Anda di halaman 1dari 12

BAB I

ANALISIS KARAKTERISRIK SATUAN PENDIDIKAN


B. Analisis Karakteristik Peserta Didik
Siswa SD Negeri 011 Palaran saat ini berjumlah 117 orang dengan komposisi 63 orang
laki-laki dan 56 orang perempuan. Berikut data siswa terakhir Tahun Ajaran 2022/2023
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Data Siswa
NO KELAS L P TOTAL
1 Kelas I 16 11 27
2 Kelas II 5 9 14
3 Kelas III 13 7 20
4 Kelas IV 6 12 20
5 Kelas V 17 12 29
6 Kelas VI 6 5 11

Sebagian besar siswa di SD Negeri 011 Palaran berasal dari pendatang lokal yang
menetap lama di area di sekitar sekolah. Artinya jika dilihat dari perbedaan budaya, hampir
kesemuanya adalah berasal dari Suku jawa, bugis dan banjar beragama Islam 116 orang yang
beragama Kristen 1 orang dan 4 orang beragama Khatolik. Sementara bidang pekerjaan orang
tua sangat beragam mulai dari wiraswasta, pegawai baik swasta maupun pemerintah dan
TNI/POLRI, dengan tingkat perekonomian yang beragam mulai dari penghasilan rendah hingga
tinggi.
Berdasarkan hasil observasi, dan rapor pendidikan tahun 2022 ringkasan kualitas
pendidikan satuan pendidikan pada mutu hasil belajar peserta didik diketahui karakteristik
peserta didik SDN 011 Palaran dari kompetensi atau kempuan literasi, numerai dan indes
karakter adalah:
Kemampuan Literasi Sebagian besar peserta didik telah mencapai batas kompetensi
minimum untuk literasi membaca namun perlu upaya mendorong lebih banyak peserta didik
menjadi mahir.
Kemampuan Numerasi, kurang dari 50% peserta didik telah mencapai kompetensi
minimum untuk numerasi. Dengan sangat rendahnya kemampuan numerasi peserta didik maka
pada kompetensi numerasi akan lebih di tingkatkan dengan memaksimalkan peroses
pembelajaran yang lebih interaktis efektif dan menyenagkan sehingga siswa dapat memahami
dan menguasai kompetensi numerasi.
Indeks Karakter, peserta didik terbiasa menerapkan nilai-nilai karakter pelajar pancasila
yang berakhlak mulia, bergotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis serta berkebinekaan
global dalam kehidupan sehari hari.
Hasil belajar peserta didik bisa dilihat dari aspek kognitif dan nonkognitif, yang diukur dari
kemampuan literasi dan numerasi peserta didik sementara nonkognitif dari karakter dan perilaku
yang sejalan dengan nilai Profil Pelajar Pancasila. Deskripsi hasil AKM adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan Literasi
Sebagian besar peserta didik telah mencapai batas kompetensi minimum untuk literasi
membaca namun perlu upaya mendorong lebih banyak peserta didik menjadi mahir,
dengan indikator:
1. Kompetensi membaca teks informasi sebesar 9.09 % (mahir)
2. Kompetensi membaca teks sastra sebesar 63.64% (cakap)
3. Kompetensi mengakses dan menemukan isi teks (L1) 18.18% (mendasar)
4. Kompetensi menginterpretasi dan memahami isi teks (L2) 9.09% (perlu intervensi)
b. Kemampuan Numerasi
Kurang dari 50 % peserta didik telah mencapai kompetensi minimum untuk numerasi,
dengan indikator:
1. Kompetensi pada domain Bilangan 0% (mahir)
2. Kompetensi pada domain Aljabar 36.36 (cakap)
3. Kompetensi pada domain Data dan Ketidakpastian 45.45% (mendasar)
4. Kompetensi mengetahui (L1) 18.18% (perlu intervensi)
c. Indeks Karakter
Peserta didik telah menyadari pentingnya nilai-nilai karakter Profil Pelajar Pancasila
namun perlu dukungan untuk menerapkannya dalam kehidupan .
1. Kompetensi pada domain Beriman, Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan
Berakhlak Mulia 2.22 % (Berkembang)
2. Kompetensi pada domain Gotong royong 2.4% (Membudaya)
3. Kompetensi pada domain Kreatifitas 2.3% (membudaya)
4. Kompetensi pada domain nalar kritis 2.4% (membudaya)
5. Kompetensi pada domain Kebinekaan global 2% (Berkembang)
6. Kompetensi pada domain kemandirian 1.5% ( perlu dikembangkan)

