KD 492 2011 Pedoman Ganti Rugi Barang Jaminan
KD 492 2011 Pedoman Ganti Rugi Barang Jaminan
TENTANG
Menimbang : a) Bahwa pemberian ganti rugi kepada nasabah merupakan bentuk tanggungjawab
perusahaan terhadap kehilangan atau kerusakan barang jaminan baik sebagian maupun
seluruhnya sekaligus sebagai upaya untuk mempertahankan kepercayaan nasabah kepada
perusahaan;
b) Bahwa ketentuan pemberian ganti rugi sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi
Nomor : 546/UI.1.00211/2005 tanggal 26 Juli 2005 tentang Pedoman Ganti Rugi Barang
Jaminan dirasakan belum memadai seiring dengan prinsip perlindungan konsumen;
c) Bahwa perbaikan dan penyempurnaan sebagaimana tersebut pada huruf (b) perlu
dituangkan dalam suatu Keputusan Direksi PERUM Pegadaian.
MEMUTUSKAN
Pasal 2
Inventarisasi Kerugian
1) Apabila terjadi kejadian yang menyebabkan hilang atau kerusakan barang jaminan yang
menimbulkan kerugian di unit kerja perusahaan, maka segera dibentuk Tim Inventarisasi
Kerugian;
2) Pembentukan Tim Inventarisasi Kerugian diatur sebagai berikut :
a) Untuk kerugian di unit kerja operasional (kantor cabang dan unit pelayanan cabang,
Tim dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pemimpin Wilayah;
b) Untuk kerugian di unit kerja koordinatif kantor wilayah, Tim dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan Pemimpin Wilayah;
c) Untuk kerugian di unit kerja koordinatif kantor pusat, Tim dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Direksi;
3) Tugas Tim Inventarisasi Kerugian adalah :
a) Melakukan inventarisasi uang kas meliputi pemeriksaan fisik dan penghitungan
jumlah uang yang hilang/rusak. Hasil inventarisasi uang kas dituangkan dalam Berita
Acara Kerugian Uang Kas Yang Hilang/Rusak dengan memakai Formulir Berita
Acara Uang Kas Hilang/Rusak (FK-01);
b) Melakukan inventarisasi barang jaminan meliputi penghitungan fisik dan taksir ulang
barang jaminan yang hilang/rusak; Hasil inventarisasi barang jaminan dituangkan
dalam Formulir Berita Acara Barang Jaminan Hilang/Rusak (FK-02);
c) Melakukan pelunasan administratif terhadap seluruh nomor kredit yang barang
jaminannya hilang atau rusak;
d) Melakukan inventarisasi kerugian sementara yang akan digunakan untuk data klaim
sementara asuransi, melakukan taksir ulang barang jaminan dengan berpedoman
pada harga pasar (emas, PLG, berlian, barang gudang, barang lainnya) yang berlaku
pada saat kejadian atau selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal kejadian,
dan hasilnya dituangkan dalam Formulir Rincian Tuntutan Kerugian Sementara
Barang Jaminan Hilang/Rusak (FK-03);
e) Melaporkan kepada perusahaan asuransi kerugian sementara sesuai ketentuan yang
berlaku (yang akan diatur dalam surat ketentuan tersendiri) selambat-lambatnya
7 (tujuh) hari sejak tanggal kejadian, dengan dilampirkan : Formulir Berita Acara
Uang Kas Hilang/Rusak (FK-01); Formulir Berita Acara Barang Jaminan
Hilang/Rusak (FK-02); Formulir Rincian Tuntutan Kerugian Sementara Barang
Jaminan Hilang/Rusak (FK-03);
f) Kerugian riil sebenarnya adalah nilai ganti rugi yang dibayarkan kepada nasabah
yang didasarkan harga yang berlaku pada saat nasabah mengajukan
klaim/mengambil ganti rugi atau berdasar harga pembelian barang pengganti barang
jaminan. Pembayaran ganti rugi kepada nasabah ini akan menjadi kerugian riil yang
akan dilaporkan setiap bulan kepada perusahaan asuransi untuk diproses
pembayaran klaimnya dengan menggunakan : Formulir Rincian Pembayaran
Tuntutan Kerugian Barang Jaminan Hilang/Rusak (FK-08);
g) Pada saat nasabah akan menerima ganti rugi harus membayar uang pinjaman
dan sewa modal yang dihitung sampai dengan tanggal penerimaan ganti rugi
(sewa modal maksimal sampai dengan kredit jatuh tempo).
