Anda di halaman 1dari 68

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI

BUAH PEPAYA CALIFORNIA DI POHON


(Studi Desa Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar)

Skripsi
DiajukanUntukMemenuhi Salah Satu SyaratUntukMelakukanPenelitianJurusan
Hukum EkonomiSayariah Pada Fakultas Agama Islam
Universitas Al Asyariah Mandar

Oleh:
WAWAN. M
NPM: 20170612058

HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR
2022

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PembimbingPenulisan SkripsiSaudaraWawan. M NPM : 20170612058,

MahasiswaJurusan Hukum Ekonomi Syariah Pada Fakultas Agama Islam

Unasman, setelahmengoreksisecaraseksama skripsiberjudul“Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Transaksi Jual Beli Buah Pepaya California Di

Pohon”memandangbahwa skripsitersebuttelahmemenuhisyarat-syaratilmiah dan

dapatdisetujuiuntuk melakukan seminar hasil penelitian.

Demikianpersetujuaninidiberikanuntukdiproseslebihlanjut.

Polewali, 13 Juli 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Muh. Irwan. T, S.Ag, M.A Muh. Muzani Zulmaizar, S.S.I, M.Pd


NIDN.0929117501 NIDN. 0904059002

i
KATA PENGANTAR
AssalamuAlaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

Puji dan syukurkitapanjatkankepada Allah SWT,

atassegalalimpahanrahmat dan kasihsayang-Nya,

sehinggapenulismampumenyelesaikan proposal penelitiandenganjudul “tinjauan

hukum Islam terhadap transaksi jual beli buah papaya California di pohondiDesa

Duampanua Kecamatan Anreapi”.

SholawatsertasalamsenantiasakitacurahkankepadaNabiullah Muhammad SAW

sebagaisuritauladanbagikita.

Adapun tujuandaripenulisan proposal

penelitianiniadalahuntukmengetahuibagaimanatransaksi jual beli buah papaya

California di pohondi Desa Duampanua Kecamatan Anreapidan

untukmemperolehgelarsarjana di Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas

Agama Islam, Universitas Al Asyariah Mandar.

Pada

kesempataninipenulishendakmengucapkanterimakasihkepadasemuapihakyang

telahmemberikandukunganmoril dan materisehingga proposal

penelitianinidapatselesai. Ucapanterimakasihinipenulisucapkankepada:

1. KH Muhammad Syibli Sahabuddin, M.AgselakuKetua Yayasan

Universitas Al Asyariah Mandar.

2. Dr.Hj. Chuduriah Sahabuddin, M.SiselakuRektor Universitas Al Asyariah

Mandar.

3. Saifuddin, S.Pd.I.,M.Agselaku Dekan Fakultas Agama Islam.

4. Busrah, S.Sy.,MEselakuKetuaJurusan Hukum Ekonomi Syariah.

5. Muh. Irwan. T, S.Ag, M.A selaku pembimbing I dan Muh. Muzani

Zulmaizar, S.S.I, M.Pd selaku pembimbing II

6. KepadaSegenap Staf dan Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Al

Asyariah Mandar yang telahmemberikanpengarahan.

ii
7. Kepadakedua orang tuapenulis yang senantiasamendoakan, membantu dan

mendukungpenulis& Kepada senior-Senior Fakultas Agama Islam yang

senantiasamembantu dan memberikanmotivasikepadapenulis, sahabat-

sahabatseperjuanganFakultas Agama Islam angkatan 2017-2021 yang

senantiasamemberikanmotivasi dan berbagidalamsetiaphal. Dan

semuapihak yang telahmembantubaikberupamaterimaupun non materi

yang tidakdapatpenulisucapkansatupersatu.

Penulismenyadari proposal penelitian

Initidakluputdariberbagaikekurangan. Penulismengharapkan saran dan kritik demi

kesempurnaanperbaikan proposal penelitianini. Akhir kata,

penulisberharapsemoga proposal penelitianinibergunabagi para pembaca dan

pihak-pihaklain.

Polewali, 13 juli 2022

Wawan. m

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii-
iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. FokusPenelitian dan DeskripsiFokus........................................................... 5
C. RumusanMasalah......................................................................................... 5
D. Kajian Pustaka.............................................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS......................................................................... 11
A. Hukum islam................................................................................................ 11
B. Jual beli........................................................................................................ 12
1. Pengertian dan dasar hukum jual beli.................................................... 12
2. Rukun dan sarat jual beli........................................................................ 14
3. Manfaat jual beli.................................................................................... 16
4. Hikmah jual beli..................................................................................... 16
5. Jual beli yang dilarang dalam islam....................................................... 17
6. Keabsahan perjanjian jual beli............................................................... 18
C. Konsep jual beli buah di pohon....................................................................
D. Papaya California......................................................................................... 19
E. Kerangka konseptual.................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 23
A. Jenis Dan LokasiPenelitian.......................................................................... 23
B. Sumber Data................................................................................................. 24
C. MetodePengumpulan Data........................................................................... 25
D. InstrumenPenelitian..................................................................................... 27
E. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data........................................................ 28
F. Pengujian Dan Keabsahan Data................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................. 33
A. Hasil Penelitian............................................................................................ 33
1. Gambaran Umum Desa Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten

iv
Polewali Mandar..................................................................................... 33
2. Praktik Jual Beli Buah Pepaya California Di Pohon Di Desa Duampanua
Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar.................................. 38
3. Praktik jual beli pepaya california di pohon dalam tinjauan hukum islam
.................................................................................................................43
B. Pembahasan............................................................................................... 48
BAB V PENUTUP............................................................................................... 51
A. Kesimpulan.................................................................................................. 51
B. Implikiasi Penelitian.................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 53
Lampiran-Lampiran.....................................................................................................

v
ABSTRAK
Nama : Wawan. M
Npm : 20170612058
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Judul Skripsi : tinjauan hukum Islam terhadap transaksi jual beli buah
pepaya California di pohon di Desa Duampanua Kecamatan Anreapi
Kabupaten Polewali Mandar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Untuk mengetahui praktik jual beli
buah pepaya California diatas pohon yang dilakukan oleh masyarakat petani di
Desa Duampanua Kecamatan Anreapi Polewali Mandar.2) Untuk mengetahui
bagaimana tinjauan hukum islam terhadap transaksi jual beli buah pepaya
California diatas pohon.
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sumber data
yang digunakan adalah populasi dan sampel. Kemudian teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik jual beli buahpepaya
california diatas pohon yang terjadi di Desa Duampanua adalah transaksi yang
sering dilakukan oleh masyarakat saat buah pepaya california sudah siap untuk
dipanen. Alasan petani melakukan jual beli tersebut karena dianggap praktis.
Mekanisme penaksiran jual beli buah diatas pohon dilakukan dengan cara petani
dan pembeli sama-sama menaksir buah yang ada diatas pohon setelah
memperkirakan jumlah hasil panen barulah menetukan harga. Adapun metode
penentuan harganya ada dua yaitu dibayar cash, dan dibayar setelah panen.
Sedangkan pelaksanaan ijab dan qabulnya dilakukan secara lisan. Dalam ekonomi
Islam, praktik jual beli buah diatas pohon termasuk dalam praktik jual beli buah-
buahan yang dihalalkan. Mengingat bahwa praktik jual beli buah-buahan diatas
pohon (borongan) di Desa Duampanua Kecamatan Anreapai Polewali Mandar
buahnya sudah tampak dan juga ada sistem kontrak yang sudah disepakati diakad,
dimana pohon milik petani akan berpindah tangan dalam jangka beberapa bulan
sesuai dengan kontrak yang disetujui.
Implikasi pada penelitian ini adalah: 1) Agar masyarakat petani di Desa
Duampanua mengetahui bahwa jual beli buah pepaya diatas pohon yang sering
dilakukan oleh masyarakat hukumnya adalah boleh. 2) Untuk memberikan
kesadaran kepada pembeli agar tidak menjadikan kebiasaan untuk mendapatkan
keuntungaan yang sebesar-besarnya dengan membeli buah dengan harga yang
sangat murah.

vi
Kata kunci : Jual Beli, Ekonomi Islam

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah pedoman hidup bagi manusia

khususnya umat islam dalam alam semesta ini. Islam merupakan ajaran yang

bersifat rahmat atau kemaslahatan bagi seluruh umat manusi. Al-Qur’an dan As-

Sunnah juga mengatur hubungan manusia dengan allah SWT dan hubungan

menusia dengan manusia yang lainnya atau lebih familiar ditelinga kita dengan

sebutan Mu’amalah.

Aktifitas perdagangan yang dilakukan bangsa Arab sebelum Islam

datang amat sangat sederhana dan sangat jauh dari kata memadai. Mayoritas

aktifitas perdagangan bangsa Arab adalah diperkotaan dan mereka memiliki pasar

yang musiman untuk berbagai jenis barang kebutuhan mereka. Musim pasar ini

biasanya menjadi hari dimana para pedangan lokal maupun pedagang yang

berasal dari luar tanah Arab melakukan transaksi jual beli di tempat yang telah

diketahui bersama sebagai pasar.1


Hal-hal yang berkaitan dengan bidang Mu’amalah mencakup hal yang

sangat luas, baik yang bersifat perorangan maupun umum. Mu’amalah merupakan

hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia sebab dengan Mu’amalahini

manusia dapat berhubungan satu sama lain yang menimbulkan kewajiban,

sehingga akan tercapai segala hal yang di inginkan dalam mencapai kebutuhan

hidup bersama.

1
Jaribah bin Ahmad al-haritsi, Fikih ekonomi umar bin al-khathab (Cet. I; Jakarta
Timur:Pustaka Al-Kautsar, 2006), h. 31.

1
2

Allah SWT. Berfirman dalam Qur’an :

‫َّط ُه ال َّشي ْٰطنُ م َِن‬ُ ‫اَلَّ ِذي َْن َيْأ ُكلُ ْو َن الرِّ ٰبوا اَل َيقُ ْوم ُْو َن ِااَّل َك َما َيقُ ْو ُم الَّ ِذيْ َي َت َخب‬
‫وا َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْال َبي َْع َو َحرَّ َم الرِّ ٰبو‬ ۗ ‫ْال َم‬
َ ِ‫سِّ ٰذل‬
ۘ ‫ك ِبا َ َّن ُه ْم َقالُ ْٓوا ِا َّن َما ْال َب ْي ُع م ِْث ُل الرِّ ٰب‬
terjemahannya : “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila.
Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli
sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba”. ( Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat :
275 )
Rasulullah Saw. mengeluarkan berbagai kebijakan yang menyangkut

berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan hidup masyarakat, selain

masalah hukum (fiqh), politik (siyasah), jugamasalah perniagaan atau ekonomi

(mu’amalah). Masalah ekonomi umat menjadi perhatian penting bagi Rasulullah

SAW karena masalah ekonomi merupakan pilar penyangga keimanan yang harus

diperhatikan.Sebagaimana diriwayatkan oleh imam muslim bahwasanya

Rasulullah SAW bersabda “kemiskinan membawa orang kepada kekafiran”. Maka

upaya untuk pengentasan kemiskinan merupakan bagian dari kebijkan-kebijakan

sosial yang diterapkan oleh Rasulullah SAW.2

Mu’amalah secara etimologi sama dan semakna dengan al- mufa’alah

yaitu saling berbuat. Kata ini menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh

seseorang dengan orang lainnya atau dengan beberapa orang dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya masing-masing.3 Al-Qur’an dan As-Sunnah sudah dikenal

sejak zaman Rasulullah SAW. pada saat itu sering sekali terjadi permasalahan

yang belum ada solusinya, yangkemudian allah menurunkan wahyunya kepada

2
Amiruddin Kadir, Ekonomi dan Keuangan Syariah(Cet.I; Makassar: Alauddin
University Press,), h. 48.
3
Abdul Rahman Ghazaly, dkk., Fiqih Muamalat( Jakarta: Prenadamedia Group, 2010), h.
9
3

Nabi Rasulallah SAW melalui malikat Jibril untuk menjawab permasalahan-

permasalahan yang dihadapi oleh ummat manusia pada saat itu.

Salah satu dari sekian banyak bentuk Mu’amalah yang dilakukan oleh

manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya adalah jual beli. Jual beli

merupakan perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai

secara sukarela diantara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan

pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah

dibenarkan Syara’ dan disepakati. Sesuai dengan ketetapan hukum maksudnya

ialah, memenuhipersyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan hal lain yang

kaitannya dengan jual beli sehingga bila syarat-syarat dan rukun-rukunnya tidak

terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak Syara’. Sedangkan yang dimaksud

dengan benda dapat mencakup pada pengertian barang dan uang dan sifat benda

tersebut harus dapat dinilai yakni benda-benda berharga serta dibenarkan juga

oleh Syara’.

Kegiatan ekonomi tidak lepas dari kehidupan masyarakat, karena

melalui kegiatan ini umat manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Islam juga

menyerukan dalam nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunnah agar manusia berdagang

atau jual beli secara Islam dan menyebutnya sebagai “ mencari karunia Allah

SWT ”

Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup tanpa bantuan dari

orang lain, Salah satu aktifitas ekonomi yang dilakukan dari zaman dahulu hingga

saat ini adalah perdagangan atau jual beli. Jual beli (al-bai’) secara etimologi atau

bahasa adalah pertukaran barang dengan barang (barter). Jual beli merupakan

istilah yang dapat digunakan untuk menyebut dari dua sisi transaksi yang terjadi

sekaligus, yaitu menjual dan membeli.


