Anda di halaman 1dari 3

Capping day 

adalah hari penyematan cap sebagai simbol bahwa para mahasiswa/mahasiswi


Akper dan Akbid Indah telah siap untuk mengabdikan diri pada dunia kesehatan, dan mereka
akan terjun secara langsung di lapangan untuk mengabdikan diri pada dunia kesehatan. Di-
harapkan ini menjadi motivasi positif dan dorongan untuk menjadi tenaga kesehatan yang profe-
sional,”ujarnya.

Ketua Tim Pemenangan Pasangan ERAMAS Brigjen TNI Dr.Ahwan Ismadi,S.Pd.I,SH,MH, yang
hadir pada kegiatan itu, mengatakan mohon maaf atas ketidakhadiran pasangan Edy
Rahmayadi-Musa Rajeckshah (ERAMAS) dalam momentum sakral Yayasan Indah Medan,
karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. “Dengan tidak hadirnya pasangan ERAMAS
kiranya tidak mengurangi hubungan silaturahmi ini,” ucapnya sembari berharap para mahasiswa
selesai pendidikan dari Yayasan Indah menjadi tenaga kesehatan profesional yang bisa
mengawal kesehatan khususnya di Provinsi Sumatera Utara.

Sementara Ketua Yayasan Indah Medan, dr.M.Riski Ramadhan Hasibuan SH, SE,MKM dalam
sambutannya mengatakan capping day merupakan langkah awal dalam menciptakan tenaga
kesehatan yang profesional. Untuk itu, hendaknya seluruh mahasiswa dapat memanfaatkan
momen ini dengan baik.

Dikatakan Riski Ramadhan, setiap mahasiswa hendaknya memiliki jiwa penolong dalam
memberikan pelayanan kepada orang lain dan harus benar benar dilaksanakan dengan sepenuh
hati. Para mahasiswa perlu juga membangun karakter yang menggambarkan penguasaan
terhadap disiplin ilmu.

“Ketika selesai dari pendidikan di Yayasan Indah Medan nantinya, para mahasiswa tersebut
akan dihadapkan pada tantangan dinamika masyarakat yang terus berkembang. Maka harus
disikapi dengan peningkatan pengetahuan dan pengembangan diri yang dilakukan secara terus
menerus,” ucapnya. Diharapkannya, para mahasiswa yang baru saja melakukan
pemasangan cap tersebut dapat memberikan pelayanan yang profesional dan berkualaitas dan
memiliki integritas, dan etika.

Kegiatan itu dihadiri Pembina Yayasan Indah Medan H.Abdul Haris Hasibuan SE beserta Istri,
Direktur Akademi Farmasi, Keperawatan dan Direktris Kebidanan, Kadis Kesehatan Pemprovsu,
Ketua Yayasan Harapan Mama, Ketua MPI Kabupaten Sergai Nazaruddin, Sekretaris ASIRA
Kabupaten Sergai, dan para orangtua mahasiswa yang di capping day

ambutan Direktur Akper BK Palu dalam acara Capping day menyampaikan mahasiswa yang
di pasangkan Kap berjumlah 93 orang. Mereka telah melewati 1 semester teori di kelas, dan
pada saat ini dipasangkan Kap dan mengucapkan janji sebelum turun praktik Di Rumah
Sakit disemester 2. Ibu direktur juga menyampaikan program baru akper BK Palu dimana
menjawab regulasi dan inovasi program yang dicanangkan oleh Kemendikbud yaitu Kampus
Merdeka dimana mahasiswa selama masa studinya dapat melakukan magang di layanan
tempat praktik. Dan tidak lupa juga, ibu direktur menyambut kedatangan orang tua dari
daerah asal setiap kabupaten sebagai penghargaan luar biasa sebagai orang tua yang
berjuang untuk kesuksesan anak-anaknya untuk menimba ilmu di akper BK Palu.

