Bab Iv
Bab Iv
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Sekolah
Sekolah Dasar (SD) Negeri Inpres Kaiwatu merupakan salah satu SD yang terletak di Jl. Politeknik.
SD ini memiliki jenis bangunan permanen
Sarana gedung yang dimiliki oleh SD Inpres Kaiwatu adalah sebagai berikut
1. Ruang belajar : 6
2. Kantor : 1
3. Perpustakaan : -
4. WC : 3
5. Gudang : -
6. Kantin : 2
7. Lapangan : 1
8. Ruang Agama : -
Ketenangan di SD Negri Inpres Kaiwatu berdasarkan laporan berjumlah 12 orang dengan rincian sebagai
berikut:
26
Sekolah Dasar (SD) Katolik 02 Don Bosco Manado merupakan salah satu SD yang terletak di Jl. Mr.
A.A. Maramis. SD swasta dengan jenis bangunan permanen.
Sarana gedung yang dimiliki oleh SD Katolik 02 Don Bosco Manado adalah sebagai berikut
1. Ruang belajar : 7
2. Kantor : 1
3. Perpustakaan : 1
4. WC : 5
5. Gudang : 1
6. Kantin : 1
7. Lapangan : 1
8. Ruang Agama : -
Keterangan di SD Katolik 02 Don Bosco Manado berdasarkan laporan berjumlah 13 orang dengan rincian
sebagai berikut:
Sekolah Dasar (SD) Negeri 83 Manado merupakan salah satu SD yang terletak di Jl. Pogidon 8. SD
Negeri dengan jenis bangunan permanen
Sarana gedung yang dimiliki oleh SD Inpres Kaiwatu adalah sebagai berikut
1. Ruang belajar : 6
2. Kantor : 1
3. Perpustakaan : 1
4. WC : 4
5. Gudang : 1
6. Kantin : 1
7. Lapangan : 1
8. Ruang Agama : -
27
Keterangan di SD Negri 83 Manado berdasarkan laporan berjumlah 10 orang dengan rincian sebagai
berikut:
2. Karakteristik informan
Gambaran karakteristik informan yang di teliti antara lain adalah nama, umur, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan per bulan, nama anak, umur anak, berat badan anak, tinggi badan anak,
1. FS 47 S1
2. NA 45 S1
3. EMK 47 S2
4. KL 49 S1
5. SY 48 S1
6. YM 49 S1
28
3. Matriks Informan
1) Sikap informan terhadap masalah obesitas pada anak usia sekolah dasar
informan 1 : Karena ini masalah berat badan dan melihat kedepannya berakibat masalah besar
sebaiknya dilakukan pencegahan baik itu dari aspek makanan sehari-hari dan juga
informan 2 : ya, memang tidak gampang menyuruh yang gemuk menurunkan berat badan. Apa
lagi yang sudah gemuk dari lahir. Di sekolah kami selalu menghimbau untuk
olahraga.
informan 3 : Sedapat mungkin kita harus cegah. Tapi bagaimanapun harus ada interaksi kerja
sama dengan orangtua, supaya dapat mengontrol makan dan aktivitasnya dirumah.
Mungkin saja anak yang gemuk ini kesehariannya hanya bermain game atau hanya
menonton tv saja.
informan 4 : Saya sangat perihatin sama mereka yang gemuk. Mungkin orangtua terlalu
memanjakan, atau orangtua tidak tahu tentang bahaya kegemukan. Apa lagi saat
informan 5 : Kami sebagai pendidik selalu menghimbau kepada anak-anak yang gemuk agar
mengurangi porsi makan di kantin, dan tidak bermalas-malasan dalam artian harus
banyak bergerak
informan 6 : Kalau sudah gemuk, harus diturunkan berat badannya. Kalau belum terlalu gemuk,
cegah saja.
