Makalah Kel 3 - Data Forgery
Makalah Kel 3 - Data Forgery
DATA FORGERY
Dibuat untuk memenuhi nilai tugas pada mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi dan
Komunikasi
DisusunOleh :
NURLAILA 11180994
2021
DAFTAR ISI
2.1 Cybercrime 7
2.3 Cyberlaw 12
2
3.2 Solusi Mencegah Data Forgery 22
BAB IV PENUTUP 23
4.1 Kesimpulan 23
4.2 Saran 23
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala bimbingan, berkat
dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Etika Profesi Teknologi dan
Komunikasi Data Forgery ini dengan baik. Dimana makalah ini penulis sajikan dalam bentuk yang
sederhana. Adapun penulisan makalah yang penulis ambil sebagai berikut: “MAKALAH ETIKA
PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DATA FORGERY”
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan
dari segi bahasa, penulisan maupun sumber yang diperoleh, untuk itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun, agar penulis dapat membuat tulisan yang lebih baik lagi.
Selama melakukan penulisan makalah ini, penulis telah banyak menerima bimbingan,
pengarahan, petunjuk dan saran, serta fasilitas yang membantu hingga akhir dari penulisan makalah
ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membantu, meskipun
dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
tetap penulis harapkan.
Penulis
4
BAB I
PENDAHULUAN
Di era global ini Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat membawa
dampak terhadap kehidupan masyarakat.Salah satu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang komputer dan telekomunikasi yaitu telah memberikan media baru berupa internet. Dengan
adanya media internet, dapat memberikan kemudahan dalam menyebarkan dan memperoleh berbagai
Kehadiran teknologi internet merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan. Hanya saja
dibalik kemudahan dan kemyamanan layanan internet itu ada ancaman yang sangat merisaukan,
yakni sisi keamanannya. Pengamanan akan system informasi berbasis internet perlu diperhatikan,
karena jaringan internet yang bersifat public dan global sangat rentan dari berbagia kejahatan.
Beberapa bentuk kejahatan yang berhubungan erat dengan penggunaan teknologi informasi yang
berbasis komputer dan jaringan telekomunikasi salah satu dari kejahatan komputer atau cybercrime
Data forgery adalah data pemalsuan atau dalam dunia cybercrime Data Forgery merupakan
kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai
scripless document melalui Internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada dokumen-dokumen e-
commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang pada akhirnya akan
menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu kredit yang
5
Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting
yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini yaitu, agar masyarakat dalam penggunaan
teknologi computer seperti internet lebih berhati- hati dan bijak dalam penggunaan nya agar
terhindar dari kejahatan computer atau Cybercrime seperti data forgery yang dimana kejahatan
computer ini dapat memalsukan data pada dokumen – dokumen penting sehingga menimbulkan
internet, banyak jenis dari kejahatan cybercrime diantaranya data forgery merupakan sebuah
kejahatan computer pemalsuan data pada dokumen-dokumen penting yang ada di internet.
Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis
web database atau kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang
tersimpan sebagai scriptless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada
dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi "salah ketik" yang pada
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Cybercrime
Cybercrime adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan dengan komputer atau
jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan termasuk ke dalam
kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara online, pemalsuan cek, penipuan
Menurut brenda nawawi (2001) kejahatan cyber merupakan bentuk fenomena baru dalam
tindak kejahatan sebagai dampak langsung dari perkembangan teknologi informasi beberapa sebutan
diberikan pada jenis kejahatan baru ini di dalam berbagai tulisan, antara lain: sebagai “kejahatan
Secara hukum di Indonesia pun telah memiliki undang- undang khusus menyangkut
kejahatan dunia maya, yaitu undang ITE tahun 2008, yang membahas tentang tata Cara, batasan
penggunaan komputer dan sanksi yang akan diberikan jika terdapat pelanggaran. Misalnya perbuatan
illegal access atau melakukan akses secara tidak sah perbuatan ini sudah diatur dalam pasal 30
undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik disebutkan, bahwa:
“setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau
sistem elektronik milik orang lain ayat (1)) dengan cara apapun, (ayat (2)) dengan cara apa pun
dengan tujuan untuk memperoleh informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik, (ayat (3))
dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengaman.