h) Melakukan segala hal yang dianggap perlu dan tidak bertentangan dengan ketentuan
yang berlaku, dengan persetujuan Pemimpin Wilayah/Direksi;
4) Direksi/Pemimpin Wilayah mengatur komposisi dan susunan keanggotaan Tim sesuai
kewenangannya.
5). Ketua tim dan keanggotaan tim berasal dari pejabat atau pegawai yang memiliki
kompetensi pengetahuan barang jaminan hilang yang akan diberikan ganti rugi, dengan
ketentuan ketua tim adalah pejabat yang kompeten di bidangnya;
6) Tugas Tim berakhir pada saat proses ganti rugi dinyatakan selesai atau sesuai kebijakan
pejabat yang menerbit surat keputusan pembentukan tim;
7) Untuk mempercepat proses ganti rugi, maka maksimal 7 (tujuh) hari sejak tanggal
kejadian, Tim telah menyelesaikan seluruh pekerjaannya inventarisasi awal.
Pasal 3
Kriteria dan Jenis Penggantian Barang Jaminan Yang Hilang
1) Yang dimaksud dengan barang jaminan adalah barang barang jaminan yang tersimpan
di gudang atau tempat penyimpanan barang jaminan di outlet Pegadaian secara sah yang
terkai dengan untuk produk gadai (KCA / Kredit Cepat Aman), Gadai Syariah (Rahn),
Kreasi, Krasida, jasa titipan, dan semua produk Perum Pegadaian yang ada saat ini
maupun pengembangan produk di masa mendatang yang masuk dalam jaminan asuransi.
2) Penggantian dapat dilakukan dengan cara :
• Penggantian uang berdasarkan harga barang jaminan yang hilang sesuai ketentuan
yang berlaku.
• penggantian barang sesuai dengan spesifikasi barang jaminan yang hilang.
• Apabila sulit diperoleh barang yang sesuai dengan spesifikasi barang jaminan yang
hilang maka dilakukan penggantian berupa uang.
3) Sebelum dilakukan pembayaran uang ganti rugi atau penyerahan barang sebagai
pengganti barang jaminan yang hilang, maka nasabah harus membayar uang pinjaman
dan sewa modal yang dihitung sampai saat nasabah menerima klain (sewa modal
maksimal sesuai ketentuan tarif sewa modal yang berlaku).