29
2) Sikap informan terhadap informasi-informasi yang berkaitan dengan obesitas pada anak
informan 1 : Bagus, saya sangat setuju. Di sekolah ini sudah beberapa kali dilakukan penyuluhan
informan 5 : Bagus sekali, kami pernah dikunjungi tenaga kesehatan seperti itu.
informan 6 : Jelas bagus sekali. Itu nantinya akan membuat anak-anak takut untuk berbadan
gemuk
Informan 3 : Seperti yang saya katakana tadi, seharusnya ada interaksi kerja sama antara
orangtua dan guru untuk mengontrol anak yang gemuk. Apa lagi dengan adanya
informan 4 : Itu penting. Orangtua sebaiknya ikut hadir saat adanya penyuluhan kesehatan,
supaya orangtua yang tidak tahu tentang bahaya kegemukan lebih memperhatikan
anaknya.
30
informan 6 : Sangat besar peranannya. Guru mengontrol di sekolah, orangtua mengontrol
dirumah dan petugas kesehatan bisa menambah wawasan tentang pentingnya hidup
sehat.
4) Sikap informan terhadap masalah obesitas pada anak yang mengganggu prestasi anak di
sekolah
informan 1 : Kalau masalah prestasi tidak masalah. Karena ada siswa yang gemuk yang lebih
informan 2 : Masalah fisik mereka kalah, tapi belum tentu prestasi di kelas juga sama.
informan 3 : Tidak ada perbedaan antara yang gemuk dan kurus dalam hal ini.
informan 4 : Terkadang yang gemuk selalu terlihat lesu pada saat jam pelajaran, apa lagi saat
mata pelajaran terakhir karena sudah siang, bahkan terkadang sampai tertidur saat
5) Sikap informan terhadap pernyataan bahwa anak yang gemuk adalah anak
yang sehat
informan 1 : Gemuk yang seperti apa? Kalau terlalu gemuk tentu tidak sehat.
informan 2 : Memang betul, tapi belum tentu sehat. Karena pola makan yang tidak diketahui.
informan 3 : Saya tidak setuju. Kalau anak kelebihan berat badan, itu kesalahan dari orangtua
informan 4 : Tergantung, jika orangtuanya sudah gemuk kemungkinan anaknya juga gemuk.
31
informan 5 : Itu tidak menjamin. Ada yang gemuk tapi sehat, ada juga yang gemuk sakit-sakitan.
informan 6 : Menurut saya Itu keliru, orang gemuk mudah terserang penyakit.
Informan 1 : Untuk aktivitas di sekolah ada jadwal olahraga 2 kali seminggu selama 2 jam mata
pelajaran, itu sesuai dengan kurikulum. Ada juga kegiatan ekstra olahraga yaitu
sepak bola, voli, dan senam atletik. Untuk makanan, selalu disarankan untuk
makanan yang sehat seperti nasi campur dan nasi kuning. Ada juga makanan yang
instan, tapi kami selalu menghimbau kepada siswa untuk makan makanan yang
sehat.
Informan 2 : Olahraga rutin dilakukan setiap jadwal mata pelajaran. Dalam seminggu terjadwal 4
jam pelajaran olahraga selain itu memanfaatkan waktu istirahat, luangkan waktu
luang dirumah untuk olahraga juga sudah kami anjurkan. Makan teratur 3 kali
sehari, makan buah dan sayur. Bisa juga membawa makanan dari rumah.
Informan 3 : Memperbanyak aktivitas olahraga seperti senam, jogging, bermain bola. Di sekolah
hanya memberikan 4 jam untuk mata pelajaran penjaskes, jadi bisa dilanjutkan di
rumah atau di lingkungan anak itu sendiri. Untuk diet, guru hanya sebatas
Informan 4 : Jelas harus memperhatikan makanan, bagaimana makanan yang sehat dengan yang
tidak sehat, jangan terlalu banyak makan yang manis-manis. Olahraga tetap
dilaksanakan 2 kali seminggu 2:2 jam sesuai jadwal kegiatan. Waktu istirahat kami
32
memberikan kebebasan kepada siswa, entah mau bermain di kelas atau di lapangan
Informan 5 : Olahraga di sekolah hanya 4 jam dalam seminggu. Itu belum cukup, tapi bisa
dilakukan aktivitas lain seperti bermain saat jam istirahat. Setidaknya tidak
dari rumah supaya orang tua bisa mengontrol makanan anaknya, setidaknya sarapan
dari rumah.
Informan 6 : Guru selalu menghimbau untuk memperbanyak aktivitas fisik di rumah, jangan
terlalu banyak menonton tv dan bermain game komputer atau HP. Di sekolah jam
olahraga hanya 4 jam. Disini juga kami memanfaatkan sebaik mungkin untuk
selalu dihimbau untuk sarapan dari rumah. Di kantin sekolah juga tersedia makanan
yang sehat.
7) Hambatan dalam melakukan intervensi aktifitas fisik dan diet pada anak usia sekolah dasar
Informan 1 : Tidak ada hambatan sejauh ini. Kami sudah melakukan sebatas yang kami bisa.
Informan 4 : Kalau olahraga tidak, tapi tidak tahu dalam hal makanan. Bukan makan sembarang,
33
B. Pembahasan
1. Status gizi
overweight dan obesitas pada anak umur 5-12 tahun berturut-turut sebesar 11,3% dan 7, 4 %.
Dari ketiga sekolah yang di teliti terdapat 11,7% anak yang mengalami obesitas. Jumlahnya
diatas dari 7,4% berdasarkan Riskesdas Sulawesi Utara. Bagaimanapun data yang diperoleh dari
hasil penelitian belum bisa menggambarkan status gizi anak di Sulawesi Utara, meskipun
demikian setidaknya kita sudah tau gambaran status gizi dari ketiga sekolah tersebut.
2. Sikap Guru Mengenai Intervensi Aktivitas Fisik dan Diet Pada Siswa Obesitas di
Sekolah Dasar
Sikap informan terhadap obesitas pada anak usia sekolah dasar dihimpun dalam penelitian
ini meliputi pendapat tentang : (a) sikap terhadap masalah obesitaspada anak usia sekolah dasar,
(b) informasi- informasi yang berkaitan dengan obesitas pada anak, (c) peranan orangtua,
34
sekolah dan petugas kesehatan terhadap upaya mengatasi obesitas pada anak usia sekolah dasar,
(d) masalah obesitas pada anak yang menggangu prestasi anak di sekolah, (e) anak yang gemuk
adalah anak yang sehat, (f) intervensi aktivitas fisik dan diet pada anak obesitas.
Dari hasil wawancara mendalam didapatkan bahwa pada umumnya bahwa sikap dari
“Saya sangat perihatin sama mereka yang gemuk. Mungkin orangtua terlalu
memanjakan, atau orangtua tidak tahu tentang bahaya kegemukan. Apa lagi saat melihat
Sebagian informan setuju bahwa masalah obesitas harus di cegah seperti yang dikatakan
informan pertama
“Karena ini masalah berat badan dan melihat kedepannya berakibat masalah besar
sebaiknya dilakukan pencegahan baik itu dari aspek makanan sehari-hari dan juga harus ada
Dari hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa sikap informan merasa khawatir
terhadap masalah obesitas. Mereka setuju dengan banyaknya permasalahan obesitas pada anak
usia sekolah dasar. Hal ini sesuai dengan teori Notoatmojo S bahwa sikap merupakan reaksi
terhadap stimulus tertentu dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata
menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu kedalam kehidupan
35
b. Sikap informan mengenai informasi-informasi yang berkaitan dengan obesitas pada anak
obesitas pada anak usia sekolah dasar adalah setuju karena mereka mengerti mengenai
pentingnya pemahaman lebih mendalam yang dapat di peroleh dari informasi tersebut seperti
Ada juga yang sudah pernah mendapat informasi-informasi mengenai kesehatan dari
“….. di sekolah kami sudah beberapa kali dilakukan penyuluhan dari puskesmas
tentang kesehatan.”
Sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Teori ini sesuai dengan sikap yang ditunjukkan oleh informan terhadap informasi-
informasi yang berkaitan dengan obesitas pada anak. Seluruh informan setuju, bersedia untuk
menerima informasi yang ada. Sejauh ini sikap yang ditunjukkan oleh informan adalah
menerima informasi-informasi yang berkaitan dengan obesitas pada anak sudah baik.