7
2.1.2. Jenis-jenis Cybercrime
Cybercrime pada dasarnya tindak pidana yang berkenaan dengan informasi, sistem informasi
(information system) itu sendiri, serta sistem komunikasi yang merupakan sarana untuk
Menurut (Sutanto) dalam bukunya tentang cybercrime-motif dan penindakan cybercrime terdiri
1. Kejahatan yang menggunakan teknologi informasi (TI) sebagai fasilitas. Contoh-contoh dari
aktivitas cybercrime jenis pertama ini adalah pembajakan (copyright atau hak cipta intelektual,
dan lain-lain), pornografi, pemalsuan dan pencurian kartu kredit (carding), penipuan lewat e-
mail, penipuan dan pembobolan rekening bank, perjudian on line, terorisme, situs sesat, materi-
materi internet yang berkaitan dengan sara (seperti penyebaran kebencian etnik dan ras atau
agama), transaksi dan penyebaran obat terlarang, transaksi seks, dan lain-lain.
2. Kejahatan yang menjadikan sistem dan fasilitas teknologi informasi (TI) sebagai sasaran.
Cybercrime jenis ini bukan memanfaatkan komputer dan internet sebagai media atau sarana
tindak pidana, melainkan menjadikannya sebagai sasaran. Contoh dari jenis-jenis tindak
kejahatannya antara lain pengaksesan ke suatu sistem secara ilegal (hacking), perusakansitus
Menurut Freddy Haris, cybercrime merupakan suatu tindak pidana dengan karakteristik-
8
2.1.3. Kualifikasi Cybercrime
Kualifikasi kejahatan dunia maya (cybercrime), sebagaimana dalam buku Barda Nawawi
Hongaria, yaitu: illegal access: yaitu sengaja memasuki atau mengakses sistem komputer tanpa hak,
sebagai berikut:
1. Illegal interception, yaitu sengaja dan tanpa hak mendengar atau menangkap secara diam- diam
pengiriman dan pemancaran data komputer yang tidak bersifat publik ke, dari atau didalam sistem
2. Data interference, yaitu sengaja dan tanpa hak melakukan perusakan, penghapusan, perubahan
3. System interference: yaitu sengaja melakukan gangguan atau rintangan serius tanpa hak terhadap
5. Computer related forgery: pemalsuan (dengan sengaja dan tanpa hak memasukkan mengubah,
menghapus data autentik menjadi tidak autentik dengan maksud digunakan sebagai data
autentik).
6. Computer related fraud: penipuan (dengan sengaja dan tanpa hak menyebabkan hilangnya
barang/kekayaan orang lain dengan cara memasukkan, mengubah, menghapus data computer
pornography).
9
8. Offences related to infringements of copyright and related rights: delik-delik. Yang terkait dengan
Pengertian data adalah kumpulan kejadian yang diangkat dari suatu kenyataan dapat berupa
angka-angka, huruf, simbol-simbol khusus, atau gabungan dari ketiganya. Data masih belum dapat
‘bercerita’ banyak sehingga perlu diolah lebih lanjut. Pengertian data juga bisa berarti kumpulan file
atau informasi dengan tipe tertentu, baik suara, ganbar atau yang lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian data adalah keterangan yang benar dan
nyata. Atau keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian analisis atau kesimpulan.
Sedangkan pengertian Forgery adalah pemalsuan atau Tindak pidana berupa memalsukan atau
meniru secara tak sah, dengan itikad buruk untuk merugikan pihak lain dan sebaliknya
Dengan kata lain pengertian data forgery adalah data pemalsuan atau dalam dunia cybercrime
Data Forgery merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang
tersimpan sebagai scripless document melalui Internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan pada
dokumen-dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik” yang pada
akhirnya akan menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data pribadi dan nomor kartu
Kejahatan jenis ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen-dokumen
penting yang ada di internet. Dokumen-dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga
10
Data Forgery biasanya diawali dengan pencurian data-data penting, baik itu disadari atau
tidak oleh si pemilik data tersebut. Menurut pandangan penulis, data forgery bisa digunakan dengan
2 cara, yaitu:
1. Server Side (Sisi Server), yang dimaksud dengan server side adalah pemalsuan yang cara
mendapatkan datanya adalah dengan si pelaku membuat sebuah fake website yang sama persis
dengan web yang sebenarnya. Cara ini mengandalkan dengan kelengahan dan kesalahan
2. Client Side (Sisi Pengguna), penggunaan cara ini sebenarnya bisa dibilang jauh lebih mudah
dibandingkan dengan server side, karena si pelaku tidak perlu untuk membuat sebuah fake
website. Si pelaku hanya memanfaatkan sebuah aplikasi yang sebenarnya legal, hanya saja
penggunaannya yang disalahgunakan. Ternyata data forgery tidak sesulit kedengarannya, dan
tentunya hal ini sangat merisaukan para pengguna internet, karena pasti akan memikirkan
Adapun faktor pendorong penyebab terjadinya data forgery adalah sebagai berikut :
1. Faktor Politik
Faktor ini biasanya dilakukan oleh oknum-oknum tertentu untuk mencari informasi tentang lawan
politiknya.
