Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 4, No. 1, Februari 2018, Hal.

11-20
e-ISSN 2502-8995, p-ISSN 2460-8181

IMPLEMENTASI PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN


KOMUNIKASI DALAM FUNGSI PENGAWASAN BENIH
BERSERTIFIKASI PADA INSTALASI PSBTPH WILAYAH SUBANG

1
Rakhmayudhi, 2Jaja, 3Koko
1,2,
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Subang,
Jl. R.A. Kartini KM. 3, Pasirkareumbi, Kec. Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat
3
Instalasi PSBTPH,
Jl. Aipda KS Tubun, No. 7, Subang, Jawa Barat
Email: 1rakhmayudhi@unsub.ac.id, 2jaja@unsub.ac.id

ABSTRAK
Sulitnya mencapai ketahanan pangan dikarenakan alur pangan dari hulu ke hilir serta proses
pendukungnya merupakan persoalan yang cukup komplek. Peran Instalasi Pengawasan Sertifikasi Benih
Tanaman Pangan dan Hortikultura (PSBTPH) sebagai salah satu instansi yang mempunyai fungsi pengawasan
dalam hal informasi produk benih sangatlah vital, terutama terkait dengan informasi ketersediaan benih dengan
kualitas dan kuantitas yang baik. Salah satu permasalahan yang muncul dan berdampak cukup besar pada
keberhasilan fungsi PSBTPH adalah luasnya area kerja (dua kabupaten) yang perlu diawasi dengan keterbatasan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Penelitian dilakukan untuk mencari peluang dalam menyelesaikan
permasalahan keterbatasan peran dan fungsi PSBTPH. Salah satu peluang yang dapat digunakan adalah dengan
mengadaptasi dan memanfaatkan keberadaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ke dalam fungsi dan
peran pengawasan dari PSBTPH. Sebagai langkah awal adalah dengan membangun disain Sistem Informasi
yang tepat dari fungsi pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan dalam bentuk Sistem Informasi
Monitoring dan Evaluasi Benih Padi (SIMONEV BENIH PADI). Disain dibangun dengan menggunakan
pendekatan object oriented analysis and design yaitu dengan menggunakan metode Unified Process. Pemilihan
metode yang digunakan adalah dalam rangka menghasilkan rancangan Sistem Informasi berbasis teknologi yang
sesuai dengan kebutuhan Instalasi PSBTPH dalam fungsi dan perannya sebagai pengawas benih yang
bersertifikasi. Mengacu pada penelitian yang dilakukan pada instalasi PSBTPH khususnya di Kabupaten
Subang, dihasilkan sebuah perancangan sistem yang bisa dijadikan pegangan bagi instalasi berupa sistem
terkomputerisasi dari proses bisnis sertifikasi benih.
Kata Kunci: SIMONEV, benih padi, Instalasi PSBTPH

A. PENDAHULUAN benih padi, agar terjaga selalu kualitas dan


Pemerintah dalam salah satu rencana kuantitasnya, Sehingga produk akhir (beras) yang
strategisnya, menetapkan ketahanan pangan dihasilkan juga berkualitas. Oleh karenanya pangan
sebagai fokus penanganan yang serius. Ketahanan yang dibutuhkan masyarakatpun terpenuhi. Secara
Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi kualitas atau budidaya, pengawasan benih yang
negara sampai dengan perseorangan, yang dilakukan oleh Instalasi Pengawasan Sertifikasi
tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, (PSBTPH) Kabupaten Subang tidak menemui
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan kendala yang besar, pada dasarnya budidaya benih
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, yang dilakukan oleh petani produsen (penangkar)
untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara sudah berjalan dengan baik. Namun ketika
berkelanjutan [1]. penyebaran berlangsung mulai muncul berbagai
Ketahanan pangan ini tidak akan lepas persoalan. Hal ini muncul dikarenakan secara
dengan proses pangan itu sendiri. Sebagai salah geografis Instalasi PSBTPH Subang mempunyai
satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang area kerja yang cukup luas yaitu Kabupaten Subang
merupakan lumbung pangan dan penyuplai padi 205.176,95 Ha dan Indramayu 204,011 ha. Dengan
terbesar di Jawa Barat, pemerintah daerah hanya mengandalkan 7 orang petugas, Instalasi
Kabupaten Subang melalui Instalasi Pengawasan harus manangani 60 petani produsen (penangkar)
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan untuk saat ini, dan 6 juta petani konsumen. Untuk
Hortikultura (PSBTPH) bertugas mengawasi dan lebih jelasnya perhatikan Gambar 1.
mengelola informasi peredaran benih salah satunya

