Anda di halaman 1dari 2

Izin Tidak Lengkap, Satpol PP Segel Dua Rumah di Tasikmalaya

Menindaklanjuti surat teguran dari Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Kebersihan Kota Tasikmalaya,
Satpol PP Kota Tasikmalaya menyegel dua rumah di Perumahan Andalusia yang izinya belum lengkap
kemarin (10/11).

“Setelah dikroscek ke lapangan ternyata betul bahwa dua bangunan (rumah, red) ini belum memiliki
izin. Maka kita segel untuk diberhentikan sementara (pembangunannya, Red),” ujar Kepala Satpol PP
Kota Tasikmalaya Drs Asep Maman Permana MSi kepada wartawan.

Dia menjelaskan kedua bangunan ini melanggar Perda Nomor 14 Tahun 2004 tentang Izin Mendirikan
Bangunan (IMB). Pihak pengembang perumahan juga belum memiliki site plan yang telah disyahkan
oleh Dinas Cipta Karya pada tahap pengembangan yang ketiga ini meskipun bangunan sudah berdiri
sekitar 60 persen.

Apabila pihak pengembang sudah menempuh proses perizinan, tentunya segel yang berbentuk Satpol PP
line dan plang bisa dilepas agar pembangunan bisa dilanjutkan kembali. “Jadi ini bukan berarti
pemerintah melarang pembangunan akan tetapi perizinan harus ditempuh apabila ingin melakukan
pembangunan,” tandasnya.

Pandangan masyarakat melihat hakim adalah sosok yang mengerikan. Seyogyanya hakim itu memiliki
sifat Ketuhanan, di mana para hakim adalah tuhan di dunia ini, karena di tangan mereka manusia diadili
dan dihukum. Komisi Yudisial (KY) seperti macan ompong di kota Medan. Komisi Yudisial masih
memiliki banyak kendala dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya. Kendala-kendala tersebut
antara lain menyangkut keterbatasan kemampuan pengawasan hakim yang jumlahnya mencapai 7.500-
an hakim yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pemerintah harus bertindak tegas dalam hal penertiban dan penegakan disiplin, bukan hanya hakim
tetapi polisi, jaksa, dan para penegak hukum yang lainnya.

Tindakan yang dilakukan harus kongkrit, misalnya memecat dengan hormat para penegak hukum yang
melanggar disiplin. Pertanyaannya, beranikah? Atau hanya wacana, atau dalam rangka pencitraaan? KY
harus berani dan menjadi garda terdepan dalam memutuskan penindakan hukum para pelanggar hukum
itu sendiri.

(Fungsi dari alat /lembaga tersebut)

Agar melakukan perizinan apabila ingin melakukan pembangunan

Analisis Artikel

Satpol PP Segel Dua Rumah di Tasikmalaya sudah melakukan hal yang tepat, mereka menjalankan
tugas mereka dengan baik. Mereka melaksanakan ketertiban yang ada sesuai peraturan yang telah
ditetapkan mengenai Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang melanggar peraturan. Namun apabila pihak
pengembang sudah menempuh proses perizinan, tentunya segel yang berbentuk Satpol PP line dan plang
bisa dilepas agar pembangunan bisa dilanjutkan kembali. Jadi bukan berarti pemerintah melarang
pembangunan akan tetapi perizinan harus ditempuh apabila ingin melakukan pembangunan.

Ini cara polisi tilang pemotor berteduh di kolongan jalan

DKI Jakarta dan sekitarnya sudah memasuki waktu musim hujan. Fenomena sering terjadi ketika hujan
deras mengguyur jalanan di kota ini, banyaknya pengguna sepeda motor berteduh di kolong jalan. Gusar
dengan kondisi itu, kepolisian bakal menerapkan sanksi tilang.
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, AKBP Valentino Tatareda menegaskan, sanksi itu tidak
langsung diberikan. Pihak bakal mengimbau terlebih dahulu. Bila tidak digubris maka langsung
dilakukan tilang bagi pengemudi berteduh di bawah fly over. Banyaknya pengendara berteduh membuat
arus lalu lintas tersendat. Sebab, jalur di bawah itu dipenuhi kendaraan bermotor sehingga
mempersempit jalan.
Sebelumnya pihak kepolisian mengancam warga yang berteduh di bawah fly over akan ditilang ataupun
denda sebesar 250.000. Sebenarnya kebijakan ini sesuai dengan ketentuan undang-undang pasal 282
Undang Undang RI No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan (LLAJ).