2. Faktor Ekonomi
Karna latar belakang ekonomi orang bisa melakukan apa saja, apalagi dengan kecanggihan dunia
cyber kejahatan semangkin mudah dilakukan dengan modal cukup dengan keahlian dibidang
komputer saja.
11
3. Faktor Sosial Budaya
Karena teknologi sekarang semangkin canggih dan seiring itu pun mendorong rasa ingin tahu
Banyak sumber daya manusia yang memiliki potensi dalam bidang IT yang tidak dioptimalkan
c. Komunitas
Untuk membuktikan keahlian mereka dan ingin dilihat orang atau dibilang hebat dan akhirnya
2.3. Cyberlaw
Hukum pada prinsipnya merupakan pengaturan terhadap sikap tindakan (prilaku) seseorang
dan masyarakat dimana akan ada sangsi bagi yang melanggar. Alasan cyberlaw itu diperlunya
1. Masyarakat yang ada di dunia virtual ialah masyarakat yang berasal dari dunia nyata yang
2. Meskipun terjadi di dunia virtual, transaksi yang dilakukan oleh masyarakat memiliki pengaruh
12
Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya) yang umumnya
Cyberlaw merupakan aspek hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang
berhubungan dengan orang perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan
teknologi internet yang dimulai pada saat mulai online dan memasuki dunia
Untuk menegakkan hukum serta menjamin kepastian hukum di Indonesia perlu adanya Cyber
Law yaitu Hukum yang membatasi kejahatan siber (kejahatan dunia maya melalui jaringan internet),
yang dalam Hukum Internasional terdapat 3 jenis Yuridis yaitu (The Juridiction to Prescribe) Yuridis
untuk menetapkan undang-undang, (The Juridicate to Enforce) Yuridis untuk menghukum dan (The
Berlaku hukum berdasarkan tempat pembuatan dan penyelesaian tindak pidana dilakukan di
Negara lain,
Hukum yang berlaku adalah akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan dampak kerugian
3. Asas Natonality
4. Asas PassiveNatonality
13
5. Asas Protective Principle
Berlakunya berdasarkan atas keinginan Negara untuk melindungi kepentingan Negara dari
6. Asas Universality
Berlaku untuk lintas Negara terhadap kejahatan yang dianggap sangat serius seperti pembajakan
Jonathan Rosenoer dalam Cyberlaw, the law of internet mengingatkan tentang ruang lingkup
cyberlaw diantaranya :
12. Pornografi
14
15. Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharian seperti e-commerce, e-goverment, e-education,
dll.
1. Pasal 30
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan atau
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan atau
Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau
Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau
2. Pasal 3
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi,
Elektronik dengan tujuan agar Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut
3. Pasal 46
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda palingbanyak
15
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak
4. Pasal 51
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 dipidana penjara
paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 12.000.000.000,00 (dua belas
miliar rupiah).
16
BAB III
ANALISA KASUS
Pada 16/4/2004, Dany Firmansyah (25 tahun) konsultan teknologi informasi TI,
PT.Dana reksa di jakarta, berhasil membobol situs milik KPU di http://tnp.kpu.go.id dan
mengubah nama-nama partai didalamnya menjadi nama unik seperti partai kolor ijo, partai
mbah jambon, partai jambu dan sebagainya. Dani menggunakan teknik SQL injection (pada
dasarnya teknik tersebut adalah dengan cara mengetikkan string atau perintah tertentu di
address bar browser) untuk menjebol situs KPU, kemudian Dani tertangkap pada
24/4/2004.
17
Berselang 7 bulan pasca kasus itu, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
yang diketuai Hamdi SH, pada persidangan Kamis 23 Desember 2004, Dani dituntut
hukuman 1 tahun penjara dengan denda Rp10 juta, tetapi karena dia bersikap kooperatif,
hakim menetapkan vonis 6 bulan 21 hari kepada Dani Firmansyah. Hukuman didasarkan
pada UU RI No. 36 Thn. 1999 tentang Telekomunikasi Pasal 22, Pasal 38 dan Pasal 50.
Setelah dilihat dari kasus diatas maka pelaku kasus pelanggaran Dany Firmansyah dengan jenis
kasus pelanggaran pembobolan situs milik KPU termasuk dalam data forgery yaitu memalsukan
data pada data dokumen-dokumen penting yang ada di internal. Kasus tersebut sudah sangat jelas
termasuk pelanggaran etika, karena Dani Firmansyah selaku tersangka dalam pembobolan situs KPU
telah terbukti bersalah. Dia membobol sistem keamanan situs KPU dan mengganti-ganti nama partai
yang dapat menyebabkan kerugian dan ketidaknyaman bagi pihak lain. Dan telah jelas pula Dani
Firmansyah menyalahgunakan keahliannya dalam bidang teknologi untuk merugikan pihak lain.