11
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 4, No. 1, Februari 2018, Hal. 11-20
e-ISSN 2502-8995, p-ISSN 2460-8181

Gambar 1. Alur distribusi benih padi beserta aktornya

Menggambarkan peta proses bisnis (Gambar tahapan, dimana fase pertama yaitu Inception dalam
1) mengenai benih padi, mendeskripsikan fase ini tahapan pertama melakukan pengumpulan
bagaimana alur informasi produk antar petani dan data dengan teknik wawancara terbuka, observasi,
antar dinas terkait pelaporan. Pengelolaan Study literatur dan diskusi. Dengan melakukan
informasi yang cenderung tidak berpola tentunya beberapa proses yaitu analisis prosedur sistem lama,
akan berpengaruh terhadap penyebaran benih menggambarkan prosedur lama yang berjalan dan
berkualitas. Kontrol yang sulit mengakibatkan identifikasi dokumen sistem lama.
informasi tertahan pada titik-titik tertentu terutama Tahap kedua melakukan Pengolahan data
di tingkat petani penyalur (ratail) dan konsumen. (analisis permasalahan) dengan teknik Pishbone,
Efek terburuk adalah sulit didapatnya Informasi dengan melakukan beberapa proses yaitu identifikasi
mengenai stok barang, keberadaan benih, informasi masalah pada sistem lama, prioritas masalah dan
benih terbaru, informasi pelaku/petani terbaru, solusi masalah yang diusulkan.
keseimbangan pelaku dan produk di pasar Tahap ketiga analisis kebutuhan sistem dalam
(pemasaran). Dan imbasnya adalah sulitnya tahapan ini mengidientifikasi kebutuhan fungsional
mendapatkan laporan/data terkini (dalam jam) [2]. dan non fungsional sistem baru dengan pemodelan
Pengelolaan informasi oleh karenanya UML meliputi Use Case Diagram dan Activity
haruslah menjadi prioritas dalam rantai benih ini. Diagram [3].
Bagaimanapun benih yang baik namun dalam Berikutnya fase ke dua yaitu fase Elaboration
pelaksanaan penyebaran tidak terkoordinasi akan pada fase ini ada satu tahapan yaitu perancangan
menjadi masalah yang besar pula. Sehingga sistem dengan melakukan pembuatan prosedur
diperlukan sebuah rancangan bagaimana sistem baru, membuat perancangan sistem dengan
mengembangkan sistem informasi ke arah class diagram dan sequence diagram, merancang
komputerisasi memonitor penyebaran benih. data base serta relasinya merancangan spesifikasi
proses dalam sistem dan merancang prototype sistem
B. METODOLOGI PENELITIAN baru
Dalam penelitian ini (Gambar 2) secara umum
dapat di golongkan menjadi dua fase dan empat
.

12
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 4, No. 1, Februari 2018, Hal. 11-20
e-ISSN 2502-8995, p-ISSN 2460-8181

Gambar 2. Metodologi penelitian menggunakan kerangka kerja unified process

C. KAJIAN PUSTAKA Monitoring yang dilakukan (kebanyakan


C.1. Monitoring dilakukan pada saat program/kegiatan sedang
Monitoring adalah proses pengumpulan data/ berjalan), monitoring yang baik dan efektif
informasi secara reguler dan terus menerus mencakup:
(berdasarkan indikator yang ditetapkan) tentang (1) sesuai tidaknya program yang dijalankan
kegiatan monitoring penyebaran benih sehingga dengan perencanaan & anggaran. Masalah -
dapat dilakukan tindakan koreksi untuk masalah yang dihadapi dan kemungkinan
penyempurnaan program/kegiatan itu selanjutnya. pemecahannya;

