhir serta biaya lain yang timbul berkaitan denga itu ditanggung
mahasiswa peserta yang bersangkutan.
6. Untuk menempuh ujian skripsi/tugas akhir mahasiswa mengajukan
permohonan menempuh ujian skripsi dengan mengisi formulir permohonan
dan melampirkan persyaratan :
a. Foto copy KHS semester I sampai dengan semester terakhir, rangkap 3;
b. Foto copy tanda bukti lunas beban keuangan dan biaya ujian skripsi
sesuai peraturan yang berlaku, rangkap 2;
c. Foto copy Ijazah terakhir yang disahkan oleh pejabat berwenang,
rangkap 2;
d. Surat rekomendasi pindah, transkrip dari perguruan tinggi asal dan
lembar hasil konversi, bagi mahasiswa pindahan, rangkap 2;
11
e. Surat rekomendasi dari pejabat berwenang bagi mahasiswa asing,
rangkap 2;
f. Surat keterangan bebas pinjaman buku dan telah membayar biaya
pustaka Universitas Satyagama, rangkap 2;
7. Menyerahkan skripsi yang telah disetujui oleh Dosen Pembimbing kepada
bagian Tata Usaha di Fakultas Hukum Universitas Satyagama berjumlah 4
(empat) rangkap.
8. Panitia ujian skripsi diselenggarakan Fakultas, Dekan menunjuk dan
menetapkan dengan susunan:
a. Dekan sebagai Ketua Panitia/Ketua Penguji;
b. Kepala tata Usaha sebagai Sekretaris;
c. Dosen Pembimbing sebagai Anggota Penguji;
d. Tim penguji 3 (tiga) orang dan/atau tenaga ahli;
e. Dekan dapat menetapkan susunan penguji berbeda berdasarkan
pertimbangan kondisi.
9. Persyaratan Penguji sama dengan persyaratan pada Pembimbing
sebagaimana diatur dalam Bab V, dengan ketentuan bahwa kepangkatan
Penguji Utama I sama dengan Pembimbing I.
10. Satu periode pelaksanaan ujian skripsi dapat diikuti paling banyak 15 (lima
belas) orang peserta per setiap sidang.
11. Rentang waktu ujian untuk tim tersebut paling lama 60 menit. Ketua Panitia
dapat menutup dan/atau menghentikan ujian untuk seorang peserta atau
satu tim penguji apabila waktu yang digunakan penguji melebihi batas waktu
yang ditetapkan.
12. Jadwal ujian serta nama penguji ujian skripsi dan undangan/ pemberitahuan
ujian skripsi diusulkan Ketua Program Studi dan ditandatangani Dekan.
13. Undangan/panggilan ujian skripsi dan naskah skripsi yang akan diujikan
harus sudah diterima Ketua Program Studi melalui Tata Usaha Fakultas
paling lambat 3 (tiga) hari sebelum ujian skripsi dilaksanakan.
14. Mahasiswa yang telah ditetapkan jadwal ujian skripsi Fakultas, wajib hadir
15 (lima belas) menit sebelum ujian dimulai, apabila mahasiswa tersebut
terlambat pada saat ujian telah dibuka, maka yang bersangkutan
kepesertaan dinyatakan batal.
15. Pakaian: Pria menggunakan baju jas lengkap berdasi (celana warna gelap,
baju putih) dan wanita mengenakan bletzer hitam lengan panjang baju putih
(untuk yang berjilbab warna putih).
16. Mahasiswa yang berhalangan disebabkan satu dan lain hal, untuk mengikuti
ujian yang telah dijadwalkan, harus memberitahukan secara tertulis kepada
Dekan atau Ketua Program Studi.
17. Ujian skripsi dilaksanakan secara majelis, terdiri atas:
a. Ketua dan Sekretaris ujian,
b. Dosen Penguji yang telah ditetapkan dengan memperhatikan golongan
dan/atau jabatan akademik serta memiliki kemampuan terhadap materi
skripsi tersebut,
12
c. Dosen Pembimbing skripsi adalah sebagai Penguji Pendamping.
18. Apabila Dosen Penguji berhalangan hadir maka Ketua dan Sekretaris dapat
menunjuk Dosen Penguji lainnya. Jika Dosen Pembimbing tidak hadir
dan/atau berhalangan, ujian dapat dilaksanakan dan dinyatakan sah.