(Valuing), Bertanggung jawab (Responsible). Jika dikaitkan dengan tingkat sikap bahwa sikap
sebagian informan berada pada tingkat menerima (Receiving) yaitu menerima di artikan bahwa
informan setuju dengan adanya informasi-informasi yang berkaitan dengan maslah obesitas pada
c. Sikap informan terhadap peran orangtua, sekolah dan petugas kesehatan terhadap upaya
36
Dari hasil wawancara mendalam yang dilakukan pada penelitian ini didapatkan sikap
informan sangat setuju dengan peran orangtua, sekolah dan petugas kesehatan dalam upaya
mengatasi obesitas pada anak usia sekolah dasar. Fungsi sikap sebagai alat menyesuaikan diri
adalah suatu yang bersifat communicable, artinya sesuatu yang mudah dipelajari sehingga
menjadi mudah milik bersama. Dalam hal ini sikap dapat menjadi alat penghubung antara
informan guru, orangtua serta petugas kesehatan dalam upaya mengatasi permasalahan
obesitas pada anak usia sekolah dasar seperti yang diungkapkan oleh beberapa informan
berikut
kemudian,
d. Sikap informan terhadap masalah obesitas pada anak yang mengganggu prestasi anak
disekolah
Dari hasil wawancara mendalam dapat didapatkan seorang informan yang setuju bahwa
obesitas akan mengganggu prestasi anak seperti yang diungkapkan oleh informan keempat
berikut :
37
“Terkadang yang gemuk selalu terlihat lesu pada saat jam pelajaran, apa lagi saat
mata pelajaran terakhir karena sudah siang, bahkan terkadang sampai tertidur saat mata
Dalam hal ini informan mengatakan bahwa obesitas akan berpengaruh terhadap prestasi
anak di sekolah. Informan menyadari dan setuju dengan masalah obesitas yang dapat
karena situasi dan kondisi fisik anak bukan karena adanya gangguan pada diri anak sebagai
akibat dari obesitas. Tetapi ada juga dua orang informan yang tidak setuju dengan masalah
obesitas pada anak yang menggangu prestasi anak di sekolah. Dari hasil penelitian ini bahwa
dunia luar sikapnya tidak pasif tetapi diterima secara aktif artinya semua berasal dari dunia
luar tidak semuanya dilayani oleh manusia tetapi manusia memilih mana-mana yang perlu
dan mana yang tidak perlu dilayani. Namun menurut informan yang lain masalah prestasi
bukan menjadi masalah, menurut mereka prestasi di kelas dan di luar kelas berbeda seperti
“masalah fisik mereka kalah, tapi belum tentu prestasi di kelas juga sama.”
e. Sikap informan terhadap pernyataan bahwa anak yang gemuk merupakan anak yang
sehat.
Dari hasil wawancara mendalam didapatkan berbagai macam hasil yaitu 3 informan tidak
setuju dengan pernyataan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat seperti yang
38
Informan lainnya mengatakan anak yang berbadan gemuk belum tentu sehat seperti yang
“memang betul, tapi belum tentu sehat karena pola makan yang tidak diketahui.
Hasil penelitian ini apabila dikaitkan dengan teori kesehatan yang pertama mengenai
perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana informan merespon baik secara
pasif (mengetahui, bersikap, dan mempersepsi tentang penyakit dan rasa sakit pada diri dan luar
diri informan) maupun aktif (tindakan) yang dilakukan sehubungan dengan rasa sakit dan
penyakit. Dapat dilihat bahwa sebagian besar informan sudah mengetahui bahwa anak yang
sehat tidak harus memiliki badan yang gemuk, sehingga menurut pendapat mereka, walaupun
anak tersebut berbadan kurus tetapi jika anaknya lincah dan sehat, jarang mengalami sakit
penyakit maka anak tersebut anak yang sehat. Dan sebaliknya, anak yang berbadan gemuk jika
dilihat dari fisiknya, luarnya maka banyak anggapan orang gemuk itu sehat dan makmur dan
juga tidak dapat dipungkiri bahwa anak yang gemuk, montok dengan dagu berlipat
menggemaskan dan lucu. Namun dari pendapat di atas sebagian besar informan menyatakan
tidak setuju dengan pernyataan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat.