13
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 4, No. 1, Februari 2018, Hal. 11-20
e-ISSN 2502-8995, p-ISSN 2460-8181

(2) monitoring yang efektif juga harus mencakup (2) activites, merupakan tindakan atau kinerja
sistem pelaporan yang terkoordinasi. Dan juga yang dilakukan sehingga input digunakan
perlu di pertimbangkan antara jenis dan untuk menghasilkan keluaran yang spesifik;
banyaknya indikator yang digunakan. (3) outputs, produk, barang atau layanan sebagai
hasil dari kegiatan;
C.2. Evaluasi (4) purpose, situasi yang telah diperbaiki, dimana
Fungsi evaluasi berbeda dengan monitoring, kegiatan operasional diharapkan memberikan
monitoring merupakan umpan balik (Feed Back) sumbangan yang signifikan;
bagi pengembilan keputusan untuk meluruskan (5) goal, hasil tertinggi dari hasil sebuah kegiatan
jalannya program selama pelaksanaan. Jika selama atau operasional.
pelaksanaan ada penyimpangan, maka dilakukan
koreksi/perbaikan pelaksanaan.
Sedangkan evaluasi sebagai umpan balik bagi
pengambilan keputusan untuk perencanaan masa
depan apakah program ini diteruskan, diujiulang
atau di hentikan. Jika evaluasi menunjukan
keberhasilan, maka menjadi pertimbangan untuk
dilanjutkan dan diperluas. Tetapi jika, evaluasi
menunjukan tidak berhasil (kurang suskses atau
gagal), maka direkomendasikan untuk dihentikan
(tidak diteruskan)

C.3. Korelasi Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan Evaluasi tidak sama, tapi
relatif sangat dekat. Monitoring dan evaluasi
digunakan secara bersamaan untuk menemukan
ketidakcocokan antara rencana kegiatan
pengawasan dengan pelaksanaan pengawasan.
Monitoring dapat mempermudah kita dalam
mengamati masalah secara berkelanjutan dan bila
perlu melakukan penyesuaian dalam rencana
implementasi atau proses pengelolaan secara tepat
waktu. Monitoring dan evaluasi dapat dipakai
mengindentifikasi dan mengatasi masalah. Oleh Gambar 3. Kerangka kerja konseptual sistem
karena itu rencana kegiatan pengawasan dapat monitoring dan evaluasi
diidentifikasi dan dikoreksi. Evaluasi seringkali
dianggap sama atau satu paket dengan monitoring. C.5. Benih
Sebenarnya terdapat perbedaan-perbedaan penting Benih diartikan sebagai biji tanaman yang
antara evaluasi dengan monitoring dalam aspek- telah mangalami perlakuan sehingga dapat
aspek tujuan, fokus, cakupan dan waktu dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.
pelaksanaan. Secara argonomi, benih disamakan dengan bibit
kerana fungsinya sama. Tetapi secara biologi
C.4. Pengertian LFA (Logical Framework berbeda. Bibit digunakan untuk menyebut benih
Approach) yang telah berkecambah. Dalam perkembangbiakan
Pendekatan Kerangka Logika Berpikir/ secara vegetatif, bibit dapat diartikan sebagai
Logical Framework Approach (LFA) didasarkan tanaman yang bertungsi sebagai alat reproduksi,
pada metode “kerangka berpikir” yaitu suatu misalnya umbi [1].
metode menstrukturkan unsur-unsur pokok dalam
sebuah program/kegiatan, dengan memfokuskan D. HASIL DAN PEMBAHASAN
keterkaitan logika hubungan antara input-input, D.1. Pendefinisian Proses Bisnis
aktivitas-aktivitas yang direncanakan dan hasil Pendefinisian proses bisnis dilakukan untuk
yang diharapkan [4]. mendefinisikan bisnis yang ada di Instalasi PSBTPH
Pada umumnya LFA terdiri dari lima elemen Wilayah Subang, Berikut ini identifikasi dari area
utama (Gambar 3), yaitu: bisnis tentang monitoring atau Pengawasan dan
(1) inputs, berupa sumber daya seperti sumber pemasaran stok benih padi di Instalasi PSBTPH
daya manusia, finansial dan sarana-sarana Wilayah Subang.
fisik lainnya yang merupakan prasyarat Dibawah ini adalah prosedur untuk
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian; pengawasan stok benih:
(1) staf Administrasi datang ke pedagang untuk
mengambil laporan stok benih yang terjual,

