Anda di halaman 1dari 17

Demokrasi

Desa
Febriyanah

Jaka Maulana I

Moh. Alfian M

KELOMPOK 7
M. Helmy Abija PEMERINTAHAN DESA
Kelas 4-c
Sejak berlaknya UU ni 5/1979, memberikan bentuk-bentuk “formalisasi desa” yang
digambarkan dari atas sehingga ciri-ciri birokrasi semakin terasa ditingkat desa.

menurut Tjondronegoro (1999) mengurangi otonomi desa secara bertahap mulai dari kelurahan, yaitu

bentuk desa yang tidak menguasai cukup sumberdaya dan harta benda sendiri berbentuk tanah bengkok
sehingga pamong desa juga tidak diberi imbalan untul kasa-jasanya kepada masyarakat kecil.

Kepala kelurahan dan desa lambat laun diseragamkan dan diberi status pegawai negeri.

Pemerintah pusat lebih mudah menyalurkan intruksi sampai ke tingkat desa. Pengawasan dari pusat juga
lebih dipermudah setelah jalur birokrasi diperpanjang dari kecamatan ke bawah.
Sejak berlaknya UU ni 5/1979, memberikan bentuk-bentuk “formalisasi desa” yang
digambarkan dari atas sehingga ciri-ciri birokrasi semakin terasa ditingkat desa.

Masuknya ekonomi uang, mengubah hubungan tradisional ke daerah pedesaan.

Lembaga-lembaga yang semula didasarkan atas jiwa gotong royong dan kemandirian retak dan
pengaruh kota makin mengikis hubungan pedesaan tradisional. Lembaga-lembaga tradisional semakin
mengecil dan kekuatan norma berkurang

Masyarakat desa yang semula lebih merata (egalitarian) tampak semakin berlapis, kepentingan-
kepentingan lapisan bertentangan sehingga timbul proses diferensiasi dan perenggangan yaitu melebarnya
jarak sosial, lembaga semakin mencirikan lapisan bawah dan lemah serta organisasi mencirikan lapisan
tengah dengan orientasi dari atas dan kota.
Salah satu harapan dikeluarkannya UU no 5/1979 adalah
meletakkan dasar-dasar administrasi pemerintahan desa sehingga
baik para pemimpin formal ( kades dan pamong desa) maupun para

UU no
pemimpin informasi (kyai, ulama dan petani-petani kaya) semakin
tahu dan mampu menjadi agen pembangunan. Khususnya yang
berkaitan dengan fungsi mereka sebagai jembatan yang

5/1979 menghubungkan kemauan pemerintah dengan kepentingan anggota


masyarakat.
01
Dalam dua dasawarsa terkahir, para pemimpin formal lebih
banyak tergolong sebagai visible leader (kepemimpinan diakui
oleh massa yang dipimpin lain). Kondisi ini disebabkan oleh
strategi pembangunan ekonomi dipedesaan itu sendiri yang
didominasi oleh sentralis.

Strategi tersebut pimpinan formal dapat selalu


tampil di garda depan dalam proses pembangunan
karena mereka dipandang sebagai agen
pembangunan yang menjembatani keinginan
masyarakat dan pemerintah.
PEMIMPIN

Formal Informal
lebih banyak berpengaruh di
berbagai bidang karena seperti ulama, semakin
mereka adalah perpanjangan berkonsentrasi hanya pada
tangan birokrasi di tingkat aktifitas keagamaan.
desa
Pembangunan Pertanian (AgriculturaLDevelopment)
01 Tujuan adalah memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat desa dengan cara
meningkatkan output dan pendapatan mereka. Fokusnya kelayakan atau
keterbatasan pangan dipedesaan. Peningkatan ini dianggap sangat strategis,
namun program ini memperoleh banyak kritik. Salah satunya adalah strategi
pembangunan pertanian tidak secara optimal atau gagal.

Strategi dan model Industrialisasi Pedesaan (Rural Industrialization)

pembangunan desa 02 Tugas utama program ini adalah mengembangkan industri kecil dan
kerajinan. Dalam prakteknya, industrialisasi di pedesaan mengalami
hambatan, antara lain sumber daya manusia yang kurang memadai,
misalnya yang diungkapkan oleh Sunyoto kurang berani mengambil resiko dan sulitnya melakukan reinvestasi,
Usman (1998) sebagai berikut Keterampilan umumnya masih tergolong rendah, peralatan sederhana,
manajemen lemah
sehingga sukar meningkatkan produksinya.

