Untuk Menjaga Stabilitas Indera Penglihatan Santri Dan Dewan Guru MA Model Zainul Hasan Genggong
Untuk Menjaga Stabilitas Indera Penglihatan Santri Dan Dewan Guru MA Model Zainul Hasan Genggong
Pemeriksaan mata gratis ini melibatkan empat petugas kesehatan mata Lembaga Kesehatan
Mata Mayada Optical, yang beralamat resmi di jalan raya Sidodadi, Candi Sidoarjo.
Tim dokter yang terjun ke madrasah di terima langsung oleh waka Humas dan Sarana
prasarana ustad Taufiq Hidatyatullah, SH. Setelah menerima dan mempersilahkan masuk, tim
dokter langsung menyeleksi guru dan siswa-siswi yang mengalami kelainan mata. Dari
pemeriksaan mata tersebut nantinya akan ditindaklanjuti, apakah perlu diberikan kaca mata
ataukah rujukan untuk periksa lanjut di Rumah Sakit terdekat.
Dalam sambutannya, ustad merasa bangga karena lembaganya dipilih menjadi salah satu dari
beberapa lembaga yang di ajak kerjasama oleh lembaga tersebut.
"Terimakasih kami sampaikan untuk Tim Kesehatan Mata dari Mayada Optical Sidoarjo,
karena telah memilih lembaga kami sebagai mitra kerja" sambutnya.
Sementara, salah satu petugas tersebut mengaku senang atas sambutan yang diberikan oleh
lembaga MA Model Zainul Hasan Genggong. Dia berharap kerjasama ini menghasilkan
sesuatu yang baik.
Kegiatan ini juga mendapat respon yang baik dari dewan guru, salah satunya ustadzah Nia
Fatmawati,S.Pd. “Antusias para siswa dan guru mengikuti kegiatan ini cukup
tinggi,”paparnya.
Di era serba digital ini, lanjutnya, keberadaan gadget tidak lepas dari kehidupan sehari-hari.
"Yang tidak kita sadari paparan radiasi dari gadget bisa menimbulkan kelainan refraksi pada
penglihatan mata" imbuhnya. Beberapa fakta disampaikan oleh ustadzah Nia dengan
mengungkapkan beberapa bahan renungan kita untuk mulai mengurangi penggunaan gadget
pada anak.
Faktanya 40% anak di usia 2-4 tahun seudah menggunakan smartphone/gadget, 90% orang
tua mengatakan anaknya sudah terpapar dengan layar gadget sejak usia 2 tahun. "Anak usia
sekolah menghabiskan 6 jam setiap harinya dengan gadget, dan 67% remaja sudah
mempunyai smartphone dan 53% anak usia sekolah sudah memiliki gadgetnya sendiri"
sambungnya.
Sementara itu Yusron salah satu siswi kelas XII IPA A di MA Model Zainul Hasan mengaku
sangat senang bisa ikut pemeriksaan mata gratis ini. Yusron mengaku agak pusing ketika
membaca sehingga ikut mendaftar dalam kegiatan itu.
Ia juga berpesan kepada teman-temannya agar selalu menjaga kesehatan mata karena mata
adalah organ yang sangat berharga. Oleh karena itu, kesehatan mata juga harus mendapatkan
perhatian yang lebih pula. tuturnya kepada para sahabatnya.
Sumrringah: keempat santri MA Model Zainul Hasan Genggong sedang mengikuti program
santri bahari
Pertama Santri MA Model yang termasuk santri beruntung itu bernama M. Irsyad Arifin
kelas XII IPA B yang di tunjuk langsung oleh Al-Mukarrom KH. Moh Hasan Mutawakkil
Alallah karena beliau senang dengan bacaan kitabnya. Kedua Adam Wildan S. Kelas XII IPS
B Santri MA Model Takhassus terbaik Pondok Putra Hafshawaty Zainul Hasan genggong.
Ketiga Muhammad Syaiful Bahri kelas XII IPA B yang berhasil menjuarai beberapa event
MSQ tingkat Jatim dan keempat Afifullah Al Asyari yang berhasil menjadi juara da'i se
Jatim.
Keempat santri MA MODEL ini mengaku senang karna mereka juga bisa mengunjungi
markas DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jl Raden Saleh No 9, Jakarta Pusat, Minggu
19 November 2017.
Kedatangan mereka secara langsung disambut oleh Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB,
Hasanudin Wahid.
“Program ini bagus sekali, memberikan wawasan pada para santri dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara, selain itu santri juga tahu bahwa Indonesia luas, terdiri
dari lautan dan daratan yang begitu luas,” kata Moh Irsyad kepada para guru
Sebelumnya, para santri ini mengarungi lautan dari Tanjung Perak Surabaya menuju Tanjung
Priok Jakarta. Setibanya di Jakarta, mereka langsung menuju Kemenpora dan mengikuti
sejumlah kegiatan.
“Saya harap dengan program ini santri tidak hanya mengetahui dan mempelajari ilmu agama
atau kitab kuning saja, tapi mereka juga mengetahui dan memahami ragam ilmu di luar
pesantren,” harap irsyad
Di tengah kian merebaknya ancaman radikalisme di kalangan generasi muda, program Santri
Bahari dapat menjadi solusi. Menurut Irsyad, para santri dapat menjadi agen di
lingkungannya untuk menghalau arus radikalisme.
“Program ini juga bagian dari penghargaan terhadap keberadaan dan kontribusi santri pada
NKRI dan juga akan menjadikan pengalaman yang tak terlupakan,” pungkas irsyad.
#Penulis: Ustad Rofiq
#Editor: Tim Web Madrasah