4

Jual beli pada zaman dahulu sebelum dikenalnya mata uang, jual beli

dilakukan dengan cara perjanjian tukar menukar dengan barang yang dibutuhkan

oleh individu itu sendiri. Dengan cara jual beli kebutuhan masyarakat terpenuhi

sehingga kehidupan masyarakat menjadi tentram dan teratur. Agar tercapai

kehidupan masyarakat yang tentram dan teratur, Islam mengatur kegiatan atau tata

cara jual beli.

Perkembangan proses jual beli yang terjadi didalam masyarakat semakin

meluas, namun kegiatan jual beli buah-buahan diatas pohon masih banyak ditemui

dalam masyarakat. Jual beli ini sudah dikenal sejak zaman Rasulullah SAW,

namun hingga kini, masyarakat pedesaan masih sering melakukan kegiatan jual

beli tersebut. Jual beli buah-buahan bisa menyebabkan salah satu diantara pelaku

transaksi mengalami kerugian, karena adanya ketidak jelasan atau gharar

terhadap objek yang diperjual belikan.4

Desa Duampanuaadalah salah satu Desa yang terletak di Kecamatan

Anreapi Kabupaten Polewali Mandar yang memiliki potensi alam sangat

melimpah, banyak tanaman musiman yang hidup di desa tersebut bahkan hampir

semua tanaman bisa hidup di tanahnya. dan salah satunya adalah tanaman papaya

California.Pepaya jenis ini sangat banyak di tanam oleh masyarakat yang

mayoritas berprofesi sebagai petani, apabila panen telah di depan mata, banyak

dari pedagang atau tengkulak yang membeli pepaya para petani dan mengirimnya

ke daerah perkotaan seperti Makassar dan Mamasa.

Omset yang diperoleh petani sekali menjual adalah jutaan rupiah bahkan

ada yang mencapai puluhan juta rupiah. Namun dari banyaknya omset yang petani

terima ketika panen tidak menjamin apakah transaksi yang dilakukan sudah sesuai

dengan syariatIslam. Karena dalam transaksi yang dilakukan masih sangat tidak

4
Rezky Amaliah Burhani “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Buah-Buahan
Diatas Pohon”jurnal ilmiah ekonomi syariah.vol 1 no 3 ( 2020 )
5

biasa.5 Karena itu masalah yang akan saya teliti disini adalah cara bertransaksi

antara penjual ( petani ) dengan pembeli ( tengkulak ), maupun dengan cara yang

tidak biasa dalam transaksi jual beli yang dilakukan.

B. Fokus Penelitian Dan Deskripsi Fokus


1. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan masalah terlebih dahulu agar

tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak sesuai dengan tujuan

penelitian. Makapenelitimemfokuskanuntukmenelititinjauan hukum Islam

terhadap transaksi jual beli papaya California di pohondi Desa Duampanua

Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar.

2. Deskripsi Fokus

Deskripsi fokus dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam

memahami atau menafsirkan fokus penelitian. Sehingga deskripsi fokus ini

bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang bagaimana Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Transaksi Jual Beli Papaya California di pohondi Desa

Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana transaksi jual beli papaya California di Desa Duampanua

Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar ?

5
Transaksi yang dilakukan oleh penjual dan pembeli di desa duampanua kebanyakan
berupa system jual beli dimana dalam akadnya si penjual akan membeli hasil buah yang telah di
tanam petani dengan cara semua pohon buah yang akan di panen tersebut berpindah kepemilikan
kepada dalam jangka beberapa bulan sesuai dengan akad di awal transaksi.
6

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap transaksi jual beli papaya

California di pohon di Desa Duampanua Kecamatan Anreapi

Kabupaten Polewali Mandar ?

D. Kajian Pustaka

Adapun hasil studi yang memiliki relevansi dengan penelitian ini

diharapkan dapat lebih mempertajam dan memperkuat rumusan kerangka

koseptual.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zakiatul Fitria yang berjudul “Praktik

Jual Beli Buah-Buahan Di Pohon Di Tinjau Dari Fiqh

Mu’amalah”. Dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif menjelaskan bahwa praktik jual beli yang dilakukan

oleh masyarakat di Gempong Terbangan, Kec. Pasie Raja, Kab. Aceh

Selatan yakni memperjual belikan seluruh hasil tanaman saat panen

tiba. Dimana penjual membeli semua tanaman hasil petani baik itu

buah-buahan maupun hasil tanaman yang lain. Setelah melihat hasil

tanamannya, maka setelah itu harga ditetapkan, dengan cara negosiasi

antara penjual dan pembeli dengan kesepakatan yang dilakukan

bersama, dan sama-sama menyetujui kesepakatan tersebut. Setelah

adanya kesepakatan diantara kedua belah pihak maka pedagang

langsung membayar kepada si petani. Selang beberapa hari kemudian

pedagang langsung mengambil barang yang sudah di beli itu dan

kemudian di jual kembali dengan cara eceran. Akad dan pelaksanaan

jual-beli di pohon yang dilakukan oleh masyarakat di gampong

terbangan adalah salah satu sistem jual-beli yang dibawaoleh seorang

pedagang yang berasal dari daerah dan sudah melekat pada masyarakat

gempong terbangan. Biasanya akad berlangsung dengan cara


7

sipedagang datang sendiri kerumah petani, setelah pedagang melihat

tanaman petani saat itu harga ditetapkan. Jadi akad dan pelaksanaan

jual-beli buah-buahan di pohon di gampong terbangan itu sama dengan

jual-beli yang lain, akan tetapi akad dan pengambilannya berbeda,

kalaudi gampong terbangan diantara pelaksanaannya yaitu setelah akad

berlangsung maka barang yang ada di kebun sudah menjadi milik

pedagang atau hak milik atau barang itu sudah berganti tangan.6

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rezky Amaliah Burhani yang berjudul

“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Buah-Buahan Diatas

Pohon”. Dalam penelitian tersebut menjelaskan bahwa praktik

pelaksanaan jual beli buah-buahan di desa puncak, dalam

penelitiaannya, peneliti menggunakan metode kualitatif dan

mengemukakan praktik dimana pembeli hanya melihat buah yang

belum tiba masa panennya atau masih mudah. Pembeli tidak

mengetahui jumlah atau hasil dari buah yang dibeli sebelum panen,

yang bisa mengakibatkan kerugian oleh sipembeli dikarenakan bisa

terjadi gagalpanen karena serangan hama, atau terjadinya bencana alam

seperti longsor dan angin kencang. Sedangkan penjual ingin

mendapatkan keuntungan lebih dengan hasil penjualan yangtelah

disepakati, tetapi apabila jumlah buah setelah dipanen lebih banyak dari

akad atau perjanjian, maka penjual akan merasa dirugikan. Jual beli

buah diatas pohon di Desa Puncak dipandang tidak sah, karena adanya

ketidak jelasan dan larangan untuk menjual beli buah yang belum

nampak kematangannya.Hal tersebut dapat pula menjadi menzhalimi

6
Zakiatul Fitria “ praktik jual beli buah-buahan di pohon ditinjau dari fiqh mu’amalah”
skripsi fakultas syariah dan hukum (2016)
8

antar pihak yang melakukan transaksi jual beli, yang tidak dibolehkan

dalam kaidah-kaidah hukummuamalah.7

3. Penelitian yang dilakukan oleh adriansyah yang berjudul “perspektif

untung rugi dalam transaksi jual beli buah durian yang masih di

pohon ditinjau dari ekonomi islam”. Dalam penelitian tersebut

peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif menjelaskan bahwa

jual beli buah di pohon di lakukan oleh masyarakat di desa pagar banyu

di larang dengan ekonomi islam. Jual beli yang masih ditangkai pohon

dapat menimbulkan rusak, karena penyakit atau timbangannya

berkurang, atau banyak yang jelek. Sehingga menimbulkan

permasalahan di kemudian hari setelah pembeli memanen buah dari

durian tersebut. Larangan tersebut atas hadist nabi Muhammad SAW.

Dalam buku Hadits Shahih Bukhari no 1280. Akan tetapi hokum yang

di tetapkan oleh para fuqaha memperbolehkan untuk buah atau tanaman

yang memang bisa dimanfaatkan atau dimakan ketika masih hijau

seperti misalnya : jagung, mangga, papaya dan tanaman lain yang

masanya dipetik sesudah matang. Tetapi bisa juga di petik waktu

mudah untuk dinikmati dengan cara-cara tertentu. Jika buah ini

memang di maksudkan dengan jelas untuk dimakan selagi muda, tidak

mengandung kesamaran (gharar) tidak ada unsure penipuan yang

mengandung pertengkaran dikemudian hari, serta tidak mengakibatkan

resiko, sehingga tidak memakan harta orang lain dengan cara yang

bhatil, hukumnya sama dengan buah yang sudah nampak baiknya.8

7
Rezky Amaliah Burhani “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Buah-Buahan
Diatas Pohon” jurnal ilmiah ekonomi syariah.vol 1 no 3 ( 2020 )
8
Adriansyah “ perspektif untung rugi dalam transaksi jual beli buah durian yang masih
dipohon di tinjau dari ekonomi islam “ skripsi ekonomi syariah ( 2016 )
9

Dari ketiga hasil penelitian di atas, peneliti rata-rata membahas tentang

bagaimana proses transaksi jual beli yang dilakukan oleh petani dan pembeli yang

bertransaksi dengan objek buah di pohonnya, namun transaksi diatas hanya

berupa jual beli buah di pohon yang kebanyakan adalah buah musiman atau hanya

di lakukan pada masa panen raya. Perbedaan penelitian terdahulu dengan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah masalah transaksi jual beli

yang mengandung unsur kontrak dalam akadnya.

E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian pada hakikatnya merupakan harapan atau sesuatu yang

hendak dicapai yang dapat dijadikan arahan atas apa yang harus dilakukan

dalampenelitian, adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui Bagaimana transaksi jual beli buah papaya California di

pohon di Desa Duampanua Kecamatn Anrepai Kabupaten Polewali Mandar.

b. Untuk mengetahui Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap transaksi jual

beli papaya California di pohon

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat bisa menambah khazanah keilmuan

khususnya dalam transaksi jual beli di masyarakat

b. Secara Praktis

1) Bagi pelaku transaksi jual beli buah di pohonnya

Dari hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

dan pertimbangan terhadap para pelaku transaksi jual beli buah di atas pohon di

Desa Duampanua, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar.


10

2) Bagi masyarakat

Dari hasil penelitian diharapkan masyarakat dapat banyak mengetahui

tentang syarat dan rukun transaksi yang di perbolehkan sesuai dengan syariat

Islam.

3) Bagi peneliti selanjutnya

Dari hasil penelitian diharapkan peneliti sudah mengetahui dan memiliki

gambaran, wawasan apabila menggunakan judul penelitian tentang tinjauan

hukum Islam terhadap transaksi jual beli papaya California di atas pohonnya.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Hukum Islam

1. Pengertian Hukum Islam

Sebagai suatu disiplin ilmu, Hukum Islam mengembangkan istilah-

istilahnya sendiri sebagaimana disiplin ilmu-ilmu lain. Oleh karena itu, dalam

hukum istilah seringkali dijumpai istilah-istilah: Fiqhi, Syari’ah,Tasry Islamy,

Hukum Islam.

Fiqhi secara harfiah berarti “memahami” atau “mengerti”. Berdasarkan

pengertian etimologis Fiqhi berarti memahami dan mengetahui wahyu (Al-Qur’an

dan Sunnah) dengan menggunakan penalaran akal dan metode tertentu sehinnga

diketahui ketentuan hukumnya, perbuatan subjek hukum (Mukallaf) dengan dalil-

dalil terinci. Syari’ah secara harfiah berarti “sumber air” atau “sumber

kehidupan”, adapun Syari’ah dalam kalangan ahli hukum Islam mempunyai

pengertian umum dan khusus. Syari’ah dalam pengertian umum ialah keseluruhan

tata kehidupan dalam Islam termasuk tentang pengetahuan ketuhanan. Syari’ah

dalam pengertian umumnya disebut Fiqhi Akbari.Syari’ah dalam pengertian

khusus berkonotasi Fiqhi atau disebut Fiqhi Agar, yaitu ketentuan hukum yang

dihasilkan dari pemahaman seorang muslim yang memenuhi syarat tertentu

tentang Al-Qur’an dan Sunnah. Selanjutnya, berdasarkan pengertian Syari’ah

itulah terbentuk istilah “Tasyri” atau “Tasyri Islamy” yang berarti peraturan

perundang-undangan yang disusun berlandaskan atas prinsip-prinsip yang

terkandung di dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Peraturan dan perundang-undangan

tersebut telah dirumuskan ke dalam dua bagian besar yaitu bidang Ibadah dan

11
12

bidang Muamalah, Hukum Islam berkembang sejalan dengan perkembangan dan

perluasan wilayah Islam serta hubungannya dengan budaya dan umat lain. 9

1. Pembagian Hukum Islam

a. Hukum Taklifi

Hukum taklifi adalah yang mengandung tuntutan (untuk dikerjakan atau

ditinggalkan) dan pilihan (antara dikerjakan atau ditinggalkan) oleh mukallaf.10

b. Hukum Wadh’i

Yang dimaksud dengan hukum wadh’i adalah titah Allah yang menjadikan

sesuatu sebagai sebab bagi adanya sesuatu yang lain, atau sebagai syarat bagi

sesuatu atau juga sebagai penghalang (mani’) bagi adanya sesuatu yang lain

tersebut.11

B. Jual beli

1. Pengertian dan dasar hukum jual beli

Jual beli menurut bahasayaitu mutlaq al-mubadalah12 yang berarti tukar

menukar secara mutlak. Atau dengan uangkapan lain muqabalah syai’bi syai’13

berarti tukar menukar sesuatu dengan sesuatu. Allah Swt. Mensyariatkan jual beli

sebagai suatu kemudahan untuk manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidupnya. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda. Adakalanya sesuatu

yang kita butuhkan itu ada pada orang lain. Untuk memenuhi kebutuhan itu

seseorang tidak mungkin memberinya tanpa imbalan. Untuk itu, diperlukan

hubungan interaksi antara sesame manusia. Salah satu sarana interaksi tersebut

adalah dengan jalan melakukan jual beli.