Mdm. Low Mui Lang (Executive Director Of Peace Haven Nursing Home Singapore)
memberikan sambutan dalam acara Capping Day dan menyampaikan bahwa sangat
bangga bisa bekerja sama dengan Akper BK Palu, karena lulusan Akper BK Palu
sangat sesuai dengan harapan Nursing Home yg ada di Singapore, baik secara
intelektual, skill, attitude dan juga spiritual. Dengan rasa kepuasannya terhadap kerja
sama yang terjalin selama ini, Mdm. Low Mui Lang menerima tawaran untuk
program kampus merdeka yang dicanangkan oleh kemendikbud yaitu program
Magang. Beliau menyampaikan siap menerima mahasiswa praktik selama 1 tahun
dan mahasiswa tersebut akan diberikan gajih walaupun masih dalam status
mahasiswa.

Capping Day adalah acara seremonial dalam pendidikan keperawatan yang mengisahkan
perjalanan awal Florence Nightangle (Tokoh Perawat) dalam melaksanakan tugas mulia
kemanusian dengan memberikan layanan keperawatan pada sesama manusia. Kehadiran
Florence makin diharapkan, sebab ia begitu dicintai, disayangi, dan dikagumi banyak orang.
Para dokter yang dulu menentangnya berbalik semakin kagum akan keberaniannya dalam
mengambil tindakan serta kecakapannya dalam memimpin, namun begitu, ia tetap sebagai
perawat yang sederhana dan baik hati. Fokus perhatian florence yaitu pada kebersihan dan
sanitasi lingkungan serta nursing note (catatan keperawatan). Hal tersebut mempengaruhi
pengembangan rencana RS dan kesehatan militer dalam mengembangkan praktik keperawatan
yang masih exist sampai saat ini. Secara simbolis seremonial ini dijabarkan dalam pengukuhan
pada mahasiswa yang siap melaksanakan praktek klinik.

STIKes Wira Medika Bali mengadakan upacara ceremonial Capping Day sebagai upaya yang
dilakukan untuk meneladani semangat dan perjuangan dari kisah tersebut, bagi mahasiswa
semester I Keperawatan Angkatan XII pada hari Kamis, 17 Januari 2019 di Aula Stikes Wira
Medika Bali. Capping Day merupakan proses awal bagi mahasiswa untuk mengikuti Praktek
Klinik Keperawatan di Rumah Sakit maupun Puskesmas. Dengan dilaksanakannya Capping Day
diharapkan mahasiswa lebih termotivasi untuk terus belajar dan dapat meneladani peranan
seorang perawat yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti Florence Nightangle yang sudah
menjadi simbol perawat dunia, sehingga mahasiswa dapat menanamkan sifat ketulusan hati dan
jiwa untuk mengabdi dalam dunia keperawatan dan juga akan lebih berkompeten, baik
pengetahuan, sikap maupun keterampilan dalam hal penguasaan metode pendekatan
komunikatif kepada pasien, sehingga dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
optimal. Selain itu melalui acara ini STIKes Wira Medika Bali memiliki tujuan untuk meningkatkan
kedisiplinan, rasa persatuan dan kesatuan, serta dapat mengembangkan Ilmu Keperawatan
sekaligus memahami profesinya dengan sungguh – sungguh dalam penerapannya atau saat
praktik klinik.
Acara Capping Day menanamkan makna kepada mahasiswa untuk memiliki tanggung jawab
yang professional sebai seorang calon perawat, mampu menjaga kerahasiaan didalam
penanganan medis para pasien, mampu mengaplikasikan pengetahuan, sikap yang baik dan
keterampilan dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien. Serta mampu
meneladani peranan seorang perawat yang dibutuhkan oleh masyarakat seperti Florence
Nightangle dengan menanamkan sifat ketulusan hati dan jiwa untuk mengabdi dalam dunia
keperawatan.