f. Sikap informan terhadap aktivitas fisik dan diet pada anak usia sekolah dasar
Dari hasil wawancara mendalam dapat dilihat bahwa intervensi aktivitas fisik dan diet
pada anak obesitas di sekolah sangat tergantung dari pihak sekolah tentang bagaimana peran
penting guru dalam menangani masalah obesitas. Sebagian sekolah telah melakukan
intervensi aktivitas fisik dan diet seperti yang di sampaikan oleh informan pertama :
39
“Untuk aktivitas di sekolah ada jadwal olahraga 2 kali seminggu selama 2 jam
mata pelajaran, itu sesuai dengan kurikulum. Ada juga kegiatan ekstra olahraga
yaitu sepak bola, voli, dan senam atletik. Untuk makanan, selalu disarankan
disediakan makanan yang sehat seperti nasi campur dan nasi kuning. Ada juga
makanan yang instan, tapi kami selalu menghimbau kepada siswa untuk makan
sekolah hanya memberikan 4 jam untuk mata pelajaran penjaskes, jadi bisa
dilanjutkan di rumah atau di lingkungan anak itu sendiri. Untuk diet, guru
Peran guru sangat penting dalam hal menangani obesitas karena Sekolah seolah dapat
menyediakan kesempatan untuk memanipulasi lingkungan dan dapat dijadikan tempat untuk
program peningkatan kesehatan. Misalnya pengurangan harga untuk makanan sehat di kantin
sekolah, sehingga membuat siswa lebih memilih makanan yang sehat. WHO
menunjukkan pentingnya peran lingkungan dan kebijakan publik pada kesehatan. Sejumlah
kesehatan, dan meningkatkan sumber-sumber personal pada individu. Dari hasil wawancara
40
diketahui besarnya fungsi guru dalam mendidik, mengajar, membimbing, menjadi model dan
g. Hambatan dalam melakukan intervensi aktifitas fisik dan diet pada anak usia sekolah
dasar.
Dari hasil wawancara mendalam tentang hambatan dalam melakukan intervebsi aktifitas
fisik dan diet pada anak sekolah dasar 5 informan mengatakan tidak ada hambatan dan
informan yang lain mengatakan dari pola makan anak tersebut seperti yang dikatakan
“Kalau olahraga tidak, tapi tidak tahu dalam hal makanan. Bukan makan sembarang,
Kegemaran jajan pada anak sekolah tidak terlepas dari kehidupan ekonomi dan kebiasaan makan
keluarga, karena pada hakekatnya kebiasaan makan juga tidak lepas kaitannya dengan kehidupan
ekonomi keluarga pada umumnya. Walaupun tidak berlaku secara umum, kebiasaan jajan anak
salah satunya dikarenakan anak mendapat uang saku dari orang tua.
41
BAB V
A. KESIMPULAN
1. Semua informan mengetahui tentang upaya yang harus dilakukan dalam mengatasi
permasalahan obesitas pada anak yaitu dengan meningkatkan aktivitas fisik serta
2. Semua informan setuju jika diadakan penyuluhan kesehatan disekolah oleh petugas
3. Semua informan setuju jika orangtua, guru dan tenaga kesehatan sangat berperan
dalam menangani masalah obesitas. Sebagian besar informan tidak setuju tentang
4. Dari 6 informan, hanya 1 yang mengatakan bahwa hambatan terdapat pada orangtua.
B. SARAN
1. Sebagai guru diarapkan dapan menjadi model dan teladan dalam menjalani hidup
sehat baik dari aktivitas fisik maupun pengaturan pola makan. Serta dapat mengontrol
2. Adanya tindakan nyata tentang kerja sama antara orangtua, guru dan petugas
kesehatan dalam hal menerapkan hidup sehat sertamenangani masalah obesitas pada
anak.
dan mengkaji lebih luas mengenai penelitian ini serta mengembangkan, memperbaiki
42
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
A. Karakteristik Informan
Nama :
Umur :
Pendidikan :
B. Pertanyaan
1. Bagaimana tanggapan ibu/bapak terhadap masalah obesitas pada anak usia sekolah dasar?
4. Bagaimana tanggapan ibu/bapak terhadap masalah obesitas pada anak yang mengganggu
5. Bagaimana pendapat ibu/bapak terhadap pernyataan bahwa anak yang gemuk adalah
7. Apa hambatan dalam melakukan intervensi aktivitas fisik dan diet pada anak obesitas?
43