Anda di halaman 1dari 3

Satpol PP Gunungkidul Amankan Seorang Gelandangan

Penanganan gelandangan secara tegas dilakukan lantaran yang


bersangkutan meresahkan masyarakat.
Sebelumnya, gelandangan yang dijumpai menggunakan kaus ungu dan
celana panjang ini diamankan oleh seorang anggota Kepolisian Sektor Semin,
Ipda Purwanto. Menurut Ipda Purwanto, gelandangan yang tidak beridentitas itu
mengamuk pada sekitar pukul 08.00 WIB. Selanjutnya ia membawa gelandangan
tersebut ke kantor Satpol PP Kabupaten Gunungkidul. Saat dijumpai dan ditanyai
identitasnya, gelandangan tersebut tidak bisa menyebutkan nama, bahkan saat
ditanya tempat tinggal, ia memberikan jawaban yang berubah-ubah.
Sementara itu, Kepala Sat Pol PP Gunungkidul, Agus Hartadi mengatakan,
gelandangan yang ditangkap oleh anggota Polsek Semin tersebut akan dikirim ke
Rumah Sakit Jiwa Grhasia oleh anggota Satpol PP dan Polsek Semin untuk
dilakukan assesment. Karena dari dugaan awal, gelandangan tersebut memiliki
kelainan jiwa.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans)
Kabupaten Gunungkidul, Dwi Warna Widi Nugraha mengungkapkan, pihaknya
tidak memiliki banyak kewenangan dan tugas dalam mengurus keberadaan
gelandangan di Gunungkidul, karena hal itu sudah menjadi tugas Satpol PP.
Namun, Dinsosnakertrans memiliki anggaran untuk mengurusi
gelandangan yang meninggal dunia di wilayah Gunungkidul, apabila diketahui
bukan warga Gunungkidul.
“Kalau gelandangan itu orang Gunungkidul, kita tidak [tidak memiliki
anggaran],” tuturnya singkat.
Izin Tidak Lengkap, Satpol PP Segel Dua Rumah di Tasikmalaya
Menindaklanjuti surat teguran dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan
Kebersihan Kota Tasikmalaya, Satpol PP Kota Tasikmalaya menyegel dua rumah
di Perumahan Andalusia yang izinya belum lengkap kemarin (10/11).
“Setelah dikroscek ke lapangan ternyata betul bahwa dua bangunan
(rumah, red) ini belum memiliki izin. Maka kita segel untuk diberhentikan
sementara (pembangunannya, Red),” ujar Kepala Satpol PP Kota Tasikmalaya
Drs Asep Maman Permana MSi kepada wartawan.
Dia menjelaskan kedua bangunan ini melanggar Perda Nomor 14 Tahun
2004 tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Pihak pengembang perumahan
juga belum memiliki site plan yang telah disyahkan oleh Dinas Cipta Karya pada
tahap pengembangan yang ketiga ini meskipun bangunan sudah berdiri sekitar 60
persen.
Apabila pihak pengembang sudah menempuh proses perizinan, tentunya
segel yang berbentuk Satpol PP line dan plang bisa dilepas agar pembangunan
bisa dilanjutkan kembali. “Jadi ini bukan berarti pemerintah melarang
pembangunan akan tetapi perizinan harus ditempuh apabila ingin melakukan
pembangunan,” tandasnya.
Hakim Nakal Pun Banyak di Medan
Pandangan masyarakat melihat hakim adalah sosok yang mengerikan.
Seyogyanya hakim itu memiliki sifat Ketuhanan, di mana para hakim adalah
tuhan di dunia ini, karena di tangan mereka manusia diadili dan dihukum. Komisi
Yudisial (KY) seperti macan ompong di kota Medan. Komisi Yudisial masih
memiliki banyak kendala dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya.
Kendala-kendala tersebut antara lain menyangkut keterbatasan kemampuan
pengawasan hakim yang jumlahnya mencapai 7.500-an hakim yang tersebar di
seluruh Indonesia.
Pemerintah harus bertindak tegas dalam hal penertiban dan penegakan
disiplin, bukan hanya hakim tetapi polisi, jaksa, dan para penegak hukum yang
lainnya.
Tindakan yang dilakukan harus kongkrit, misalnya memecat dengan
hormat para penegak hukum yang melanggar disiplin. Pertanyaannya, beranikah?
Atau hanya wacana, atau dalam rangka pencitraaan? KY harus berani dan
menjadi garda terdepan dalam memutuskan penindakan hukum para pelanggar
hukum itu sendiri.
INI CARA POLISI TILANG PEMOTOR BERTEDUH DI KOLONG
JALAN
DKI Jakarta dan sekitarnya sudah memasuki waktu musim hujan.
Fenomena sering terjadi ketika hujan deras mengguyur jalanan di kota ini,
banyaknya pengguna sepeda motor berteduh di kolong jalan. Gusar dengan
kondisi itu, kepolisian bakal menerapkan sanksi tilang.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Valentino Tatareda
menegaskan, sanksi itu tidak langsung diberikan. Pihak bakal mengimbau
terlebih dahulu. Bila tidak digubris maka langsung dilakukan tilang bagi
pengemudi berteduh di bawah fly over.Banyaknya pengendara berteduh
membuat arus lalu lintas tersendat. Sebab, jalur di bawah itu dipenuhi kendaraan
bermotor sehingga mempersempit jalan.
Sebelumnya pihak kepolisian mengancam warga yang berteduh di bawah
fly over akan ditilang ataupun denda sebesar 250.000. Sebenarnya kebijakan ini
sesuai dengan ketentuan undang-undang pasal 282 Undang Undang RI No. 22
tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan (LLAJ).
SATPOL PP BONGKAR LAPAK PKL DI PRAMBANAN
Sleman - Satuan Polisi Pamong Praja, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, menertibkan dan membongkar lapak pedagang kaki lima
di Jalan Prambanan-Piyungan yang melanggar aturan. Kepala Seksi Operasional
dan Ketertiban Satpol PP Kabupaten Srimadu Rakyanto mengatakan penertiban
dan pembongkaran lapak PKL yang menempati trotoar dan menutup
selokan/drainase yang ada di depan Polsek Prambanan tersebut terpaksa
dilakukan, karena telah dengan sengaja ingkar tidak melakukan pembongkaran
sendiri.Meskipun lapak tersebut telah dibongkar dan dibawa ke Satpol PP, PKL
yang bersangkutan bisa mengambil kembali lapaknya yang berupa meja, kotak
dan bambu.
Penertiban dengan pembongkaran tersebut bukan tanpa dasar, namun
mengacu pada Perda Kbupaten Sleman nomor 11 tahun 2004 tentang Pedagang
Kaki Lima. Perda nomor 11/2004 pasal 6 dalam ayat satu disebutkan bahwa
setiap PKL yang melakukan kegiatan usaha wajib memiliki izin lokasi PKL,
sedangka PKL yang bersangkutan tidak punya izin.

Anda mungkin juga menyukai