19. Nilai lulusan ujian skripsi minimum C (cukup) diperoleh dari hasil
penggabungan nilai yang konversi dari Pola Acuan Penilaian (PAP) dengan
memperhatikan: sistematika, teknik dan bahasa, penguasaan materi dan
sikap (format terlampir).
20. Nilai ujian skripsi sebagai berikut:
80 – 100 = A
70 – 79 = B
56 – 69 = C
45 – 55 = D
0 - 44 = E
21. Pengumuman hasil ujian skripsi dilaksanakan Dekan, atau pejabat fakultas
yang ditugaskan Dekan.
22. Mahasiswa yang telah menempuh ujian skripsi dapat menjilid dan
memperbanyak skripsinya dengan catatan:
(a) Jika tidak ada perbaikan,
(b) telah ditanda tangani Dosen Pembimbing I dan II, serta Penguji
(c) disahkan Dekan.
23. Mahasiswa yang telah menempuh ujian skripsi tersebut wajib menyerahkan
skripsinya yang telah dijilid sebanyak 4 (empat) eksemplar, kemudian
diserahkan kepada: Tata Usaha Fakultas (yang asli), perpustakaan, dan
Universitas.
BAB VII
TATA CARA PENULISAN
Pasal 9
13
b. Letak alinea baru dan kutipan langsung dimulai dengan ketukan ke
lima (5) dan batas pengetikan tepi kiri. Untuk kutipan langsung beri
tanda nomor petunjuk catatan kaki.
5. Bahasa
1) Penulisan
a. Bahasa yang digunakan dalam skripsi adalah bahasa Indonesia baku
dari ejaan yang telah disempurnakan (EYD).
b. Apabila suatu kata atau istilah berasal dari bahasa asing, maka
usahakan untuk mencari padanan katanya yang sesuai atau yang
telah diserap dalam bahasa Indonesia. Untuk istilah asing yang
belum ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia, digunakan
istilah aslinya dan ditulis miring ((italics).
c. Pernyataan-pernyataan dalam skripsi tidak boleh menggunakan kata
ganti orang ke satu atau kedua seperti: penulis, saya, aku, engkau,
kami, dan kita. Pada kata pengantar, ketika menyampaikan ucapan
terima kasih, istilah “saya” diganti dengan “penulis”.
14
d. Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat.
e. Penggunaan huruf kapital harus sesuai dengan ketentuan dalam
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
6. Kutipan
Kutipan adalah meminjam pendapat seorang yang diambil baik dari buku
ataupun majalah serta hasil wawancara. Berdasarkan jenisnya, kutipan
terdiri atas:
a. Kutipan Langsung
Kutipan langsung adalah meminjam pendapat dengan mengambil
secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks
asli. Pada waktu membuat kutipan langsung, maka yang mengutip
(penulis) sebaiknya tidak merubah naskah asli yang dikutip. Apabila
penulis merasa perlu untuk mengadakan perubahan, maka harus
memberi keterangan bahwa kutipan itu dirubah, dengan cara memberi
huruf tebal atau memberi kurung dengan tanda kurung. Apabila dalam
kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, maka penulis tidak
dibenarkan untuk memperbaiki kesalahan tersebut, tapi harus
mengutip sebagaimana adanya. Penulis diperkenankan untuk
mengadakan perbaikan dengan menggunakan catatan kaki. Apabila
bagian kutipan yang dihilangkan, penghilangan tersebut harus
dinyatakan dengan cara membubuhkan tanda elipsis (yaitu dengan
tiga titik). Sebagai catatan; penghilangan bagian kutipan tidak boleh
mengakibatkan perubahan makna asli naskah yang dikutip.
Cara mengutip dapat dilakukan sebagai berikut:
15
(e) Seluruh kutipan diketik menjorok ke dalam tujuh (7) ketukan.
c. Sistem pengutipan
Penulis yang mengutip pendapat orang lain harus mencantumkan
sumber kutipan yang bersangkutan. Ada beberapa cara penulisan
sumber kutipan, antara lain:
1. Chicago Manual of Style (Kate L. Turabin)
Cara penulisannya dengan memberikan nomor diakhir kutipan,
kemudian sumbernya dituliskan pada bagian bawah halaman
yang diawali dengan penulisan nomor sesuai dengan nomor
kutipannya. Model penulisan kutipan ini sering disebut dengan
istilah catatan kaki (footnotes system).