C. Analisi Karakteristik Tenaga Pendidik dan Kependidikan


Pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di SD Negeri 011 Palaran adalah 12 orang
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.2 Data Karakteristik Tendik
PANGKAT Pendidikan
NO NAMA NIP/PTTB/NUPTK TUGAS
/GOL
1 Eny Hariyatun, S.Pd 196804051987032001 Pembina IV/a S1 PGSD Kepala sekolah
2 Riyadi, S.Pd 196501011985121005 Pembina IV/a S1 KTP Guru PJOK
3 Titik Anafiah, S.Pd 196307051993072001 Pembina IV/a S1 B. Indonesia Guru Kelas III
4 Nuryati, S.Pd 196610012007012024 Penata Muda TK I /III b S1 PKn Guru Kelas IV
5 Yayuk Puspita Sari, S.Pd 198808192010012007 Penata Muda TK I /III b S1 PGSD Guru Kelas V
6 Riris Christina, S.Pd 198407202014082004 Penata Muda III/a S1 Biologi Guru Kelas II
7 Nunik Anggraini, S.Pd 19198910082020012016 Penata Muda III/a S1 PGSD Guru Kelas VI
8 Sri Kasmini, S.Pd 2544765666300022 - S1 PGSD Guru Kelas I
9 Linda Furiana, S.Pd 1441765666300012 - S1 B.Inggris Guru B. Inggris
10 Nurul Fadliyah, S.Pd 4747726731330072 - S1 Tarbiyah Guru PAI
- S1 Pertanian Pengelola Administrasi
11 Sri Shinta Yuliatmi, S.P 8443771672130113 Perkantoran dan
operator sekolah
- SMA Tukang kebun dan
12 Remanto 201204010902 Penjaga sekolah
Sekolah

Berdasar hasil observasi dari data Dapodik dan kondisi nyata diketahui bahwa
karakteristik GTK di SDN 011 Palaran adalah
a. Seluruh GTK di SDN 011 Palaran sudah berkualifikasi akademik minimal sarjana S1 /D4
berjumlah 11 orang
b. Guru yang memiliki sertifikat pendidik dari 10 guru baru 5 orang yang memiliki sertifikat
pendidik
c. Guru yang mengajar sesuai latar belakang pendidikan berjumlah 8 orang dari 9 orang guru.
d. Memiliki tenaga adminstrasi dengan kualifikasi pendidikan S1 berjumlah 1 orang
e. Memiliki penjaga sekolah yang berpendidikan SMA 1 orang.
Kualitas Sumber Daya Manusia berdasarkan rapor pendidikan 2022 secara umum dinyatakan
bahwa GTK pada SDN 011 Palaran nilai uji kompetensi Guru rata-rata nilai UKG sudah baik,
dan pengalaman pelatihan masih tergolong kategori sedang merintis dalam keikutsertaan guru
dalam pelatihan. Dijabarkan sebagai berikut:
a. Kompetensi dan Kinerja GTK
Tingkat kompetensi GTK bisa dilihat dari GTK yang bersertifikat dan nilai Uji
Kompetensi Guru (UKG). Sementara itu, jumlah kehadiran GTK di kelas bisa
menggambarkan bagaimana kinerja mereka sehari-hari. Tak hanya melihat kondisi saat ini,
kita juga perlu melihat potensi perkembangan mutu dengan keikutsertaan GTK ke berbagai
pelatihan dan keterlibatan mereka menjadi GTK penggerak.
b. Proporsi GTK bersertifikat kategori baik
c. Satuan pendidikan dengan proporsi guru bersertifikat pendidik yang Baik
d. Kehadiran Guru Baik
Rata-rata jumlah jam pelajaran kosong berdasarkan laporan kepala sekolah dan laporan
peserta didik
e. Nilai Uji Kompetensi Guru kategori cukup
Nilai uji kompetensi guru terdiri dari: kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.
Satuan pendidikan dengan rata-rata nilai UKG cukup

D. Analisis Sarana dan Prasarana


Berdasarkan hasil observasi data sarana dan prasana SDN 011 Palaran di ketahui bahwa :
Sarana yang dimilik oleh SDN 011 Palaran belum semua memadai dalam mendukung peroses
pembelajaran di sekolah. Hal ini terlihat dengan sarana kelas yang sudah tersedia papan tulis,
meja, kursi dan media pembelajaran / bahan ajar yang mencukupi dengan jumlah siswa. Sarana
penunjang lain yang berbasis TIK SDN 011 palaran memliki 1 LCD projektor, 2 PC all in one,
dan 3 laptop.
Prasarana yang dimiliki SDN 011 Palaran terdiri dari, ruang guru yang ukurannya belum
standar dengan jumlah guru, 6 ruang kelas, 1 unit ruang perpustakaan berbagi dengan ruang
kepala sekolah dan TU, kantin yang belum standar, parkir, lapangan upacara, lapangan olahraga,
halaman dan taman tanaman buah. Seluruh sarana tersebut dalam kondisi yang cukup baik dan
layak untuk digunakan walaupun ada beberapa prasarana yang mengalami rusak ringan. Di
bawah ini merupakan sarana dan prasarana yang ada di SDN 011 Palaran.
Jumlah bangunan sekolah sebanyak 2 unit gedung ruang 6 kelas, dan 1 unit gedung
perpustakaan sekolah, dengan rincian:
a. Gedung 1, ruang kelas 1, 2, 3 dan ruang guru
b. Gedung 2, ruang kelas 4, 5 ,6 dan pojok UKS
c. Gedung 3, ruang perpustakaan dan digunakan untuk Ruang Kepala sekolah dan TU
d. Kantin 1 unit
e. Wc pria/ wanita 5/5 ada yang rusak sedang jumlah 4 ruang dan 4 ruang dalam keadaan
baik.
f. Urinoir 2 unit keadan baik
g. Rumah guru dan kepsek 2 unit dalam keadaan rusak berat.
Gedung dibangun atas tanah yang bersertifikat resmi dengan No. 362/1982 dengan luas
5.265 m2 dengan ketersediaan ruang kosong yang saat ini dimanfaatkan untuk kebun sekolah
seluas 4.462 m2 .
E. Analisis Lingkungan Satuan Pendidikan
SDN 011 Palaran memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101166004011 , Nomor Pokok
Sekolah Nasional (NPSN) 30401731 dan Nomor Induk Sekolah (NIS) 103040. Dibangun diatas
lahan seluas 5.265 m2 persegi berstatus Negeri berakreditasi B. SD Negeri 011 Palaran terletak
di Jalan Ampera II RT. 45 No. 29 Rawamakmur Kecamatan Palaran Kota Samarinda Provinsi
Kalimantan Timur. SD Negeri 011 Palaran dibangun pada tahun 1982 oleh pemerintah kota
Samarinda yang tanahnya berasal dari wakaf warga yang bernama Bapak WIRYO ATMOJO.
Karena rasa kepeduliannya terhadap anak-anak di daerah ini yang tidak memilki bangunan
sekolah, mereka harus pergi kesekolah ditempat yang jauh dengan kondisi jalan pada saat itu
sangat memprihatinkan, yang hanya bisa dilalui menggunakan sepeda dan pada saat hujan
jalannya begitu licin.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil rapor pendidikan tahun 2022 diketahui secara
umum karekteristik lingkungan Satuan pendidikan di SDN 011 Palaran adalah:
Satuan pendidikan memiliki lingkungan sekolah yang aman, terlihat dari kesejahteraan
psikologis yang baik dan rendahnya kasus perundungan, hukuman fisik, kekerasan seksual, dan
penyalahgunaan narkoba. Satuan pendidikan dapat mempertahankan kualitas warga sekolah
dalam mencegah dan menangani kasus untuk menciptakan iklim keamanan di lingkungan
sekolah
Satuan pendidikan membudayakan kesetaraan gender secara aktif mensosialisasikan dan
menyuarakan dukungan akan pentingnya mewujudkan kesetaraan hak-hak sipil antar kelompok
gender dengan dasar prinsip keadilan.
Satuan pendidikan yang Berbineka mulai mengembangkan suasana proses pembelajaran
yang menjunjung tinggi toleransi agama/kepercayaan dan budaya; mendapatkan pengalaman
belajar yang berkualitas; mendukung kesetaraan agama/kepercayaan, budaya, dan gender;
memperkuat nasionalisme
Satuan pendidikan dengan Iklim Inklusivitas mulai mengembangkan suasana proses
pembelajaran yang menyediakan layanan yang ramah bagi peserta didik dengan disabilitas dan
cerdas berbakat istimewa.
Kualitas proses pembelajaran peserta didik atau mutu pembelajaran mengacu pada
keamanan dan inklusivitas, yaitu perasaan dan interaksi peserta didik di sekolah sangat
menentukan kualitas pembelajaran. Peserta didik yang merasa tidak aman, misalnya karena
mengalami perundungan dan diskriminasi agama, ras, sosial ekonomi, atau kondisi fisiknya,
akan kesulitan dalam mengikuti pelajaran
1. Iklim Keamanan dengan status waspada
Satuan pendidikan mulai mengembangkan iklim keamanan dalam aspek kesejahteraan