Pasal 4
Nilai Penggantian Barang Jaminan Hilang
Pasal 5
Nilai Penggantian Barang Jaminan Rusak
1) Terhadap barang jaminan yang rusak agar diperbaiki oleh jasa servis/repairer yang
berpengalaman. Untuk itu, kantor cabang/kantor wilayah dapat merekrut sementara
pihak repairer untuk menangani perbaikan barang jaminan yang rusak;
2) Untuk barang jaminan yang rusak dan tidak dapat diperbaiki, diberikan Nilai
Penggantian sesuai ketentuan pasal 4 ayat (1);
3) Untuk barang jaminan yang rusak sebagian dan tidak dapat diperbaiki bagian yang
rusak tersebut, diberikan Nilai Penggantian sesuai pasal 4 ayat (1) atas bagian barang
jaminan yang rusak tersebut;
4) Untuk barang jaminan yang rusak (baik rusak seluruhnya maupun sebagian) dan dapat
diperbaiki, maka dapat diserahkan kepada pemiliknya setelah yang bersangkutan
membayar seluruh kewajibannya;
5) Bila Nasabah tidak bersedia menerima Nilai Penggantian sebagaimana ayat (3) pasal ini
maupun menolak menerima kembali barangnya sebagaimana ayat (4) pasal ini, maka
kepadanya dapat diberikan Nilai Penggantian penuh sesuai ketentuan pasal 4 ayat (1);
6) Barang jaminan yang rusak dan ditolak nasabah (nasabah mendapatkan Nilai
Penggantian penuh) sebagaimana tersebut dalam ayat (5) pasal ini dicatat dalam Form
Barang Jaminan Hilang Sebagian/Rusak dan Mendapatkan Nilai Penggantian Penuh
(FK-04). Barang-barang tersebut disimpan dan dirawat sebaik-baiknya di kantor cabang;
7) Terhadap barang jaminan sebagaimana tersebut dalam ayat 6 pasal ini, jika nantinya
telah mendapatkan penggantian dari perusahaan asuransi, maka jika
diperjanjikan/masuk ketentuan Polis Asuransi barang tersebut diperlakukan sebagai
barang subrogasi (hak milik perusahaan asuransi atas barang-barang yang klaimnya
sudah dibayar). Proses serah-terima barang ke perusahaan asuransi/kuasanya agar
menggunakan berita acara;
8) Terhadap ketentuan ayat 7 pasal ini, jika tidak diperjanjikan/masuk ketentuan Polis
Asuransi, maka segera dilakukan penjualan atas barang-barang tersebut oleh Tim
Penjualan yang dibentuk dengan Surat Keputusan Pemimpin Wilayah/Direksi sesuai
kejadian kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2 huruf (a) dan (b);
9) Terhadap barang jaminan sebagaimana tersebut dalam ayat 6 pasal ini, jika nantinya
tidak mendapatkan penggantian dari perusahaan asuransi, maka barang tersebut dicatat
sebagai aset perusahan berdasarkan harga pasar saat pencatatan sebagai aset dan
dibukukan dengan menggunakan m.a. 157.XX.XX (Aktiva Yang Disishkan) dan segera
dilakukan penjualan oleh Tim Penjualan yang dibentuk dengan Surat Keputusan
Pemimpin Wilayah/Direksi sesuai kejadian kerugian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat 2 huruf (a) dan (b);
10) Penjualan barang sebagaimana ayat 8 pasal ini menggunakan dasar harga yang berlaku
pada saat penjualan;
11) Barang jaminan yang mengalami kerusakan nonfisik/visual (kerusakan yang terjadi pada
komponen bagian dalam barang jaminan) dan kerusakan tersebut bukan karena
kelalaian perusahaan, melainkan karena sifat barang itu sendiri, maka kerusakan
barang jaminan tersebut tidak diberikan ganti rugi. Oleh karena itu penerimaan barang
jaminan seperti ini agar diberitahukan dan ditulis/dicap di SBK/SBR/Perjanjian lainnya
yang setara;
12) Mengingat perbaikan barang jaminan rusak dimungkinkan memakan waktu lama,
terutama karena banyaknya volume BJ yang diperbaiki, maka untuk efektivitas waktu
perbaikan ditetapkan maksimal 1 bulan sejak tanggal kejadian. Untuk itu, jika dianggap
perlu, kantor cabang/kantor wilayah dapat menambah personil repairer;
Rincian perbaikan barang jaminan yang rusak dibuat dengan menggunakan Formulir
13) Rincian Biaya Perbaikan Barang Jaminan Yang Rusak (FK-05).