9
Palmawati Tahir dan Dini Handayani, Hukum Islam (Jakarta Timur 2018), h.4
10
Alaiddin Koto, Ilmu Fiqh dan Usul Fqih, Ibid. (Bandung: Toha Putra). h. 41.
11
Mukhtar Yahya dan Fathurrahman, Dasar dasar pembinaan Hukum Islam, (Bandung:
Al-Maarif, 1986), h. 141-145
12
Rozalinda,fiqh ekonomi syariah :prinsip dan implementasi pada sektor keuangan
syariah ( cet. 2: Jakarta: rajawali pers,2017), hal. 63.
13
Rozalinda, fiqh ekonomi syariah :prinsip dan implementasi pada sektor keuangan
syariah ( cet. 2: Jakarta: rajawali pers,2017).
13

Dalam islam, melakukan jual beli di bolehkan berdasarkan QS Al- baqarah

( 2 : 275 ):
‫َّط ُه ال َّشي ْٰطنُ م َِن‬
ُ ‫اَلَّ ِذي َْن َيْأ ُكلُ ْو َن الرِّ ٰبوا اَل َيقُ ْوم ُْو َن ِااَّل َك َما َيقُ ْو ُم الَّ ِذيْ َي َت َخب‬
ۗ ‫وا َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْال َبي َْع َو َحرَّ َم الرِّ ٰب‬
‫وا‬ ۘ ‫ك ِبا َ َّن ُه ْم َقالُ ْٓوا ِا َّن َما ْال َب ْي ُع م ِْث ُل الرِّ ٰب‬َ ِ‫سِّ ٰذل‬ ۗ ‫ْال َم‬
‫ف َواَ ْمرُهٗ ٓ ِا َلى هّٰللا ِ ۗ َو َمنْ َعا َد‬ َ ۗ ‫َف َمنْ َج ۤا َءهٗ َم ْوعِ َظ ٌة مِّنْ رَّ بِّهٖ َفا ْن َت ٰهى َف َل ٗه َما َس َل‬
ٰۤ ُ
‫ار ۚ ُه ْم فِ ْي َها ٰخلِ ُد ْو َن‬ ِ َّ
‫ن‬ ‫ال‬ ُ‫ب‬ ‫ح‬ ٰ ْ‫ص‬ َ ‫ا‬ ‫ك‬
َ ‫ى‬
ِٕ ‫ول‬ ‫َفا‬
Terjemahannya :“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan
karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa
jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi
miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah.
Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.” ( Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat
: 275)
Ayat-ayat yang lalu berbicara tentang nafkah atau sedekah dalam

berbagai aspeknya. Dalam anjuran bernafkah, tersirat anjuran untuk bekerja dalam

meraih apa yang dapat dinafkahkan. Karena, bagaimana mungin dapat member

kalau anda tidak memiliki. Nah, ada cara perolehan harta yang dilarang dalam

ayat ini, yaitu yang bertolak belakang dengan sedekah. Cara tersebut adalah riba.
Sedekah adalah pemberian tulus dari yang mampu kepada yang butuh tanpa

mengharap imbalan dari mereka. Riba adalah mengambil kelebihan di atas modal

dari yang butuh dengan mengeksploitasi kebutuhannya. Para pemakan riba itulah

yang dikecam oleh ayat ini, apalagi praktik ini dikenal luas dikalangan masyarakat

Arab.14

Pada qur’an surat al-nisa ( 4 : 29 ) dijelaskan :

َ ‫مْوا َل ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِب ْالبَاطِ ِل ِآاَّل اَنْ َت ُك ْو َن ت َِج‬


ٍ ‫ار ًة َعنْ َت َر‬
‫اض‬ َ َ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل َتْأ ُكلُ ْٓوا ا‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫ان ِب ُك ْم َر‬
‫ح ْي ًما‬ َ ‫ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْق ُتلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِنَّ َ َك‬
14
Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan Dan Keserasian Al Qur’an ( Cet. 3 :
Jakarta : Lentera Hati, 2002 )hal. 715
14

Terjemahannya :“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak
benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar
suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu.” (Qur’an Surah An –Nisa ayat : 29 )
Dapat juga dikatakan bahwa kelemahan manusia tercermin antara lain

pada gairahnya yang melampaui batas untuk mendapatkan gemerlapan duniawi

berupa wanita, harta, dan takhta. Melalui ayat ini Allah SWT. Mengingatkan,

wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan, yakni memeroleh

harta yang merupakan sarana kehidupan kamu, di antara kamu dengan jalan yang

batil, yakni tidak sesuai dengan tuntunan syariat, tetapi hendaklah kamu peroleh

harta itu dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan diantara kamu,

kerelaan itu yang tidak melanggar ketentuan agama.15

Berdasarkan nash di atas kaum muslimin telah ijmak tentang kebolehan

jual beli dan hikmah yang terkandung didalamnya. Manusia merupakan mahluk

sosial yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan orang lainnya. Ia senantiasa

membutuhkan barang yang berada di tangan orang lain. Samentara orang lain

tidak akan menyerahkan sesuatu pun tanpa ada ganti/imbalannya. Oleh karena

itu, jual beli dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup manusia dan

menghilangkan kesulitan dalam kehidupan manusia.16

2. Rukun dan syarat jual beli

Dalam menetapkan jual beli di antara para ulama terjadi perbedaan

pendapat, menurut ulama Hanafiyah, rukun jual beli hanya ada satu yaitu

ijab dan qabul yaitu menunjukkan pertukaran barang secara ridha, baik

dengan ucapan maupun perbuatan.17 Adapun rukun jual beli menurut para

jumhur ulama terdiri dari :


15
Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan Dan Keserasian Al Qur’an, hal. 497
16
Rozalinda, fiqh ekonomi syariah :prinsip dan implementasi pada sektor keuangan
syariah ( cet. 2: Jakarta: rajawali pers,2017), hal. 63
17
Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002), h. 78.
15

1) Pihak penjual (bai)

2) Pihak pembeli (mustari)

3) Ijab dan Qabul (sighat)

4) Benda atau barang yang diperjual belikan (ma’qud alaih)

a. Syarat Jual-beli

1) Syarat terjadinya akad (in ‘iqad) terdiri dari :

a) Berakal dan muamayyiz yang dalam hal ini harus cakap hukum.

b) Harus sesuai dengan ijab dan qabul dan berlangsung dalam satu majlis.

c) Barangnya ada, berupa mal-mutaqawwin, milik sendiri dan dapat diserah

terima ketika akad.

2) Syarat sah Akad (shihhah) terdiri dari :

a) Syarat umum adalah bahwasanya jual beli tersebut tidak mengandung salah

satu dari enam unsur yang merusaknya yakni , ikrah, tauqit, gharar, dharar, dan

persyaratan yang merusak orang lain.

b) Syarat khusus adalah penyerahan dalam hal jual beli benda bergerak,

kejelasan mengenai harga pokok dan tidak mengandung unsur riba didalmnya.18

3) Macam-macam jual beli

Berdasarkan dari pertukaran macam-macam jual beli terdiri dari yaitu :

a. Jual beli salam (pesanan) adalah jual beli beli melalui pesanan yakni jual beli

dengan cara menyerahkan uang muka terlebih dahulu kemudian barang diantar

belakangan.

b. Jual beli muqayyadah (barter) adalah jual beli dengan cara menukar barang

dengan barang, seperti menukar beras dengan gandum.

c. Jual beli mutlaq adalah jual beli barang dengan sesuatu yang telah disepakati

sebagai alat tukar.

18
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Depok: Rajawali Pers 2017), h. 45.
16

d. Jual beli alat tukar dengan alat tukar adalah jual beli barang yang biasa

dipakai sebagai alat tukar dengan alat tukar lainnya seperti dinar dengan dirham.19

3. Manfaat Jual Beli

a. Antara penjual dan pembeli dapat merasa puas dan berlapang dada dengan

jalan suka sama suka.

b. Dapat menjauhkan seseorang dari memakan atau memiliki harta yang

diperoleh dengan cara yang tidak benar.

c. Dapat memberikan nafkah bagi keluarga dari rezeki yang halal

d. Dapat ikut memenuhi kepentingan hidup masyarakat.

e. Dapat membina ketenangan, ketentraman dan kebahagian bagi jiwa karena

memperoleh rezeki yang cukup dan bisa menerima dengan lapang dada terhadap

anugrah dari Allah SWT.20

4. Hikmah Jual Beli

Jual beli memberikan hikmah bahwa kebutuhan manusia berhubungan

dengan sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain, dan kepemilikan sesuatu

itu tidak akan diberikan begitu saja tanpa ada kompensasi atau imbalan yang

diberikan. Oleh sebab itu, jual beli merupakan salah satu cara untuk

merealisasikan keinginan dan kebutuhan manusia, karena pada dasarnya, manusia

tidak bisa hidup tanpa berhubungan dan bantuan orang lain.

5. Hal-hal Yang di Larang Dalam jual beli menurut Islam

1. Jual beli sesuatu yang diharamkan

Tentunya ini jelas sekali, bahwa dalam menjual barang yang diharamkan

dalam Islam. Ketika Allah mengharamkan sesuatu maka Dia juga mengharamkan

19
Andi Intan Cahyani, Fiqh Muamalah, (Makassar. Alauddin University Press , 2013).h.
65.
20
Nurmia Voviantri, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online,Skripsi ( Jakarta:
Fakultas Syariah dan Hukum 2019). h. 45.
17

hasil penjualannya. Seperti menjual sesuatu barang yang dilarang oleh agama.

Nabi SAW telah melarang menjual babi, khamar, patung, bangkai dan lain

sebagainya yang bertolak belakang dari ketentuan agama Islam.

Begitu juga dengan jual beli dengan cara penipuan, ini sudah melanggar

ketentuan agama. Menipu dengan menjual barang yang sebenarnya cacat dan

tidak layak untuk di jual, tetapi si penjual tetap menjualnya dengan memanipulasi

seakan-akan barang tersebut sangat berharga dan berkualitas. Cara ini adalah cara

yang dilarang, bagaimanapun bentuknya. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda:

‫اريُّ ح و َح َّدثَنَا َأبُو‬ ِ َ‫َح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ ب ُْن َس ِعي ٍد َح َّدثَنَا يَ ْعقُوبُ َوهُ َو اب ُْن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ْالق‬
‫ح‬
ٍ ِ‫صال‬ َ ‫از ٍم ِكاَل هُ َما ع َْن ُسهَ ْي ِل ْب ِن َأبِي‬ ِ ‫ص ُم َح َّم ُد ب ُْن َحيَّانَ َح َّدثَنَا اب ُْن َأبِي َح‬
ِ ‫اَأْلحْ َو‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
‫ال َم ْن َح َم َل َعلَ ْينَا‬ َ ‫ع َْن َأبِي ِه ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ َأ َّن َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
‫ْس ِمنَّا‬َ ‫ْس ِمنَّا َو َم ْن َغ َّشنَا فَلَي‬ َ ‫ال ِّساَل َح فَلَي‬
Artinya :
“Telah menceritakan kepada kami Qutabiah bin Said telah
menceritakan kepada kami Ya’qub yaitu Ibnu Abdurrahman al-Qari.
Dan telah menceritakan kepada kami Abu al-Ahwash Muhammad bin
Hayyan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Hazim keduanya dari
Suhail bin Abu shalih dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa membawa pedang untuk
menyerang kami maka dia bukan golongan kami. Dan barang siapa
menipu kami dia bukan golongan kami.”
Tipu daya itu akan menghilangkan amanah dan kepercayaan manusia. Setiap

penghasilan yang didapat dari tipudaya ialah haram dan kotor, tidak akan

menambah derajat pemiliknya melainkan akan semakin menjauhkannya dari

Allah.

2. Barang yang tidak ia miliki

Misalnya, seseorang pembeli datang kepadamu untuk mencari barang

tertentu. Tapi barang yang ia cari tidak ada pada penjualkemudian penjual dan

pembeli saling sepakat untuk melakukan akad dan menentukan harga dengan
18

pembayaran sekian. Sementara barang belum menjadi hak milik si penjual dan si

pembeli. Jual beli seperti ini hukumya haram, karena si pedagang menjual sesuatu

yang barangnya belum dia miliki, dan menjual sesuatu yang bukan miliknya.

Sebagaiman sabda Rasulullah SAW :

َ‫ْس ِء ْن َد ك‬
َ ‫الَ تَ ْب َع َما لَي‬
Artinya :“Janganlah kamu menjual barang apa yang tidak kamu miliki”
3. Jual beli Hashat

Jika seseorang membeli dengan menggunakan undian atau dengan adu

ketangkasan, agar mendapatkan barang yang dibeli sesuai dengan undian yang

didapat. sebagai contoh: “lemparkan bola ini, dan barang yang terkena kamu dapat

beli dengan harga sekian”. Jual beli seperti ini tidak sah karna mengandung

ketidak jelasan dan unsur penipuan.

4. Jual beli Mulamasah

Mulamasah artinya sentuhan, maksudnya jika seseorang berkata

“Pakaian yang sudah disentuh, berarti harus dibeli dengan harga sekian”. Jual beli

yang seperti ini pun tidak sah dan dilarang, karena tidak ada kejelasan tentangsifat

yang harus diketehui dari calon pembeli dan didalamnya terdapat unsur

pemaksaan.

6. Keabsahan Perjanjian Jual Beli

Suatu perjanjian adalah semata-mata suatu persetujuan yang diakui oleh

hukum. Persetujuan ini merupakan kepentingan yang pokok dalam dunia usaha

dan menjadi dasar dari kebanyakan transaksi dagang seperti jual beli barang,

tanah, pemberian kredit, asuransi, pengangkutan barang, pembentukan organisasi

usaha, dan sebegitu jauh menyangkut juga tenaga kerja. Suatu kontrak atau

perjanjian harus memenuhi syarat sahnya perjanjian yaitu kata sepakat, kecakapan

hal tertentu dan suatu sebab yang halal sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-
19

undang Hukum Perdata yang selanjutnya disebut KUHPerdata yaitu pasal 1320

yang berbunyi :

“ Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat:

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu pokok persoalan tertentu;

4. Suatu sebab yang tidak terlarang;

Dengan dipenuhinya empat syarat sahnya perjanjian tersebut, maka suatu

perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang

membuatnya. Didalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang selanjutnya

disebut KUHPerdata sebagaimana diatur dalam pasal 1458 dijelaskan bahwa “jual

beli dianggap telah terjadi antara kedua belah pihak, segera setelah orang-orang

itu mencapai kesepakatan tentang barang tersebut beserta harganya meskipun

barang itu belum diserahkan dan harganya belum dibayar”. Jadi didalam Hukum

Perdata perjanjian jual beli telah dianggap sah apabila kedua belah pihak yang

melakukan perjanjian jual beli telah mencapai kesepakatan perihal objek dalam

jual beli tersebut beserta harganya.21

C. Konsep jual beli buah di pohon

a. Pengertian jual beli buah di pohon

Jual beli buah diatas pohon berasal dari bahasa Arab mukhabarah yang

artinya memperjualbelikan buah-buahan atau biji-bijian yang masih hijau.

Sedangkan Jual beli dengan sistem ijon yaitu jual beli yang belum jelas

barangnya, seperti buah-buahan yang belum tampak, padi yang masih hijau yang

memungkinkan dapat merugikan orang lain.Jual beli dengan sistem ijon termasuk

21
Lizawati, Perjanjian Jual Beli Buah Jeruk Secara Tebas ( Beli Masi Dalam Keadaan
Di Atas Pohon ) Skripsi ( Fakultas Hukum, Jember 2016), hal. 16
20

dalam jual beli gharar sebab dapat mengandung unsur-unsur penipuan baik karena

ketidak jelasan objek jual beli atau ketidakpastian dalam cara pelaksanaannya.22

Menjual buah hasil tanaman bisa terjadi dalam empat kondisi.\

a. Setelah buah dipanen/dipetikpenjualannya seperti jual beli seperti biasanya

dan berlaku hukum-hukum jual-beli pada umumnya.

b. Ba’i as-salam yakni jual-beli pesanan. Dalam jual beli ini buah tersebut

belum ada pada penjual. Buah itu berada dalam tanggungan penjual dan akan

dia serahkan setelah jangka waktu yang disepakati. Hanya saja buah tersebut

haruslah buah yang biasanya dijual dengan standar hitungan/jumlah,

takaranatau timbangan. Dalam hal ini berlakunya hukum jual-beli pesanan

(ba’i as-salam), yaitu harga yang harus dibayar di muka dan tidak boleh

dihutang.

c. Jual beli buah yang masih di pohon dan belum dipetikartinya menjual buah

yang masih ada di pohon-pohon tertentu baik satu pohon atau banyak pohon

yang ada di kebun baik kebun itu luas atau sempit.

2. Hukum jual beli buah di atas pohon menurut Imam Mazhab Syafi’i.

Sebelum madzhab sepakat bahwasanya jual beli buah-buahan atau

hasilpertanian yang masih hijau belum nyata baiknya dan belum dapat

dimakanadalah salah satu diantara barang-barang yang terlarang untuk

diperjualbelikan.

Menurut Imam Syafi’i tidak dibolehkan menjual buah-buahan dan

tanaman sebelum nyata baiknya dengan tidak disyaratkan memetik segera

22
Endang Lestari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jual Beli Ijon Di Desa Nambahrejo
Kecamatan Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah,Skripsi (Lampung: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN METRO, 2017), h. 17-18
21

dan jika seseorang menjual buah-buahan sesudah nyata baiknya maka

hukumnya adalah boleh.23

D. Buah Pepaya

Pertanian merupakan sektor utama ekonomi masyarakat Indonesia, hal

ini didasarkan oleh lahan pertanian yang luas, subur, dan faktor iklim yang

mendukung. Pemerintah juga memberikan perhatian yang cukup besar dalam

sector pertanian ini. Salah satu pengembangan sektor pertanian saat ini adalah

budidaya tanaman buah-buahan tropikasalah satunya budidaya papaya

California.24

Papaya merupakan tanaman buah berupa herba dari family caracecea dan

merupakan komositi hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Papaya California merupakan jenis papaya yang memiliki keunggulan antara lain,

buahnya tidak terlalu besar dan ukuran buah papaya antara 0,8-2 kg/buah, berkulit

tebal, halus dan mengkilat, berbentuk lonjong, buah matangnya berwarna kuning,

rasanya manis, dan daging buahnya kenyal.25

Tanaman papaya California relative mudah ditanam, minim hama

penyakit, harga bibit yang murah, waktu tanam sampai berbuah juga sangat

singkat yaitu sekitar 7 bulan dan tanaman juga bisa berbua selama 3 tahun

tergantung perawatan yang diberikan. Buah papaya dipanen 163 hari setelah

bunga mekaratau setelah kulit buahnya berwarna merah 25-30%. Criteria

kematangan papaya dapat dilihat dari warna kulit papaya, tekstur dan tingkat

23
Abdullah Zaki Alkaf, Fikih Empat Mazhab, (Cet. XII: Hasyimi: Bandug, 2012), h. 218-
219
24
Muhammad Ardiansyah. Keuntungan Usaha Budidaya Papaya Calina IPB 9. Jurnal
Manejemen Bisnis Syaiah ( Vol,1 September 2020 ) Hal,3
25
Purnadi. P Widhiandono & Dermawan A. Penyuluhan Kewirausahaan Dan Cara
Penanaman Papaya California Pada Lahan Kosong Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Buruh
Tani. ( Media Ekonomi, Thn 2017 )
22

kemanisannya. Perlakuan perbedaan waktu panen dapat memberikan analisis

bahwa waktu pemanenan akan memengaruhi tingkat kematangan buah.26

Pada umumnya para petani belum pernah tau keuntungan dari usaha

menanam buah papaya California, mereka hanya mendengar dan melihat hasil

dari petani yang terlebih dahulu melakukan usaha menanam buah papaya

California tanpa ada perhitungan keuntungan yang akan didapatkan. Hal ini sangat

beresiko mengingat mengingat kebutuhan ekonomi yang semakin banyak

sementara penghasilan yang semakin minim akan menyebabkan tingkat

kemiskinan dari para petani semakin meningkat. Maka dari itulah peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “implementasi akad murabahah

terhadap transaksi jual beli buah papaya California diatas pohonnya” yang

bertujuan untuk mengetahui keuntungan yang didapatkan petani saat menjual

komoditas pertanian berupa papaya California di Desa Duampanua Kecamatan

Anreapi Kabupaten Polewali Mandar.

26
Muhammad Ardiansyah. Keuntungan Usaha Budidaya Papaya Calina IPB 9. Jurnal
Manejemen Bisnis Syaiah. Hal, 5
23

E. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka fikir dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Jual beli buah papaya


california di pohon

Penjual ( petani ) Pembeli ( tengkulak)

Tinjauan hukum Islam terhadap


transaksi jual beli buah papaya
california di pohon

Haram Halal
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif Penelitian kualitatif yaitu

penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Landasan

teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta

dilapangan.27

Objek pada penelitian ini adalah transaksi jual beli pepaya California di

pohon, di Desa Duampanua KecamatanAnreapi KabupatenPolewali Mandar.

Waktu Penelitian ini dilakukan 2 bulan sejak surat izin penelitian dikeluarkan.

B. Pendekatan Penelitian

Untuk menemukan jawabandarirumusan masalah dalam penelitian ini,

karena itu diperlukan beberapa pendekatan dalam upaya memahami dan

menjelaskan secara utuh permasalahan dalam penelitian ini yaitu melalui

pendekatan:

1. Pendekatan sosial kultural

Pendekatan sosial kultural digunakan dalam penelitian ini untuk

menganalisis kultur atau adat masyarakat dalam melakukan aktivitas pertanian

dengan diperhadapkan dengan teknologi dalam pengelolaan pertanian.

2. Pendekatan Historis

Pendekatan historis dilakukan dengan menelaah latar belakang transaksi jual

beli pepaya California di Pohonnya, dalam meningkatkan ekonomi masyarakat

Desa pada Desa Duampanua Kecamatan Anreapi.

27
Mudrajad Kuncoro, MenulisSkripsi/Tesis Dalam60 Hari (Yogyakarta:UUP STIM
YKPN.2015) h.14

23
24

C. Sumber Data

Data dalam penelitian ini akan digali dengan menggunakan sumber

data responden yaitu orang menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti

untuk tujuan penelitian itu sendiri28. Meliputi antara lain yaitu para pelaku,

tokoh agama dan tokoh masyarakat. Selain itu sumber data yang diperoleh

atau berkumpul temuan lapangan berupa hasil dari wawancara, observasi

dan literatur ( data Desa) Dalam penelitian itu sendiri menggunakan dua

jenis data yang disajikan sebagai sumber data yaitu :

1. Data Primer

Sumber data primer merupakansumber datautamadalampenelitian

yang langsungmemberikan data kepadapengumpulan data. Data primer

dalampenelitianberjumlah 6 orang narasumber, terdiri dari2 orang petani

serta 2 orang tengkulak yang melakukan transaksi jual beli buah papaya

california di pohon serta tak lupa peneliti juga akan mejadikan 1 orang

tokoh agama juga 1 orang tokoh masyarakat di Desa Duampanua

Kecamatan Anreapi sebagai narasumber agar ilmu dan pengalaman serta

tambahan referensi bagi peneliti semakin banyak.

2. Data Sekunder

Data sekundermerupakansumber data yang tidaklangsungmemberikan data

kepadapengumpul data.29 Data sekunderdalampenelitianinimeliputi data-data yang

berhubungandengantransaksi jual beli.Sumberdata sekunder yang

akandigunakanpenelitiadalahbuku-buku, artikel,berkas, dan data-data lainyang

diperlukan serta wawancara dengan 1 ( satu ) konsumen murni buah papaya

California, yakni masyarakat umum.

28
Burhan Ashshofa,MetodologiPenelitian Hukum ( Jakarta: RinekaCipta, 2007 ) h 22
29
Suiyono, Metode PenelitianKualitatif dan R&D, ( Bandung: Alfabeta, 2011 ), h 13.
25

D. Metode pengumpulan data

Teknik pengumpulan data ini merupakan suatu cara dimana

peneliti memperoleh data dari penelitiannya. Dalam penelitian ini peneliti

akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati yang diikuti pencatatan

secara urut. Hal ini terdiri atas beberapa unsur yang mucul dalam

fenomena di dalam objek yang diteliti. Hasil dari proses tersebut

dilaporkan dengan laporan yang sistematis.30Observasi merupakan

pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek,

situasi, konteks dan maknanya dalam mengumpulkan data penelitian.31

Pada tahap observasi ini, peneliti mengamati secara menyeluruh

bagaimana transaksi berlangsung. Pada tahap ini peneliti belum memiliki

kejelasan dan kepastian masalah yang akan diteliti hanya garis besarnya

saja maka peneliti melakukan penjelajahan umum dan menyeluruh

melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar,dan dirasakan.

Observasi ini dilakukan untuk mengadakan pengamatan langsung

dilapangan guna mendapatkan atau menemukan data yang ada dilokasi,

selain itu juga untuk mendapatkan data tentang keadaan geografis, serta

bagaimana transaksi jual beli buah papaya California di atas pohon di Desa

Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar.

30
Mukti Fajar dan Yulianto Ahmad, DualismePenelitianHukumNormatifdan Emperis,
(Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010), h 34.
31
Djam’an Satori AanKomariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung :
Alfabeta,2014), h 105.
26

2. Wawancara

Menurut Charles Stewart dan W.B. Cash wawancara merupakan

proses komunikasi yang dipasangkan dengan tujuan serius dan telah

ditentukan untuk bertukar perilaku dan melibatkan Tanya dan jawab.32

Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih,

yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau sekelompok subjek

penelitian untuk dijawab." Selain itu wawancara adalah suatu teknik pengumpulan

data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui

percakapan atau Tanya jawab.33

Informasi yang akan diwawancara oleh peneliti diantaranya para Petani

buah papaya California, tokoh agama dan masyarakat, agar peneliti mendapatkan

informasi dan supaya peneliti bisa mengkaji dengan secara detail tentang transaksi

jual beli buah papaya California di atas pohon.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi

strukturya itu wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas, yaitu

peneliti tidak menggukan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sisematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.34 Dalam penelitian lebih

banyak melakukan wawancara secara langsung atau dengan bertatap muka, yang

bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, diamana pihak

yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

3. Dokumentasi

Menurut Encyclopedia Britanica dokumentasi ialah semacam

pengawasan dan penyusunan biografi yang menggunakan alat-alat seperti

32
RizkoAmereza Setiawan, AnalisisJual BeliSecara Ijon ( Universitas Sriwijaya, Fakultas
Hukum, 2018), h 80.
33
Djam’an Satori AanKomariyah, MetodologiPenelitiankualitatif, h 130.
34
Djam’an Satori AanKomariyah, MetodologiPenelitiankualitatif, h 146.
27

indeks.35 Selain proses observasi dan wawancara yang dilakukan oleh

peneliti, peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi yang dilakukan

untuk menambah keakuratan data yang diperoleh. Dokumen merupakan

sumber informasi yang bukan manusia(non human resources).

Dokumentasi ini berupa berkas-berkas, dokumen, dan lainnya yang dapat

dijadikan objek penelitian oleh peneliti.36

E. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab

permasalahan peneltian.Dalam penelitian kualitatif yang menjadi

instrument atau alat penelitian adalah penelitian itu sendiri. Oleh karena itu

peneliti sebagai instrumen juga harus"divalidasi” seberapa jauh peneliti

kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan.

Validasi terhadap peneliti sebagai instrument meliputi validasi terhadap

pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap

bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian,

baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi

adalah peneliti sendiri melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman

terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang

yang diteliti,serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.37

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan

fungsi penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan

35
Muhammad Daud Ali, Hukum Islam PengantarIlmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persera,2013 ) h 42.
36
Djama’an Satori AanKomariyah, MetodologiPenelitianKualitatif dan R&D, h 150..
37
Sugiono, Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R&D, (cat Ke-20: Bandung:
CvAlfabeta) h 222-223.
28

pengumpulan data,menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data

dan membuat kesimpulan atas temuannya.38

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Adapun tekhnik pengolahan dan analisis data sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan

sebelumnya semakin lama peneliti kelapangan maka jumlah data yang

diperoleh akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu

segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.39

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok,memfokuskan hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelasdan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan.

Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan seperti komputer, note book

dan lain sebagainya.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan

yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada

temuan. Oleh karena itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian

menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum

memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam

mereduksi data.
38
Sugiono, Metode PenelitianKuantitatif, Kualitatif dan R&D, h 224
39
Ahmad Ridwan, Tinjauan Hukum Islam TerhadapPraktek Jual Beli Durian Sistem Ijon
(Institut Agama Islam Negeri Mataram, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam,2017 ), h 72.
29

2. Display Data (Penyajian Data)

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif dimana penyajian data

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori,

dan sejenisnya.Menurut Miles dan Huberman yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif yang bersifat

naratif.

Denganadanyapenyajian data

makaakanmempermudahuntukmemahamiapa yang terjadi dan

merencanakankerjaselanjutnyaberdasarkanapa yang telahdipahamitersebut.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data dalam penelitian kualitatif

menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dari verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

mengalami perubahan pabila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali

kelapangan mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak. Mengapa bisa demikian? Karena seperti telah

dikemukakan di atas bahwa masalah dan perumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

peneliti berada di lapangan.


30

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau

bahkan gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat

berupa hubungan kasual atau interaktif, maupun hipotesis atau teori.

Dalam pengolahan data dilakukan dengan menggunakan beberapa metode,

antara lain :

1) Metode induktif

Suatu keputusan dilakukan dengan mengumpulkan semua data

informasi yang ada di dalam realitas kehidupan. Realitas tersebut

mencakup setiap unsur kehidupan yang dialami individu, keluarga,

masyarakat dan sebagainya yang mencoba mencari jalan pemecahan

sehingga upaya pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dikaji secermat

mungkin. Jadi metode induktif yaitu suatu pengolahan data yang bertolak

dari satuan yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan yang

bersifat umum.

2) Metode deduktif

Menganalisa data yang bersifat umum kemudian dari padanya

diuraikan agar diperoleh pengertian dan kesimpulan yang khusus.

3) Metode komparatif

Metode pengolahan data yang bersifat perbandingan antara dua

data atau lebih untuk memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian

kualitatif informannya adalah manusia, karena itu yang diperiksa adalah


31

keabsahan datanyauntuk menguji kredibilitas data penelitian, peneliti

menggunakan tekhnik triagulasi.

G. Pengujian dan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan standar kebenaran data dari seorang

penelitian yang lebih menekankan pada data atau informasi dari pada sikap

dan jumlah orang. Pada dasarnya uji keabsahan data pada penelitian hanya

ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam mendapatkan

keabsahan data, maka dalam penelitian dilakukan teknik pemeriksaan

keabsahan data terlebih dahulu. Moleong menjelaskan bahwa keabsahan

data pada penelitian kualitatif dapat diperoleh melalui triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain untuk mengecek dan membandingkan

data tersebut.

Pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Sugiono

menjelaskan bahwa triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, sedangkan triangulasi

teknik dilakukan dengan mengecek data yang diperoleh melalui

wawancara, observasi, dan dokumentasi.40

Tekhnik triagulasi ialah menjaring data dengan berbagai metode

dan cara dengan menyilangkan informasi yang diperoleh agar data yang

didapatkan lebih lengkap dan sesuai dengan yang diharapkan. Setelah

mendapatkan data yang jenuh yaitu keterangan yang didapatkan dari

sumber-sumber data telah sama maka data yang didapatkan lebih kredibel.

Ada empat macam penggunaan triagulasi diantaranya dengan

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Triagulasi

dengan sumbernya artinya membandingkan dan mengecek balik derajat


40
Sujipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung :PT.Citra Aditiya Bakti,2000),h 54.
32

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif. Adapun untuk mencapai kepercayaan

itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut :

1. Membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Jadi setelah penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode

wawancara. Observasi dan dokumentasi kemudian data hasil dari penelitian itu di

gabungkan sehingga saling melengkapi.


33
BAB IV

HAIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Desa Duampanua Kecamatan Anreapi


Kabupaten Polewali Mandar

a. Sejarah Desa Duampanua


Sebelum pembentukan Daerah Tingkat II Polewali Mamasa, Desa

Patampanua yang dulunya dikenal dengan nama Beluak berada dalam wilayah

pemerintah Distrik Tapango. Ketika undang-undang nomor 24 tahun 1959 tentang

pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan. Maka

daerah bekas OrderAfdeling Polewali dan OrderAfdeling Mamasa dijadikan

menjadi satu kabupaten, yakni Kabupaten Polewali Mamasa. Dalam wilayah

pemerintahan tesebut Desa Duampanua yang masih bernama Beluak merupakan

bagian wilayahdesa Bunga-bunga dalam wilayah Kecamatan polewali. Desa ini

merupakan gabungan jumlah kampung-kampung lama, yang disebut desa Gaya

Baru yang dibentuk berdasarkan surat keputusan Gubernur Sulawesi Selatan

tanggal 20 Desember 1965 No. 450 / XII / 1965. Dan tidak lama kemudian Desa

Bunga-bunga ini dilebur dengan Desa Patampanua.

Kemudian pada tahun 1969 dengan alasan untuk mempercepat urusan

proses administrasi pemerintahan ditinjau dari segi letak geografis, maka

muncullah kesepakatan bersama antara Desa Patampanua dengan Desa Anreapi

bahwa wilayah Beluak dilebur kedalam pemerintahan Desa Anreapi dengan status

sebagai Dusun Beluak dan menjadi kepala dusun Beluak adalah Bapak Abdul

Razak.

Dalam perkembangan masa selanjutnya, masyarakat Dusun Beluak

menyadari sepenuhnya bahwa Dusun Beluak sudah memenuhi persyaratan

menjadi sebuah Desa. Maka atas perjuangan yang dipelopori oleh Bapak
34

Hasanuddin.P, Guntur Samad, Dahlan (Kama Jahar), M. Kasim (Pua Ili) dan

dukungan lainnya maka berdirilah Desa Duampanua sebagai Desa Persiapan ada

tanggal 10 September 1989 dengan luas wilayah 50,5 km2 meliputi 5 (lima)

Dusun yakni: Dusun Beluak, Dusun Basseang, Dusun Tibakan, Dusun Batupapan

dan Dusun Salupana. Kepala desanya dijabat oleh Abdul Halim T, namun pada

tanggal 28 April 1990 Abdul halim T meninggal dunia, maka jabatan kepala desa

dijabat oleh Bapak Hasanuddin P. Selanjutnya pada tanggal 9 Oktober 1992

Desa Persiapan Duampanua berubah statusnya menjadi Desa Definitif dalam

wilayah Kecamatan Polewalidan kemudian pada tanggal 5 April 1993 diadakanlah

peilihan kepaladesa yang pertama kali di Desa Duampanua Kecamatan Polewali

dan yang terpilih dalam pemilihan itu dengan kemenangan mutlak oleh Bapak

Hasanuddin P.

Desa Duampanua masuk dalam wilayah Kecamatan Anreapi. Dan pada

bulan April tahun 2003 diadakan pemilihan kepala Desa yang ke-II (Dua). Dan

yang keluar sebagai pemenang dalam pemilihan itu adalah Bapak Hasanuddin P.

Beliau dipercaya oleh masyarakat untuk memimpin Desa Duampanua Kecamatan

Anreapi Kabupaten Polewali Mandar. Pada tanggal 9 Juli 2008 Desa Duampanua

kembali mengadakan pemelihan kepada Desa yang ke-III (Tiga) dan yang terpilih

adalah Bapak Amirullah Ismail S,Pd.I, dan beliaulah yang dipercaya masyarakat

untuk memimpin Desa Duampanua 2008-2014. Dan pada tanggal 11 September

2014 masa jabatan kepala Desa yang ke-III Bapak Amirullah Ismail S,Pd.I telah

berakhir dan Sekretaris Desa Duampanua Ibu Sukmawati , S.Ip menjadi pejabat

sementara dalam pemerintahan Desa Duampanua (Kepala Desa). Selanjutnya

Selama satu tahun menjabat sebagai pejabat sementara kepala desa Duampanua,

kemudian pada tanggal 12 Desember 2016 di adakan pemilihan kepala desa yang

ke-IV (Empat) kalinya dalam sejarah terbentuknya pemerintahan desa


35

Duampanua yang dilakukan secara demokratis dan dipercayakan oleh masyarakat

Desa Duampanua untuk memimpin lima tahun kedepan yaitu Bapak H. Arifin.

b. Demografi

Desa Duampanua merupakan daerah pegunungan yang berada pada

ketinggian ± 450 M – 500 M diatas permukaan laut yang terletak ± 52 Km dari

ibu kota Kabupaten. Desa Duampanua mempunyai luas wilayah 50 Km2 yang

terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun Beluak, Dusun Basseang, Dusun Tibakan,

DusunBatupapan dan Dusun Salupana. Dengan jumlah penduduk 3.339 jiwa

jumlah penduduk menurut jenis kelamin laki-laki 1.664 jiwa dan perempuan

1.675 jiwa dengan 820 kepala keluarga. Sedangkan jumlah penduduk menurut

agama: agama Islam 3.314 jiwa dan agama protestan 25 jiwa.

c. Keadaan ekonomi

Sebagian masyarakat di Desa Duampanua mengharapkan penghasilan dari

mata pencaharian pertanian ± 762, seperti coklat, langsat, rambutan, durian dan

sayur-sayuran yang kemudian dijual ke Tengkulak/ Pasar. Disamping itu sebagian

masyarakat Desa Duampanua ada yang bekerja sebagai pegawai Negri Sipil

(PNS) ± 30 KK, dan sebagian kecil sebagai pedagang ± 50 KK, tukang batu dan

tukang kayu ± 20 KK.41

d. Monografi Desa Duampanua

1) Luas lingkungan, jumlah dusun dan RT/RW

Tabel

Luas lingkungan, jumlah dusun dan RT/RW

No Desa Duampanua Luas wilayah RT RW

1 Dusun Beluak 266,25 Ha 2

2 Dusun Batupapan 106,25 Ha 2

41
Profil Kantor Desa, Dokumentasi yang dilakukan oleh Penulis di Desa Duampanua
Kec. Anreapi Kab. Polman. 15 Juni 2022.
36

3 Dusun Tibakan 596,25 Ha 2

4 Dusun Basseang 256 Ha 2

5 Dusun Salupana 200 Ha 2

Jumlah 1.424,75 Ha 10

Sumber : Profil KantorDesa Duampanua 2020

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa luas wilayah Desa

Duampanua adalah 1.424,75 Ha. Dan yang paling luas wilayahnya adalah Dusun

Tibakan dengan luas 596,25 Ha, dengan masing-masing Dusun memiliki 2 RT.

2) Batas Desa Duampanua

Desa Duampanua berbatasan dengan dengan Desa lainnya , adapun batas-

batas Desa Duampanua yaitu:

Sebelah Utara : Kec. Sumarorong – Desa Pappandangan

Sebelah Timur : Kel. Anreapi – Kel. Darma

Sebelah Selatan : Kel. Madatte – Desa Bunga-bunga

Sebelah Barat : Desa Pasiang

3) Penggunaan lahan Desa Duampanua

Tabel.

Penggunaan lahan Desa Duampanua

No Desa Duampanua Pemukiman Persawahan Perkebunan

1 Dusun Beluak 49,75 Ha 36,26 Ha 94,88 Ha

2 Dusun Batupapan 46,75 Ha 30,00 Ha 88,18 Ha

3 Dusun Tibakan 54,75 Ha - 104,33 Ha

4 Dusun Basseang 79,75 Ha 78 Ha 210,95 Ha

5 Dusun Salupana 25 Ha 28,50 Ha -

Jumlah 256 Ha 172,76 Ha 498,34 Ha

Sumber : Profil Kantor Desa Duampanua 2020


37

Berdasarkan tabel diatas, bahwa penggunaan lahan di Desa Duampanua

terbagi menjadi tiga yaitu untuk pemukiman, persawahan dan perkebunan. Untuk

perkebunan penggunaan lahannya paling luas yaitu seluas 498,34 Ha. Dengan luas

perkebunan yang paling luas terdapat di Dusun Basseang dengan luas 210,95 Ha.

