Anda di halaman 1dari 247
HL, Abdul Somad, Le., MA. ALA zhar, Mesir. $2 Dar al-Hadith, Maroke Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim 37 MASALAH POPULER Ikhtilaf dan Mazhab - Bid'ah - Memabami Ayat dan Hadits Muiasyabihat ~ Beramal Dengan Hadits Dia if - Isbal - Jenggot - Kesaksian Untuk Jenazah - Merubah Dhamir (Kata Ganti) Pada Kalimat “Allahmmagifir lah’ - Duduk di Atas Kubur - Azab Kubur Talgin Mayat - Aral Orang Hidup Untuk Orang Yang Sudah Wafut - Bacuan al-Qur’an Untuk Mayat - Membaca al- Qur“an di Sisi Kubur ~ Keutamaan Surat Yasin - Membaca al-Qur'an Bersama ~ Tavsassul ~ Khutbah [dul Fithri dan Idul Adha - Shalat di Masjid Ada Kubur - Doa Que Pada Shalat Shubuh - Shalat Qabliyah Junvat - Bersalaman Setelah Shalat - Zikir Jahr Setelah Shalat - Berdoa Setelah Shalat - Doa Bersama - Berzikir Menggunakan Tasbih - Mengangkat Tangan Ketika Berdoa - Mengusap Wajal Setelah Berdoa - Malam Nisifiv Sya’ban - *Aqiqah Setelah Dewasa - Memakai Emas Bagi Laki-Laki - Poto - Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw - Benarkah Ayah dan Ibu Nabi Kafir? - as-Siyadah (Mengucapkan “Sayyidina Muhammad Saw”) ~ Salaf dan Salafi - Syiah, CONTENTS MASALAH KE-[: IKHTILAP BAN MABZHAR, * MASALA KE-2: BID'AH. 20 MASALA KE 3: MEMAHAMI AVAT DAN HADIT'S MUTASVABIHAT, 3 MASALAH KE.d: BER AMAL DENGAN HADITS DHAYE 89 MASALAM KES: ISBAL 2 MASALAM KEG: JENGGOT 96 MASALA KET: KESAKSIAN UNTUK JENAZAH, 400 MAS ALAM KE-S: MERUBAN DHAMIR (KATA GANT) PADA KALIMAT, ALLAHUMMAGHETR LAHU 101 MASAI AM KE.0- DUDIK Dr ATAS KLIBUR 103 MASALAM KE-10: AZA8 KUBUE 1 MASALAM KE-1:TALQIN MAYAT 109 MASALA KE 12: AMAL ORANG HIDUIP UNTLK ORANG YANG SUDAH WAEAT Lis MASALAH KE-13: BACAAN AL-QUR’AN UNTUK MAYAT 12 MASALAH KE: MEMBACA AL-QUIC AN DISISI KUBUR. 124 MASALA KE-15: KEUTAMAAN SURAT YASIN, 2 MASAL_AM KE-16:MEMBACA AL-QUE™AN RERSAMA, 130 MASAI AM KE-I7-TAWASSUL 13 MASALAM KE-1S: KHUTBAH IDUL HTHREDAN IDUL ADA 130 MASAI Ail KE-19-SHALAT DI MASHID ADA KURU MASALAM KE-20: DOA QUNUT PADA SHALAT SHUBUH, 146 MASALAM KE-21, SHALAT QABLIVAI JUM"AT 15t MASAI AM KE27, BERSALAMAN SETELAH SHALAT 1s MASALAM KE 23:71KIR JAHR SETEL AH SHALAT 16s JASAL AH KE-24: BERDOA SETELAH SHALAT x JASAL AH KE.25: DOA BERS AML 1 MASALA KE-26: BERZIKIR MENGGUNAKAN TASBIE, 19 MASAL AM KE 27: MENGANGK AT TANGAN KETIKA BERDD: 1 MASALAM KE 28 MENGUSAP WALAH SETELAH BERDOA ise MASALA KE-29: MAL AM NISHIEUI SYA'BAN. 18s MASALAIl KE-30.*AQIQAH SETELAH DEWASA. aw MASAI AM KES): MEMAK AL EMAS BAG! LAKLLAKL ix MASALAII KE-92: POTO 19) MASALAM KE-33: PERINGAT AN MAULID NABI MUHAMMAD SAW DAN HARI-HARI BESAR ISLAM 195 MAS ALAM KE-34: BENARKAH AY AH DAN IBUI NABI KAFIR?, 202 MASALAM KE-35: AS-SIVADAH. 208 MASAL Ail KE-36: SALAF DAN SALAE 216 MASALAIL KE-37-SYI'AIL 228 2 Bahan dengan hak cipta Sekapur Sirih. scully Wil yal le Cuad y *, Ab ey ye Ub ae a UL Ga sts Oy Mani Se IS pall eal Gy tee il gl AB rit Ana y All JB a yan 8 cay ol oa Abu Ayyub Humaid bin Ahmad al-Bashri berkata, “Saya bersama Imam Hanbali bermuzakarah tentang suatu masalah. Seorang laki-laki bertanya kepada Imam Hanbali, “Wahai Abu Abdillah, tidak ada hadits shahih tentang masalah itu’ Imam Hanbali menjawab, “Jika tidak ada adits shahi, masalah itu, Hujjah Imam Syafi’i terkuat dalam masalah itu” da pendapat Imam Syafi’i dalam Ikhtilaf Ulama Kontemporer: Para ulama zaman sekarang pun berijtihad dalam masalah-masalah tertentu yang tidak ada nash menjelaskan tentang itu, Atau ada nash, tapi mereka ikhuilaf dalam memahaminya, Ketika mereka berijtihad, maka tentu saja mereka pun ékhtilaf seperti orang-orang sebelum mereka, Berikut ini beberapa contoh ékitila’ diantara ulama kontemporer Contoh Kasus Pertama: Cara Turun Ketika Sujud. Syekh Ibnu Baz: Lutut Lebih Dahulu. | Syekh al-Albani: Tangan Lebih Dahulu. ee pate SUB ALI Sai Ge 98S cle Ve SSES | tes G8 Cull aay jana) ADE ay Gi ally 499 DBS ety J) OA! 8, 48455 8 9 | Ketahuilah bahwa hentuk membedakan diri say pall hye OY saul Ss pills sill vibes | dari unta adalah dengan meletakkan Sey gH MS AS cle Yep! dy EG | tangan terlebih dahulu.sebelum kedua Ch pall st Hay gan or ily Sesal alge) 9 | lutut (ketika turun sujud)*!. % Al-Mafizh al-Mizzi, Tahdcib al-Kamal juz XX1V (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1400), hal. 372 * Pi 2» Syekh al-Albani, Shifar Skala an-Nabi Shallallahu ‘Math wa Sallam min at-Takbir tla at-Tastien ka Annaka Taralu, (Beirut al-Makiab al-Islam, 1408H), hal. 107, 19 2 aN 2S SPE SS G8 gill yA Da GaN Gk Lin) agin aug Eso Me ee de BV tes hb Pople sAile dl ha all ge dials Sela ga Bysgh pl Caan gh OA Uys Beall cs gaall US UI AU pel dy palBt AS LS gy aad, eet ol Ol pall Le) dl oy all gy a US. Si aly total! 8 Gil ee ISS, Asn, oles ly gaa il yeaeaa Masalali ini menjadi polemik di Kakangan banyak ulama, sebagian mereka, mengatakan: meletakkan kedua tangan sebelum lutut, sebagian yang lain mengatakan: meletakkan dua lutut sebelum kedua tangan, inilah yang berbeda dengan luruanya unta, Karena Ketika unta turan ia memulai dengan kedua tangannya (kaki depannya), jika seorang mu’min memulai turun dengan keds lututnya, maka ia telah berbeda dengan unta, ini yang sesuai dengan adits Wa’il_ bin. Huje (mendahulukan lutut daripada tangan) inilah yang benar; sujud dengan cara mendahutukan kedua tutut terlebih dahulu, kemudian meletakkan —_kedua tangan di atas—lantai, —_kemudian menempelkan —kening, inilah yang disyariatkan. Ketika bangun dari sujud, mengangkat Kepaktterlebihdahulu, kemudian kedua tangan, kemudian bangun, inilah yang disyariatkan menurut Sunnah dari Rasulullah Saw, Kombinasi antara dua hadits. Adapun ueapan Abu Hurairah: “Hendaklah meletakkan kedua —tangan sebelum lutut, zahimnya —wallahu a'lam- terjadi pembalikan kalimat, sebagaimana yang disebutkan Ibnu al-Qayyim rahimahullah-. Yang benar: meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan, agar akhir hadits sesuai dengan awalnya, agar 20 cesta dengan hadis tiwayat Wal) bin Hujr, atau semakna dengannya. Dalam hal ini Syekh Tbnu ‘Utsaimin sepakat dengan Syekh Ibau Baz, lebih mendahulukan jutut daripada tangan, ual quay Maa eas SEAS 5 aucd Malls Cosel pa} Gib of Lol 1) Gopal GS Bei latniliie