Anda di halaman 1dari 4

Gelombang dan lubang di jalan Lingkar

Selatan Sukabumi, SPPJJ: Sedikit-sedikit


di tambal

Kondisi jalan Lingkar Selatan (Lingsel) di Sukabumi menuai keluhan pengguna jalan.
Pasalnya, dibeberapa titik terdapat lubang dan permukaan aspalnya yang tidak rata atau
bergelombang.
Bahkan saat hujan deras yang mengguyur, jalan tersebut digenangi air. Seperti yang terjadi
pada Jum’at, 7 April 2023 di depan Terminal A Sukabumi.
Apabila malam, jalan tersebut gelap karena kurangnya lampu jalan atau
Penerangan Jalan Umum (PJU). "Jalan jelek bergelombang, Lampu jalan di beberapa titik
mati,” kata Gianni Fathin, pengendara motor.
Gianni mengungkapkan jalan yang berlubang dan bergelombang dapat mengakibatkan
kecelakaan terutama bagi motor. Mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bogor itu
merupakan pengguna jalan Lingsel. Maka dari itu, dia berharap jalan tersebut diperbaiki.
“Saya harap agar jalan yang bergelombang dapat diperbaiki atau diratakan dan lampunya
ditambah serta dilengkapi rambu khususnya di lokasi putar balik," ujarnya.
Hal senada diungkapkan, Rizki Fauzi warga Mangkalaya. Dia menyatakan, harus berhati-hati
apabila melewati jalan Lingsel pada waktu malam hari. Sebab kerusakan jalan tak terlihat
akibat kurangnya lampu jalan. "Saat melewati Lingsel di malam hari harus ekstra hati-hati
ketimbang di siang hari,” ujarnya.
Rizki berharap pemerintah agar memperhatikan sistem drainase di jalan tersebut supaya tidak
lagi tergenang air saat hujan deras serta penambahan penerangan jalan, "Sehingga masyarakat
bisa lebih aman dan juga mengurangi jumlah kecelakaan tentunya," ujarnya. Menanggapi hal
itu, kepala Satuan Pelayanan Pengelolaan Jalan dan Jembatan (SPPJJ) 1 Tatang Tajudin
membenarkan soal permukaan jalan bergelombang di Jalan Lingsel. Tatang menyatakan hal
itu diakibatkan kendaraan yang mengangkut beban. Pasalnya, kerusakan jalan lebih banyak
terjadi dari arah Kota Sukabumi menuju Cibolang. “Itu akibat kendaraan yang (membawa
muatan) melebihi kapasitas,” ujarnya.
Menurut beliau, SPPJJ 1 UPTD Wilayah Pelayanan 2 Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
(DBMPR) Jabar sering melakukan perbaikan rutin terhadap kerusakan jalan.
“Kita tidak bisa frontal (perbaikan) keseluruhannya, akhirnya sedikit-sedikit ditambal lubang
(jalan) juga yang bergelombang sedikit-sedikit diberesin,” ujarnya.
Mengenai PJU yang minim, Tatang menyatakan hal itu ranah Dinas Perhubungan (Dishub).
Mengenai banjir di jalan Lingsel depan Terminal Sukabumi, Tatang menuturkan kondisi itu
terjadi saat hujan begitu deras dan ketika hujan reda, genangan air pun surut.
“Genangan airnya tidak lama, kalau misalkan hujan deras sekali air terggenang dan beberapa
menit kemudian (surut) hilang lagi,” ujarnya.
Komunitas Anak Muda Sukabumi, Yang
Memadukan Fashion Streetwear Dengan
Bersepeda.

Footxcore, sebuah komunitas di Kota Sukabumi yang para anggotanya memiliki syle street
culture. Mereka memadukan gaya hidup, musik, seni hingga streetwear dengan hobi
bersepeda.
Mardhika (23 tahun) mengatakan awalnya hanya sekitar 4-5 orang yang memiliki hobi
bersepeda. Setelah rutin melakukan kegiatan tersebut ternyata ada orang yang tertarik untuk
bergabung karena mereka memiliki 1 hobbi yang sama. Total kini ada 20-an anggota
Footxcore.
Dengan tampilan yang nyentrik serta keunikan masing-masing, mereka dapat memberikan
tampilan yang berbeda dari pesepeda pada umumnya.
"Sebagai pegiat street culture dan memiliki latar belakang berbeda, kami memiliki style yang
berbeda dengan para pesepeda pada umumnya," kata Dhika
Dhika menuturkan bahwa Footcore sendiri memiliki arti inti kaki, yang artinya kaki dapat
menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu yang positif.
"Tujuan dari Footcore sendiri adalah menambah relasi dan menggerakan para anak muda agar
lebih melakukan kegiatan yang positif salah satunya dengan berolahraga sepeda," ujarnya.
Mahardhika menuturkan selain bersepeda, mereka juga melakukan kegiatan olahraga seperti
bermain basket. "Kita mengadakan kegiatan diluar bersepeda karena semua anggota
Footxcore tidak semua mempunyai dan menyukai sepeda, jadi kita siasati dengan bermain
basket," ujar Dhika.
Anggota Footxcore sendiri rata-rata memiliki bisnis atau penghasilan sendiri, dari hal tersebut
mereka dapat saling memberikan dukungan secara langsung maupun tidak langsung disetiap
bisnis mereka.
"Pergerakan ini kami buat selain untuk berolahraga, kami juga dapat memberikan
penghidupan dalam bentuk penghasilan kepada setiap anggota kami," ujar Mardhika.
Untuk menjadi anggota Footxcore tidak harus memiliki sepeda, mereka sangat terbuka untuk
orang-orang yang ingin bergabung dengan frekuensi yang sama. Untuk tempat
tongkronganya di Kamana Coffe di Jalan Sriwidari, Kecamatan Gunungpuyuh,
Kota Sukabumi dan Burger Floyd, di Jalan Bhayangkara, Kota Sukabumi.

Anda mungkin juga menyukai