4) Mata pencaharian Di Desa Duampanua

Tabel.

Mata pencaharian Di Desa Duampanua

No Desa Duampanua Pns Tni/ Pensiunan Petani Buruh

Polri Tani

1 Dusun Beluak 2 2 137 Kk

2 Dusun Batupapan 3 198 Kk

3 Dusun Tibakan 9 1 2 152 Kk

4 Dusun Basseang 16 8 165 Kk 1

5 Dusun Salupana 112 Kk


Jumlah 30 1 12 762 KK 1

Sumber : Profil Kantor Desa Duampanua 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa penduduk Desa

Duampanua dilihat dari jenis mata pencahariannya,yaitu jumlah penduduk yang

mata pencahariannya sebagai PNS berjumlah 30 orang. Jumlah penduduk yang

mata pencahariannya sebagai TNI/ Polri 1 orang. Jumlah penduduk yang mata

pencahariannya sebagai pensiunan berjumlah 12 orang.Jumlah penduduk yang

mata pencahariannya sebagai petani berjumlah 762 KK. Jumlah penduduk yang

mata pencahariannya sebagai buruh tani 1 orang.


38

5) Tingkat Pendidikan

Tabel.

Tingkat Pendidikan

No Desa Duampanua Berijazah

SD SLTP SMA DIPLOMA S1 S2

1 Dusun Beluak 206 72 71 3 6 1

2 Dusun Batupapan 226 47 47 3 5

3 Dusun Tibakan 155 87 87 6 20

4 Dusun Basseang 110 96 90 3 14 1

5 Dusun Salupana 100 90 40 - 2

Jumlah 797 424 335 15 47 2

Sumber : Profil Kantor Desa Duampanua 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa

Duampanua dilihat dari tingkat Pendidikan SD berjumlah 797 orang,

SLTPberjumlah 424 orang, SMA berjumlah 335 orang, Diploma berjumlah 15

orang, S1 berjumlah 47 orang dan S2 2 orang.

2. Praktik Jual Beli Buah Pepaya California di Pohon di Desa

Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar.

Desa Dumpanua merupakan salah satu Desa di Kecamatan Anreapi,

dimana mayoritas masyarakat bergerak di sektor pekebunan dan pertanian.

Melihat banyak yang berprofesi sebagai pekebun dan petani, sehingga dalam hal

ini mereka mengembangkan beberapa jenis tanaman seperti kakao, cengkeh,

kelapa, kopi dan juga pepaya farietas baru yakni pepaya california serta beberapa

buah seperti nenas, rambutan, langsat dan durian. Dari beberapa jenis buah yang

ada buah pepaya California menjadi primadona baru masyarakat petani di Desa

Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar.


39

Dengan banyaknya jumlah penduduk yang berprofesi sebagai pekebun dan

petani, maka terdapat banyak praktek transaksi dalam jual beli. Salah satu jenis

transaksi jual beli adalahjual beliborongan dengan di tambahkan sistem kontrak

didalamnya. Borongan merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat di

Desa Duampanua dalam menjual buah yang masih ada diatas pohon.

Adapun hasil wawancara dari beberapa warga Desa Duampanua terkait

dengan praktik jual beli buah-buahan diatas pohon yang kemudian dilakukan oleh

kalangan masyarakat, sebagaimana bapak Arifin selaku tokoh masyarakat Desa

Duampanua menyatakan:

“Praktik jual beli buah-buahan yang masih ada diatas pohon atau lebih
dikenal dengan jual beli borongan adalah salah satu jual beli yang sering
dilakukan oleh masyarakat petani di Desa Duampanua ketika buah pepaya
yang di tanam sudah dalam kondisi siap panen. Jual beli tersebut dilakukan
apabila pemilik pohon (petani) memiliki banyak lahan dan para petani
menganggap bahwa jual beli ini praktis karena tidak mengeluarkan banyak
tenaga saat sebelum panen ataupun saat memanen”.42

Dalam wawancara ini dapat dipahami bahwa praktik jual beli buah-buahan
diatas pohon atau jual beli borongan yang lebih di kenal oleh masyarakat Desa

Duampanua di maknai dengan pengertian suatu kerja sama yang dilakukan antara

kedua belah pihak yakni pemilik pohon (petani) dan pemborong buah diatas

pohon (pembeli) ketika buah pepaya sudah memasuki masa panen. Dalam hal ini

petani menganggap jual beli tersebut praktis karena tidak mengeluarkan banyak

tenaga saat sebelum panen ataupun saat memanen.

Selanjutnya wawancara penulis dengan petani dan pemborong buah diatas

pohon yang menyatakan bahwa:


“Praktik jual beli buah-buahan diatas pohon sudah sejak lama dilakukan
oleh masyarakat Desa Duampanua, saya sendiri sudah melakukan jual beli
42
Arifin, tokoh masyarakat Desa Duampanua, Kec. Anreapi Kab.Polman, wawancara oleh
penulis di Duampanua, 15 Juni 2022.
40

tersebut selama 27 tahun terakhir, namun untuk transaksi jual beli pepaya
di atas pohon ini kami baru melakukannya beberapa tahun terakhir karena
berhubung pepaya jenis ini juga adalah varietas baru. kami melakukan jual
beli ini karena suka sama suka dan tidak ada paksaan”.43

“Praktik jual beli buah-buahan diatas pohon sudah menjadi kebiasaan


masyarakat disini.Saya selaku pemborong sudah melakukan jual beli ini
selama 36 tahun terakhir, karena menurut saya jual beli ini sama-sama
mengutungkan dan sama-sama rugi. Jadi, selama kedua belah pihak tidak
ada yang merasa dipaksa jual beli ini bisa dilakukan”.44

Dari hasil wawancara penulis dengan pemilik pohon (petani) dan

pemborong buah diatas pohon (pembeli) dapat disimpulkan bahwa praktik jual

beli buah-buahan diatas pohon khususnya pepaya yang berlaku di kalangan

masyarakat petani Desa Duampanua dilandasi atas dasar kerelaan dan suka sama

suka diantara kedua belah pihak. Oleh karenanya, semenjak melakukan praktik

jual beli buah diatas pohon kedua belah pihak mendapatkan keuntungan dari hasil

penjualan tersebut, namun kadang juga mengalami kerugian. Itulah yang menjadi

konsekuensi dalam pratik jual beli tersebut.

Berikut akan dijelaskan beberapa mekanisme praktik jual beli buah-buahn

diatas pohon di Desa Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali

Mandar, yaitu:

a. Mekanisme penaksiran dalam transaksi jual beli buah di atas pohon

Untuk mengetahui objek yang akan diperjualbelikan, maka dilakukan

penaksiran terhadap buah tersebut. Penaksiran dilakukan untuk memperkirakan

jumlah hasil panen buah pepaya serta beberapa buah yang masih dalam keadaan

muda atau kecil sebagai acuan untuk menentukan harga yang akan ditetapkan.

Dalam penaksiran tersebut baik petani maupun pembeli masing-masing menaksir,

43
Usman, pemilik pohon (petani) Desa Duampanua, Kec. Anreapi Kab. Polman,
Wawancara oleh penulis di Duampanua, 16 Juni 2022.
44
Deril, pemborong buah diatas pohon (pembeli) Desa Duampanua, Kec. Anreapi Kab.
Polman, Wawancara oleh penulis di Duampanua, 16 Juni 2022.
41

dengan tujuan agar petani maupun pembeli sama-sama mengetahui kuantitas dan

kualitas buah tersebut.

Seperti penjelasan bapak Jumadi selaku petani yang mempunyai lahan

terisi buah pepaya, bahwa:

“Sebelum petani menjual buah-buahannya kepada pembeli, petani terlebih


dahulu menaksir buah-buahannya baik yang sudah matang maupun yang
masih berukuran kecil.Selanjutnya pembeli juga menaksir sebelum
terjadinya akad. Jika petani menaksir buah yang akan dihasilkan selama
terjadi jual beli ini adalah sekitar 500 sampai 600 buah, maka pembeli
akan membayar dengan taksiran hanya 400 buah. Karena pembeli
memberikan alasan bahwa kita tidak mengetahui apakah buah yang kecil
atau yang masih muda ini bisa dipenen nantinya. Namun jika hal tersebut
tidak terjadi maka itu dikembalikan kepada kedua belah pihak bagaimana
kesepakatannya”.45
Dari hasil wawancara penulis dengan orang yang biasa menjual (petani)

buah pepaya diatas pohon, maka dapat dipahami mekanisme penaksiran dalam

praktik jual beli buah pepaya diatas pohon, yaitu petani yang terlebih dahulu

menaksir, setelah itu barulah pembeli menaksir. Jika jumlah taksirannya sama,

misalnya petani mengatakan dalam transaksi ini akan menghasilkan sekitar 500

sampai 600 buah selama akad berlangsung dan si pembeli setuju, maka yang akan

di beli oleh si pembeli adalah 400 buah karena saat panen tiba, dan taksiran yang

di lakukan oleh pembeli salah maka akan di kembalikan kepada kedua belah

pihak.

b. Mekanisme penentuan harga dan pembayaran dalam praktik jual beli

buah pepaya di pohon

Ada dua sistem pembayaran yang sering dilakukan masyarakat petani di

Desa Duampanua, yaitu:

45
Jumadi, Pemilik pohon (petani) di Desa Duampanua, Kec. Anreapi Kab. Polman,
Wawancara oleh penulis di Duampanua, 16 Juni 2022.
42

1) Pembayaran secara cash, yaitu dilakukan sebelum panen.

2) Pembayaran setelah panen.

Mengenai mekanisme pembayaran antara petani dan pembeli buah diatas

pohon tidak membuat atau menuliskan bukti pembayaran karena antara petani dan

pembeli menggunakan sistem kepercayaan. Sebagaimana pemaparan bapak arman

selaku pemborong:

“Metode pembayaran yang sering saya gunakan ada dua yaitu pembayaran
setelah panen dan pembayaran cash. Hal tersebut tidak dituliskan karena
antara petani dan pembeli mengunakan sistem kepercayaan. Terlebih
transaksi tersebut sering dilakukan antar keluarga”46
Fakta-fakta yang terjadi pada praktik jual beli buah pepaya diatas pohon di

Desa Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali Mandar adalah

pembeli tidak pernah terlalu rugi pada saat terjadinya jual beli karena pada awal

pembeliaan jika di taksir 500 sampai 600 buah maka yang akan dibeli adalah 400

buah, jadi dalam 100 sampai 200 buah tersebut kerugian-kerugian yang dialami

sudah tertutupi dan pada saat pembeli menjual kembali dipasar maka otomatis

harganya tidak akan sama pada saat membeli buah diatas pohon. Mengenai

pembayaran diakhir pembeli tidak akan mengalami kerugian yang fatal akibat

ketidak jelasan dari bauh yang masih berusia muda. Keuntungan disebabkan oleh

taksiran pembeli yang diawal akad tidak memastikan secara mutlak buah muda

akan bisa dipanen dikemudian hari. Namun apabila buah muda yang dinantikan

juga tidak sesuai dengan harapan pembeli, maka bagi pembeli itu sudah menjadi

resiko dari jual beli ini dan resiko tersebut tidak terlalu sering dialami.

46
Arman, Pemborong buah diatas pohon (pembeli) Desa Duampanua, Kec. Anreapi Kab.
Polman, Wawancara oleh penulis di Duampanua, 19 Juni 2022.
43

3. Praktik jual beli buah pepaya California di pohon dalam tinjauan

hukum Islam

Jual beli merupakan jalan yang Allah berikan kepada umat manusia yang

menjadi hamba-Nya. Karena, setiap individu memilikikebutuhan yang

harusdipenuhi dalam hidupnya berupa sandang, pangan, serta papanyang tidak

dapat diabaikan selama manusia masih hidup. Manusia tidakdapat memenuhi

kebutuhan hidupnya sendiri, karena itu manusia disarankan untukberinterkasi

dengan manusia lainnya. Sehingga, terjadinya hubungan timbal balik

antarasesama manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hubungan timbal balik antar sesama manusia dalam memenuhi

kebutuhannya tersebut dilakukandengan cara melakukan transaksi pertukaran

benda/barang atau disebutdengan jual beli. Sebagaimana agamaIslam mengatakan

jual beli merupakan salah satu mata pencaharian yang terpuji dalamIslam.

Praktik jual beli buah pepaya California diatas pohon yang sering

dilakukan oleh masyarakat petani di Desa Duampanua merupakan bentuk jual beli

borongan, yang dalam bahasa Arab disebut dengan istilah Mukhabarah. Pada

dasarnya Mukhabarah tidak diperbolehkan dalam Islam karena merupakan

transaksi jual beli buah-buahan yang belum pantas untuk dipanen. Contohnya

seperti langsat yang masih hijau, mangga yang masih kecil dan buah yang lainnya.