ss) 9 Cysall Sol 5 9Sy May ued doy LS ON LS gS I SS ON qe y bs peall 8) LL Le 38) Gee ill BAGS) cas gaa cl ame) Bary dle il hen Sue ley lll Zl Ketika itu-maka yang benar jika kita ingin sesuai antara akhir dan awal hadits: “ Hendaklai neletakkan Kedua lutut sebelum kedwa tangan”, Karena jika seseorang meletakkan kedua tangan sebelum kedua lutut, sebagaimana yang saya nystakan, pastilah ia urun seperti tur maka berarti ada kontradiktif nya unt, intara awal dan akhir hadits, Ada salah seorang ikhwab telah menulis satu risalah berjudul Fath al-Ma'bud fi Wadh'i ar Rukbataini Qabl al-Yadaini fi as-Siiud, ia bahas dengan pembahasan yang baik dan bermantaat, Dengan demikian maka menurut Sunnah yang diperintahkan Rasulullah Saw ketika sujud adalah: meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangan” Jika berbeda pendapat itu membuat orang saling membid’ghkan, pastilah orang yang sujud dengan mendahulukan lutut aksn membid’ahkan Syekh al-Albani dan para pengikutnya Karena lebih mendzhulukan angan, Begitu juga sebaliknya, mereka yang lebih mendahulukan tangan, pasti akan membid’ahkan Syekh Ibnu Baz dan Syekh Tbnu Utsaimin yang lebih mendabulukan lutut daripada tangan, Maka ikhtilaf dalam furw’ itu suatu yang biasa, selama berdasar kepada dalil dan masalah yang diperselisihkan itu bersifat ghanni. Tidak membuat orang saling memusuhi dan membid’abkan. Contoh Kasus Kedua: ‘Takbir Pada Sujud Tilawah Dalam Shalat Syekh Ihnu Baz : Bertakbir. Syekh al-Albani : Tanpa Takbir, Wy ay ea TG GE Gta gS | GE a le ee Sed me ee oy Sp © syekh Ibnu Baz, Mayu’ Fatarva wa Magatat fbn Baz: juzX1, bal.19. 2 Syekh lu ‘Ltsaimin, Maj’ Fatawa wo Rasa if Hn “Uisaimin, juz XI, bal. 128. aa ae DS Sa es eas uals dS as Bsaaall Ga Disyariatkan gf bag orang yang molaksanakan shalat, jika ia sebagai imam atau shalat sendirian, ketika melewati ayat Sajadah, ia bertakbir dan sujud Tilawah. bertakbir ketika bangun dari sujud, Karena takbir itu pada setiap turun dan bangun’’, agar Kemudian GGG Ga bo Fees GBM Sypel LL age cal Sb a eS Vn eg be ase oo Sat Sekelompok shahabat telah _meriwayatkan tentang sujud tilawahnya Rasulullah Saw dalam banyak ayat’ dan di banyak Kesempatan yang berbeda-beda, tidak seorang pun dari mereka -menyebutkan Rasulullah Saw bertakbir ketika akan Sujud. Oleh sebab itu kami condong bahwa kepada pendapat: takbir ketika sujud tilawah* tidak disyariatkannya Dalam bal ini $; Age ih gla (pill oe yy al Sujud Tilawah tanpa takbir ketika turun sujud dan tanpa takbir ketika bangun dari sujud, Karena tidak ada riwayat dari Rasulullah Saw. Kecuali jika seseorang dalam shalat, maka ia wajib cekh Tbnu ‘Utsaimin sependapat dengan Syekh Ibu Baz. Hapa Gye Qh! aie Si Al Gauls Agel ale Sh Al Gul 5 Mall apa A WS oly see OF Ss Clay Bhs ga cls bertakbir ketika akan sujud dan bertakbir ketika akan bangun tegak berdini®s Contoh Kasus Ketiga: Shalat Sunnat Tahyatul-masjid di Tempat Shalat ‘Ted. Syekh Ibnu Ba Tidak Ada Shalat Sunnat Tahyatul- masjid. Ta Ie Spd Tal Sa gh GT Ga oe iy bas GA + paced Raat hha Vy Guay gf BN gay Aleeal Ge Ya dhey ea gle yal YY pd Lal pee 4b edd B DLall oS le ha gall J pyeal # spell Gai hay het co Uday ME squall Sani JSS 13) sales Pai Ge Od Ey pdly Aimee gle piiaSy AB GY fat NED Ge 8S Gl Sell De Syekh Ibnu ‘Utsaimin : Ada Shalat Sunnat Tahyatul-masjid. Tala Go eS Spe “Se ell ee tl eS) hee ein elas Y Glas! 82 EHS obs oly Fal 1 IS oly te we Ul ORS al 2 ele ee al) gal cla ge glug ule dl gla Jyutt of spl So 4) gf ge Uy Nay head! ls Tempat —shalat_ ‘led, disyariatkan melaksanakan shalt Tahyatul-masjid di > AlsLajrash al-Da ime f /-Buluas al-'limiyyah wa al-tfta’, jw 1X, bal 179, 00.13206. * Syokh al-Albant, Taman al-Minnal, just, hal.267. © Syekh thu ‘Utssimin Liga ‘at a-Bab ol Mesiv, Juz.X, hal. 31 22 De A Cla Sy ple valeny Bs el Peel Ed ascot Al 8 LA Bele GEREN Gy AUR ge SBA ly ly Sunnah bagi orang yang datang ke tempat shalat ‘led atau Istisqa’ agar duduk, tidak shalt Tahyatul-masjid, karena yang demikian itu tidak ada riwayat dari Rasulullah Saw dan para shahabat menurut pengetauian kami, kecuali jike shalat “led dilaksanakan di masjid, maka melaksanakan —shalat—Tahyatul-masjid herdasarkan umummya subda Rasulullah Saw, “Apabila salah seorang kamu masuk masjid, maka janganlah duduk hingga ia shalt dua’ rakaat”, —— disepakati keshahihannys. igi orang yang duduk menun led ager memperbanyak Tablil dan Takbir, karena Disyariatkan bi shalat itu adalah syi’ar pada hari itu, itt adalah Sunnah bagi semua di masjid dan di luar masjid hingga berakhir Khutbah ‘led. Orang yang sibuk dengan membaca al- Qur'an, boleh, Wallahu Waliyyuat- Taufiq’. Tempat orsebut, seperti masyid-magyid Tain, Apabila seseorang masuk ke tempat itu, F Penanya: Meckipun di luar Kampung? Jawaban: Meskipun di Karena tempat shalat ‘Ted itu adalah masjid, apakah diberi pagar attupan tanpa pagar Dalilnys, Rasulullah Saw melarang perempvan yang sedang haidh masuk ke Ini menunjukkan an duduk hingga shalat dua rakaat luar_ kampung, lempat shalat_tersebut hukum seperti masjid? bahwa tempat shalat itu) sama Contoh Kasus Keempat: Hukum Poto. Syekh Tbnu Baz : Poto Sama Dengan Patung/Lukisan, Syekh fbnu ‘Utsaimin : Poto Tidak = Sama Dengan 2S Canad (al ay GE a Be Jp “pall gay Ving, Aah pgs WSS Gull a2] ag 25 Gash LA Oy, JE gl ply gue ia te daa Rasulullah Saw melaknatal-Mushawwir (orang yang menggambar), —_beliau memberitahukanbahwa mereka adalah Patung/Lukisan, wer peal Rall gh Gh AR 3 A pel Bk ale Cys pee A ype pan sepa OY A aga cul ee gle gl niyo Aiseall yscall bes Syme le thay lb aah Leg «gl IN gall bbs clas Ses AG ELy GT GV Ga SRN edgy abil gl Ua y ay Adapun gambar moderen zaman sekarang: © Syekh Ibnu Baz, op. cit, ju-XUI, bal ® Syekh tb Utszimin, Liga’ al-Bab al-Magnd, juz. VII, bal. 22, 23 orang-orang yang paling Keras azabnya pada hari kiamat. Ini bersifat umum, mencakup poto dan gambar yang tidak memiliki bayang-bayang, Siapa yang membedakan —antara = poto. dan gambaripatung, maka ia tidak memiliki dalil untuk membedakannya™, veseorang menggunakan lat untuk mengambil gambar odjek tertentu, lau Kemudian gambar tersebut terbentuk di kertas, maka itu sebenarnya bukanlah makna fashwir, karena kata tashwir adalah bentuk mashdar dari kata shawwara, artinya: menjadikan sesuatu dalam bentuk tertentu, Sedangkan_ gambar yang diambil dengan alat tidak menjadikannya dalam Gambar berbentuk adalah gambar yang dibentuk, bentuk kedua mata, bentwk sesuatu. hidung, dua bibir dan sejenisnya™. Umrah Berkali-kali Ds Syekh Ibnu Baz: Boleh. alam Satu Perjalanan, ekh Ibnu ‘Utsaimin: Bid’ah, Ghana) AS paall GS PMU ee Bee IS Dae ea gle as gat 18 ply tle dl she gall GS cose Cob spall galls Lapa La 8 US 3 pel 5 al Ale Gia UalY] cljad vit Sl x gl JO cel Ail he pall ge Gil ge al pao Le © pte Sapte Oa Bl A Os ae Clad ae gt play le st Berular bulan Ramadhan. Pertanyaan: apakah boleh berulang kali melaksanakan Umrah di bulan Ramadhan untuk mencari_pahak yang disebabkan ibadah Umrah tersebut"? Jawaban- Tidak (boleh), Rasulullah Saw bersabda, “Sate Umrah ke Umrah berikumya menjadi penusup dosa Jang melaksanakan Unorah di mengapa antara keduanya dan haji vang mabrur ite ashe IE ape OAS ce ga oD ny Hes Aga Dp as Baste Osi Bo Se ol eel Be she oh agty Gunll Gop oh sel GI 1a GSE ei ye eh EMM a ab lL Ug 2 gal My play dle all ghee Seal oe Gaal ust o Lesa ARS US ply tle all he Jp Mage pe eet sity eine pal gf Lact Ss Ja ES tee pel pal lt ots ols A gold oa sal fie AB all | S8 Aaa Bervlang-uhng Umrah Dalam Satu Safar Adalah Bid’ah. Pertanyaan: Syekh sebagian orang datang dari tempat yang Jauh untuk juan Umrah ke Mekath, kemudian Umrah = dan mereka pergi ke Tan'im, kemudian_melaksanakan Umrah yang mula, ada melaksanakan Tahallul. Kemudisn ® syekh bnu Baz, op. cit, juz-V, al 287 » Syekh fbmu Utsaimin op. cit, juz-XIX, ha © Telah dimuat di Maja al-Yamamah, Fa 1 lis: 1151. Tanggal: 25 Ramadhan 1411 24 Tidak ada Dalasannya Kecuall surga”. (HR. al-Bukhari dan Muslim). Maka jika Anda melaksanakan Umrah tiga atau empat kali, tidak mengapa (boleh) melakukan itu. Aisyah telah melaksanakan Umrah dua kali pada masa Rasulutlah Saw pada waktu haji Wada’, padahal kurangdari dua puluh bari! Tag. Maksudnya, dafam satu perjalanan, ta melaksanakan Umrah beberapa kali, Bagaimanakah ini? Jawaban: semoga Allah memberikan berkah-Nya kepada Anda. perbuatan bid’ah dalam agama Allah, Karena tidak ada yang lebih bersemangat melaksanakan ibadah melebibi Rasulullah, Saw dan para shahabat, Sedangkan Rasulullah Saw sebagaimana yang Kita Ketahui semua bahwa beliaw masuk ke kota Mekal pada pembebasan kota Mekah pada akhir Ramadhan, Menetap sembilan belas hati di Mekah, Rasulullah Saw tidak pergi ke Tan'im untuk ihram melaksanakan Demikian juga part shahabat Maka beruling-ulang melaksanakan wmrah Ini termasuk Umrah, dalam satu safar adalah bid'ah®. Contoh Kasus Keenam: Tarawih 2, Syekh Ibnu Baz: Boleh. 13 Rakaat Syekh al-Albani Tidak Boleh Lebih Dari 11 Rakaat. «ipa is AL Ga a sh Op ell JAE UBS 15 pee COG dS 3 poe yaa! she ele 3 at 5) On peg EDM Gals ia ALY! gull gf Se a a Alasallg - ie ah py ae hed cg tally = ball Ga oot es DS! Upeb Gals Gall Gd Gall Ges) GABA Ga Afdhal bagi ma’mum mengikuti imam hingga apaka —shatat (Tarawih) itu 1] rakaat, atau 13 rakaat, atau shalat— selesai, 23 rakaat, atau selain itu. Inilah yang sikutiimamnya hingga imam selesai, 23 rakaat adalala perbuatan Umar ra dan para shahabat, tidak afdhal, ma’mum mei TS 5e GST oe laste a fe Ladi gsr BI Slap ate le das ssulullah Saw hanya meluksanakan shalat 11 rakaat, ini dalil tidak boleh menambah Jebih daripada itu Selanjutnya berkata, Costa sal ge Ug Sa Gua Gla (ae al a gS) gal ae SL SY PH OM Se aT Up Ue Lae aly ale GHA dala’ 5 ith Syekh —al-Albani Shalit Tarawih, tidak boleh (rakaat) melebihi junilah yang disuanatkan, ada tambahan Karena shalat Tarawih sama dengan shalat- © Syekh Ibnu Baz, op. ci, Juz. XVI, hal 432. © Syekh nu ‘Ltssimin, op. cit, Tur XX VI bal 121 25, ada -KeKurangan dan Kekacauan i | shalat yang dilaksanakan Rasulullah Saw dalamnya, akan tetapi bagian dari Sunnah | secara Konsisten dengan jumlah rakaat al-Khulafa’ arRasyidin’® tertentu, tidak boleh ditambah, Sispa yang menyatakan ada beda antara Tarawih dengan shalat_ lain, maka ia mesti menunjukkan dalil® Pendapat Syekh Ibnu Utsaimin: Boleh. BaSy 5 phe SOU Jal On haa alg Ae a ph ll Cl Lge lop Gabe Cyl Sts ey Dal Soke aay pl alan Ale al igh pill GY Hale SLY AE das; Oy ploy SM GLY! Ladha 9! OSs Sai Bola Ua gad (6 Le Ul Bolaa Oe = Lape ll y= ae OH OF gE Gee AS Si Ue ce Ha pth tla pl ling Ayle i he alll yd oN plea Le CaS Bashy Lie qual Saal 48 1d the th EOE De Co le SSNS ey ag Ae al le al J Aa See eyes Lely sae AS hg al! co ASy opty Hadits riwayat Ibnu Abbas ra, sesungguhnya Rasulullah Saw melaksanakan shalat malam 13 rakaat. Akan tetapi jika seseorang melaksanakan shalat 23 rakaat, maka ia tidak diingkari Karena Rasulullah Saw tidak membatasi shalat malam dengan jumlah bilangan tertentu, Bahkan Ketika Rasulullah Saw ditanya -sebagaimana disebutkan dakam Shahin al-Bukhari dari fonw Umar- tentang shalat malam, “Apa perdapatmu?”, Rasulullah Saw menjawab, * Shalat malam iew dua rakaat, dua rakaat (satu salam). Jika salah seorang kamu thawatir (masuk waktn) shalat Shubuh, maka shaletlah satu rakact, maka engkau telah menutup dengan Witir”. Rasululla Saw menjelaskan bahwa shalat malam itu dua rakaat, dua rakaat, Rasulullah Saw tidak membatasi jumlah bilangan rakaat, Jika jumlah rakaat itu wajib dengan jumlah tertentu, pastilah Rasulullah Saw menjelaskannya, Dengan demikian maka tidak diingkari siapa yang melaksanakan shalat 23 rakaat®, Contoh Kasus Ketujuh: Membaca Doa Khatam al-Qur’an Dalam Shalat Tarawih. Syekh Ibnu Baz: Boleh I Syekh al-Albani: Bid'ah. Lal Fgh Mig ols SS ~ 24 | Ketika Syekh al-Albani ditanya tentang dow Oo gta Lal te 9 4 Gat Gay rc | khatam al-Qur’an dalam shalat Tarawih, slstes Oban, BGs G3 9) fl LAs oye Je | beliaur menjawab, SANG ae Lad gta cabal Ge Naa Gf Catal a | ata Als G3 Gay plead oS 1, al A al el aha Gay os LY at Gg ay 3s «BDall 8 OSA Gil aid Lal. go gl Us) ded Shel A A Qeai Nin 4 Saya hl ple ath gd pt apg ples ANS 6 6 Syekh mu Baz, op. cit, Juz, hal 325 “ Syokhal-Albanl, Shalatar-Faraovid, (Riyadh: Maktabub al-Marf, 142111), Hal 29. © Syekh Inu ‘Ltsaimin, Moin’ Fatawa wo Rasa if tha “Uisainin, Jar XI, hal. 119. 26 By Dail Ay sal 2 ass Shall fea SDs al-Qur'an 24. Hukum Dalam Shalat. Pertanyaan: Seba: para imam masjid yang membaca doa khatam Qur'an di akhir bulan Remadhan, mereka mengatakan hahwa tidak shabih ada kalangan Salat melakukannya, Apakab, itu benar?** Jawaban: (boleh). sebagian kalangan Salat melakukan itu. Karena doa itu adalah doa yang ada sebabnya di dalam shalat, maka tercakup dalil-dalil yang bersifat umum tentang doa datam shalt, seperti doa Qunut clam, shalat Witir dan beneana-bencana, Wallan Doa Khatam ian orang mengingkari Tidak mengapa melakukan itu Karena perbuatan itu benar dari Waliyyn at-Taufig” Waktu Doa Khatam al-Qur’an Dalam Shalat Tarawil E98 OB g8 asf Cy Al AS cles wage Le sw Tessie al Sash IE ut peal es i oe Oe ol GET: $i AR A ol ANS Bele gy oll ot boyy CAN Beh Bay Ue ey gies FT GH BM A Dead a cy gh B pay ly ole 4g nly YS Js Aas St dg) ast ag Ut Chill AN Sel Bate sou ol agall Pertanyaan: Bila kan doa khatam al- Qur'an dibaca? Apakah sebelum ruku’ atau setelah ruku’? Jawaban: afdhal dibaca setelah membaca surat al-Falag dan an-Nas. Jika telah selesai WEY Tidak ada dasarnya, jika seorang muslim khatam al-Qur’an, maka ia berhak, atau dianjurkan berdoa. Adapun khatam al Qur'an seperti ini dalam shalat, saat shalat Qiyamullail, dengan doa yang panjang, ini tidak ada dasarnya sama sekali®. Syekh al-Albani berkaia di tempat lain, ce Bal Goa A py Cuma ples at | pag aie i he alga A) ppd s Sat Wd Aina dss UdLaiey Jot Sesungguhnya konsisten dengan doa tertentu setelah Khatam al-Qur'an adalah bagian dari perbuatan bid’ah yang tidak dibolehkan berdasarkan dalil umum seperti sabda Rasulullah Saw, “Seriap bid’alr inv dhalatah (sesat) dan setiap yang sesat itu dalam neraka” ° Tolah dimuat di Majalah ad-Da’wah (Saudi Arabia), Edisi. 1658, © Syekh bnu Baz, op. cil, JuzXXX, hal 32. Syekh al-Alhani no.19 dalam SilsJoh al-Hady wa an-Nur, disebutkan DR.Abdul Tah Husain sl ‘Arlaj dalam Mafhum al-Bid ah wa Atsarui fi Idiwhireb al-Fatawa al-Mu'ashirah, (Arunan: Dar al-Fath, 2013M), © Kacet hal. 200. ‘angen! © Syekh al-Albani. as-Silsitah adi-Dha ‘Jah, Jur XXTV (Riyadh: Maktabah al-Me°arif) hal 315 27 19 Jamada al-Ula 14191. Thembaca—al-Quransecara semparn, Kemudian berdoa, apakeh pada rakaat pertama atau pada rakaat kedua atau di akhie shalat. Maksudnya, setelah sempurna membaca al-Qur’an, mulai_ membaca doa khatam al-Qur’an di semua waktu dalam shalat, apakah di awal, di tengah atau di akhit rakaat, Semua it boleh, Yang penting, membaca dos khatam al-Qur'an ketika membaca akhir al-Qur’an®, Pendapat Syckh Ibnu Utsaimin: Tidak Ada Dasaraya, Tapi Hormati P anal Gs ya Vy plang Ge plea Ug lw Ga Val al glo Shall b gl AN Gs clea Lily ea g ata eas Gh A Ady Gah) 18 GAS el day Le Se Gal gh 4.3L PAE ll pga. Label Ibid. © pid. Tw 1, bal. 253 33, Oleh sebab itu bid’zh dikecam. Jika tidak sesuai dengan Sunnah dan tidak pula bertentangan dengan Sunnah, maka hukuin asalnya adalah Mubah®. Dasar Pembagian Bid’ah Menurut Imam an-Nawawit Hadits yang berbuny Aha fea JS 5 dou Base Js Semua perkara yang dibuat-buat itu adalah bid “ah dan setiap vang bid ‘ah ine sesar™ Hadits ini bersifat umum, Dikhususkan oleh hadits lain yang berbun: Val Albis de SL hoe oe “Siapa yang membuat tradisi yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan balasan pahalanya”. Yang dimaksud dengan bid ah dhalalah dalam hadit pertama adalah: Aagedat gay Mtg) danas Perkara diada-adakan yang batil dan perkara dibuat-buat yang tervela, Sedangkan bid'ah itu sendiri dibagi lima: bid’ah wajib, bid’ah mandub, bid’ah heram, bid’ah makruh dan hid’ah mubah ‘Teks lengkapnya: 2 8l ll (Wi ygi alba Li SLAY Gh Om Ge) Aufl Baal 4 allt Gly ADL ea JS ghey Rane JS plas 9 GE a ga Add Gana Cysal La Gy La saastagsing Realy pladl Xd paul of ALi U Sly dea Da tis oo Ke Olay ae By Haga Bal Hhatyay tay Say Tapi ada hadits menyebut, “Semua hid’ah itu sesat”, apa maksudaya? Imam an-Nawawi menjawab, EAM ARE clay aguas ale 1k ADL dag JS 5 ples tule il plea alg © thi. bal 88 © Imam an-Nawawi, al: Minhaj Syarh Araby, 1392, hal. 104 hahih Muslin bin al Hajj), juz VU (Beirut: Dar laya? at-Turats al 34 Sabda Rasulullah Saw, “Semua bid'ah itv sesat’, ini kalimat yang bersifat umum, tapi dikhususkan, Maka maknanya, “Pada umumnya bid ‘ai itu sesat"®, Bid'ah Dibagi Lima: Pendapat Imam al-‘Izz bin Abdissalam: desey days fogs daaly Seay al Lake Ay lg Ae i he gy pa A stag lL ab dea FAM ge iaty Gi, 1 f Gis Sy spell Ga Guava jundl Gaolly Call 8 pt) qu Rall WD Joual gags Su J 283 Lay) ay pill Blin SG Ty sual) pS) le oj Lyd US Ga day yl ia Gf le Bey ytd) hy Ramage) unde tpi s Ain pall quae Uping Ay pt) came Ugly Ay jst) came sige Atha) 2 pall g sully Arata! cal on oA le sheng AMS yc Gl spay al Gheca] US Uplag JEU! olny Ga lealy daguth Gla slgbe tha dy gath gay dead 13) ileal (gle SYSOU dilaall gan cod Saal Gf pDUSt Ugly waa) Gilhs Gf ADI Igy gag) ll Lee tgs Alia da 5 sald ests Aa paall gal Ga Ail madib goal ly ay Sat Eh A gg ay «uals Goll le Rate sg Jal Haat gy Mares eg Sal) Gall Oe plaball Gane Aiacaglhy Seal! gb SMALLS UMS Losey Lab aly dle il phi abl Spay ge Cle Adal Ghat oa og 8) Bid ah adalah perbuatan yang tidak pernah dilakukan pada masa Rasulullah Saw. Bid’ah terbagi kepada: wajib, haram, mandub (anjuran), makruh dan mubah, Cara untuk mengetahuinya, bid ah tersebut ditimbang dengan kaedah-kaedah syariat Islam, Jika bid’ah tersebut masuk dalam kaedah wajib, maka itu adalah bid’ah wajib, Jika masuk dalam kaedah haram, maka itu bid'ah haram, Jika masuk dalam kued esl Ce AAI) i Cay Gf tN Qual Ly seal) p55 Ugly cage h mandub, maka iu bid ‘al mandub. Jika masuk dalam kedah makroh, maka itu bid'ah makruh Jik: Contoh bid’ah wajib: pertama, sibuk mempelajari ilmu Nahwu (gramatikal bahasa Arab) untuk memahami al-Qur’an dan sabda Rasulullah Saw. Itu wajib Karena untuk menjaga syariat itu wajid. Syariat tidak mungkin dapat dijaga kecuali dengan mengetahui bahasa Arab, Tika sesuatu asuk dalam kaedah mubah, maka itu bid ‘alt mubah. tidak sempurna Karena ia, maka ia pun ikut menjadi wajib, Contoh kedua, menghafal gharit (Kata-kata asing) dalam al-Qur’an dan Sunnah, Contob ketiga, menyusun ilmu Ushul Figh, Contoh keempat, pombahasan alJarh wa @-Ta'dil untuk membedakan shahih dan sagin © phi. juz NI, hal 15S. 35, (mengandung penyakit). Kaedah-Kkaedah syariat Islam menunjukkan bahwa menjaga syariat Islam itu fardhu kifayah pada sesuatu yang lebih dari kadar yang tertentu. Penjagaan syariat Islam tidak akan terwujud kecuali dengan menjaga perkara-perkara di atas Contoh bid’ah haram: mazhab Qadariyyeh (tidak percaya kepada takdir), mazhab Jabariyyah (berserah kepada takdis), mazhab Mujassimah (menyamakan Allah dengan makhluk), Menolak mereka termasuk perkara wajib, Contoh bid’'ah mandub (anjaran): membangun prasarana jihad, membangun sekolah dan jembatan, Semua perbuatan baik yang belum pernah ada pada masa generasi awal Islam. Diantaranya: shalat Tarawih, pembahasan mendetail tentang Tashawaf, Pembahasan ilmu debat dalam semua aypek untuk meneari dali dakam masakeh ridha Allah Sw Contoh bid’ah makruh: hiasan pada masjid-masjid. Hiasan pada mash-haf al-Qur'an. Adapun melantunkan al-Qur’an sehingga lafaznya berubak dari kaedah bahasa Arab, maka itu tergolong bid"ah haram. Contoh bid'ah mubah: bersalaman setelah selesai shalat Shubuh dan ‘Ashar, Menikmati yang nikmat-nikmat; makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, memakai jubah pakaian kebestran dan melebarkan lengan baju. Ulama berbeda pendapat dalam masalsh ini, sebgkan ukuna menjadikan ini tergolong bid’ah makruh, sebagion lain menjadikannya tergolong ke dalam perhuatan yang telah dilakukan sejak zaman Rasulullsh Saw dan masa setelahnya, sama seperti {st ‘adzah (mengucapkan a’ud:ubillah) dan basmatah (mengucapkan bismiltah) dalam shalat Jah yang tujuannya untuk mencari Imam an-Nawawi Menyetujui Pembagian Rid’ah Menjadi A A alsin Asi A gh Gad Mang Lay Sag Leyaneg Aygaleg Lgly adi Laud dell pla tb A Chall Gag Eye 5 ayy Guhl Ung pal) lS ga Ay gall Gg TS Any ye ally SnD AB og aly play lS ey Lab og Jima: wajib, mandub, haram, makruh dan Para ulama berpendapat bahwa bid’ch itu terbai mubah. Contoh bid’ah wajib: menyusun dalil-dalil wlama ahli Kalam untuk menolak orang-orang atheis, pelaku bid’ah dan sejenisnya. Contoh bid'ah mandub: menyusun kitab-kitab ilmu, membangun sekolah-sekolah, prasarana Jihad dan sebagainy Contoh bid'ak mubah: 1 enikmati berbagai j is makenan dan lainnya, Sedangkan contol bid ‘ait haram dan makruh sudah jelas' Al-Hafizh Ibnu Hajar al--Asqalani Menyetujui Pembagian Bid’ah Menjadi Lima: © Imam “Izzuddin bin Abdissalam, Quwa id al-Ahkam fi Mashath atAnam, jw-11 (Beirat: Dar al-Ma ari, rua. © Tram an-Nawawi, op. cit, juz. VE, hal. 15S. 36 Asal ASA) ol audit wy Bid'ah terkadang terbagi ke dalam hukum yang lima (wajib, mandub, haram, makruh dan mubah)®, Jika Tidak Dilakukan Nabi, Maka Haram, Benarkah? Yang selalt dijadikan dalil mendukung argumen ini adalah kaedah avadll pail, ctl “Perkara yang ditinggalkan’tidak dilakukan Resulullak Saw, berarti mengandang makna haram” Tidak ada satu pun kitab Ushud Figh maupan kitab Figh memuat kaedah seperti ini iedah ini hanya buatan sebagian orang saja. Untuk menguji Kekuatan kaedah ini, mari kitt Lihat beberapa contoh dari hadits-hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah Saw tidak melakukan suate perbuatan, namun tidak selamanya karena perbuatan itu haram, tapi Karena beberapa sebab: Pertama, karena kebiasaan. Contoh: tt AL GY alg ¥ Ut gh pial Dari Khalid bin al-Walid, ia erkata, “Rasulullah Saw diberi Dhab (hiawak Arab) yang dipanggang untuk dimakan. Lalu dikatakan kepada Rasulullah Saw, “Ini adalah Dhab” Rasulullah Saw menahan tangannya. Khalid bertany: ‘Apakah Dhab haram?”, Rasulullah Saw menjawab, “Tidak, tapi karena Dhab tidak ada di negeri Kaumku, Maka aku merasa tidak suka”, Khalid memakan Dhab itu, sedangkan Rasulullah Saw melihatnya” (HR. al- Bukhari dan Muslim). Apakah karena Rasulullah Saw tidak memakannya maka Dhab menjadi baram!? Dhab tidak haram, Rasulullah Saw tidak memakannya karena makan Dhab bukan kebiasaan di negeri tempat tinggal Rasulullah Saw. Kedua, khawatir akan memberatkan ummatnya. Contoh: © AL-Mafizh Ihnu Hajar al-*Asqaliani, op. cit, Juz. TV, al.253 7 SI a gh B Guts acy lic ALY Sth aga Be ph ate ah hie ail J gts poe gl Goi BO Gel ald akg ale ay he gt ag Gk ab ayn 9) iy da Gy eas gb Chey gh hy 8 She ak J be tt guhnya Rasulullah Saw shalat di Masjid pada suatu malam, lak orang ane be Dari Aisyah, sesung banyak ikut shalat bersama beliau. Pada malam berikutnya orang banyak mengikuti belizu. Kemudian mereka berkumpul pada malam ketiga atau malin keempat, Rasulullah Saw tidak keluar rumah, Pada waktu paginya, Rasulullah Saw berkata, “Aku telah melihat apa yang kalian lakukan. Tidak ada yang mencegahku untuk keluar rumah menemui kalian, hanya saja aku khawatir ia diwajibkan bagi kalian”. Itw terjadi di bulan Ramadhan. (HR. al-Bukhari dan Muslim), Rasulullah Swt tidak ke masjid setiap malam, apakah perbut itu haram?! Tentu saja tidak haram. ‘an ke masjid setiap malam Mengapa Rasulullah Saw tidak melakukannya?! Bukan karena perbuatan itu haram, tapi karena khawatir memberatkan ummat Islam, Contoh lain: cit Bie gs ae ppd gain ie gal eg “Kalaulah tidak memberatkan bagi wmmatku, atau bagi manusia, pastilah aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali shalat”, (AR. al-Bukhari). Ketiga, tidak terlintas di fikiran Rasulullah Saw. Contoh: Wt larle I base WE UL al Jel Yi at Dg) b Gb Silja UY) a te as de Spal) Clea ib 5) Dari Jabir bin Abdillah, ada seorang perempuan berkata, “Wahai Rasulullah, sudikah aku buatkan untuk engkau sesuatt’? engkau duduk di atasnya, Sesungguhnya aku mempunyai seorang hamba sahaya tukang kayu” Rasulullah Saw menjawab, “Jika engkau mau” Porempuan itu. membuatkan mimbar. (HR. al-Bukhari dan Muslim), Rasulullah Saw tidak membuat mimbar, bukan berarti mimbar itu haram, Tapi karena tidak terlintas untuk membuat_mimbar, sampai perempuan itu menawarkan mimbar. Lalu apakah mnbuatnya, maka mimbar menjadi haram% Tentu saja tidak karena Rasulullah Saw tidak m Keempat, karena Rasulullah Saw lupa, Contoh 38 Sokal gi Sasi av og Wat OB pag ale at gle Ga ie a Xe gH cpl BS Hs ie 1g ab Ly ag i Lady Sy ay ARES 5k Saal Gi Sas, Abdullah bin Mas’ud berkata, “Rasulullah Saw melaksanakan shalat. Ibrahim berkat je wl dald 995 sl baal tidak mengetahui gpakah rakuat berlebih atau kurang. Ketika shalat telah selesai, Dikatakan kepada Rasulullah, “Apakah telah terjadi sesuatu dalam shalat?”. Rasulullah Saw kembali bertanya, “Apakah itu2”, Mereka menjawab, “Engkau telah melekukan anu dan anu” Kemudian Rasulullah Saw menekuk kedua kakinya dan kembali menghadap kiblat, beliau sujud dua kali, Kemudian salam, Ketika Rasulullah Saw menghadapkan wajahnya kepada ka berkata, “Jika terjadi sesuatu dalam shalat, pastilah aku beritahukan kepada kamu, Tapi aku hanyalah manusia biasa, sama seperti kama. Aku juga lupa, sama seperti kamu. Jika aku terlupa, maka ingatkanlah aku”. (HR. al-Bukhari dan Muslim), ni, ia Rasulullah Saw tidak melakukan, bukan karena haram, Tapi karena beliau lupa, Kelima, karena Khawatir orang Avab tidak dapat menerima perbuatan Rasulullah Saw, Contoly iy Sat hla ge Go cat Ge gl i lg le aa Le Gi Ye ee ae abl Gala 4 LP SUg GEIS UG oil AI dea Ua Abe Ala 4b GA aad Dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah Saw berkata kepada Aisyah, “Wahai Aisyah, kalaulah bukan karena kaummu baru saja meninggalkan masa jahiliyah, pastilah aku perintahkan merenofasi Ka’bah. Aku akan masukkan ke dalamnya apa yang telah dikeluarkan darinya, Aku akan menempelkannya ke tanah. Aku buat dua pintu, satu di timur dan satu di barat, dengan itu aku sampaikan dasar Ibrahim”, (HR. al-Bukhari). Rasululllah Saw tidak melakukan renofasi it, bukan berati haram, Tapi Karena tidak ingin orang-orang Arab berbalik arah, tidak dapat menerima perbuatan Rasulullah Saw, karena mereka baru saja masuk Islam, hati mereka masih terikat dengan masa jahiliyah. Keenam, Karena termasuk dalam makna ayat yang bersifat umum, SAU ahd Ga phy “Dan perbuattah kebajikan, supaya kanu mendapat kemenangan”. (Qs. al-Hajj (22:77). Rasulullah Sa yang bersifat umum. Jika perbuatan itu sesuai dengan Sunnah, maka hid'sh dhatalah w tidak melakukannya, bukan berarti haram, Tapi masuk dalam kategori kebaikan unnah, maka bid’ah hasanah. Jika bertentangan 39 “Jika Tidak Dilakukan Rasulullah Saw, Maka Haram”, Adakah Kaedah Ini? Inilah yang dijadikan kaedah membuat orang mengharamkan yang tidak haram, Membid’ahkan yang tidak bid’ah Adakah kaedah seperti ini dalam mu Ushul Fiqh’! Pertama, kxedah haram ada tiga: 4. Nahy Caranganikalimat langsang), contoh: (U3) 19385 Ya] “Dan jungantah kamu mendekati zina”, (Qs, al-Isra’ [|7]: 32). b. Nafy (larangan/kalimat tidak langsung), contoh: [Maiy shaky G8 Vy ] “dan janganlah menggunjingkan satu sama lain”. (Qs. al-Hujurat [49]: 12). c. Waid (ancaman keras), contoh: [G+ Ga GE 443] “Siapa yang menipu kami, maka bukantak bogian deri golongan kami”. (HR, Muslim), Sedangkan at-Tark (perbuatan yang ditinggalkan/tidak dilakukan Rasulullah Saw), tidak satu pun ahli Ushul Fiqh menggolongkannya ke dalam kaedah haram, w. lakukanlah, Yang dilarang Rasulullah Saw, Ae ligt Lag 6 AS J a AUT Lg ] Kedua, yang diperintahkan Rasulullah tinggalkanlah. Ini berdasarkan ayat, [ 1938: “Apa yang diberikan Rast! kepadanw, maka terimalah, Dan apa yang dlarangnya basins (Qs. al-Hasye [59]: 7). maka tinggalkanlal Tidak ada kaedah tambahan, “Yang ditinggalkan Rasulullah Saw, maka haram’”. Ketiga, “Yang aku perintahkan, laksanakanlah. Yang aku larang, tinggalkanlah”. Ini berdasarkan hadits riwayat Ibnu Maja, [19223 Ale s&ig3 Lag 5 gid 4 gSSai ba Tidak ada kalimat tambahan, “Yang tidak aku lakukan, haramkaniah!” Keempat, lama Ushul Figh mendefinisikan Sunnah adalah 98 ol Chey Las AS 9 da 3h Us cs GLAD a algae a she alll Ge jue Ue Gut pat ale ad Fat oS ge Sh Sunnah menurut para abli Ushul Figh adalah: weapan, perbuatan dan ketetapan yang berasal dari Rasulullah Saw, layak dijadikan sebagai dalil hukum syar‘i Hanya ada tiga: Qaw! (Ucapan), fi‘! (Perbuatan) dan Tagrir (Ketetapan). 40 Tidak ada disebutkan at-Tark (perkara yang ditinggalkan/tidak dilakukan Rasulullah Saw). Maka «at-Tark tidak termasuk dalil penetapan hukum syar’i Kelima, at-Tark (perisara yang ditinggalkan/tidak dilakukan Rasulullah Saw) tidak selamanya mengandung makna larangan, tapi mengandung multi makna, Dalam kaedah Ushul Pigh dinyatakan: [JYia¥! 4y baie lata) A133 Le Gi] Jika dalil itu mengandung ihtimal (banyak kemungkinan/Ketidakpastian), maka tidak layak hjadikan sebagai dail Keenam, at-Tark (perkara yang ditinggalkan/tidak dilakukan Resulullah Saw), itu adalah asal. Hokum asalny® tidak ada suatu perbuatan pun, Sedangkan perbuatan itu dating belakangan, Maka ai-Tark tidak dapat disebut bisa menetapkan hukum haram, Karena banyak sekali perkara mandub (anjuran) dan perkara mubah (boleh) yang tidak pernah dilakukan Rasulullaly Saw. Tika dikatakan bahwa semua yang tidak dilakukan Res maka techentilah Kehidupan kaum mustimin, lullah Saw itu mengandung hukunt harm Jalan keluamya, Rasulullah Saw bersabda. Sd pat OS Al a AE AGE A Ge LGB glo gg cio Sa Lag ala ggB pa Lag Dia 5gS As A al dal et ch Lag VI ain 6 “Apa yang dihelatkan Allah dalam kitab-Nva, maka itu halal. Apa yang fa haramkan, maka itu haram, Apa yang didiamkan (tidak disebutkan), maka itu adalah kebaikan Allah. Maka terimalah kebaikan-Nya. Sesungguhnya Allah tidak pernah lupa terhadap sesuate”. Kemudian Rasululiah Saw membacakan ayat, “dar tidaklah Tahara tupa.”. (Qs. Maryam [19]: 64). Komentar al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani tethadap hadits ini Slalldasses alles otis Shy ll da al Disebutkan oleh Imam al-Bazzar dalam kitabnya, ia berkata, shahih oleh Tmam al-Hakim”®. Sanadnya shalih”. Dinyatakan ® Lihat selenskapnya dalam kitab Frqan ash-Siun ‘ah fi Tahgig Ma’na al-Bil ‘a karya Ali Hadits Meroko Syeki Abdullah bin asf-Shiddig al-Ghuman ® Al-Hafizh Ihnu Hajar al-*Asgalani, op. cit, Juz XI, hal 266, a. Ini menunjukkan bahwa yang tidak disebutkan Allah Swt dan tidak dilakukan Rasulullah Saw bukan berarti mengandung makna haram, tapi mengandung makna boleh, hingga ada dalil lain yang mengharamkannya. Dengan demikian, maka batallah kacdah: sail aids J) ‘at-Tark: perkara yang ditinggalkan/tidak dilakukan Rasulullah Saw, berarti mengandung makna haram”, Baca dan fikirkan baik-baik! Oleh sebab itu banyak sekali perbuatan-perbuatan yang tidak dilakukan Rasulullah Saw tapi dilekukan shahabat, dan Rasulullah Saw tidak melarangnya, bahkan memujinya, Berikut contoh-contohnya: Rasulullah Saw Membenarkan Perbuatan Shahabat, Padahal Rasulullah Saw Tidak Pernah Melakukannya, Ada beberapa perbuatin yang tidak pemah dilakukan Rasulullah Saw, tidak pernah beliaw ucapkan dan tidak pernah beliaw ajarkan. Tapi dilakukan olch shahabat, Rasulullah Saw membenarkannya. Diantaranys adalah: Shalat Dua Rakaat Setelah Wudhw’, tthe we a te yy i ae OS HS TRE A iyi Se A gli gale gi he Lhe aa di wre ys ah ca Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw berkata kepada Bilal pada shalat Shubuh, “Wahai Bilal, ceritakanlah kepadaku tentang amal yang paling engkau harapkan yang telah engkau amalkan dalam Islam? Karena aku mendengar sara gesekan sandalmu di depanku di dalam surga Bilal menjawab, “Aku tidak pernah melakukan amal yang paling aku harapkan, hanya saja aku tidak pemah bersuci (wudbu’) datam satu saat di waktu malam atau siang, melainkan aku shalat dengan itu (shalat sunnat Wudhu’), shalat yang telah ditetapkan bagiku”. (HR. al-Bukhari), Apakah Rasulullah Saw pernah melaksanakan shalat sunnat setelah wudhu’? tentu tidak pernah, Karena tidak ada hadits menyebut Rasulullah Saw pemah melakukan, mengucapkan atau mengajarkan shalat sunnat dua rakaat setelah wudhu’, Jika demikian maka shalat sunnat setelah a2 wudhu’ itu bid’ah, karena Rasulullah Saw tidak pernah melakukannya, Ini menunjukkan behwa shalat sunnat dua rakaat setelah wudhu’ itu bid ah hasanah Jika ada yang mengatakan bahwa ini sunnah tagririyyah, memang benar. Tapi ia menjadi sunnah tagririyyah setelah Rasulullah Saw membenarkannya. Sebelum Rasulullah Saw ia tetaplah bid’ah, amal yang dibuat-buat oleh Bilal. Mengapa Bilal tidak merasa berat melakukannya? Mengapa Bilal tidak mengkonsultasikannya kepada Rasulullah Saw sebelum melakukanya? Andai Rasulullah Saw tidak bertanya kepada Bilal, tentulah Bilal membenarkannya melakukannya seumur hidupn; tanpa mengetahui apa pendapat Rasulullah Saw tentang shalat dua rakaat setelah wudhu’ itu, Maka jelaslah bahwa shalat setelah wudhu’ itu bid’ah hasanah sebelum diakui Rusulullah Saw. Setelah mendapatkan pengakuan Rasulullah Saw, maka ia derubah menjadi swanah tagririyyah. Fahamilah dengan baik! Shalat Dua Rakaat Sebelum Dibunuh, Sa ied bh pele Ags aly eB he ty le ih he a gta ap Ale al at BA ll abt 135k EAA dos Gal Ng 58h Akay Shir Os sigh pts 1) FS bob pat od mele Sock Call fk 1 gic aH! Seco lore idgai uate hase. Lab ay oat Tatas Ay oS 3 Sad 35 Ob tgy sh sa ed al lth oh ll Aas 5 aise Be eG) Nate Oh iy OU Gad aS A bad oa) hal is fol a Dal (3 2 ths psa Wadd SB Gyn RG) Cala gy LES 4b ial age a vy 13 agility tae Male ahieas Dall jaa a al JES Go gh a Gg AN Fe eel Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah Saw mengutus utusan sebanyak in Mereka dipimpin ‘Ashim bin Tsabit al-Anshari Kakek “Ashim bin Umar bin al-Khaththab. Ketika mereka berada di al-Hadab lokasi antara *Asafan dan Makkah, Berita kedatangan mereka disampaikan ke satu kawasan duri Hudzail bemama Bani Lihyan, lalu dipersiapkan untuk menghadapi mereka hampir seratus orang pemanah, Pasukan nusuh_ mengikuti jejak pasukan Kaum muslimin hingga pasukan musuh mendapati makanan pasukan kaum muslimin yaitu 43 kurma di tempat yang mereka diami, Pasakan musub berkata, “Ini kurma Yatstib (Madinah)” Pasukan musuh terus mengikuti jejak pasukan kaum muslimin, Ketika *Ashim dan para sahabatnya merasa bahwa mereka diikuti, mereka pun singgah di suatu tempat. Pasukan musth mengelilingi mereka dan berkata, “Turunlah kalian, serahkan diri kalian, Bagian kalian perjanjian. Kami tidak akan membunuh seorang pun dari kalian”. *Ashim bin ‘Tsubit berkata “Wahai sahabat, aku tidak akan turun ke dalam perlindungan orang kafir, Ye Allsh, beritabukan nabi-Mu tentang kami”. Pasukan musuh memanah pasukan kaum muslimin, mereka berhasil membunuh *Ashim, Tiga orang turun berdasarkan perjanjian, diantara mereka adalah Khubaib, Zaid bin ad-Datsinah dan seorang laki-laki, Ketika pasukan musub dapat menguasai mereka, pasukan musub melepaskan Gli busur panah mereka dan mengikat pasukan kau suslimin, Laki-laki yang ketiga itu berkata, “Demi Allah, inilah tipuan pertama, aku tidak dengan kamu, Sesungguhnya aku suri tauladan bagi mereka”, yang ia maksudkan adalah dalam hal pembunuhan, Pasukan musuh ‘erus menyeret dan mengajaknya, tapi ia tetap menolak untuk ikut bersama mereka, Lalu Khubaib dan Zaid bin ad-Datsinah dibawa hingga pasukan musuh menjual mereka berdua setelah perang Badar, Bani al-iarits bin ‘Amir bin Naufal membeli Khubaib, Khubaib adalah orang yang membunuh al-Harits bin “Amir pada perang Badar. Khubaib menetap div negeri mereka seba mereka berkumpul untuk kan bersama i tawanan hin, membunuhnya. Khubaib meminjam pisau silet kepada salah seorang perempuan dari anak perempuan al-Harits, perempuan itt meminjamkannya. Perempuan it memiliki seorang anak laki-laki, ketika perempuan itu lengah, anak laki-lakinya datang kepada Khubaib, Perempuan itu mendapati anak laki-lakinya berada di atas pangkuan Khubaib sedangkan pisau silet berada di tangan Khubaib, Perempuan itu berkata, “Aku sangat terkejut”. Khubaib menyadari hal itu, ia berkata, “Apakah engkau khawatir aku membunuhnya? Aku tidak mungkin melekukan itu” Perempuan itu berkata, “Demi Allah aku tidak pemah melihat seorang tawanan sebain Khubaib, Demi Allab, suatu hari aku dapati Khubaib memakan sctangkai anggur di tangannya, padahal ia terikat dengan besi, sedangkan di Makkah tidak ada buah-buahan. Itulah adalah rezeki yang diberikan Allah Swt kepada Khubaib” Ketika pasukan musuh membawa Khubaib Keluar untuk didunih di tanah halal (luar tanah haram). Khubab berkata kepada mereka, “Biarkanlah aku melaksanakan shalat dua rakaat”, Mereka pun membiarkannya. Lalu Khubaih melaksanakan shalat dua rakaat. Khubab berkata, “Demi Allah, andai Kalian tidak menyangka bahwa aku berkeluh-kesah, pastilah aku tambah (jumlah rakaat)”. Kemudian Khubaib berkata, “Ya Allah, hitunglah jumlah mereka, bunuhlah mereka segera, jangan sisakan seorang pun dari mereka”, Kemudian Khubaib bersyair Aku tidak peduli ketika aku terbunuh sebagai muslim Di sisi apa pun bagi Allah kematianku Iu semua pada Tuhan yang satu jika Ta berkehondak Allah memberikan berkah pada setiap bagian tuubuh yang terputus, 4a Lalu Abu Sirwa'ah ‘Ugbah bin al-Harits tegak berdiri membuauh Khubaib. Khubaib adalah orang pertama yang men-swnnah-kan shalat (sunnat) bagi setiap muslim yang terbunuh dalam keadaan sabar. (HR. al-Bukhari). Rasulullah Saw tidak pernah mengajarkan, “Hai orang-orang beriman, jika kamu akan dibunuh, shalat sunnatlah dua rakaat”, Shalat sunnat dua raksat ini murni inisiatif dari Khubaib Maka Khubaib melakukan perbuatan yang tidak dilakukan, tidak diucapkan dan tidak diajarkan Rasulullah Saw. Masuk kategori bid'ah, tapi bid'ah hasanah, Setelah disampaikan kepada Rasulullah Saw, diakui beliau, barulah ia menjadi sunnah tagririyyah Membaca Surat al-Ikhlas Sebelum Surat Lain, Saad ob AN [oy Bagh el sg old ge BA aN ba Dh OS AE Bs aj la gf ull Ue HGladal ald 408) 8 A a ees Obs y yee GAN Big Lo BG Ebb YG Gl a dk Bo Rtg Ls Ga Sia AL Lg BESS) Uy ye | a 8G i Ae AGS oy hgh ogy a al | lad au Abbe Ob VA Sg Aa bell a Bl cape 19S AEBS AAS Gy Gab a AGH GF as Gy GY 28h ohh ge hay tay Gated oy jl La ads Gi Gidg ta G8E UE GR) og SI shay ate at pln Gy ai) ISG wat) A JUS gl 5) Qua dad J A 5 yh Dari Anas bin Malik, ada seorang laki-laki menjadi imam orang-orang Anshar dalam shalat di masjid Quba’, Setiap kali membawa surat, ia awali dengan membaca surat al-Ikhlas hingga an itu dalam setiap raksat, Sahabat- sahabatnya berbicara kepadanya, Mereka berkata, “Engkau mengawali bacaan dengan surat al- selesai, Kerudian ia membaea surat lain, fa terus melaku Ikhlas. Kemudian engkau merasa iiu tidak cukup, lalu engkaw baca surat lain, Engkan baca su al-Ikhlas, atau jangan engkau baca dan cukup baca surat luin saja”. Ia menjawab, “Saya tidak akan meninggalkan surat al-Ikhlas. Jika kalian suka saya menjadi imam ba, alkan kalian”, Dalam pandangan mereka, ia adalah orang yang paling utama diantara mereka, mereka tidak suka jika orang lain yang menjadi imam, Ketika mereka datang kepada Rasulullah Saw mereka menceritakan peristiva itu. Rasulullah Saw bertanya, “Wahai fulan, apa yang kalian, saya akan melakukannya, Jika kalian tidak suka, saya akan menin mencegahmu untuk melakukan saran sthabat-sabsbatmu? Apa yang membuatmu terus memisaca surat al-Ikhlas?”. fa menjawab, “Sesungguhnya saya sangat suka surat al-Ikhlas” Rasulullah Saw berkata, “Cintamu kepada surat al-Ikhlas membuatmu masuk surga”. (AR. al-Bukhari), Rasulullah Saw tidak pernah melakukan dan me sebelum shelat lain. Ini murni ijtihad shahabat tersebut. Mengapa ketika melakukanaya, ia tidak jarkan membaca surat al-Ikhlas 45 khawatir sedikit pun terjerumus ke dalam perbuatan bid’ah? Karena ia yakin bahwa perbuatan itu bid ah hasanah. Menutup Bacaan Dengan Surat al-Tkhlas. SSI a gh Sly BS ghia GB ata (gas 189 pa he Ry Ca ping ile ai hha dl ghey Uf Late Sp RE a Ae GY ad glad AS ks gt GW ghee Guah shiny ate an ghee i Jpg! ald 593 [gay LA ‘ad il GN ig j8l phy ke an hh at ging Stab Gy LI al Dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah Saw mengutus scorang laki-laki dalam satu pasukan perang, Ia menjadi imam bagi sahabat-sahabatnya dalam shalat mereka, Ia selaln menutup bacaan ayat dengan surat al-Ikhlas. Ketika mereka kembali, peristiwa itu disebutkan kepada Rasulullah Saw. Rasulullah Saw berkata, “Tanyakanlah kepadanya, mengapa itu melakukan itu?” [a menjawab, “Karena al-Ikhlas adalah sifat Allah Yang Maha Pengasih a suka membacanya”. Rasulullah Saw berkata, “Beritabunlah kepadanya bahwa Allah Swt mencintainya”. (HR. al-Bukhari dan Muslim), Qatadah bin an-Nu’ ma fembaca Surat al-Ikhlas Sepanjang Malam. pling able aa) gle il ghey od! ola Geel US A a gh OB SG) a lh A a yy gel phy pling ake in shin ghey Cab hls 8 th Sigg ak ah Us Dari Abu Sa’ id al-Khudri, sesungguhnya seorang laki-laki mendengar ada orang membaca surat al-lkhlas. ia mengulang-ulangi bacaannya. pada waktu shubuh, ia datang menghadap Rasulullah Saw menyebutkan peristiwa itu, seakan-akan orang itu: membicarakannya. Rasulullah Saw berkata, “Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sesun; (AR. al-Bukhari), wubnya surat al-lkhlas itu sama dengan sepertiga al-Qur'an’ Tentang nama orang yang membaca surat al-Ikhlas itu dijelaskan dalam hadits riwayat imam Ahmad: ples 9 Ae ail plas ill 03 S15 an il ga JB AS Jal GLaadl 42g) gL All Gaal dad ony aad lly OL te Dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata, “Qetadah bin an-Nu’man membaca surat al-Ikhlas sepanjang malam. Peristiwa itu diseutkan kepada Rasulullah Saw. Maka Rasulullah Saw berkata, “Demi jiwaku berada di tangan-Nya, surat al-lkhlas itu sama deagan setengah atau sepertiga al-Qur’an”. (HR. Ahmad). 46 Bacaan Iftitah Dibuat-buat Shahabat. \pp'S oa Geary ons 3 a 50) Ge 05) BES fag ate a ghee al Jp Qa iad Gai Lay UB gat gun i Figg Hs ats Yuta Bushm toee 5 UGB Sealy 58) tI GL Laat lg) YI oad gh dias dag le at gt a See ge oad Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Ketika kami shalat bersama Rasulullah Saw. Seorang laki-laki dari suatu kaum mengueapkan: Sealy 58) ah Shape 1y88 i Leahy Lys Si Rasulullah Saw bertanya, “Siapakah yang mengucapkan kalimat anu dan anu?”. Laki-laki itu menjawab, “Saya wahai Rasulullah”. Rasulullah Saw berkata, “Saya kagum dengan bacaan itu. Pintu-pintu langit dibukakan karena doa itu” Abdullah bin Umar berkata, “Aku tidak pemah meninggalkan doa itu sejak aku mendengar Rasulullah Saw mengatakannya”, (HR, Muslim), Do’a Buatan Shahabat. dang Cl YY AN) sea At getLast gl gs ay ga ple 5 ALE a ga pl ON Le ow ntl o8 AREY cil aay a) Cl SB pag Ae ail gh alll Bad AL SY1y Dig Ga My Slglandl gay Ch BBY a (RIA Sua hy hag oa 1 gd ete ete hs ek al Dari Anas bin Malik, sesungguhnya Rusulullah Saw mendengar seorang laki-laki mengueapkan ASV Sa 1S a My cgay Chia hoy 2 Sang call 1 a) sa of lt pg Rasulullah Saw berkata, “Engkau telah memohon kepada Allah dengan nama-Nya yang Agung, apabila berdoa dengan doa itu maka dikabulkan, jika diminta maka diberi” (HR. Ahmad, komentar Syekh Syu’aib al-Arnauth: hadits Shahih), Doa Tambahan Pada Bacaan Sesudah Ruku’. a7

Anda mungkin juga menyukai