Pasal 6
Pemberitahuan dan Batas Waktu Pengajuan / Pengambilan Klaim Ganti Rugi
1) Setelah nomor-nomor barang jaminan yang hilang/rusak diidentifikasi dengan jelas oleh
Tim Inventarisasi Kerugian, Pemimpin Cabang wajib memberitahukan kepada Nasabah
yang barang jaminannya hilang atau rusak;
2) Pemberitahuan dilakukan secara tertulis atau dengan cara yang sebaik-baiknya agar
Nasabah maklum dan tidak kecewa;
3) Nasabah tersebut pada ayat (1) dipersilahkan untuk mengajukan klaim ganti rugi atas
barang jaminannya yang hilang atau rusak sebelum mengambil uang atau barang ganti
rugi sesuai ketentuan yang berlaku;
4) Batas waktu pengajuan klaim ganti rugi, diatur :
a. Kredit Gadai (KCA) dan Kredit Gadai Syariah (Rahn) sampai dengan tanggal lelang
yang tertera di dalam SBK / SBR,
b. Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI)/Kredit Angsuran Sistem Gadai
(KRASIDA)/Kredit Ar-rahn untuk Usaha Mikro (ARRUM)/Kredit Murabahah Logam
Mulia untuk Investasi Abadi (MULIA)/Jasa Penitipan Barang;serta produk lainnya
sampai dengan tanggal jatuh tempo kredit;
c. Apabila sampai dengan batas waktu pengajuan klaim nasabah belum datang maka
dilakukan penghitungan ganti rugi sebagaimana ketentuan pada pasal 4. yang
didasarkan pada harga yang berlaku pada tanggal terakhir batas waktu pengajuan
klaim. Selisih uang yang akan diterima nasabah dibukukan sebagai Hutang Kepada
Nasabah.
5). Batas waktu pengambilan Hutang Kepada Nasabah sebagaimana pasal 6 butir 4).c.,
diatur :
a. Kredit Gadai (KCA) dan Kredit Gadai Syariah (Rahn) sampai dengan satu hari
sebelum tanggal uang kelebihan kadaluarsa,
b. Kredit Angsuran Sistem Fidusia (KREASI)/Kredit Angsuran Sistem Gadai
(KRASIDA)/Kredit Ar-rahn untuk Usaha Mikro (ARRUM)/Kredit Murabahah Logam
Mulia untuk Investasi Abadi (MULIA)/Jasa Penitipan Barang;serta produk lainnya
adalah 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal jatuh tempo perjanjian,
c. Apabila sampai dengan batas waktu pengambilan, nasabah tidak datang untuk
mengambil penggantian maka Hutang Kepada Nasabah dinyatakan kadaluarsa dan
akan menjadi pendapatan perusahaan.
Pasal 7
Persyaratan Pengajuan Klaim Ganti Rugi
Pasal 8
Penanganan Barang Jaminan Hilang Yang Ditemukan Kembali
1) Apabila ada barang jaminan hilang yang berhasil ditemukan kembali, baik karena pelaku
kejahatan berhasil ditangkap atau karena sebab lain, maka Pemimpin Wilayah segera
membentuk dan menerbitkan SK Tim Identifikasi;
2) Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakteristik barang (jenis, model, tipe,
berat, kadar, dsb) dengan dwilipat SBK;
3) Terhadap barang-barang yang diperkirakan cocok dengan dwilipat SBK dilakukan
pemisahan untuk kemudian segera dikonfirmasikan kepada nasabah;
4) Bila konfirmasi nasabah cocok, maka kepada nasabah dapat dipersilakan untuk
menebus barangnya setelah terlebih dahulu menyelesaikan seluruh kewajibannya
dengan membayar uang pinjaman, sewa modal dan nilai penggantian jika sudah
menerima ganti rugi;
5) Terhadap barang-barang yang tidak teridentifikasi, dicatat dan disimpan dengan baik di
kantor cabang;