14
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 4, No. 1, Februari 2018, Hal. 11-20
e-ISSN 2502-8995, p-ISSN 2460-8181

kadarluarsa, dan sisa stok benih. Serta (Kontrol) oleh pedagang menyimpan data
memeriksanya sesuai tidak dengan laporan belum tentu penjualannya
disimpan ditempat kesistem monitoring
yang ada; yang aman sehingga setiap transaksi
(2) kemudian data dari pedagang di masukan ke dapat menghambat dilakukan.
data base; dalam monitoring
(3) setelah di input data stok benih tersebut di karena monitoring
tidak dilakukan
cetak; setiap hari.
(4) selanjutnya dilaporkan ke BPSB Jawa Barat Efeciensy Beban kerja yang System monitoring
bagian seksi informasi perbenihan padi, (Efisiensi) dilakukan bagian yang online dapat
palawija dan holtikutura yang berupa monitoring sangat mengelola data stok
berat karena benih tanpa adanya
dokumen bukan file dan dimasukan ke data
mengelola dua batasan ruang dan
base yang ada di BPSB Jawa Barat; kabupaten dengan waktu.
(5) setelah dimasukan ke database bagian seksi jumlah produsen
informasi perbenihan padi, palawija dan yang banyak.
holtikultura mencetak data tersebut sebagai Service Sistem tidak Data base dengan
(Layanan) fleksibel terhadap system informasi
perkembangan produksi benih yang di gabung situasi baru atau monitoring dapat
dengan lima Instalasi yang ada di Jawa Barat; tidak umum ketika memudahkan
(6) setelah di cetak data pekembangan produksi terjadi computer pengerjaan dimana
benih tersebut di sebarluaskan khususnya rusak saja tidak harus di
satu komputer.
instalasi dan para pedagang benih.

D.2. Analisis PIECES D.3. Penentuan Prioritas Masalah


Sebagai pendekatan (Tabel 1) menjelaskan Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang
tentang penggunaan model Performance, terjadi pada system yang sedang berjalan dengan
Information, Econnomy, Control, Eficiency, Service, analisis PIECES maka peneliti dapat menentukan
(PIECES) untuk mengidentifikasi masalah-masalah prioritas masasalah yang paling tinggi untuk
apa saja yang terjadi pada system yang sedang diselesaikan. Masalah yang dibahas diantaranya :
berjalan. Berikut merupakan analisis PIECES system (1) belum Maksimalnya kontrol dalam mengelola
yang lebih difokuskan pada system monitoring atau penyebaran benih bersertifikat;
pengawasan stok benih padi di instalasi PSBTPH (2) pemanfaatan teknologi belum maksimal
wilayah subang. terutama dikaitkan dengan geografis yang luas
dan tenaga kerja yang sedikit. Hal ini
Tabel 1. Analisis PIECES menyebabkan tidak semua konsumen
Jenis Kelemahan Sistem Sistem yang
menerima informasi benih baru.
Analisis Lama diusulkan
Dibuatnya system Munculnya ketidakseimbangan keberadaan
Beban kerja dalam
mengelola
informasi monitoring petani produsen pedagang benih dan penyalur
sehingga data yang pedagang benih dibandingkan dengan keberadaan
monitoring hanya
disediakan oleh
dilakukan oleh dua
pedagang benih bisa petani konsumen, luas area pertanian dan stok
Performance orang benih di lingkungan Instalasi PSBTPH Wilayah
langsung ke sistem
(Kinerja)
Sulitnya Pengolahan data Subang.
pengelolaan data menggunakan system
terlebih jika informasi monitoring
pekerjaan sertifikasi
D.4. Solusi yang diusulkan
banyak Pendekatan yang akan digunakan dalam
Informasi Penggunaan system penelitian ini adalah system informasi monitoring
monitoring yang informasi monitoring dan evaluasi dengan Metode Logical Framework
dihasilkan dengan dapat menghasilkan
Approach (LFA) yang berfokus kepada : masukan,
system manual laporan per hari per
dapat memicu 10 hari perbulan dan kegiatan, keluaran, hasil. Berikut solusi yang
Information diusulkan dalam penelitian ini:
kesalahan laporan pertahun dengan
(Informasi)
sehingga mudah (1) membuat prosedur baru dalam kegiatan
membutuhkan
monitoring atau pengawasan stok benih yang
waktu yang lama
untuk dapat dilakukan secara online;
mendapatkannya (2) merancang sistem informasi monitoring dan
Economy Beban biaya yang Menggunakan system evaluasi guna mengukung dan menghasilkan
(Ekonomi) dikeluarkan lebih monitoring sehingga informasi transaksi pelaporan dan laporan stok
banyak jika harus para pedagang bisa
mendatangi satu menginputkan data benih.
persatu produsen penjualanya ke
untuk tiap system
monitoring stok
benih.
Control Data yang disimpan Pedagang dapat

15
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 4, No. 1, Februari 2018, Hal. 11-20
e-ISSN 2502-8995, p-ISSN 2460-8181

E. ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM proses pengiriman informasi bisa lebih efektif dan
E.1. Kebutuhan Informasi efisien [5].
Tabel 2 menjelaskan mengenai kebutuhan
informasi yang dibutuhakn untuk merancang sistem E.4. Kebutuhan Fungsional
informasi monitoring stok benih. Tabel 3 menghasilkan keluaran berupa
kebutuhan informasi yang akan digunakan sebagai
Tabel 2. Kebutuhan informasi dasar dalam membuat tampilan dari perangkat lunak
Informasi Tujuan Frekuensi yang akan dirancang.
No yang
dibutuhkan
Tabel 3. Kebutuhan fungsional
Data pengguna Petani Produsen, Setiap
1 / SKPPB Instalasi PSBTPH permohonan Kode Deskripsi Keterangan
Wil. Subang pendaftaran Kebutuhan Kebutuhan
Sertifikat hasil Petani Produsen, Setiap Bagian Monitoring
2 uji benih padi Instalasi PSBTPH pengujian F-001 Mengelola
Wil. Subang benih padi proses login
Stok jenis benih Petani Konsumen, Setiap hari / per F-002 Mengelola data Memasukan,
padi Instalasi PSBTPH sepuluh hari, pengguna mengubah atau
3 /SKPPB menghapus data
bersertifikat Wil. Subang bulan dan satu
tahun pengguna system
Evaluasi stok Petani Konsumen, Setiap hari / F-003 Mengelola Memasukan,
4 benih Instalasi PSBTPH max per Sertifikat hasil mengubah atau
Wil. Subang. sepuluh hari uji benih padi menghapus data
Keberadaan Petani Konsumen Setiap hari hasil uji lab benih
5 stok benih padi Instalasi PSBTPH sebagai masukan
bersertifikat Wil. Subang awal stok benih
yang diedarkan
F-004 Evaluasi stok Tindakan terhadap
E.2. Keterhubungan LFA dengan Kebutuhan benih stok benih yang
Informasi sudah kadaluwarsa
Bagian ini (Gambar 4) memaparkan F-005 Pelaporan stok Buat laporan stok
benih benih per periode,
bagaimana LFA secara terstruktur dapat membantu
bulan, tri wulan
memetakan proses bisnis sertifikasi secara dan tahun.
keseluruhan secara sederhana, sehingga Bagian Monitoring, Pedagang Benih
memudahkan dalam pemetaan informasi yang ada. F-006 Mengelola stok Memasukan dan
benih mengubah data
stok benih setiap
transaksi oleh PPB
Petani Konsumen
F-007 Mengelola Mencari informasi
Penempatan terkait dengan
Informasi keberadaan stok
Benih benih di daerah.
F-008 Mengeloa Mendaftar sebagai
Registrasi member