psikologis, perundangan, hukuman fisik, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan
narkoba di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, satuan pendidikan dapat melanjutkan
intervensi dengan meningkatkan kemampuan mencegah dan menangani kasus di
lingkungan sekolah.
2. Iklim Inklusivitas dengan status perlu peningkatan
Satuan pendidikan belum mampu menghadirkan suasana proses pembelajaran yang
menyediakan layanan yang ramah bagi peserta didik dengan disabilitas dan cerdas
berbakat istimewa
F. Analisis Kemitraan Satuan Pendidikan
Program kemitraan ini bertujuan untuk menjalin kerjasama dan keselarasan program
pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai tri sentra pendidikan dalam
membangun ekosistem pendidikan yang kondusif untuk menumbuh kembangkan karakter dan
budaya berprestasi peserta didik.
Tujuan Khusus program kemitraan satuan pendidikan dengan keluarga dan masyarakat
untuk :
 Menguatkan jalinan kemitraan Antara sekolah, keluarga dan masyarakat dalam
mendukung lingkungan belajar yang dapat mengembangkan potensi anak secara utuh;
 Meningkatkan keterlibatan orang tua/wali dalam mendukung program pendidikan di
sekolah dan di masyarakat;
 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung program pendidikan di
sekolah dan di masyarakat.
Kemitraan dibangun di atas dasar kebutuhan anak sehingga orang tua/wali dan
masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan sekolah.
Model kemitraan melibatkan jejaring yang luas dan melibatkan peserta didik, orang tua, guru,
tenaga kependidikan, masyarakat, kalangan pengusaha, dan organisasi mitra di bidang
pendidikan.Selain itu, pihak sekolah membangun kapasitas warganya untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pendidikan keluarga serta berbagi pengetahuan
dengan orang tua terkait dengan pola pengasuhan anak. Keluarga atau orang tua diharapkan
membantu dan mendukung anak melalui bimbingan, arahan, motivasi, dan tindakan mendidik
lainnya yang selaras dengan program pendidikan yang dilaksanakan pihak sekolah, misalnya
ketika sekolah mengajarkan agar anak selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah, di rumah
juga diajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan rumah.
Masyarakat sesuai kapasitasnya dapat mendukung program pendidikan keluarga di
sekolah melalui berbagai cara misalnya salah satu tokoh masyarakat menjadi narasumber dalam
kegiatan kelas orang tua/wali, menjadi guru model, atau menjadi konsultan bagi pihak sekolah.
Pemberdayaan, pendayagunaan, dan kolaborasi tri sentra pendidikan tersebut diharapkan dapat
membentuk ekosistem sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan, sehingga bisa menjamin
tumbuh kembang fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.
Kemitraan antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat dirancang agar terbentuk
ekosistem
pendidikan yang dapat mendorong tumbuhnya karakter dan budaya prestasi semua warga
sekolah. Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka kemitraan dilaksanakan dengan mengacu
pada prinsip-prinsip berikut:
1. Kesamaan Hak, Kesejajaran, dan Saling Menghargai.
2. Semangat Gotong-Royong dan Kebersamaan.
3. Saling Melengkapi dan Memperkuat.
4. Saling Asah, Saling Asih, dan Saling Asuh.
Prinsip saling asah, saling asih, dan saling asuh diharapkan dapat mewujudkan terjadinya
proses berbagi pengalaman, pengetahuan, keterampilan, dan nilai/norma antara satu dengan
lainnya. Serta terjadi proses saling membelajarkan antara pihak sekolah, keluarga, dan
masyarakat dilandasi oleh rasa cinta dan kasih sayang dalam rangka menciptakan ekosistem
pendidikan yang baik bagi peserta didik.
Bentuk-bentuk kemitraan sekolah, keluarga, dan masyarakat dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Penguatan Komunikasi Dua Arah
Komunikasi dua arah bertujuan untuk mendapat informasi dan masukan tentang
perkembangan peserta didik, baik dari keluarga kepada sekolah maupun sebaliknya.
Komunikasi sekolah dengan keluarga dan masyarakat dapat dilakukan dalam beragam bentuk
dan media. Misalnya informasi yang dituliskan rutin melalui buku penghubung, pertemuan
rutin wali kelas dengan orang tua/wali, komunikasi dalam wadah paguyuban orang tua per
kelas, komunikasi melalui media komunikasi seperti melalui pesan singkat (SMS), dan lain-
lain yang sesuai.