Sejak awal Islam berdiri jual beli buah diatas pohon telah banyak

dilakukan oleh masyarakat. Sehingga jual beli buah diatas pohon banyak disebut

dalam hadist. salah satu hadist yang menjelaskan tentang jual beli buah diatas

pohon yaitu:

Diriwayatkan oleh Musim, berkata:


44

َ ِ ‫ع َْن َع ْب ِد ا هَّلل ِ ْب ِن ِديْنا َ ٍر َأنَّهُ َس ِم َع ا ْب ِن ُع َم َر قا َ َل قا َ َل َرسُوْ ُل هَّللا‬


‫ الَ تَبِ ْيعُوْ ا الثَّ َم َر َحتَّى يَبْ–– ُد‬: ‫صل َى هَّللا ِ َعلَ ْي ِه َو َسلَ َم‬

)‫صالَ ُحهُ ( َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬


َ ‫ َو‬.47
Artinya :
“Dari ‘Abd. Allah ibn Dinar bahwasanya ia mendengar Ibn Umar
berkata: Rasulullah SAW bersabda, jangan kalian membeli buah
sebelum tampak matangnya.”(HR. Muslim)
﴿۹۱۵- ‫ْ–ع‬ َ ُ ‫ نَهى(َأوْ نَهَانَا) َر ُس–وْ ُل هَّللا‬: ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قا َ َل‬
ِ ‫ص–لَى هَّللا ُ َعلَيْ– ِه َو َس–لَّ َم ع َْن بَي‬ ِ ‫ع َْن جاَبِ ٍر َر‬

ِ ‫الثَّ َم ِر َحتَّى يَ ِط ْي‬.﴾48


‫ب‬

Artinya :
“915. Jabir r.a. mengatakan bahwa Rasulullah SAW melarang menjual
buah, kecuali setelah menjadi (tampak) baik.

Menurut al-‘aini sebagai mana yang dikutip Idri bahwa yang dimaksud

dengan matang dalam hadist tersebut ialah manfaatnya, sehingga maksudnya

adalah tidak dapat membeli buah sebelum ada manfaatnya. Jika buah tersebut

sudah bisa dimanfaatkan, meskipun belum matang, maka dapat diperjualbelikan.49

Menurut Imam Syafi’I, Maliki dan Hambali tidak dibolehkan menjual

buah-buahan atau tanaman sebelum tampak atau nyata baiknya dengan tidak

disyaratkan memetik segera. Sedangkan menurut Imam Hanafi adalah sah secara

mutlak serta hendaknya dipetik segera50

Imam syafi’i mengatakan bahwa menjual buah-buahan yang belum layak

untuk dipanen dihalalkan/dibolehkan. Pembolehan itu didasarkan pada

ketampakan buah yang sudah ada diatas pohon. Pelarangan penjualan buah-

buahan yang belum ada wujudnya/belum tampak buah tersebut karena

dikhawatirkanadanya suatu penyakit/hama yang akan menyerang pohon sehingga

pohon tersebut nantinya akan gagal berbuah.Kegagalan tumbuhnya buah pada

pohon akan berpotensi timbulnyakerugian yang akan ditanggung pembeli. Selain

47
Idri, Hadist Ekonomi, Ekonomi dalam Persfektif Hadist Nabi. Cet. I. 2015, h. 164
48
M. Nasiruddin al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, (Cet. I. Jakarta: Gema Insani pers,
2005), h. 438
49
Idri, Hadist Ekonomi, Ekonomi dalam Persfektif Hadist Nabi., h. 164
50
Abdullah Zaki Alkaf, Fikih Empat Mazhab,Cet. XII, h. 218-219
45

itu penjualan buah-buahan yang belum dilihat buahnya juga tidak bisa ditaksir

kualitas serta kuantitas buahnya.

Buah yang masih muda bisa dijual jika memenuhi kriteria sudah dapat

dimakan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam jual beli buah-

buahanmenggunakansistem borongan, buah yang masih berada di pohon baik itu

masih kecil maupaun yangsudah besar baik yang sudah masak atau belum akan

menjadi hak pembeli.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, menyatakan jika

buah yang dijual diatas pohon merupakan campuran dari buah yang sudah tampak

kuning atau merah dan juga buah yang masih muda. Kriteria buah muda yang

dapat dimakan menurut pendapat Syafi’i ialah buah yang belum masak tetapi

sudah memiliki daging buah. Sehingga menurut peneliti, berdasarkan pendapat

Imam Syafi’i bahwa buah pepaya yang diperjualbelikan di Desa Duampanua

Kecamatan Anreapi Polewali Mandar dengan sistem borongan

dihalalkan/diperbolehkan. Karena Imam Syafi’i mengatakan bahwasanya jika

buah yang sudah tampak dan sudah bisa dimanfaatkan maka jual beli tersebut

dibolehkan dan juga dalam prektik yang ada dilapangan, peneliti menemukan

bahwa transaksi jual beli yang dilakukan di desa duampanua ini menggunakan

sistem kontrak dimana pohon pepaya yang di beli akan mejadi hak dari pembeli

selama beberapa bulan sesuai akad yang disepakati, jadi buah yang tadinya muda

atau belum bisa di jual akan mendapat jaminan pemeliharaan dari pembeli sampai

tiba masa penennya.


Seperti yang telah dipaparkan oleh salah satu tokoh agama yaitu:

“Praktik jual beli buah-buahan diatas pohon merupakan transaksi jual beli
yang dilarang dalam Islam jika ada unsur penipuan, seperti buah yang
belum ada atau rusak. Adapun praktik jual beli buah pepaya di atas pohon
tersebut memang agak baru di masyarakat Duampanua. Selama ini
traksaksi jual beli buah di pohon semuanya adalah buah yang sudah
nampak dan sudah memenuhi syarat buah yang bisa diperjualbelikan. Jual
46

beli buah pepaya di pohon ini juga kalau dilihat dari Praktik yang ada
sudah memenuhi rukun dan syarat jual beli, seperti buah yang
diperjualbelikan rukun dan syarat yang lain terpenuhi seperti adanya
penjual dan pembeli, buah yang sudah tampak, adanya benda atau barang
yang dijual, adanya ijab dan qabul, berakal, dengan kehendak sendiri
tanpa adanya paksaan, baligh, bendanya suci, milik sendiri, mampu untuk
meyerahkan barangnya dan barangnya dikuasai. Selama praktik jual beli
buah pepaya California diatas pohon ini berlangsung belum pernah terjadi
perselisihan diantara kedua belah pihak”.51

“Praktik jual beli buah diatas pohon merupakan transaksi yang sering
dilakukan oleh masyarakat petani di Desa Duampanua. Saya sendiri juga
melakukan transaksi jual beli buah pepaya California diatas pohon.
Menurut saya transaksi tersebut dibolehkankarena buah yang
diperjualbelikan adalah buah yang sudah tampah baiknya dan diantara
kedua belah pihak tidak pernah terjadi perselisihan serta transaksi tersebut
sudah menjadi kebiasaan masyarakat terlebih masyarakat yang mempunyai
lahan luas karena tidak memungkinkan untuk menjangkau semua
lahannya.Dan juga ketika kita melihat rukun dan syaratnya, transaksi
tersebut dibolehkan karna telah memenuhi rukun dan syarat yang ada.
Dengan kata lain transaksi tersebut dibolehkan dan juga bisa
mendatangkan keuntungan antara petani dan pembeli buah diatas pohon”52
Dari hasil wawancara diatas, maka dapat dipahami bahwa praktik jual beli

buah pepaya California diatas pohon di Desa Duampanua diperbolehkan karena

telah memenuhirukun dan syarat jual beli dan selama ini tidak pernah adanya

perselisihan diantara kedua belah pihak.

Sebagaimana kebiasaan yang terjadi dalam jual beli buah diatas pohon di

Desa Duampanua akad yang digunakan ialah akad lisan. Adapun ijab dan qabul

diucapkan setelah melakukan penaksiran dan kesepakatan harga. Hal tersebut

tidak bertentangan dengan Islam, dimana ijabnya berupa ucapan penyerahan buah

sedangkan qabulnya ialah ucapan setuju penerimaan buah. Dari hal tersebut

terlihat ijab dan qabul jual beli buah diatas pohon sudah terpenuhi. Dalam

transaksi jual beli buah pepaya California ini dibolehkan karna syarat dan rukun

yang terpenuhi, dan juga dari pendapat Imam Syafi’i di atas bahwasanya jika

51
Dewa, Imam Masjid Ma’rifah Dusun Beluak, Desa Duampanua, Kec. Anreapi, Kab.
Polman, Wawancara Oleh penulis Di Duampanua, 25 Juni 2022.
52
Ahmad, Khatib Masjid Ma’rifah Dusun Beluak, Desa Duampanua, Kec. Anreapi, Kab.
Polman. Wawancara Oleh Penulis Di Duampanua, 25 Juni 2022.
47

buah yang diperjualbelikan di pohon sudah tampak dan layak maka itu

diperbolehkan.

Mengenai orang yang melakukan akad, harus memenuhi syarat jual beli

yaitu berakal (orang gila atau bodoh jual belinya tidak sah), dengan

kehendaksendiri, baligh dan keadaannya tidak mubazir karena harta orang yang

mubazir itu berada di tangan walinya.

Dalam praktik jual beli buah pepaya California diatas pohon yang

umumnya dilakukan di Desa Duampanua baik pemilik pohon (petani) atau

pemborong (pembeli) adalah orang yang sudah dewasa dan sadar dengan apa yang

mereka lakukan, kemudian kedua belah pihak melakukan perjanjian tersebut tanpa

ada paksaan dari siapapun.

Syarat yang harus terpenuhi mengenai barang yang menjadi objek jual beli

(ma’qud ‘alaih), yaitu harus memenuhi syarat, seperti barangnya suci, , milik

sendiri, kemampuan untuk menyerahkannya, barangnya diketahui dan barangnya

dikuasai, syarat dan rukunnya terpenuhi maka dalam hal ini praktik jual beli buah

pepaya California yang ada di Desa Duampanua ini di perbolehkan.

Praktik jual beli buah pepaya California diatas pohon di Desa Duampanua

barang yang dijadikan objek jelas milik petani, jadi petani adalah orang yang

mempunyai hak untuk menjual buah tersebut. Diketahui bentuk dan wujudnya

karena bisa dilihat langsung. Buah yang diperjualbelikan bukan buah yang najis

atau rusak tapi bendanya, jelas karena buah yang diperjualbelikan adalah buah

pepaya sehingga tidak termasuk buah najis ataupun buah yang haram.

Dari pemaparan sebelumnya, penulis berpendapat bahwa praktik jual beli

buah pepaya California diatas pohon termasuk dalam praktik jual beli buah-

buahan yang dihalalkan karena buah yang diperjual belikan adalah buah yang

matangnya tidak bersamaan sehingga memungkinkan buah yang muda juga


48

menjadi komoditas dari transaksi ini. Dari hasil observasi peneliti, buah muda

juga adalah komoditas yang di perjualbelikan dan hal tersebut jelas-jelas sesuai

dengan syarat dan rukun jual beli jika buah yang muda itu bisa dimanfaatkan

seperti pembuatan sayur dan juga tambahan pelengkap bagi es buah.

Mengingat bahwa praktik jual beli buah pepaya California diatas pohon

(borongan) di Desa Duampanua Kecamatan Anreapai Kabupaten Polewali

Mandar buahnya ada yang sudah tampak dan juga ada buah yang belum matang

atau masih muda.

Menurut masyarakat petani di Desa Duampanua jual beli buah pepaya

California diatas pohon saling menguntungkan kedua belah pihak yang

bertransaksi, juga adanya unsur saling tolong menolong antara kedua belah pihak.

Bagi pembeli lebih mudah mengambil buah-buahan tersebut tanpa harus memilih

dan memilah satu-satu, bisa memetik pada waktu yang di inginkannya, sedangkan

bagi penjual tidak susah-susah mencari pembeli dan mengurus tanamannya seperti

memetik, mengumpulkan dan sebagainya.

Jual beli buah pepaya California diatas pohon ini juga dipraktikkan oleh

orang yang biasa melakukan jual beli buah-buahan diatas pohon sehingga setiap

kerugian dan resiko telah diketahui oleh kedua belah pihak.

B. PEMBAHASAN

Dari hasil observasi dilapangan, wawancara, dokumentasi, juga

mengkomparasikan dengan tinjauan pustaka, melalui metode triangulasi, peneliti

berkesimpulan bahwa Praktik jual beli buah pepaya California diatas pohon ini

masuk pada akad Mukhabarah yang artinya memperjualbelikan buah-buahan atau

biji-bijian yang masih hijau di atas pohon.

َ ُ ‫ نَهى(َأوْ نَهَانَا) َرسُوْ ُل هَّللا‬: ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ قا َ َل‬


﴿۹۱۵- ‫صلَى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن بَي ِْع‬ ِ ‫ع َْن جاَبِ ٍر َر‬
49

ِ ‫الثَّ َم ِر َحتَّى يَ ِط ْي‬.﴾53


‫ب‬

Artinya :
“915. Jabir r.a. mengatakan bahwa Rasulullah SAW melarang menjual
buah, kecuali setelah menjadi (tampak) baik.
Al-‘Aini sebagai mana yang dikutip Idri bahwa yang dimaksud dengan

matang dalam hadist tersebut ialah manfaatnya, sehingga maksudnya adalah tidak

dapat membeli buah sebelum ada manfaatnya. Jika buah tersebut sudah bisa

dimanfaatkan, meskipun belum matang, maka dapat diperjualbelikan.54

Dalam penelitian ini, peneiti menemukan dimana buah yang

diperjuabelikan di Desa Duampanua Kecamatan Anreapi Kabupaten Polewali

Mandar adalah buah campuran dari yang matang, mudah dan juga buah yang

masih berukuran kecil. Dari pendapat imam syafi’i dimana beliau mengatakan

bahwa tidak diperbolehkan menjual buah yang masih dalam keadaan muda

kecuali buah tersebut sudah bisa dimanfaatkan.