Semarang │Ucap janji mahasiswa atau Capping Day adalah tahapan awal yang


harus dilalui setiap mahasiswa keperawatan dan kebidanan sebelum memasuki
dunia profesi untuk melakukan praktek di klinik di rumah sakit atau layanan
kesehatan lain. Demikian juga yang dilakukan oleh 248 mahasiswa Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan (Fikkes) Universitas Muhammadiyah Semarang
(Unimus) terdiri dari 75 mahasiswa D III keperawatan, 161 mahasiswa S1
keperawatan dan 12 mahasiswa D III kebidanan yang mengikuti kegiatan Capping
Day dan kuliah umum bertema “Membangun Karakter Humanistik dan Profesional
Tenaga Kesehatan di Era Disrupsi”. Kegiatan ucap janji dan kuliah umum ini
merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan oleh Program Studi Keperawatan dan
Kebidanan dalam rangka menghantarkan mahasiswa memasuki lahan praktik.  Di
helat di Hotel Grasia Semarang pada Rabu (24/04/2019) acara dihadiri Dekan
Fikkes (Dr. Budi Santosa., M.Si.Med), Ketua dan Sekretaris Program Studi di Fikkes
Unimus, perwakilan organisasi profesi (PPNI dan IBI), perwakilan dari serta orang
tua mahasiswa.
Acara dibuka oleh Dekan Fikkes Dr. Budi Santosa., M.Si.Med. Dekan Fikkes
menyampaikan bahwa upacara ucap janji menjadikan momentum meningkatkan
semangat dan pemahaman terhadap tugas pokok dan fungsi sebagai perawat dan
bidan yang akan terjun ke tengah-tengah masyarakat. “Momentum ucap janji
sebaiknya dijadikan pijakan untuk meningkatkan performa tenaga kesehatan.
Sebagai tenaga kesehatan juga harus memegang janji yang sudah di ucapkan
antara lain dengan selalu memegang rahasia yang pasien” ungkapnya. “Kegiatan
ucap janji juga menjadi titik awal mahasiswa menapaki tahapan berikutnya praktik
klinik di berbagai institusi kesehatan dan terjun langsung di masyarakat” terang Dr.
Budi Santosa.
Saat prosesi ucap janji, mahasiswa membacakan janji berisi kewajiban yang harus
dilaksanakan dan ditepati oleh mahasiswa ketika memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien, berupa janji untuk tidak membedakan pasien, mengutamakan pasien
dan memegang semua rahasia pasien. Usai prosesi ucap janji kegiatan dilanjutkan,
pemasangan penutup kepala / cap (bagi mahasiswa perempuan) dan pemasangan
pin secara simbolis oleh ketua program studi.
Kegiatan prosesi ucap janji di lanjutkan dengan kuliah umum “Membangun Karakter
Humanistik dan Profesional Tenaga Kesehatan di Era Disrupsi” dengan narasumber Dian
Ratna Sawitri, S.Psi, M.Psi, Ph.D. Dosen dan wakil dekan di fakultas psikologi Undip
tersebut berbagi kiat sukses masa depan dengan mengedepankan aspek humanisme dan
komunikasi yang baik dengan orang tua. Ia juga membagi kiat dan strategi dalam
pengembangan karir. “Strategi pengembangan karir itu melibatkan banyak aspek antara lain
kepribadian proaktif, mau menerima feedback dari orang lain, berani mencoba, belajar dari
career succes story, memiliki role model yang kuat, punya tujuan jelas dan menjaga
komunikasi dengan banyak pihak terutama orang tua” terangnya. “Tenaga kesehatan harus
profesionalisme. Didalam melalukan tugas harus berkomitmen, tidak mengabaikan pasien
karena adanya teknologi namun memanfaatkan teknologi untuk melayani pasien”
tambahnya.  Melalui kegiatan ini Unimus berharap kelak dapat mencetak perawat dan bidan
profesional yang unggul dalam keilmuan, ketrampilan dan keislaman.

Anda mungkin juga menyukai