Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJASAMA

Pada hari ini Jumat, tanggal 17-06-2022 (tujuh belas juni dua ribu dua puluh dua)
bertempat di Kota Jambi, telah disepakati suatu Perjanjian Kerjasama untuk
program investasi pengembangan laundry kiloan, oleh dan diantara para pihak
yang akan tersebut di bawah ini :

Nama :
Nomor KTP :
Pekerjaan :
Alamat :
- Untuk Selanjutnya akan disebut sebagai “PIHAK PERTAMA”

Nama :
No. KTP :
Pekerjaan :
Alamat :
- Untuk Selanjutnya akan disebut sebagai “PIHAK KEDUA”

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA (untuk selanjutnya dalam perjanjian ini
masing-masing disebut sebagai “PIHAK” dan secara bersama-sama dalam
perjanjian ini disebut sebagai “PARA PIHAK dan/atau KEDUA BELAH
PIHAK”).

PARA PIHAK bertindak sebagaimana tersebut di atas terlebih dahulu menerangkan


hal-hal sebagai berikut :
 Bahwa PIHAK PERTAMA adalah selaku INVESTOR yang memiliki modal
sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk selanjutnya disebut
sebagai MODAL INVESTASI;
 Bahwa PIHAK KEDUA adalah sebagai pemilik usaha dan Pengelola Dana
Bisnis Laundry Kiloan dan Satuan yang menerima MODAL INVESTASI dari
PIHAK PERTAMA.
 Bahwa KEDUA BELAH PIHAK setuju untuk saling mengikatkan diri dalam
suatu perjanjian kerjasama Investasi dalam usaha Jasa Laundry Kiloan dan
Satuan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kedua belah pihak di atas sepakat untuk melakukan perjanjian dalam bentuk
Kerjasama dibidang Jasa Loundry dengan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
Ruang Lingkup

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat untuk mengadakan
perjanjian kerjasama dalam bidang Jasa Laundry Kiloan dan Satuan.

Pasal 2
Nilai Investasi

PIHAK KEDUA sepakat serta bertanggungjawab terhadap dana yang diserahkan


PIHAK PERTAMA sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sebagai
penyertaan investasi. Dana tersebut telah di transfer ke :
Nomor Rekening :
Nama Bank :
Nama Rekening :
Pada tanggal .................... dengan bukti transfer terlampir, selanjutnya disebut
sebagai dana penyertaan investasi .

Pasal 3
Jangka Waktu

1. Kerjasama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dilakukan dalam


jangka waktu 2 (dua) tahun mulai pada saat ditandatanganinya Perjanjian
Kerjasama ini, yaitu sejak tanggal .................................. dan berakhir pada
tanggal ....................... .
2. PIHAK KEDUA akan mengembalikan modal investasi yang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA setelah 1 (satu) tahun Kerjasama, yaitu pada
tanggal ............................. .
3. Perjanjian Kerjasama ini dapat diperpanjang berdasarkan persetujuan oleh
KEDUA BELAH PIHAK.

Pasal 4
Hak Dan Kewajiban Pihak Pertama

Dalam Perjanjian Kerjasama ini, PIHAK PERTAMA memiliki Hak dan Kewajiban
sebagai berikut :
1. Memberikan Modal Investasi kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp.50.000.000
(lima puluh juta rupiah).
2. Berhak meminta kembali Modal Investasi yang telah diserahkan kepada Pihak
Kedua (Dalam kurun waktu yang telah disepakati )
3. Menerima hasil keuntungan atas pengelolaan Modal Investasi, sesuai dengan
Pasal 6 (enam) perjanjian ini.
Pasal 5
Hak Dan Kewajiban Pihak Kedua

Dalam Perjanjian Kerjasama Investasi ini, PIHAK KEDUA memiliki Hak dan
Kewajiban sebagai berikut :
1. Menerima Modal Investasi dari PIHAK PERTAMA sebesar Rp.50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah);
2. Memberikan bagian hasil keuntungan kepada PIHAK PERTAMA, sesuai
dengan Pasal 6 (enam) perjanjian ini; dan
3. Memberikan laporan keuangan dalam 1 (satu) bulan sekali.
Pasal 6
Pembagian Hasil