2. Pendidikan bagi orang tua


Bentuk kemitraan ini ingin membantu orang tua/wali dalam membangun kesadaran akan
pendidikan anak, termasuk di antaranya adalah dengan mengembangkan lingkungan belajar di
rumah yang kondusif (aman, nyaman dan menyenangkan). Pendidikan orang tua ini bisa
berupa kelas orang tua/wali yang dilakukan rutin oleh sekolah atau masyarakat (komite
sekolah, organisasi mitra dan komponen masyarakat lain).
Kelas ini diharapkan dapat membantu orang tua/wali untuk:
a. memperoleh pemahaman yang benar tentang kondisi anak dan upaya-upaya yang dapat
dilakukan;
b. meningkatkan peran positif dan tanggung jawab sebagai orang tua/wali dalam mengatasi
permasalahan anak; dan
c. meningkatkan kerjasama yang lebih harmonis antara orang tua/ wali dan sekolah dalam
membantu permasalahan anak.
3. Kegiatan Sukarela
Kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan aspirasi masing-masing pihak dalam mendukung
dan membantu kemajuan pendidikan anak.
4. Belajar di Rumah Sekolah mengkomunikasikan orang tua/wali mengenai materi yang
sebaiknya diperkaya dan diperdalam kembali di rumah.
5. Kolaborasi dengan Masyarakat
Kemitraan ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran masyarakat dalam mendukung
pencapaian tujuan pendidikan anak. Masyarakat dalam hal ini adalah tokoh masyarakat, tokoh
agama, ahli pendidikan atau lainnya, pengusaha, professional, dan lembaga yang relevan baik
bagi sekolah maupun bagi peserta didik.
Pengorganisasian Program Kemitraan
1. Paguyuban Orang Tua/Wali di Tingkat Kelas.
2. Membentuk Jaringan Komunikasi dan Informasi
Pelaksanaan program kemitraan merupakan proses menjalankan kegiatan yang telah
diprogramkan dan diorganisasikan. Berikut adalah rangkaian pelaksanaan program kemitraan
tri sentra pendidikan yang dilakukan di sekolah.
1. Pengembangan Kapasitas Warga Sekolah
2. Pertemuan Wali Kelas dengan Orang Tua/Wali
3. Kelas Orang Tua/Wali
4. Pelibatan Orang Tua/Wali Sebagai Motivator/Inspirator bagi Peserta Didik
5. Pentas Kelas Akhir Tahun
6. Kegiatan dan/atau Pelibatan Orang tua/Wali Lainnya
Pada akhirnya, dengan menerapkan pendidikan keluarga di sekolah, berbagai
permasalahan tentang anak diharapkan dapat difasilitasi dan dipecahkan dengan baik
melalui keterlibatan semua unsur. Hal ini dapat mendorong orang tua dan masyarakat
untuk lebih terlibat dalam pendidikan yang baik bagi anak.
F. Analisis Pembiayaan Satuan Pendidikan.

