Anda di halaman 1dari 2

Pembangunan yang Tidak Berkelanjutan

Pembangunan yang tidak berkelanjutan merupakan pembalikan arah, tujuan, fungsi dan
segala hal dari Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan Berkelanjutan sendiri merupakan
proses pembangunan yang memiliki prinsip bahwa pembangunan itu terus berlanjut untuk
kehidupan manusia saat ini dan saat selanjutnya yang tidak mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan.

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam pembengunan adalah memperbaiki kehancuran
lingkungan dengan tidak mengorbankan pemenuhan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
sosial. Sehingga tiga faktor utama tersebut (ekonomi, sosial, lingkungan) menjadi suatu
ketergantungan yang tidak bisa dilepaskan satu sama lainnya.

Tetapi kenyataannya saat ini bahwa pembangunan di Indonesia tidaklah bisa menerapkan 100
persen konsep pembangunan berkelanjutan. Masih banyak kebijakan-kebijakan publik yang
tidak memikirkan konsep pembangunan berkelanjutan. Banyak contoh yang ada dan akhirnya
muncul ke permukaan karena tidak bisa ditutup-tutupi lagdiketahui public,seperti Kebijakan
publik di bidang kehutanan baik menyangkut penebangan dan pemanfaatan hutan alam,
perlambatan perluasan hutan lindung, penindakan illegal logging sampai penangan kebakaran
hutan.

Pemanfaatan dana reboisasi yang tidak jelas arah dan penggunaannya juga merupakan suatu
hal yang membuat pembangunan yang tidak berkelanjutan. Serta permasalahan lain,bila
dilihat dari hasil penerapan pembangunan berkelanjutan di Indonesia menunjukkan bahwa
terjadi penurunan pada bidang pertanian dan lingkungan disebabkan oleh pemahaman
pemerintah terhadap konsep pembanguanan berkelanjutan yag masih setengah-setengah.
Pelaksanaan tiga unsur dalam pembanguanan berkelanjutan tidak dilakukan secara
terintegrasi. Artinya ketiga unsur ini masih dilakukan sendiri-sendiri.

Penerapan pembanguanan berkelanjutan di Indonesia tertera dalam Program Pembangunan


Nasional (PROPENAS) yang diagendakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(BAPPENAS) sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Propenas
diagendakan setiap 5 tahun kali sejak tahun 1999, 2004, hingga 2009. Dalam propenas
tersebut secaqra garis besar dijelaskan komitmen pemerintah terhadap kepedulian atas
lingkungan. Pelaksaan Propenas menghasilkan peningkatan pada bidang industri dan
pelayanan jasa, namun malah menyebabkan penurunan pada bidang pertanian dan
lingkungan. Kerusakan hutan juga masih sangat memprihatinkan. Bahkan, menurut data
WALHI setiap jam hutan Indonesia hilang seluas tiga kali lapangan bola.

Menteri perekonomian mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa melihat kelestarian


lingkungan. Begitu juga sebaliknya, Menteri lingkungan hidup terus melakukan perbaikan
lingkungan tanpa melihat indikator pertumbuhan ekonomi di sana. Harusnya setiap agenda
pembangunan yang dilakukan melihat ketiga unsur pembangunan berkelanjutan tersebut,
bukan terpisah-pisah

Selain pandangan pemerintah yang setengah-setengah dalam memahami konsep


pembangunanan berkelanjutan, kegagalan penerapannya di Indonesia juga disebabkan oleh
penetrasi pasar yang cukup kuat di Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi lebih
diutamakan dibandingkan kelestarian lingkunga dan sering kali terjadi hubungan negatif
antara kedua unsur tersebut.

Contohnya kausus seperti yang terjadi di Lapindo, terlihat jelas kepentingan ekonomi yang
sangat menonjol dalam kasus tersebut dan mengabaikan lingkungan. Pengeboran yang
dilakukan di Sidoarjo tersebut memunculkan lumpur yang melumpuhkan sumber produksi
masyarakat, yang berujung pada akibat penghambatan kesejahteraan sosial masyarakat

Selain Lapindo ada juga PT.Freeport yang telah melakukan eksplorasi emas di Indonesia
selama 43 tahun sejak 1967 telah membuang 300.000 ton limbah per hari yang menyebabkan
tiga sungai di sekitar penambangan tercemar, tidak ikan dan hancurnya ekosistem di sungai
tersebut karena pencemaran oleh pembuangan limbah tersebut. Selain itu ratusan kilometer
hutan di sekitar freeport juga sudah gundul alias di tebang habis demi kepentingan tambang.
Fakta ini seharusnya dapat mengingatkan pemerintah jangan sampai pasar yang
mengendalikan lingkungan

Sumber :

Ermawanto. Kegagaan Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia.


https://hi.umy.ac.id/ermawanto-kegagalan-pembangunan-berkelanjutan-di-
indonesia/, dikutip pada 22 Desember 2020. Pukul 20.51

Anda mungkin juga menyukai