6) Jika nasabah sebagaimana ayat (4) pasal ini tidak bersedia untuk menebus barangnya,
maka terhadap barang tersebut agar dicatat dan disimpan dengan baik di kantor
cabang;
7) Hasil identifikasi dicatat dalam Formulir Daftar Barang Jaminan Hilang Yang
Ditemukan Kembali (FK-07);
8) Tugas Tim berakhir pada saat ditandatanganinya formulir terkait oleh seluruh personil
Tim atau sesuai kebijakan pejabat yang menerbit surat keputusan pembentukan tim;
9) Terhadap barang jaminan sebagaimana tersebut dalam ayat (4) dan (5) pasal ini, jika
klaim nantinya telah mendapatkan penggantian dari perusahaan asuransi, maka jika
diperjanjikan/masuk ketentuan Polis Asuransi barang tersebut diperlakukan sebagai
barang subrogasi (hak milik perusahaan asuransi atas barang-barang yang klaimnya
sudah dibayar). Proses serah-terima barang ke perusahaan asuransi/kuasanya agar
menggunakan berita acara;
10) Terhadap barang jaminan sebagaimana tersebut dalam ayat (4) dan (5) pasal ini, jika
klaim nantinya tidak mendapatkan penggantian dari perusahaan asuransi, maka barang
tersebut dicatat sebagai aset perusahan berdasarkan harga pasar saat pencatatan
sebagai aset dan dibukukan dengan menggunakan m.a. 157.XX (Aktiva Yang
Disisihkan) dan segera dilakukan penjualan oleh Tim Penjualan yang dibentuk dengan
Surat Keputusan Pemimpin Wilayah/Direksi sesuai kejadian kerugian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat 2 huruf (a) dan (b);
11) Penjualan barang sebagaimana ayat 10 pasal ini menggunakan dasar harga yang
berlaku pada saat penjualan.
Pasal 9
Perlakuan Akuntansi Ganti Rugi
1) Kerugian yang disebabkan oleh hilang atau rusaknya barang jaminan, baik sebagian
maupun seluruhnya akibat peristiwa yang luar biasa seperti perampokan, pencurian,
banjir, gempa bumi, kecurangan karyawan dan lain-lain dibukukan dengan jalan :
a) Pembukuan oleh Kantor Cabang :
i. Pada saat cut-off, dilakukan pelunasan administratif, dibukukan :
Dr. 115.02.01 Piutang Klaim Asuransi BJ Rp XXX
Cr. 114.01.0X PYD/Marhun Bih Gol.X Rp XXX
411.01.0X SM/Ijaroh Gol.X Rp XXX
ii. Pada saat membayar nilai penggantian untuk BJ Hilang seluruhnya atau
sebagian, rusak seluruhnya atau sebagian, dengan tambahan sewa modal yang
dihitung sejak tanggal dilakukan cut-off , dibukukan :
Dr. 115.02.01 Piutang Klaim Asuransi BJ Rp XXX
Cr. 111.01.01 Kas Rp XXX
411.01.0x SM/Ijaroh (Tambahan) Rp XXX
(Untuk kasus BJ rusak dan dapat diperbaiki serta BJ yang dapat
ditemukan kembali, jika nasabahnya menebus/mengambil BJ, maka
pembukuan pembayaran pelunasan pinjaman dan sewa modalnya dilakukan
dengan melakukan Jurnal Balik pada jurnal nomor -1.a.i dan 1.a.ii- sesuai
kondisi).
iii. Pada saat batas waktu pengajuan klaim berakhir namun nasabah tidak datang
sehingga dilakukan penghitungan ganti rugi untuk mengetahui nilai ganti rugi
yang dapat diambil nasabah, maka nilai penggantian yang dapat diambil
nasabah dibukukan :
Dr. 115.02.01 Piutang Klaim Asuransi BJ Rp XXX
Cr. 213.01.0x Hutang Ganti Rugi Nasabah Rp XXX
411.01.0x SM/Ijaroh (Tambahan) Rp XXX
iv. Pada saat nasabah mengambil ganti rugi setelah batas waktu pengajuan klaim
berakhir.