(Fungsi dari alat /lembaga tersebut)

Agar arus lalu lintas tidak tersendat. Sebab, jalur di bawah itu dipenuhi kendaraan bermotor sehingga
mempersempit jalan.

Analisis Artikel

Ini cara polisi tilang pemotor berteduh di kolong jalan


Sesuai pernyataan AKBP Valentino Tatareda (Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya) sanksi
tidak perlu langsung diberikan kepada pemotor, tetapi perlu diberi himbauan terlebih dahulu. Karena
kita harus memberikan kesempatan untuk pemotor, dan juga memerlukan sosialisasi mengenai berteduh
di kolong jalan (fly over). Perbuatan mereka dapat membuat jalan mengecil dan tertutup, sehingga dapat
menggaggu pengguna jalan yang lain. Jika sudah dihimbau tetapi tidak mau melakukan sesuai peraturan,
maka pemotor harus diberi sanksi sesuai hukum yang berlaku yaitu ditilang atau didenda 250 ribu.

Satpol PP bongkar lapak PKL di Prambanan

Sleman - Satuan Polisi Pamong Praja, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menertibkan
dan membongkar lapak pedagang kaki lima di Jalan Prambanan-Piyungan yang melanggar aturan, Senin
(9/11).

Kepala Seksi Operasional dan Ketertiban Satpol PP Kabupaten Srimadu Rakyanto mengatakan
penertiban dan pembongkaran lapak PKL yang menempati trotoar dan menutup selokan/drainase yang
ada di depan Polsek Prambanan tersebut terpaksa dilakukan, karena telah dengan sengaja ingkar tidak
melakukan pembongkaran sendiri.

"Sesuai dengan surat kesanggupan yang telah ditandatangani PKL tersebut yang bersedia membongkar
sendiri pada tanggal 6 November 2015, sedangkan sampai dengan 9 Nopember 2015 ternyata belum
dibongkar, maka dengan terpaksa Salpol PP membongkar dan dibawa ke Satpol PP Sleman," katanya.

Menurut dia, meskipun lapak tersebut telah dibongkar dan dibawa ke Satpol PP, PKL yang bersangkutan
bisa mengambil kembali lapaknya yang berupa meja, kotak dan bambu.

"Pemilik bisa mengambilnya kembali di Satpol PP Sleman tentu dengan menunjukkan bukti diri,"
katanya.

Ia mengatakan meskipun lapak yang diambil dan dibongkar tersebut hanya satu, namun satu unit truk
Pol PP penuh, karena bambu yang dipakai untuk menutup trotoar dan selokan cukup banyak.

"Penertiban dengan pembongkaran tersebut bukan tanpa dasar, namun mengacu pada Perda Kbupaten
Sleman nomor 11 tahun 2004 tentang Pedagang Kaki Lima. Perda nomor 11/2004 pasal 6 dalam ayat
satu disebutkan bahwa setiap PKL yang melakukan kegiatan usaha wajib memiliki izin lokasi PKL,
sedangka PKL yang bersangkutan tidak punya izin," katanya.

(Fungsi dari alat /lembaga tersebut)

Bahwa disebutkan bahwa setiap PKL yang melakukan kegiatan usaha wajib memiliki izin lokasi PKL,
sedangka PKL yang bersangkutan tidak punya izin. Jadi agar setiap PKL yang melakukan kegiatan
usaha meminta izin lokasi PKL.

Analisis artikel

Satpol PP Bongkar Lapak PKL di Prambanan

Satpol PP di Prambanan sudah melakukan hal yang tepat, mereka menjalankan tugas mereka dengan
baik. Mereka melaksanakan ketertiban yang ada di Prambanan sesuai peraturan yang telah ditetapkan
mengenai PKL (Pedagang Kaki Lima) yang tidak mengikuti aturan yang telah berlaku. Meskipun sudah
diberi kesempatan untuk membereskan lapak mereka, PKL tetap tidak segera membereskan lapak
mereka sesuai perjanjian yang telah mereka sepakati bersama Satpol PP.

Anda mungkin juga menyukai