Kebutuhan Non Fungsional


Tabel 4 menghasilkan acuan yang digunakan untuk
mendukung dalam membangun perangkat lunak.
Tabel tersebut merupakan kebutuhan non fungsional
dalam sistem informasi manitoring dan evaluasi.
Sehingga kebutuhan fungsional yang ditetapkan bisa
berfungsi dengan baik.
:
Tabel 4. Kebutuhan Non-Fungsional
Kode
Deskripsi Kebutuhan
Kebutuhan
NF-001 Semua input dari user yang
Gambar 4. Keterhubungan LFA dengan kebutuhan memerlukan validasi akan divalidasi
informasi sebelum diproses (contoh: masukan
user name dan password pada saat
login). Kecuali petani konsumen
E.3. Kebutuhan Sumber Daya Komputer
NF-002 Sistem dibangun dengan dengan
Standar perangkat yang dibutuhkan, secara tampilan antarmuka yang sederhana,
umum baik untuk perangkat keras ataupun perangkat yaitu menu yang tidak terlalu banyak
lunak. Sumber daya yang dimaksud berfungsi agar dan rumit
proses bisnis sertifikasi bisa berjalan dengan baik,
terutama pemanfaatan jaringan komputer sehingga

16
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 4, No. 1, Februari 2018, Hal. 11-20
e-ISSN 2502-8995, p-ISSN 2460-8181

F. PEMODELAN SISTEM tenaga. Terdiri dari empat actor sebagai bagian


F.1. Use Case Diagram utama.
Pada bagian ini (Gambar 5) menjelaskan alur
utama dari proses pengawasan/monitoring benih. F.2. Class Diagram
Proses monitoring dititik beratkan pada Pada bagian ini (Gambar 6) dirancang class
pemeriksaan dokumen yang masuk secara on line diagram dari sistem monitoring benih, hubungan
hal ini guna mempersingkat waktu dan jarak serta antar class dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

System

Kelola_Pengguna

<<include>>

<<include>> Login
Kelola_Hasil_Uji_Benih
<<include>>

<<include>>
Pelaporan
Bag. Monitoring

Evaluasi_Stok_Benih Penyalur PB

Kirim_Pesan_Kelola_Stok_Benih

Produsen PB
Kirim_Pesan_Info_Benih

<<include>>
Kirim_Pesan_Registrasi
Petani_Konsumen

Gambar 5. Use case utama proses monitoring

17
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 4, No. 1, Februari 2018, Hal. 11-20
e-ISSN 2502-8995, p-ISSN 2460-8181

KontrolKelolaPengguna Pengguna
Kelola_Pengguna KelolaHasilUjiBenih
+TambahPengguna() +IdPengguna
+TampilKelolaPengguna() +HapusPengguna() +Username
+Password +TampilKelolahasilUjiBenih()
+UbahPengguna()
+validasi() +Nama
Kelola_Registrasi +PilihData() +Alamat
Kontrol_Hasil_Uji_Benih
+PesanKonfirmasi() +Kecamatan
+CariPengguna() +Kabupaten
+Email +tambahHasilUjiBenih()
+NoHandphone +UbahHasilUjiBenih()
+hapusHasilUjiBenih()
+SetDataPengguna() +validasi()
Kontrol_Registrasi +getDataPengguna() +PilihData()
+PesanKonfirmasi()
+TambahPengguna()
+UbahPengguna()
+validasi()
+PesanKonfirmasi() Hasil_Uji_Benih
Petani_Konsumen
+IdHasilUjiBenih
BagMonitoring +IdPengguna
+JenisTanaman
Penyalur_PB +NIP +Varietas
Produsen_PB +NoSKPPB +Volume Benih
+BentukPerusahaan +NomerKelompokBenih
+NoSKPPB +KelasBenih
+NamaPerusahaan
+BentukPerusahaan +TanggalPanen
+AlamatPerusahaan
+NamaPerusahaan +TanggalPenerimaanContoh
+NoTelepon
+AlamatPerusahaan +TanggalSelesaiPengujian
+TanggalBerakhirSKPPB
+NoTelepon +Kadaluarsa
+KodePos
+TanggalBerakhirSKPPB
+KodePos +setDataHasilUjiBenih()
+getDataHasilUjiBenih()