Dr. 213.01.0x Hutang Ganti Rugi Nasabah Rp XXX
Cr. 111.01.01 kas Rp XXX
v. Pada saat menerima RAK-Mutasi Piutang Klaim Asuransi BJ dari KPPP,
dibukukan :
Dr. 16X.XX.XX RAK-Mutasi Rp XXX
Cr. 115.02.01 Piutang Klaim Asuransi BJ Rp XXX
vi. Pada saat membukukan sisa BJ hilang sebagian, rusak sebagian sebagai aktiva
perusahaan, dibukukan :
Dr. 157.XX.XX Aktiva Yang Disisihkan Rp XXX
Cr. 115.02.01 Piutang Klaim Asuransi BJ Rp XXX
vii. Pada saat melakukan penjualan aktiva perusahaan berupa sisa BJ hilang,
rusak, ditemukan kembali, dibukukan :
Dr. 111.XX.XX Kas Rp XXX
633.03.01 Rugi Penjualan Aktiva Lain-lain Rp XXX
Cr. 157.XX Aktiva Yang Disisihkan Rp XXX
623.03.01 Laba Penjualan Aktiva Yang Disisihkan Rp XXX
(Akun Rugi Penjualan Aktiva dan Laba Penjualan Aktiva bersifat opsional, yaitu
untuk mencatat jika terdapat selisih antara hasil penjualan dan nilai Akun Aktiva
Yang Disisihkan)
b) Pembukuan oleh Kantor Pusat :
i. Pada saat menerima per kas/bank hasil klaim dari perusahaan asuransi,
dibukukan :
Dr. 111/2.0X.0X Kas/Bank X Rp XXX
Cr. 115.02.01 Piutang Klaim Asuransi BJ Rp XXX
ii. Pada saat mengirim RAK-Mutasi Piutang Klaim Asuransi BJ ke Kantor
Cabang, dibukukan :
Dr. 115.02.01 Piutang Klaim Asuransi BJ Rp XXX
Cr. 16X.XX.XX RAK-Mutasi Rp XXX
2) Barang jaminan rusak seluruhnya atau rusak sebagian yang disebabkan selain
ketentuan pada Pasal 1 ayat (3), seperti misalnya akibat kelalaian pemeliharaan dalam
penyimpanan sehingga perlu perbaikan, maka biaya perbaikannya dibukukan sebagai
Biaya Pemeliharaan Barang Jaminan sebagai berikut :
a) Pada saat menerima pelunasan, dibukukan :
Dr. 111.01.01 Kas Rp XXX
Cr. 114.01.0X PYD Gol.X Rp XXX
411.01.0X SM/Ijaroh Gol.X Rp XXX
b) Pada saat pembayaran biaya perbaikan barang jaminan rusak, dibukukan :
Dr. 514.15.17 Biaya Pemeliharaan BJ Rusak Rp XXX
Cr. 111.01.01 Kas Rp XXX
3) Selisih yang timbul antara Klaim yang disetujui perusahaan asuransi dan Piutang Klaim
(selisih karena risiko sendiri/deductible atau lainnya) agar dimintakan persetujuan KPPP
(Direksi melalui Jeneral Manajer Divisi Bisnis Gadai/Divisi Bisnis Syariah/Divisi Bisnis
Fidusi & Jasa Lainnya, dan Divisi Bisnis Emas) dengan dibukukan sebagai Biaya
Piutang Klain dengan m.a. 514.16.01. Namun apabila kerugian tersebut disebabkan
karena kesalahan pegawai maka dibukukan sebagai KPYD atau Piutang TGR.