16
(APA). Cara pengutipan dengan sistem catatan kaki ini dilakukan
dengan memberi tanda angka atau simbol pada teks dibagian
karangan. Selanjutnya pada bagian bawah halaman yang sama
dicantumkan sumber rujukannya. Catatan kaki adalah keterangan
atas teks yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang
bersangkutan. Disamping itu catatan kaki dapat juga dipakai untuk
memberi keterangan lain terhadap teks. Sebab pada catatan kaki dan
bagian dari teks yang akan diberi penjelasan itu terdapat hubungan
yang sangat erat. Hubungan antara catatan kaki dan teks yang akan
dijelaskan biasanya dinyatakan dengan nomor penunjukan yang
sama, baik yang terdapat dalam badan karangan maupun pada
sumber rujukan.
7. Catatan kaki
Teknik membuat catatan kaki, adalah:
1) Harus disediakan ruangan yang cukup, margin bawah tidak boleh
kurang dari 3 cm
2) Sesudah baris terakhir dari teks dalam jarak 3 (tiga) spasi harus
dibuat sebuah garis dimulai dari margin kiri sepanjang 14 (empat
belas) ketukan
4) Jarak antara baris dalam satu catatan kaki adalah satu (1) spasi,
sedangkan jarak antara satu catatan kaki dengan catatan kaki lainnya
pada halaman yang sama adalah 2 (dua) spasi.
5) Setiap catatan kaki diberi nomor urut untuk keseluruhan naskah dan
perbab. Biasanya diberi tanda kurung di belakang nomor tersebut dan
letaknya sedikit naik ke atas dan kata/kalimat selanjutnya pada
ketukan ke-6 (sejajar dengan alinea baru). Berikutnya, jika lebih dari
satu baris kembali kepangkal batas pengetikan dikiri dengan jarak 1
spasi.
Contohnya:
1). Andi Hamzah. 1986. Perlindungan Hak-Hak Asasi
Manusia dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Bandung: Binacipta, halaman 1
6) Bagian terakhir dari catatan kaki tersebut harus pas pada batas
pengetikan (margin) bawah pada kertas.
17
7) Sebelum catatan kaki harus ada garis pembatas sepanjang 14
ketukan dan garis tersebut ke atas dan ke bawah harus berjarak 2
spasi dengan teks dan catatan kaki.
(a) Ibid, digunakan jika kutipan berikutnya diambil dari sumber yang
sama dengan sumber kutipan terdahulu tanpa diantara/disela oleh
kutipan dan sumber lain, bisa halaman sama atau berbeda. Istilah
ini berasal dari kata latin Ibidem yang berarti pada tempat yang
sama. Singkatan ini dipergunakan jika catatan kaki menunjuk
kepada karya atau artikel yang telah disebut dalam catatan nomor
sebelumnya. Apabila halamannya sama, maka hanya
dipergunakan singkatan Ibid., apabila halamannya berbeda maka
sesudah singkatan ibid dicantumkan pula nomor halamannya.
Singkatan ibid selalu digarisbawahi atau dicetak dengan huruf
miring. Contoh: Ibid (halaman sumber sama) atau Ibid. halaman. 3
(kalau halaman sumber berbeda).
(b) Op. Cit digunakan jika halaman yang dikutip itu berbeda.
Singkaytan ini dipergunakan jika catatan itu menunjukan kembali
sumber yang telah disebut lebih dahulu, tetapi kutipan berikutnya
diambil dari sumber yang sama dengan sumber kutipan
sebelumnya yang telah ada atau dengan kata lain, kutipan itu
diambil tetapi sudah diantarai/disela oleh kutipan dan sumber lain.
Singkatan ini berasal dari kata latin Opere Citato yang berarti pada
karya yang telah dikutip. Cara penulisannya; dengan
mencantumkan nama pengarang kemudian singkatan Op.Cit.
contoh Sunardi, Op, Cit, halaman 4. (dari sunardi), Loc. Cit.