Ketika melihat pendapat imam safi’i mengenai karakter buah yang bisa

diperjuabelikan itu, maka jelas transaksi yang terjadi di Desa Duampanua

kecamatan anreapi kabupaten polewali mandar ini dilarang dalam islam, tapi

hemat peneliti mengatakan bahwa transaksi yang ada diperbolehkan dengan

alasan yang telah ditimbang peneliti yakni meskipun transaksi jual beli yang ada

juga menjual buah yang masi berukuran kecil, tapi dalam akad yang terjadi adalah

kesepakatan kontrak beberapa bulan antara penjual dan pembeli sehingga

memungkinkan pembeli memberikan jaminan perawatan kepada buah yang masih

muda sampai tiba masa panennya.

Peneliti menitik beratkan pada argument ini, sebab dalam proses jual beli

yang terjadi di Desa Duampanua buah yang masih nampak mudah itu akan

menjadi tabungan yang dimiliki oleh pembeli karna buah yang menjadi komoditas
53
M. Nasiruddin al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, (Cet. I. Jakarta: Gema Insani pers,
2005), h. 438
54
Idri, Hadist Ekonomi, Ekonomi dalam Persfektif Hadist Nabi., h. 164
50

dalam transaksi ini mempunyai nilai jual yang harganya akan melonjak ketika

bulan tertentu seperti pada bulan ramadhan maupun pada perayaan-perayaan

tertentu.

Di sini keuletan pembeli yang menjadi pemilik sementara pohon beserta

buah yang ada akan lebih menentukan keuntungan yang akan didapatkan

dikemudian hari, meskipun pohon pepaya jenis california tidak manja dalam

proses perawatannya, namun pembeli yang menjadi pemilik sementara dari

komoditas yang diperdagangkan ini harus merawat pohon dan buahya dengan

baik.

Dari ringkasan singkat yang telah dipaparkan oleh peneliti, dapat dipahami

bahwa penjual dan pembeli masing-masing punya keuntungan yang berbeda

dimana penjual mempunyai keuntungan komoditas atau hasil pertaniannya laku

dan tidak perlu lagi bersusah payah dalam proses pemanenan buah dan juga

pemeliharaan dalam jangka beberapa waktu selama akad berlaku, begitupun

dengan penjual yang mempunyai keuntungan apabila buah yang sedang dalam

masa pemeliharaannya menjadi buah yang berkualitas baik dan harga buah yang

ada dipasaran melonjak tinggi.

Selama transaksi jual beli buah pepaya california yang ada di desa

duampanua kecamatan anreapi kabupaten polewali mandar di lakukan oleh

masyarakat, belum ada dari kedua belah pihak yang merasa dirugikan dan semua

pelaku transaksi ini sama-sama diuntungkan sehingga bisa dikatakan syarat dan

rukun jual belinya terpenuhi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang tinjauan hukum Islam terhadap

transaksi jual beli buah pepaya California di pohon di Desa Duampanua

Kecamatan Anreapi Polewali Mandar,maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Praktik jual beli buah pepaya California diatas pohon yag terjadi

dikalangan masyarakat petani di Desa Duampanua adalah petani dan

pembeli sama-sama menaksir buah yang ada diatas pohon jika ditaksir

500 sampai 600 buah maka yang di beli oleh pembeli adalah 400 buah.

karena pembeli mewanti-wanti jangan sampai nanti setelah di beli buah

yang mudanya tidak bisa dimanfaatkan dikemudian hari. Adapun metode

pembayarannya ada dua yaitu pembayaran secara cash, pembayaran

setelah panen. Sedangkan pelaksanaan ijab dan qabulnya adalah dengan

cara lisan.

2. Dalam ekonomi Islam praktik jual beli buah diatas pohon termasuk

dalam praktik jual beli buah-buahan yang dihalalkan. Namun dalam

transaksi jual beli buah pepaya california di desa duampanua menurut

hemat peneliti diperbolehkan mengingat rukun dan syaratnya sudah

terpenuhi, karna buah yang diperjualbelikan sudah tampak dan ada

manfaatnya serta akad yang digunakan juga adalah sistem jual beli

kontrak jadi buah yang mudah bisa dirawat oleh sipembeli hingga tiba

masa panennya.
52

B. Implikasi Penelitian

Penelitian yang dilakukan ialah sesuatu temuan yang mana hasil peneitian

ini bisa dijadikan sesuatu dimensi, pertimbangan maupun pengambilan keputusan

dimana praktik jual beli buah pepaya California diatas pohon bisa dikenal oleh

masyarakat petani supaya diterapkan sebagaimana mestinya. Dengan terdapatnya

penelitian ini, diharapkan supaya masyarakat petani yang bersangkutan bisa

memandang lebih luas lagi permasalahan-permasalahan yang terjalin dalam

praktik jual beli buah pepaya Californiadiatas pohon.

Bisa ditentukan kalau hasil penelitian ini mempunyai implikasi yang

positif dari bermacam pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini.

Terungkapnya hasil penelitian ini bertujuan agar masyarakat petani di Desa

Duampanua mengetahui bahwa jual beli buah pepaya california diatas pohon yang

sering dilakukan oleh masyarakat hukumnya diperbolehkan. Implikasi selanjutnya

adalah untuk memberikan kesadaran kepada pelaku transaksi agar senantiasa

menjadikan hal-hal yang dilakukan atas dasar sebgai pahala ibadah disisi allah

SWT.

Terungkapnya hasil penelitian praktik jual beli buah Pepaya California

diatas pohon yaitu menguatkan suatu pernyataan bahwa jual beli buah-buahan

diatas pohon dihalalkan/dibolehkan kecuali ada rukun yang tidak terpenuhi seperti

pada transaksi jual beli buah pepaya California di pohon di Desa Duampanua

Kecamatan Anreapi Kabupten Polewali Mandarpraktiknya dibolehkan.Oleh sebab

itu muda-mudahan dengan adanya hasilpenelitian ini dapat membawa manfaat

bagi para masyarakat petani pelaku jual beli buah pepaya California diatas pohon.
53

Daftar pustaka

Dapartemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahannya.Qur’an


in Word. Al-Qur’an dan Terjemahannya.Versi 1.3(Yogyakarta:
PustakaPelajar, 2010)
Abdul Rahman Ghazaly, dkk., Fiqih Muamalat ( Jakarta: Prenadamedia Group,
2010),
Abdullah Zaki Alkaf, Fikih Empat Mazhab, (Cet. XII: Hasyimi: Bandug, 2012),
Adriansyah “ perspektif untung rugi dalam transaksi jual beli buah durian yang
masih dipohon di tinjau dari ekonomi islam “ skripsi ekonomi syariah
( 2016 )
Ahmad Ridwan, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Durian
Sistem Ijon (Institut Agama Islam Negeri Mataram, Fakultas Syariah dan
Ekonomi Islam,2017 ),
Alaiddin Koto, Ilmu Fiqh dan Usul Fqih, Ibid. (Bandung: Toha Putra).
Amiruddin Kadir, Ekonomi dan Keuangan Syariah(Cet.I; Makassar: Alauddin
University Press,),
Andi Intan Cahyani, Fiqh Muamalah, (Makassar. Alauddin University Press ,
2013).
Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum ( Jakarta: RinekaCipta, 2007 )
Djam’an Satori AanKomariyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung :
Alfabeta,2014),
Endang Lestari, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jual Beli Ijon Di Desa
Nambahrejo Kecamatan Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah, Skripsi
(Lampung: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN METRO, 2017),
Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002),
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Depok: Rajawali Pers 2017),.
Idri, Hadist Ekonomi, Ekonomi dalam Persfektif Hadist Nabi. Cet. I. 2015,
Jaribah bin Ahmad al-haritsi, Fikih ekonomi umar bin al-khathab (Cet. I; Jakarta
Timur:Pustaka Al-Kautsar, 2006),
Lizawati, Perjanjian Jual Beli Buah Jeruk Secara Tebas ( Beli Masi Dalam
Keadaan Di Atas Pohon ) Skripsi ( Fakultas Hukum, Jember 2016),
M. Nasiruddin al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, (Cet. I. Jakarta: Gema Insani
pers, 2005),
Mudrajad Kuncoro, Menulis Skripsi/Tesis Dalam 60 Hari (Yogyakarta:UUP
STIM YKPN.2015)
Muhammad Ardiansyah. Keuntungan Usaha Budidaya Papaya Calina IPB 9.
Jurnal Manejemen Bisnis Syaiah ( Vol,1 September 2020 )
Muhammad Daud Ali, Hukum Islam PengantarIlmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persera,2013 )
Mukhtar Yahya dan Fathurrahman, Dasar dasar pembinaan Hukum Islam,
(Bandung: Al-Maarif, 1986),
54

Mukti Fajar dan Yulianto Ahmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Emperis, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010),
Nurmia Voviantri, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Online,Skripsi
( Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum 2019).
Palmawati Tahir dan Dini Handayani, Hukum Islam (Jakarta Timur 2018),
Purnadi. P Widhiandono & Dermawan A. Penyuluhan Kewirausahaan Dan Cara
Penanaman Papaya California Pada Lahan Kosong Untuk Meningkatkan
Kesejahteraan Buruh Tani. ( Media Ekonomi, Thn 2017 )
Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan Dan Keserasian Al Qur’an
( Cet. 3 : Jakarta : Lentera Hati, 2002 )
Rezky Amaliah Burhani “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Buah-
Buahan Diatas Pohon”jurnal ilmiah ekonomi syariah.vol 1 no 3 ( 2020 )
Rizko Amereza Setiawan, Analisis Jual Beli Secara Ijon ( Universitas Sriwijaya,
Fakultas Hukum, 2018),
Rozalinda, fiqh ekonomi syariah :prinsip dan implementasi pada sektor keuangan
syariah ( cet. 2: Jakarta: rajawali pers,2017).
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (cat Ke-20:
Bandung: CvAlfabeta)
Sujipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung :PT.Citra Aditiya Bakti,2000),
Zakiatul Fitria “ praktik jual beli buah-buahan di pohon ditinjau dari fiqh
mu’amalah” skripsi fakultas syariah dan hukum (2016)

Wawancara
Ahmad, Khatib Masjid Ma’rifah Dusun Beluak, Desa Duampanua, Kec. Anreapi,
Kab. Polman. Wawancara Oleh Penulis Di Duampanua, 25 Juni 2022.

Arifin, tokoh masyarakat Desa Duampanua, Kec. Anreapi Kab.Polman,


wawancara oleh penulis di Duampanua, 15 Juni 2022.

Arman, Pemborong buah diatas pohon (pembeli) Desa Duampanua, Kec. Anreapi
Kab. Polman, Wawancara oleh penulis di Duampanua, 19 Juni 2022.

Deril, pemborong buah diatas pohon (pembeli) Desa Duampanua, Kec. Anreapi
Kab. Polman, Wawancara oleh penulis di Duampanua, 16 Juni 2022.

Dewa, Imam Masjid Ma’rifah Dusun Beluak, Desa Duampanua, Kec. Anreapi,
Kab. Polman, Wawancara Oleh penulis Di Duampanua, 25 Juni 2022.

Jumadi, Pemilik pohon (petani) di Desa Duampanua, Kec. Anreapi Kab. Polman,
Wawancara oleh penulis di Duampanua, 16 Juni 2022.

Usman, pemilik pohon (petani) Desa Duampanua, Kec. Anreapi Kab. Polman,
Wawancara oleh penulis di Duampanua, 16 Juni 2022.
55

Profil Kantor Desa, Dokumentasi yang dilakukan oleh Penulis di Desa


Duampanua Kec. Anreapi Kab. Polman. 15 Juni 2022.
56

LAMPIRAN-LAMPIRAN
57

PEDOMAN WAWANCARA

A. Wawancara penjual ( Petani )

1. Sejak kapan bapak/ibu melakukan jual beli buah pepaya California di atas

pohon?

2. Apa alas an bapak/ibu melakukan jual beli tersebut?

3. Apa keuntungan dan kerugian dalam jual beli tersebut?

4. Bagaimana cara penentuan harganya?

5. Apakah jual beli buah pepaya California di atas pohon sudah menjadi

tradisi di desa ini?

6. Bagaimana pelaksanaan pelaksanaan ijab dan qabul nya?

7. Apakah bapak/ibu mengetahui hokum jual beli buah pepaya California di

atas pohon?

B. Wawancara Pembeli ( Tengkulak )

1. Sudah berapa lama bapak/ibu beroperasi sebagai pembeli buah pepaya

California di atas pohon?

2. Bagaimana cara pembayarannya?

3. Apa yang membuat bapak/ibu tertarik untuk melakukan jual beli tersebut?

4. Apakah kendala bapak/ibu selama menjadi pembeli buah pepaya

California di atas pohon?

5. Apa keuntungan dan kerugian yang bapak/ibu alami selama menjadi

pembeli buah pepaya California di atas pohon?

6. Bagaimana pelaksanaan ijab dan qabul nya?


58

7. Apakah bapak/ibu mengetahui hokum jual beli buah pepaya California di

atas pohon?

C. Wawancara Tokoh Agama

1. Bagaimana tanggapan bapak mengenai jual beli buah pepaya California di

atas pohon?

2. Apakah jual beli tersebut di bolehkan dalam islam?

3. Sudah berapa lama mendengar transaksi jual beli buah pepaya California

di atas pohon berlangsung di Desa Duampanua?

4. Apakah jual beli buah pepaya California di atas pohon sudah menjadi

tradisi di Desa ini?

5. Apakah sipembeli dapat menjual kembali buah di atas pohon dengan kata

lain adanya pihak ketiga?

Anda mungkin juga menyukai