Dalam hal ini SD Negeri 011 Palaran melakukan analisis karakteristik dengan
menggunakan metode Analisis SWOT. Analisis SWOT adalah analisis kekuatan, kelamahan,
peluang, serta ancaman yang dilakukan dalam mengnali satuan pendidikan dan lingkungan untuk
dasar penyusunan strategi dalam mengembangkan dan mengatasi permasalahan satuan
pendidikan.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT sebagaimana
dimaksud, maka diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut ini.
a. Strength (Kekuatan)
Situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan yang dimiliki SD Negeri 011 Palaran yang
bisa memberikan pengaruh positif pada saat ini atau pun di masa yang akan datang adalah
sebagai berikut :
1. Penerapan pendidikan karakter agar peserta didik memiliki budi pekerti yang luhur dan dapat
diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
2. Berupaya membentuk sifat eksplorasi agar peserta didik dapat mencari berbagai informasi
serta mengetahui ilmu pengetahuan lebih luas dan mendalam.
3. Memiliki koleksi perpustakan yang memadai serta mendukung proses pembelajaran
4. Memiliki prasarana koleksi tanaman buah guna mendukung proses pembelajaran
5. Pendidik dan tenaga kependidika memiliki semangat kerja yang baik dan mampu
berkolaborasi untuk menhujutkan visi misi sekolah
6. Memiliki sarana TIK yang memadai untuk media pembelajaran
7. Jumlah siswa yang sedikit sehingga dalam pengelolan kelas dan proses pembelajaran lebih
mudah
b. Weakness (Kelemahan)
Situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan yang dimiliki SD Negeri 011 Palaran
yang bisa memberikan pengaruh negatif pada saat ini atau pun di masa yang akan datang adalah
sebagai berikut :
1. Jumlah guru yang belum memenuhi dan sesui dengan klasifikasi sehingga berpengaruh
kepada pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Tugas tambahan guru di luar tugas pokoknya sehingga mempengaruh kualitas proses
pembelajaran.
3. Kualitas numerasi dalam rapot pendidikan masih dibawah kompetensi minimal sehingga
perlu mendapat perhatian khusus dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
4. Keterbatas sumber dana sekolah sehingga harus mengorbankan beberapa fasilitas sekolah
yang tidak dapat terpenuhi seperti fasilitas UKS yang belum memadai
c. Opportunity (Peluang)
Situasi atau kondisi yang merupakan peluang atau kesempatan yang dimiliki SD Negeri
011 Palaran yang bisa memberikan peluang untuk berkembang di kemudian hari adalah sebagai
berikut :
1. Lokasi sekolah di daerah pegunungan yang jauh dari keramaian sehingga penanaman
sosial budaya lebih mudah dilaksanakan
2. Orangtua siswa dan masyarakat sekitar memiliki kepedulian yang tinggi program /
kegiatan sekolah
3. Lingkungan sekitar sekolah sangat asri dah hijau lingkungan perkebunan berpeluang
untuk digunakan sebagai menanamkan budaya cinta lingkungan hidup.
d. Threat (Ancaman)
Situasi atau kondisi yang merupakan ancaman atau tantangan yang akan dihadapi SD
Negeri 011 Palaran yang bisa menghambat laju perkembangan satuan pendidikan adalah sebagai
berikut :
1. Perekonomian orang tua siswa tidak menentu sehingga fasilitas yang dimiliki siswa
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan terbatas
2. Lokasi sekolah yang jauh dari pusat kota sehingga dapat mempengaruhi lambannya
informasi dan perkembangan IPTEK
3. Sedikitnya jumlah penduduk di sekitar sekolah sehingga mempengaruhi jumlah siswa
yang mendaftar di SDN 011 palaran

Anda mungkin juga menyukai