(c) Loc. Cit. dipakai jika halaman yang dikutip dan sumbernya itu
sama. Singkatan ini berasal dari bahasa latin Loco Citato yang
artinya pada tempat yang telah dikutip. Singkatan ini biasanya
dipakai untuk menunjukan kepada artikel majalah, harian atau
ensiklopedi yang telah dibuat sebelumnya tetapi diselingi oleh
sumber lain.
18
Lampiran 1
Contoh: Kerangka Skripsi
KERANGKA SKRIPSI
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan
19
kesimpulan yang ada (diawali dengan kata sebaiknya,
hendaknya, dan lain-lain).
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
20
Lampiran 2
Contoh: Halaman Sampul Depan
SKRIPSI
Oleh:
AGUNG PANGESTU
NPM: 12330050015
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SATYAGAMA
JAKARTA
2015
21
Lampiran 3
Contoh: Halaman Persetujuan Pembimbing
Mengetahui
Dekan
22
Lampiran 4
Contoh: Halaman Pengesahan Skripsi
Penguji I Penguji II
Ketua Sidang
23
Lampiran 5
Contoh: Pernyataan Keaslian
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah hasil karya sendiri dan bukan
duplikasi skripsi orang lain. Seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dikenakan
sanksi akademis sesuai dengan aturan yang berlaku.
Agung Pangestu
NIM: 12330050xxx
24
Lampiran 6
Contoh: Abstrak
ABSTRAK
KAJIAN HUKUM ABORSI AKIBAT
KORBAN PERKOSAAN
25
Lampiran 7
Contoh: Kata Pengantar
KATA PENGANTAR
26
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, retaknya gading karena alami, tiada
orang yang luput dari salah,kebenaran hanya milik Ilahi Robbi. Mohon maaf atas
segala kesalahan selama ini, begitupun disadari bahwa skripsi ini jauh dari
sempurna. Untuk itu, diharapkan ada masukan yang membangun untuk
kesempurnaannya. Terimakasih semua, tiada lain yang diucapkan selain kata
semoga kiranya mendapat balasan dari Allah SWT dan mudah-mudahan
semuanya selalu dalam lindungan Allah SWT, Amien. Sesungguhnya Allah
mengetahui niat baik hamba-hambanya.
Jakarta,
Hormat kami,
Peneliti,
Agung Pangestu
27
Lampiran 8
Contoh: Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Allan C. Moris, et al. 1995. College english New York: Social Science Reserch
Council
W. Friedmann. 1996. Teori dan Filsafat Hukum, Telaah Krisis Atas Teori-teori
Hukum. Terjemahan Muchammad Arifin di Indonesia. Jakarta: Radja
Grafindo Persada.
Peter Salim dan Yenni Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English Press
28
Perkosaan Kaitannya dengan Hak Asasi Manusia (Tesis) Program
Pascasarjana, Program Magister Ilmu Hukum Universitas Stayagama,
Jakarta.
29
Lampiran 9
Contoh: Penulisan Sumber Kutipan
30
Digunakan untuk mencatat pengarang dengan judul buku/tulisan yang
sama dengan di atasnya, dalam hal ini halaman dapat sama atau tidak.
Contoh: Ibid
Ibid., halaman. 87.
b. Op. Cit
Digunakan untuk pengarang yang sama, judul buku/tulisan yang sama,
tetapi diantarai oleh pengarang yang lain.
Op. cit digunakan untuk halaman yang berbeda.
Contoh:
1) Mien Rukmini. 2006. Aspek Hukum Pidana dan Kriminologi
(Sebuah Bunga Rampai). Bandung: Alumni, halaman 18.
2) Mien Rukmini. Ibid, halaman 20.
3) Jurnalis Uddin, dkk. 2007. Reinterpretasi Hukum Islam
Tentang Aborsi. Jakarta: Universitas YARSI, halaman 1.
4) Mien Rukmini, Op. Cit, halaman 20.
c. Loc. Cit.
Digunakan sama dengan Op. cit, tetapi untuk halaman yang sama.
Contoh:
1) Kartini Kartono. 1997. Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali
Pers, halaman 168.
2) R.A. Koesnoen. 1998. Politik Penjara Nasional. Bandung:
Sumur, halaman 54.
3) Kartini Kartono, Loc. Cit.
d. Body Note, ditulis
Kutipan (Nama Pengarang, tahun terbit: halaman)
Contoh: (Romli Atmasasmita, 1997: 167)
31