03 Pembangunan Masyarakat Terpadu


(Integrated Rural Development)
Tujuan utama pembangunan terpadu adalah meningkatkan
produktivitas, memperbaiki kualitas hidup pendududk pedesaan
serta memperkuat kemandirian.
Strategi Pusat Pertumbuhan (Growth Centre Strategy)
04
Strategi dan model Strategy)Strategi ini merupakan sebuah alternative untuk mengembangkan
sebuah pasar di dekat desa. Pasar ini difungsikan sebagi pusat penampungan
pembangunan desa hasil produksi desa, sekaligus sebagai pusat informasi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kehendak konsumen dan kemampuan produsen.
misalnya yang diungkapkan oleh Sunyoto
Usman (1998) sebagai berikut
Strategi Pembangunan Berparadigma GandaJefta (1995)

gotong royong teknikal professional


berasumsi pada paradigma struktural fungsional dan
memandang masyarakat selalu berada dalam keadaaan menekankan perlunya system penyelesaian masalah Strategi
“harmonis” dan “tertib”. Strategi ini menganjurkan ini memberikan perann yang lebih kritis terhadap agen-agen
partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pembahruan untuk menentukan program-program
dan tindakan masyarakat. pembangunan

konflik pembelotan cultural.


yaitu melihat paksaan atau “kekuasaan” sebagai landasan diasumsikan pada paradigma defenisi social yang
yang lebih ralistik bagi tertib sosial dalm masyarakat. Suatu memberikan tekanan pada aspek subjektif dan realistis
sistem sosial terdiri dari berbagai kelompok kepentingan kehidupan social.
Model
Pembangunan Desa
Pendekatan Modernisasi

Modernisasi di bidang structural sosial


politik sejak berlakunya UU No. 5/1979 bidang teknologi
tentang pemerintah desa. Modernisasi di
bagi menjadi 2, yaitu modernisasi klasik bidang pertanian
dan modernisasi Kajian baru. Menurut
smelser, modernisasi identik dengan
pembangunan ekonomi yang menyangkut bidang industry
4 proses, yaitu
bidang susunan ekologi
Community Development

menurut Glenn (1993) menekankan pada proses semua usah swadya masyarakat
dengan usaha-usah pemerintah setempat guna meningkatkan kondisi sosial,
budaya dan ekonomi masyarkat dan memberi kesempatan kepada masyarakat
untuk memajukan kehidupannya. Kelemahan model CD, adalah hasilnya tidak
sepadan dan manfaatnya mudah melenceng ke yang lebih kaya serta konflik
dengan birokrasi pemerintah. Model CD, memandang proses pembangunan
secara simlitis, mengabaikan kepentingan yang bertentangan serta tidak
memperhatikan perubahan structural dalam masyarkat. Ketidakberdayan
inisiatif liokal dan model pendekatan CD selalu muncul penunggung bebas (free
Rider) berupa kepentingan politik dan birokrat.
Teori Pengembangan desa
1. Teori modernisasi

teori harrol domar, teri ini max weber : etika protestan, David McClleand : dorongan
beranggapan bahwa mengisyaraktkan bahwa bekerja berprestasi/ n-Ach, yang memiliki WW Rostow : lima tahap
tanpa pamrih bukan mencari kebutuhan untuk berprestasi pembangunan , proses dari
pertmbuhan ekonomi masyarakat terbelakang menjadi
kekayaan materil. Etika diperoleh bukan hanya imbalan dan hasil
ditentukan oleh tingginya tentang nilai kerja keras tanpa masyarakat maju
kerjanya
tabungan dan investasi pamrih untuk mencapai sukses
WW Rostow : lima tahap pembangunan ,
masyarkat tradisional, blm
memiliki pengetahuan
memedai dan bergantung zonna konsumsi masal tinggi,
pada alam kenaikan pendapatan, kebutuhan
juga lebih tinggi, serta negara
menyadiakan kesejahteraan sosial.

Prokoodisi untuk lepas


landas, campur tangan dari
luar/ masyarakat yang lebih
maju

Lepas Landas, tersingkinya bergerak ke dewasa, investasi


hambatan-hambatan yang industry berkembang pesat serta
menghalangi prses pertumbuhan menatap dalam perekkonomian
ekonomi, tubuhnya teknik2 baru global dan berorientasi pada eksor
sehingga menjadi usha komersil
2. Teori Struktural
Raul Prebich Industri Subtansi Impor

Ada 3 kelompok , yaitu


Teori keunggulan konperatif
membuat negara-negara di Perbedaan tentang god agama, glory
dunia melakukann umperealisme dan kekuasaan, dan gold
spesialisasi produk, dengan kolonialisme keserakahan ekonomi
demikian negara terdapat (kekayaan).
dua kelompok yaitu yang
mengasilkan barang
industry dan negara
pinggiran memproduksi
pertanian dibanding hasil
industry
Paul Baran Kristenisme negara yang disentuh negara
maju yidak mengalami kemajuan . kapitalisme muncul
di negara pinggiran berbentuk penyakit kristenisme
ketahan isu pokok
abad 21
Soetrisno (1999) abad 21 sering disebut era
globalisasi, yang tidak memberi harapan pada petani
di negara berkembang. Adanya kebijakan wHo
tentang trade related INTELECTUAL right merusak
ekologis sistem pertanian . liberalisasi meutup akses
petani sebagai sarana produksi bibit, sehingga terjadi
monopoli. Pertanian organic seharusnya menjadi
alternatif pemekaian zat kimiawi
Sistem pertanian berkelanjutaharus didukung oleh sebuah
organisasi petani mandiri dan mempunyai kekuatan politik.
Ini berarti pembanguanan pertanian harus mengemban misi
demokratisasi lingkungan soosial, politik dan ekonomi
umumnya dan tingkat pertanian masyarakat khususnnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai