Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Sekolah

Sekolah Dasar (SD) Negeri Inpres Kaiwatu merupakan salah satu SD yang terletak di Jl. Politeknik.
SD ini memiliki jenis bangunan permanen

Sarana gedung yang dimiliki oleh SD Inpres Kaiwatu adalah sebagai berikut

1. Ruang belajar : 6
2. Kantor : 1
3. Perpustakaan : -
4. WC : 3
5. Gudang : -
6. Kantin : 2
7. Lapangan : 1
8. Ruang Agama : -

Ketenangan di SD Negri Inpres Kaiwatu berdasarkan laporan berjumlah 12 orang dengan rincian sebagai
berikut:

Tabel 3. Jumlah Tenaga Kerja SD Negri Inpres Kaiwatu

No. Jabatan Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)


1. Kepala Sekolah S1 1
2. Wakil Kepala Sekolah S1 2
3. Wali Kelas 1 S1 1
4. Wali Kelas 2 S1 1
5. Wali Kelas 3 S1 1
6. Wali Kelas 4 S1 1
7. Wali Kelas 5 S1 1
8. Wali Kelas 6 S1 1
9. Guru Olahraga S1 1
10. Guru Agama S1 2
Jumlah 12

26
Sekolah Dasar (SD) Katolik 02 Don Bosco Manado merupakan salah satu SD yang terletak di Jl. Mr.
A.A. Maramis. SD swasta dengan jenis bangunan permanen.

Sarana gedung yang dimiliki oleh SD Katolik 02 Don Bosco Manado adalah sebagai berikut

1. Ruang belajar : 7
2. Kantor : 1
3. Perpustakaan : 1
4. WC : 5
5. Gudang : 1
6. Kantin : 1
7. Lapangan : 1
8. Ruang Agama : -

Keterangan di SD Katolik 02 Don Bosco Manado berdasarkan laporan berjumlah 13 orang dengan rincian
sebagai berikut:

Tabel 4. Jumlah Tenaga Kerja SD Katolik 02 Don Bosco Manado

No. Jabatan Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)


1. Kepala Sekolah S2 1
2. Wakil Kepala Sekolah S1 2
3. Wali Kelas 1 S1 2
4. Wali Kelas 2 S1 1
5. Wali Kelas 3 S1 1
6. Wali Kelas 4 S1 1
7. Wali Kelas 5 S1 1
8. Wali Kelas 6 S1 1
9. Guru Olahraga S1 1
10. Tata Usaha S1 2
Jumlah 13

Sekolah Dasar (SD) Negeri 83 Manado merupakan salah satu SD yang terletak di Jl. Pogidon 8. SD
Negeri dengan jenis bangunan permanen

Sarana gedung yang dimiliki oleh SD Inpres Kaiwatu adalah sebagai berikut

1. Ruang belajar : 6
2. Kantor : 1
3. Perpustakaan : 1
4. WC : 4
5. Gudang : 1
6. Kantin : 1
7. Lapangan : 1
8. Ruang Agama : -

27
Keterangan di SD Negri 83 Manado berdasarkan laporan berjumlah 10 orang dengan rincian sebagai
berikut:

Tabel 5. Jumlah Tenaga Kerja SD Negri 83 Manado

No. Jabatan Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)


1. Kepala Sekolah S1 1
2. Wakil Kepala Sekolah S1 2
3. Wali Kelas 1 S1 1
4. Wali Kelas 2 S1 1
5. Wali Kelas 3 S1 1
6. Wali Kelas 4 S1 1
7. Wali Kelas 5 S1 1
8. Wali Kelas 6 S1 1
9. Guru olahraga S1 1
Jumlah 10

2. Karakteristik informan

Gambaran karakteristik informan yang di teliti antara lain adalah nama, umur, pendidikan,

pekerjaan, pendapatan per bulan, nama anak, umur anak, berat badan anak, tinggi badan anak,

dan anak ke berapa yang mengalami obesitas.

Tabel 6. Karakteristik Informan

No. Nama Umur Pendidikan terakhir

1. FS 47 S1
2. NA 45 S1

3. EMK 47 S2
4. KL 49 S1

5. SY 48 S1
6. YM 49 S1

28
3. Matriks Informan

1) Sikap informan terhadap masalah obesitas pada anak usia sekolah dasar

informan 1 : Karena ini masalah berat badan dan melihat kedepannya berakibat masalah besar

sebaiknya dilakukan pencegahan baik itu dari aspek makanan sehari-hari dan juga

harus ada aktivitas yang dapat meminimalisir keadaan ini.

informan 2 : ya, memang tidak gampang menyuruh yang gemuk menurunkan berat badan. Apa

lagi yang sudah gemuk dari lahir. Di sekolah kami selalu menghimbau untuk

memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Misalnya kalau jam olahraga ya ikut

olahraga.

informan 3 : Sedapat mungkin kita harus cegah. Tapi bagaimanapun harus ada interaksi kerja

sama dengan orangtua, supaya dapat mengontrol makan dan aktivitasnya dirumah.

Mungkin saja anak yang gemuk ini kesehariannya hanya bermain game atau hanya

menonton tv saja.

informan 4 : Saya sangat perihatin sama mereka yang gemuk. Mungkin orangtua terlalu

memanjakan, atau orangtua tidak tahu tentang bahaya kegemukan. Apa lagi saat

melihat mereka berolahraga. Jangankan lari, bergerak saja sudah susah.

informan 5 : Kami sebagai pendidik selalu menghimbau kepada anak-anak yang gemuk agar

mengurangi porsi makan di kantin, dan tidak bermalas-malasan dalam artian harus

banyak bergerak

informan 6 : Kalau sudah gemuk, harus diturunkan berat badannya. Kalau belum terlalu gemuk,

cegah saja.

29
2) Sikap informan terhadap informasi-informasi yang berkaitan dengan obesitas pada anak

informan 1 : Bagus, saya sangat setuju. Di sekolah ini sudah beberapa kali dilakukan penyuluhan

dari puskesmas tentang kesehatan.

informan 2 : Ya, bagus.

informan 3 : Saya setuju sekali

informan 4 : Iya, saya setuju

informan 5 : Bagus sekali, kami pernah dikunjungi tenaga kesehatan seperti itu.

informan 6 : Jelas bagus sekali. Itu nantinya akan membuat anak-anak takut untuk berbadan

gemuk

3) Sikap informan terhadap peranan orangtua, sekolah dan petugas kesehatan

terhadap upaya mengatasi obesitas pada anak

informan 1 : Sangat berperan, karena waktu anak tidak hanya disekolah.

informan 2 : Bagus sekali. Karena mereka memiliki tugas masing-masing.

Informan 3 : Seperti yang saya katakana tadi, seharusnya ada interaksi kerja sama antara

orangtua dan guru untuk mengontrol anak yang gemuk. Apa lagi dengan adanya

tenaga kesehatan, itu lebih baik lagi.

informan 4 : Itu penting. Orangtua sebaiknya ikut hadir saat adanya penyuluhan kesehatan,

supaya orangtua yang tidak tahu tentang bahaya kegemukan lebih memperhatikan

anaknya.

informan 5 : Tentu saja sangat berperan. Saya setuju.

30
informan 6 : Sangat besar peranannya. Guru mengontrol di sekolah, orangtua mengontrol

dirumah dan petugas kesehatan bisa menambah wawasan tentang pentingnya hidup

sehat.

4) Sikap informan terhadap masalah obesitas pada anak yang mengganggu prestasi anak di

sekolah

informan 1 : Kalau masalah prestasi tidak masalah. Karena ada siswa yang gemuk yang lebih

berprestasi. Tapi ini bukan menjadi patokan prestasinya.

informan 2 : Masalah fisik mereka kalah, tapi belum tentu prestasi di kelas juga sama.

informan 3 : Tidak ada perbedaan antara yang gemuk dan kurus dalam hal ini.

informan 4 : Terkadang yang gemuk selalu terlihat lesu pada saat jam pelajaran, apa lagi saat

mata pelajaran terakhir karena sudah siang, bahkan terkadang sampai tertidur saat

mata pelajaran sementara berlangsung.

informan 5 : Tidak menggangu Prestasi, biasa saja.

informan 6 : Sama saja antara yang gemuk dan tidak gemuk.

5) Sikap informan terhadap pernyataan bahwa anak yang gemuk adalah anak

yang sehat

informan 1 : Gemuk yang seperti apa? Kalau terlalu gemuk tentu tidak sehat.

informan 2 : Memang betul, tapi belum tentu sehat. Karena pola makan yang tidak diketahui.

informan 3 : Saya tidak setuju. Kalau anak kelebihan berat badan, itu kesalahan dari orangtua

yang tidak mengatur pola makan anaknya.

informan 4 : Tergantung, jika orangtuanya sudah gemuk kemungkinan anaknya juga gemuk.

31
informan 5 : Itu tidak menjamin. Ada yang gemuk tapi sehat, ada juga yang gemuk sakit-sakitan.

informan 6 : Menurut saya Itu keliru, orang gemuk mudah terserang penyakit.

6) Sikap informan terhadap aktivitas fisik dan diet

Informan 1 : Untuk aktivitas di sekolah ada jadwal olahraga 2 kali seminggu selama 2 jam mata

pelajaran, itu sesuai dengan kurikulum. Ada juga kegiatan ekstra olahraga yaitu

sepak bola, voli, dan senam atletik. Untuk makanan, selalu disarankan untuk

sarapan di rumah dan membawa bekal kesekolah. Di kantin sudah disediakan

makanan yang sehat seperti nasi campur dan nasi kuning. Ada juga makanan yang

instan, tapi kami selalu menghimbau kepada siswa untuk makan makanan yang

sehat.

Informan 2 : Olahraga rutin dilakukan setiap jadwal mata pelajaran. Dalam seminggu terjadwal 4

jam pelajaran olahraga selain itu memanfaatkan waktu istirahat, luangkan waktu

luang dirumah untuk olahraga juga sudah kami anjurkan. Makan teratur 3 kali

sehari, makan buah dan sayur. Bisa juga membawa makanan dari rumah.

Informan 3 : Memperbanyak aktivitas olahraga seperti senam, jogging, bermain bola. Di sekolah

hanya memberikan 4 jam untuk mata pelajaran penjaskes, jadi bisa dilanjutkan di

rumah atau di lingkungan anak itu sendiri. Untuk diet, guru hanya sebatas

menghimbau, memberikan pembinaan tentang pola hidup anak. Tapi selebihnya

yang menentukan orang tua.

Informan 4 : Jelas harus memperhatikan makanan, bagaimana makanan yang sehat dengan yang

tidak sehat, jangan terlalu banyak makan yang manis-manis. Olahraga tetap

dilaksanakan 2 kali seminggu 2:2 jam sesuai jadwal kegiatan. Waktu istirahat kami

32
memberikan kebebasan kepada siswa, entah mau bermain di kelas atau di lapangan

tentunya setelah mereka makan.

Informan 5 : Olahraga di sekolah hanya 4 jam dalam seminggu. Itu belum cukup, tapi bisa

dilakukan aktivitas lain seperti bermain saat jam istirahat. Setidaknya tidak

bermalas-malasan. Untuk makan kami sendiri menyarankan untuk membawa bekal

dari rumah supaya orang tua bisa mengontrol makanan anaknya, setidaknya sarapan

dari rumah.

Informan 6 : Guru selalu menghimbau untuk memperbanyak aktivitas fisik di rumah, jangan

terlalu banyak menonton tv dan bermain game komputer atau HP. Di sekolah jam

olahraga hanya 4 jam. Disini juga kami memanfaatkan sebaik mungkin untuk

membangkitkan kebugaran tubuh siswa, terutama yang gemuk. Kalau makanan

selalu dihimbau untuk sarapan dari rumah. Di kantin sekolah juga tersedia makanan

yang sehat.

7) Hambatan dalam melakukan intervensi aktifitas fisik dan diet pada anak usia sekolah dasar

Informan 1 : Tidak ada hambatan sejauh ini. Kami sudah melakukan sebatas yang kami bisa.

Informan 2 : Tidak ada

Informan 3 : Tidak ada hambatan, mungkin dari orang tua

Informan 4 : Kalau olahraga tidak, tapi tidak tahu dalam hal makanan. Bukan makan sembarang,

tapi makan yang banyak.

Informan 5 : Tidak ada

Informan 6 : Tidak ada

33
B. Pembahasan

Berikut pembahasan berdasarkan tujuan dari penelitian.

1. Status gizi

Tabel 7. Status Gizi

Nama SD STATUS GIZI SISWA SD KELAS 1-5

UNDERWEIGHT NORMAL OVERWEIGHT OBESITAS TOTAL %


(OBESITAS)
SDN 43 41 18 9 111 8,1%
INPRES
KAIWATU
SDN Kat. 02 31 29 22 25 107 23,36%
Don Bosco
Manado
SDN 83 55 45 9 5 114 4,3%
MANADO
TOTAL 129 115 49 39 332 11,7%

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi

overweight dan obesitas pada anak umur 5-12 tahun berturut-turut sebesar 11,3% dan 7, 4 %.

Dari ketiga sekolah yang di teliti terdapat 11,7% anak yang mengalami obesitas. Jumlahnya

diatas dari 7,4% berdasarkan Riskesdas Sulawesi Utara. Bagaimanapun data yang diperoleh dari

hasil penelitian belum bisa menggambarkan status gizi anak di Sulawesi Utara, meskipun

demikian setidaknya kita sudah tau gambaran status gizi dari ketiga sekolah tersebut.

2. Sikap Guru Mengenai Intervensi Aktivitas Fisik dan Diet Pada Siswa Obesitas di

Sekolah Dasar

Sikap informan terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar dihimpun dalam penelitian

ini meliputi pendapat tentang : (a) sikap terhadap masalah obesitaspada anak usia sekolah dasar,

(b) informasi- informasi yang berkaitan dengan obesitas pada anak, (c) peranan orangtua,

34
sekolah dan petugas kesehatan terhadap upaya mengatasi obesitas pada anak usia sekolah dasar,

(d) masalah obesitas pada anak yang menggangu prestasi anak di sekolah, (e) anak yang gemuk

adalah anak yang sehat, (f) intervensi aktivitas fisik dan diet pada anak obesitas.

a. Sikap informan terhadap masalah obesitaspada anak usia sekolah dasar.

Dari hasil wawancara mendalam didapatkan bahwa pada umumnya bahwa sikap dari

semua informan adalah khawatir seperti yang diungkapkan informan ke 4 berikut:

“Saya sangat perihatin sama mereka yang gemuk. Mungkin orangtua terlalu

memanjakan, atau orangtua tidak tahu tentang bahaya kegemukan. Apa lagi saat melihat

mereka berolahraga. Jangankan lari, bergerak saja sudah susah.”

Sebagian informan setuju bahwa masalah obesitas harus di cegah seperti yang dikatakan

informan pertama

“Karena ini masalah berat badan dan melihat kedepannya berakibat masalah besar

sebaiknya dilakukan pencegahan baik itu dari aspek makanan sehari-hari dan juga harus ada

aktivitas yang dapat meminimalisir keadaan ini.”

Hal yang sama juga dikatakan informan ketiga

“Sedapat mungkin kita harus cegah….”

Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa sikap informan merasa khawatir

terhadap masalah obesitas. Mereka setuju dengan banyaknya permasalahan obesitas pada anak

usia sekolah dasar. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmojo S bahwa sikap merupakan reaksi

terhadap stimulus tertentu dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata

menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu kedalam kehidupan

sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

35
b. Sikap informan mengenai informasi-informasi yang berkaitan dengan obesitas pada anak

usia sekolah dasar

Dari hasil wawancara mendalam mengenai informasi-informasi yang berkaitan dengan

obesitas pada anak usia sekolah dasar adalah setuju karena mereka mengerti mengenai

pentingnya pemahaman lebih mendalam yang dapat di peroleh dari informasi tersebut seperti

yang diungkapkan oleh informan ketiga dan keempat

“ya, saya setuju sekali”

Ada juga yang sudah pernah mendapat informasi-informasi mengenai kesehatan dari

puskesmas setempat seperti yang diungkapkan oleh informan pertama

“….. di sekolah kami sudah beberapa kali dilakukan penyuluhan dari puskesmas

tentang kesehatan.”

Sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan merupakan pelaksanaan motif

tertentu. Teori ini sesuai dengan sikap yang ditunjukkan oleh informan terhadap informasi-

informasi yang berkaitan dengan obesitas pada anak. Seluruh informan setuju, bersedia untuk

menerima informasi yang ada. Sejauh ini sikap yang ditunjukkan oleh informan adalah

menerima informasi-informasi yang berkaitan dengan obesitas pada anak sudah baik.

Terdapat 4 tingkatan yaitu Menerima (Receiving), Merespon (Responding), Menghargai

(Valuing), Bertanggung jawab (Responsible). Jika dikaitkan dengan tingkat sikap bahwa sikap

sebagian informan berada pada tingkat menerima (Receiving) yaitu menerima di artikan bahwa

informan setuju dengan adanya informasi-informasi yang berkaitan dengan maslah obesitas pada

anak usia sekolah dasar.

c. Sikap informan terhadap peran orangtua, sekolah dan petugas kesehatan terhadap upaya

mengatasi obesitas pada anak usia sekolah dasar.

36
Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan pada penelitian ini didapatkan sikap

informan sangat setuju dengan peran orangtua, sekolah dan petugas kesehatan dalam upaya

mengatasi obesitas pada anak usia sekolah dasar. Fungsi sikap sebagai alat menyesuaikan diri

adalah suatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah dipelajari sehingga

menjadi mudah milik bersama. Dalam hal ini sikap dapat menjadi alat penghubung antara

informan guru, orangtua serta petugas kesehatan dalam upaya mengatasi permasalahan

obesitas pada anak usia sekolah dasar seperti yang diungkapkan oleh beberapa informan

berikut

Informan 1 : “Sangat berperan, karena waktu anak tidak hanya disekolah.”

kemudian,

informan 2 : “Bagus sekali. Karena mereka memiliki tugas masing-masing.”

Serta di lengkapi oleh pernyataan dari informan yang keenam

informan 6 : “Sangat besar peranannya. Guru mengontrol di sekolah, orangtua

mengontrol dirumah dan petugas kesehatan bisa menambah wawasan tentang

pentingnya hidup sehat.”

d. Sikap informan terhadap masalah obesitas pada anak yang mengganggu prestasi anak

disekolah

Dari hasil wawancara mendalam dapat didapatkan seorang informan yang setuju bahwa

obesitas akan mengganggu prestasi anak seperti yang diungkapkan oleh informan keempat

berikut :

37
“Terkadang yang gemuk selalu terlihat lesu pada saat jam pelajaran, apa lagi saat

mata pelajaran terakhir karena sudah siang, bahkan terkadang sampai tertidur saat mata

pelajaran sementara berlangsung.”

Dalam hal ini informan mengatakan bahwa obesitas akan berpengaruh terhadap prestasi

anak di sekolah. Informan menyadari dan setuju dengan masalah obesitas yang dapat

menurunkan prestasi belajar anak disekolah.

Dari hasil wawancara informan mengatakan terjadinya penurunan prestasi di sekolah,

karena situasi dan kondisi fisik anak bukan karena adanya gangguan pada diri anak sebagai

akibat dari obesitas. Tetapi ada juga dua orang informan yang tidak setuju dengan masalah

obesitas pada anak yang menggangu prestasi anak di sekolah. Dari hasil penelitian ini bahwa

sebagai alat pengatur pengalaman manusia di dalam menerima pengalaman-pengalaman dari

dunia luar sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif artinya semua berasal dari dunia

luar tidak semuanya dilayani oleh manusia tetapi manusia memilih mana-mana yang perlu

dan mana yang tidak perlu dilayani. Namun menurut informan yang lain masalah prestasi

bukan menjadi masalah, menurut mereka prestasi di kelas dan di luar kelas berbeda seperti

yang dikatakan oleh informan kedua berikut :

“masalah fisik mereka kalah, tapi belum tentu prestasi di kelas juga sama.”

e. Sikap informan terhadap pernyataan bahwa anak yang gemuk merupakan anak yang

sehat.

Dari hasil wawancara mendalam didapatkan berbagai macam hasil yaitu 3 informan tidak

setuju dengan pernyataan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat seperti yang

dikatakan oleh informan keenam berikut:

“itu pendapat yang keliru. Orang gemuk mudah terserang penyakit.

38
Informan lainnya mengatakan anak yang berbadan gemuk belum tentu sehat seperti yang

di kemukakan oleh informan kedua berikut :

“memang betul, tapi belum tentu sehat karena pola makan yang tidak diketahui.

Hasil penelitian ini apabila dikaitkan dengan teori kesehatan yang pertama mengenai

perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana informan merespon baik secara

pasif (mengetahui, bersikap, dan mempersepsi tentang penyakit dan rasa sakit pada diri dan luar

diri informan) maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan rasa sakit dan

penyakit. Dapat dilihat bahwa sebagian besar informan sudah mengetahui bahwa anak yang

sehat tidak harus memiliki badan yang gemuk, sehingga menurut pendapat mereka, walaupun

anak tersebut berbadan kurus tetapi jika anaknya lincah dan sehat, jarang mengalami sakit

penyakit maka anak tersebut anak yang sehat. Dan sebaliknya, anak yang berbadan gemuk jika

dilihat dari fisiknya, luarnya maka banyak anggapan orang gemuk itu sehat dan makmur dan

juga tidak dapat dipungkiri bahwa anak yang gemuk, montok dengan dagu berlipat

menggemaskan dan lucu. Namun dari pendapat di atas sebagian besar informan menyatakan

tidak setuju dengan pernyataan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat.

f. Sikap informan terhadap aktivitas fisik dan diet pada anak usia sekolah dasar

Dari hasil wawancara mendalam dapat dilihat bahwa intervensi aktivitas fisik dan diet

pada anak obesitas di sekolah sangat tergantung dari pihak sekolah tentang bagaimana peran

penting guru dalam menangani masalah obesitas. Sebagian sekolah telah melakukan

intervensi aktivitas fisik dan diet seperti yang di sampaikan oleh informan pertama :

39
“Untuk aktivitas di sekolah ada jadwal olahraga 2 kali seminggu selama 2 jam

mata pelajaran, itu sesuai dengan kurikulum. Ada juga kegiatan ekstra olahraga

yaitu sepak bola, voli, dan senam atletik. Untuk makanan, selalu disarankan

untuk sarapan di rumah dan membawa bekal kesekolah. Di kantin sudah

disediakan makanan yang sehat seperti nasi campur dan nasi kuning. Ada juga

makanan yang instan, tapi kami selalu menghimbau kepada siswa untuk makan

makanan yang sehat.”

Serta di dukung oleh pernyataan dari informan ketiga ini:

“Memperbanyak aktivitas olahraga seperti senam, jogging, bermain bola. Di

sekolah hanya memberikan 4 jam untuk mata pelajaran penjaskes, jadi bisa

dilanjutkan di rumah atau di lingkungan anak itu sendiri. Untuk diet, guru

hanya sebatas menghimbau, memberikan pembinaan tentang pola hidup anak.

Tapi selebihnya yang menentukan orang tua.”

Peran guru sangat penting dalam hal menangani obesitas karena Sekolah seolah dapat

menyediakan kesempatan untuk memanipulasi lingkungan dan dapat dijadikan tempat untuk

program peningkatan kesehatan. Misalnya pengurangan harga untuk makanan sehat di kantin

sekolah, sehingga membuat siswa lebih memilih makanan yang sehat. WHO

mengindentifikasi kebutuhan pendekatan multilevel pada promosi kesehatan, yang

menunjukkan pentingnya peran lingkungan dan kebijakan publik pada kesehatan. Sejumlah

strategi diidentifikasi melalui tujuan-tujuan WHO yang dapat dicapai, di antaranya

merancang linkungan yang mendukung, mengembangkan kebijakan publik tentang

kesehatan, dan meningkatkan sumber-sumber personal pada individu. Dari hasil wawancara

40
diketahui besarnya fungsi guru dalam mendidik, mengajar, membimbing, menjadi model dan

teladan bagi peserta didik.

g. Hambatan dalam melakukan intervensi aktifitas fisik dan diet pada anak usia sekolah

dasar.

Dari hasil wawancara mendalam tentang hambatan dalam melakukan intervebsi aktifitas

fisik dan diet pada anak sekolah dasar 5 informan mengatakan tidak ada hambatan dan

informan yang lain mengatakan dari pola makan anak tersebut seperti yang dikatakan

informan keempat berikut :

“Kalau olahraga tidak, tapi tidak tahu dalam hal makanan. Bukan makan sembarang,

tapi makan yang banyak.”

Kegemaran jajan pada anak sekolah tidak terlepas dari kehidupan ekonomi dan kebiasaan makan

keluarga, karena pada hakekatnya kebiasaan makan juga tidak lepas kaitannya dengan kehidupan

ekonomi keluarga pada umumnya. Walaupun tidak berlaku secara umum, kebiasaan jajan anak

salah satunya dikarenakan anak mendapat uang saku dari orang tua.

41
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Semua informan mengetahui tentang upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi

permasalahan obesitas pada anak yaitu dengan meningkatkan aktivitas fisik serta

pengaturan pola makan dan setuju jika obesitas harus di cegah.

2. Semua informan setuju jika diadakan penyuluhan kesehatan disekolah oleh petugas

kesehatan. Dan hanya 1 orang yang mengatakan bahwa obesitas mempengaruhi

prestasi belajar anak di sekolah.

3. Semua informan setuju jika orangtua, guru dan tenaga kesehatan sangat berperan

dalam menangani masalah obesitas. Sebagian besar informan tidak setuju tentang

pernyataan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat.

4. Dari 6 informan, hanya 1 yang mengatakan bahwa hambatan terdapat pada orangtua.

B. SARAN

1. Sebagai guru diarapkan dapan menjadi model dan teladan dalam menjalani hidup

sehat baik dari aktivitas fisik maupun pengaturan pola makan. Serta dapat mengontrol

pola hidup sehat selama di sekolah.

2. Adanya tindakan nyata tentang kerja sama antara orangtua, guru dan petugas

kesehatan dalam hal menerapkan hidup sehat sertamenangani masalah obesitas pada

anak.

3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat lebih mengembangkan wawasan

dan mengkaji lebih luas mengenai penelitian ini serta mengembangkan, memperbaiki

dan melengkapi metode penelitian ini.

42
LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA

A. Karakteristik Informan

Nama :

Umur :

Pendidikan :

B. Pertanyaan

1. Bagaimana tanggapan ibu/bapak terhadap masalah obesitas pada anak usia sekolah dasar?

2. Bagaimana tanggapan ibu/bapak terhadap informasi-informasi yang berkaitan dengan

obesitas pada anak?

3. Bagaimana tanggapan ibu/bapak terhadap peranan sekolah terhadap upaya mengatasi

obesitas pada anak usia sekolah dasar?

4. Bagaimana tanggapan ibu/bapak terhadap masalah obesitas pada anak yang mengganggu

prestasi anak di sekolah?

5. Bagaimana pendapat ibu/bapak terhadap pernyataan bahwa anak yang gemuk adalah

anak yang sehat?

6. Bagaimana intervensi aktivitas fisik dan diet pada anak obesitas?

7. Apa hambatan dalam melakukan intervensi aktivitas fisik dan diet pada anak obesitas?

43

Anda mungkin juga menyukai