Kontrol_Stok_Benih Stok_Benih KontrolEvaluasiStokBenih


Kelola_Stok_Benih +IdStokBenih
+TambahStokBenih() +TglPengeluaran +caribykadaluarsa()
+UbahStokBenih() +IdHasilUjiBenih +print()
+TampilKelolaStokBenih()
+validasi() +JumlahDikeluarkan
+pilihdata()
+PesanKonfirmasi() +setDataStokBenih()
+getDataStokBenih() KelolaEvaluasiStokBenih

+tampilkelolaevaluasi()

Kelola_Pelaporan KontrolPelaporan KontrolPenempatanBenih


KelolaPenempatanBenih

+tampilPelaporan() +Caribyperiode() +cariByVarietas()


+Print() +cariByKecamatan() +TampilKelolaPenempatanBenih()

Gambar 6. Class diagram proses monotoring

F.3. Perancangan Antar Muka Pada bagian ini (Gambar 8) disediakan layanan
Perancangan antar muka dibuat berdasarkan untuk melihat persediaan stok benih yang ada, hal ini
kebutuhan fungsional yang telah ditentukan dalam berguna untuk mendeteksi jumlah dan kualitas benih
perancangan antar muka ada beberapa rancangan yang tersebar.
yaitu perancangan input dan perancangan output.
F.3.2. Perancangan Output
F.3.1. Perancangan Input Perancangan Output (Gambar 9) merupakan
Perancangan input (Gambar 7) dibuat untuk perancangan keluaran yang dihasilkan dari inputan
mengelola kegiatan pemasukan data dalam sistem. yang ada dalam sistem. Berikut rancangan output
dalam hal ini ada tiga rancangan input yaitu untuk untuk sistem informasi monitoring dan evaluasi stok
mengelola kegiatan data pengguna, Tambah hasil uji benih.
benih, evaluasi stok benih dan pelaporan.
(1) Perancangan Output Laporan
(1) Kelola Laporan Pada bagian ini disediakan layanan cetak
Pada bagian disediakan layanan untuk laporan keseluruhan sebagai bahan monitoring
percetakan laporan per periode pelaporan ini lah secara global.
yang akan digunakan untuk monitoring.
(2) Perancangan Output evaluasi Stok Benih
(2) Kelola Evaluasi Stok Benih Pada bagain ini (Gambar 10) disediakan layanan
untuk bahan evaluasi stok benih yang ada

18
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 4, No. 1, Februari 2018, Hal. 11-20
e-ISSN 2502-8995, p-ISSN 2460-8181

Gambar 7. Kelola laporan

Gambar 8. Kelola evaluasi stok benih

Gambar 9. Perancangan output laporan

19
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 4, No. 1, Februari 2018, Hal. 11-20
e-ISSN 2502-8995, p-ISSN 2460-8181

Gambar 10. Perancangan output evaluasi stok benih

G. KESIMPULAN REFERENSI
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan [1] Wirawan, B. dan Wahyuni, S. Memproduksi
maka dapat diambil kesimpulan pemberlakuan Benih Bersertifikat, PS, Jakarta. 2002
centralisasi data stok benih tanaman padi dapat [2] Rakhmayudhi, Jaja. 2012 Perancangan Enterprise
Architecture Instalasi PSBTPH Wilayah Subang.
memberikan kemudahan dalam proses pengambilan 2012. Jurnal Global UNSUB
keputusan terkait dengan monitoring dan evaluasi [3] Idris GS dan Henricus BT. Perancangan Sistem
stok benih tanaman padi. Hasil penelitian diharapkan Informasi Berbasis Object Oriented. Mitra Wacana
dengan pengelolaan informasi secara Media. Jakarta. 2007
terkomputerisasi dapat memberikan sumbangsih [4] BAPENAS, Pemantauan dan Evaluasi Program-
positif terhadap peningkatan peran pelayanan Program Penanggulangan Kemiskinan, Jakarta
Instalasi PSBTPH, petani, serta peningkatan pangan 2010
dalam rangka mendukung ketahanan pangan. [5] Buletin Diseminora Volume 7, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Barat. Bandung 2011.

20

Anda mungkin juga menyukai