Pembagian Hasil dari Modal Investasi yang diberikan oleh PIHAK II kepada
PIHAK I, bahwa PIHAK KEDUA selaku Investor mendapatkan keuntungan yang
dikirim setiap tanggal 1 (satu) sebesar Rp.3.000.000,-/bulan (tiga juta rupiah)
setiap bulannya, untuk selanjutnya Dana akan ditransfer ke :
Nomor Rekening :
Nama Bank :
Nama Rekening :

Pasal 7
Wanprestasi

Apabila PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan Perjanjian Kerjasama ini tidak


memenuhi pembayaran Pembagian Hasil Keuntungan dalam waktu 3 (tiga) bulan
berturut-turut, maka PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk mengembalikan
100% (seratus persen) Modal Investasi kepada PIHAK KEDUA.

Pasal 8
Keadaan Memaksa (Force Majeure)

1. Yang dimaksud dengan keadaan kahar (force majeure) adalah keadaan-


keadaan: a. Gempa bumi, taufan, banjir, tanah longsor, sambaran petir,
kebakaran . wabah penyakit dan bencana alam lainnya. b. Pemogokan umum,
huruhara, sabotase, blokade, perang dan pemberontakan. c. Peraturan atau
kebijakan Pemerintah yang menghalangi Para Pihak untuk secara langsung
melaksanakan Perjanjian ini.
2. Dalam hal terjadi keadaan kahar (force majeure) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), sehingga mempengaruhi pelaksanaan kewajiban salah satu Pihak,
maka Pihak yang mengalami keadaan kahar (force majeure) tersebut
berkewajiban untuk memberitahukan Pihak lainnya dalam Perjanjian ini
selambat-lambatnya 14 (empat belas) Hari Kerja terhitung setelah berakhimya
keadaan keadaan kahar (force majeure) tersebut untuk diselesaikan secara
musyawarah.
3. Apabila Pihak yang mengalami keadaan kahar (force majeure) tersebut lalai
untuk memberitahukan kepada pihak lainnya dalam kurun waktu sebagaimana
ditentukan pada ayat (2), maka seluruh kerugian, risiko dan konsekuensi
yang mungkin timbul menjadi beban dan tanggung jawab pihak yang
mengalami keadaan kahar (force majeure) tersebut.
4. Keadaan kahar (force majeure) dimaksud pada ayat (1) tidak dapat dijadikan
alasan oleh PIHAK KEDUA untuk menunda kewajiban pembayaran yang
telah jatuh tempo kepada PIHAK PERTAMA sebelum terjadinya keadaan
kahar (force majeure).

Pasal 9
Perselisihan

Apabila terjadi perselisihan diantara Kedua belah pihak, maka Kedua belah pihak
sepakat untuk menyelesaikan secara kekeluargaan atau musyawarah dan mufakat,
dan apabila tidak kesepakatan maka akan diselesaikan melalui Proses Hukum
yang berlaku di wilayah Pengadilan Negeri Provinsi Jambi.

Pasal 10
Penutup

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam perjanjian ini, terdapat penafsiran ganda
ataupun kesalahan yang timbul setelah ditandatangani perjanjian ini maka PARA
PIHAK setuju dan sepakat untuk mengadakan perubahan, perbaikan atau
penyempurnaan seperlunya dan ditetapkan sebagai ADDENDUM dengan
persetujuan PARA PIHAK yang memiliki kekuatan hukum yang sama dan
mengikat PARA PIHAK serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
Pasal 11
Lain-Lain

Bila terjadi suatu hal di luar perkiraan seperti misalnya meninggal dunia pada
PIHAK PERTAMA atau PIHAK KEDUA, maka semua point di atas akan
dialihkan kepada PIHAK AHLI WARIS yaitu Istri atau Orang Tua dari Pihak
tersebut.

Demikian Perjanjian Kerjasama ini dibuat dan disepakati oleh kedua belah pihak
dan ditandatangani bersama dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup yang mana
masing-masing mempunyai Kekuatan Hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

ANGGA MARCHILINO

Anda mungkin juga menyukai