Adapun dasar hukum yang dipakai untuk menjerat dani firmansyah adalah dijerat dengan pasal-pasal
UU No36/1999 tentang Telekomunikasi, yang merupakan bentuk Lex specialis dari KUHP dibidang
Dani firmansyah, hacker situs KPU dinilai terbukti melakukan tindak pidana yang
melanggar pasal 22 huruf a,b,c pasal 38 dan pasal 50 UU No 36 tahun 1999 tentang telekomunikasi.
Pada pasal 22 UU Telekomunikasi berbunyi: setiap orang dilarang melakukan perbuatan tanpa hak,
18
1. Akses kejaringan telekomunikasi
Unsur-unsur pasal ini telah terpenuhi dengam pembobolan situs KPU yang dilakukan oleh dani
secara ilegal dan tidak sah, karena dia tidak memilik hak atau izin untuk itu, selain itu dani firmansyah
juga dituduh melanggar pasal 38 bagian ke 11 UU Telekomunikasi yang berbunyi ”Setiap orang
dilarang melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan gangguan fisik dan elektromagnetik terhadap
penyelenggaran telekomunikasi”, internal sendiri dipandang sebagai sebuah jasa telekomunikasi, pasal
ini juga bisa diterapkan pada kasus ini, sebab apa yang dilakukan oleh dani juga menimbulkan
gangguan fisik bagi situs milik KPU.dilihat dari kasus dani Firmansyah maka dapat dijerat juga dengan
a. UU ITE No 11 pasal 27 ayat 3 tahun 2008, yang berbunyi: ”setiap orang dengan sengaja dan tanpa
hak mendistribusikan dan atau mentransmisikan dan atau membuat dapat diaksesnya informasi
Elektronik dan atau Dokumen Elektronik yang memilik muatan penghinaan dan atau pencemaran
nama baik.
b. UU ITE No 11 pasal 30 ayat 3 tahun 2008, yang berbunyi: ”Setiap orang dengan sengaja dan tanpa
hak atau melawan hukum mengakses computer dan atau sistem Elektronik dengan cara apa pun
dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol sistem pengamanan karena dani
firmansyah telah terbukti, dia melakukan penghinaan dan percemaran nama baik partai-partai yang
ada dalam situs KPU dengan cara mengganti-ganti nama partai tersebut.tidak hanya itu Dani
Firmansyah
19
juga telah terbukti jelas bahwa dia melakukan menjebolan sistem keamanan pada situs KPU.
Undang-undang yang ada, penting adanya perangkat hukum khusus mengingat karakter dari
2) Perlunya Dukungan Lembaga Khusus: Lembaga ini diperlukan untuk memberikan informasi
tentang cybercrime, melakukan sosialisasi secara intensif kepada masyarakat, serta melakukan
mengubah data-data yang dikirimkan sehingga tidak mudah disadap (plaintext diubah menjadi
20
Sumber: https://infografik.bisnis.com/read/20190425/547/915477/situs-kpu-diserang-
hacker-ini-kisah-xnuxer-pembobol-situs-tabulasi-nasional-pemilu-
21
3.2. Solusi Mencegah Data Forgery
1. Perlu adanya cyber law, yakni hukum yang khusus menangani kejahatan-kejahatan yang terjadi
2. Perlunya sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat yang bisa dilakukan oleh lembaga –
lembaga khusus.
4. Para pengguna juga diharapkan untuk lebih waspada dan teliti sebelum memasukkan data-data
nya di internet, mengingat kejahatan ini sering terjadi karena kurangnya ketelitian pengguna.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan Data Forgery ini adalah sebagai berikut:
teknologi.
2. Data forgery merupakan sebuah kejahatan dunia maya yang sangat berbahaya.
3. Data forgery adalah pemalsuan atau Tindak pidana berupa memalsukan atau meniru
secara tidak sah, dengan itikad buruk untuk merugikan pihak lain dan sebaliknya
4. Kejahatan data forgery ini lebih ditujukan untuk pemalsuan juga pencurian data-data
swasta.
5. Kejahatan Data forgery berpengaruh terhadap keamanan Negara dan kemanan Negara
dalam negeri.
4.2. Saran
Dari hasil penjelasan diatas, perlu adanya saran untuk mencegah terjadinya kejahatan ini
diantaranya:
23
4. Perlu adanya cyber law, hukum yang khusus menangani kejahatan-kejahatan yang terjadi
5. Perlunya sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat yang bisa dilakukan oleh
lembaga-lembaga khusus.
6. Jangan mencoba melakukan hal yang dapat merugikan orang lain, terutama diri sendiri.
24