Pasal 10
Penyelesaian dan Pelaporan Ganti Rugi
1) Pembayaran ganti rugi kepada nasabah diselesaikan oleh Panitia, yang diketuai oleh
Pemimpin Cabang dan 2 orang pegawai kantor cabang yang bersangkutan sebagai
anggota. Panitia dibentuk dengan SK Pemimpin Wilayah;
2) Apabila dianggap perlu, Manajer Cabang dapat meminta tenaga perbantuan kepada
Pimpinan Wilayah sebagai anggota untuk kelancaran pelaksanaan penyelesaian ganti
rugi;
3) Khusus untuk kejadian perampokan, ganti rugi diselesaikan oleh Panitia, yang diketuai
oleh pejabat kanwil atau pejabat cabang lain yang ditunjuk Pemimpin Wilayah dan 2
orang karyawan/pejabat dari cabang lain. Kebijakan ini dimaksudkan untuk memulihkan
aspek psikologis/trauma aparat cabang;
4) Masa Kerja Panitia adalah hingga seluruh nasabah telah memperoleh ganti rugi. Khusus
untuk kejadian perampokan, masa kerja Panitia maksimal 1 bulan untuk selanjutnya
serahterimakan kepada Panitia Internal yang terdiri dari Pemimpin Cabang sebagai
ketua dan 2 orang pejabat/pegawai sebagai anggota, hingga selesainya seluruh proses
ganti rugi nasabah. Penunjukan Panitia Internal ini dengan SK Pemimpin Wilayah;
Panitia ganti rugi bertugas melayani nasabah yang mengajukan klaim, membayarkan
5) Nilai Penggantian dan mencatat transaksi ganti rugi;
6) Nilai Penggantian yang telah ditetapkan agar diupayakan sedemikian rupa sehingga
dapat dipahami dan diterima oleh Nasabah;
7) Jika Nilai Penggantian barang jaminan yang ditetapkan sebagaimana diatur pada pasal
4 dan 5, tidak dapat diterima oleh Nasabah, maka kepada Nasabah tersebut agar
dianjurkan untuk mengajukan tuntutan melalui jalur hukum;
8) Pada setiap akhir bulan, Pemimpin Cabang wajib menyampaikan laporan
perkembangan ganti rugi dengan menggunakan Form Laporan Perkembangan
Penyelesaian Ganti Rugi (FK-08) kepada Kantor Wilayah dengan tembusan Kantor
Pusat {Divisi Usaha Gadai);
9) Laporan sebagaimana ayat (8) pasal ini wajib disampaikan secara rutin sampai
pembayaran ganti rugi kepada nasabah telah seluruhnya dilaksanakan.
Pasal11
Penutup
1) Bagi kantor cabang yang sedang memproses pembayaran ganti rugi, seterima SK ini
dapat menggunakan aturan dalam SK ini, tetapi tidak benaku bagi nasabah yang telah
menerima pembayaran ganti rugi;
2) Dengan ketentuan ganti rugi ini tidak ada lagi proses negosiasi;
3) Jika ada tuntutan hukum dari nasabah/yang dikuasakan terkait pemberian ganti rugi,
maka Panitia/Pemimpin Cabang agar berkoordinasi dengan Kantor Wilayah (Fungsional
Hukum)/Kantor Pusat (Bagian Hukum Divisi Sekretariat Perusahaan) untuk penanganan
lebih lanjut;
4) Ketentuan-ketentuan dalam Keputusan ini dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan
dokumen lelang pengadaan jasa asuransi barang jaminan dan kecurangan serta materi
pe~anjian ke~asama dengan perusahaan asuransi;
5) Sejak diberlakukannya Keputusan lni, maka Keputusan Direksi Nomor :
546/UI.I.00211/2005 tanggal 26 Juli 2005 tentang Pedoman Ganti Rugi Barang
Jaminan dan Sural Edaran Nomor : 30/UI.1.00211/2005 tanggal 26 Agustus 2005
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Gantl Rugi Barang Jaminan, serta Surat
Direksi Nomor: 313/Ak.0.0012.0/2005 tanggal25 Desember 2005 perihal Kebijakan
Akuntansi tentang Keruglan Perusahaan yang Diasuransikan, dan ketentuan
lainnya yang bertentangan dengan ketentuan ini dlnyatakan tidak berlaku lagi;
6) Keputusan ini mulai benaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan didalamnya akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di a
Pada tanggal 2011
0 SUWHONO
'J Direktur Utama ~
Tembusan Surat Keoutusan ini disampaikan kepada:
1. Yth. Dewan Pengawas Perum Pegadaian; f/
2. Direksi Perum Pegadaian;
3. Kepala SPI, Kepala Satuan Manajemen Risiko, Jenera! Manajer/Sotingkat di KPPP;
4. Para Pemimpin Wilayah Perum Pegadaian;
5. Pemimpin Cabang Perum Pegadaian di Seluruh Indonesia.
Lampiran I SK Direksi
Nomor : 492 /UG.2.00212/2011
Tanggal : 03 Nopember 2011
FK - 01
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan mengingat sumpah jabatan dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Perum Pegadaian.
Catatan :
*) Coret yang tidak perlu
**) Coret yang tidak perlu atau diisi sesuai kejadian
***) Sebutkan unit kerjanya
Lampiran II SK Direksi
Nomor : 492 /UG.2.00212/2011
Tanggal : 03 Nopember 2011
FK – 02
a) PERHITUNGAN
(****) Harga Pasar selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal kejadian sebagai laporan awal ke perusahaan
asuransi.
Catatan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran III SK Direksi
Nomor : 492 /UG.2.00212/2011
Tanggal : 03 Nopember 2011
FK - 03
HARGA PASAR
NO NO. SBK KETERANGAN BARANG EMAS BERLIAN KLAIM
1 2 3 4 5 6=4+5
JUMLAH
Catatan :
*) Coret yang tidak perlu
Lampiran IV SK Direksi
Nomor : 492 /UG.2.00212/2011
Tanggal : 03 Nopember 2011
FK - 04
HARGA
KET HARGA
PASAR KET NILAI
NO. KET HARGA BARANG PASAR
NO BARANG BARANG PENGGANTIAN KET
SBK BARANG PASAR HILANG/ BARANG
HILANG/ SISA PENUH
RUSAK SISA
RUSAK
1 2 3 4 5 6 7=3-5 8=4-6 7 8
*)
JUMLAH
Catatan :
*) Diisi keterangan “Hilang atau Rusak”, pilih salah satu
Lampiran V SK Direksi
Nomor : 492 /UG.2.00212/2011
Tanggal : 03 Nopember 2011
FK - 05
JUMLAH
FK - 06
Nama :
Pekerjaan :
Alamat :
Dengan ini mengajukan permintaan ganti rugi atas barang jaminan saya yang rusak/hilang*) di Kantor Cabang Perum
Pegadaian ………………………., sebesar
Rp…………………………(………………………………………………………………) dengan keterangan sebagai berikut
:
Demikian permintaan ganti rugi ini diajukan, untuk mendapatkan pertimbangan sebagaimana mestinya.
Hormat Saya,
………………………….. ***)
Catatan :
*) Coret salah Satu
**) Harga pasar diisi oleh petugas/panitia ganti rugi
***) Bila dikuasakan agar disertakan surat kuasanya dengan dilampiri identitas pemberi/penerima kuasa.
Lampiran VII SK Direksi
Nomor : 492 /UG.2.00212/2011
Tanggal : 03 Nopember 2011
FK - 07
JUMLAH
JUMLAH
Tim Identifikasi
4. dst
Lampiran VIII SK Direksi
Nomor : 492 /UG.2.00212/2011
Tanggal : 03 Nopember 2011
FK – 08
BULAN : ………………………………………..
Jumlah
Jumlah s.d. Bulan Lalu
Jumlah s.d. Bulan Ini
Catatan :
*) Coret yang tidak perlu.
**) Harga Pasar yang dijadikan patokan pembayaran ganti rugi atau harga pembelian barang pengganti
Lampiran IX SK Direksi
Nomor : 492 /UG.2.00212/2011
Tanggal : 03 Nopember 2011
FK – 09
Pemimpin Cabang,
.............................
NIK.