Untuk Membantu
Untuk Membantu
kendaraan bermotor baik itu mobil maupun motor yang hendak parkir di lahan
parkirnya.
ayah dari tiga orang anak hasil penikahan dengan istrinya bernama Handayani.
Menurutnya, ia telah bertugas sebagai tukang parkir di Jalan Raya Puncak sejak
15 tahun yang lalu. “Saya bekerja sebagai tukang parkir di sini sekitar 15 tahun
yang lalu, setelah memiliki satu anak. Tugas saya di sini sih bukan hanya
Di kawasan wisata Puncak sendiri area parkir di pinggir jalan raya sangat mudah
ditemui, dari mulai keluar Tol Jagorawi hingga ke daerah Cipanas. Hal tersebut
sangat berarti bagi warga sekitar, karena memunculkan ‘lahan kerja’ bagi mereka
yang tidak memiliki pekerjaan tetap seperti halnya Pak Jamaludin. Keramaian
Pak Jamal, per harinya beliau dapat penghasilan sekitar 20 hingga 40 ribu rupiah,
cukup tidaknya penghasilan tersebut ia terima dengan lapang dada. “Setiap hari
paling saya dapat 20 rebu kalau lagi sepi, kalau lagi rame saya bisa mendapatkan
uang sekitar 50 rebu. Penghasilan berapa pun saya mah terima-terima aja, yang
penting masih bisa makan” ujarnya dengan logat bahasa sunda yang kental.
Profesi Pak Jamal sebagai tukang parkir jalanan justru kontradiktif dengan
tempat tertentu yaitu pada jalan kabupaten, jalan desa, atau jalan kota yang
harus dinyatakan dengan rambu lalu lintas dan atau Marka Jalan.
selama ini nyaman-nyaman saja sebagai tukang parkir di Jalur Puncak. Tidak
pernah ada petugas keamanan atau polisi yang menegurnya. “Selama saya
bertugas, saya tidak tahu dan tidak ada yang memberi tahu sama sekali tentang
peraturan-peraturan lalu lintas, malahan saya dikasih rompi sama petugas polisi
karena dianggap pekerjaan saya telah membantu tugas beliau. Ini rompinya yang
saya pakai” ujarnya sambil menunjukkan rompi yang sedang ia pakai. Dengan
digelutinya selama ini telah berjasa bagi orang lain dan telah diakui oleh instansi
kepolisian.
Di era sekarang dengan daya persaingan yang tinggi, Pak jamal tidak memiliki
pilihan pekerjaan lain. Pendidikan terakhirnya yang tidak sampai tamat sekolah
Karena pekerjaannya ini, Pak Jamal begitu dikenal oleh warga sekitar bahkan ia
Meskipun di sisi lain, keberadaan lahan parkir di sepanjang Jalan Raya Puncak
di Kawasan Wisata Puncak, namun menurut Pak Jamal, infrastruktur jalan yang
sudah tidak sebanding dengan kendaraan masuk dan melintaslah yang menjadi
bukan kita yang bikin macet. Jalannya seukuran begini, kendaraan yang lewatnya
banyak banget mas, wajar aja macet. Polisinya yang ngatur juga kewalahan. Kita
Penduduk sekitar pun sangat menghargai tugas Pak Jamal, karena membantu
mereka dalam menyeberang jalan serta mengatur lalu lintas seperti halnya yang
diutarakan oleh Pak Andi, tukang ojek di dekat lahan parkir Pak Jamal. “Ya,
beliau sangat berjasa buat kita. Dia sering membantu orang-orang sini
menyeberang jalan.
Panitia Minta Awasi
Jamaah Suluk
RAPAT: Polres Rejang Lebong
menggelar rapat koordinasi
bersama OPD terkait pengajian
Suluk di Aula Mapolres,
kemarin (22/5).
CURUP – Untuk mengantisipasi
hal-hal yang tidak diinginkan
dalam pelaksanaan pengajian ilmu tasawwuf Thoreqat Naqsyabandiyah di Desa
Suka Datang Kecamatan Curup Utara, panitia kegiatan diminta koordinasi dengan
dinas terkait. Hal ini disampaikan Kapolres Rejang Lebong, AKBP. Napitupulu Yogi
Yusuf, SH, SIK.
Kapolres kembali mengingatkan, jangan sampai kejadian sebelumnya, ada jemaah
tasawwuf meninggal dunia saat beribadah lantaran kelelahan. “Kita juga imbau
kepada panitia untuk selalu mengawasi aktivitas selama pengajian,” terang
Napitupulu dalam kegiatan Rapat Koordinasi antara Polres Rejang Lebong, panitia
suluk dan pihak terkait lainnya di Aula Mapolres Rejang Lebong, Senin (22/5).
Kapolres berharap panitia memberikan kesempatan kepada peserta suluk untuk bisa
berkomunikasi dengan peserta lainnya, jangan sampai 24 jam mereka bezikir terus.
“Panitia harus lebih memperhatikan kenyamanan peserta selama pengajian
berlangsung,” imbau Napitupulu.
“Sejumlah kesepakatan yang sebelumnya kita buat sudah kami jalankan seperti
mengganti makanan sagon dengan buah-buahan,” jelas Kemas.
Selain itu, untuk memberikan kenyamanan kepada peserta pengajian suluk panitia
juga telah menambah sejumlah fasilitas baru seperti adanya penambahan blower
dan kipas angin. Pelaksanaan pengajian dalam dua gelombang yaitu gelombang
pertama tanggal 3 hingga 12 ramadan, gelombang kedua tanggal 17 hingga 26
ramadan.
Jumlah pendaftaar gelombang pertama sebanyak 620 orang yang berasal dari
Sumbawa, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta Sumatrea Utara, Riau,
Bangka Sumsel hingga Aceh dan Lampung. Sedangkan untuk gelombang kedua
nanti berasal dari Bengkulu, Musirawas, Sekayu dan Kabupaten Empat Lawang.
“Gelombang pertama ini kita khususkan dari luar Bengkulu yang paling jauh sudah
konfirmasi dengan kita dari Sumbawa,” tutup Kemas.(nok)