Anda di halaman 1dari 4

Nama : An-Nisa Elca Putri

NIM : 10012681822008
Dosen Pengajar : Dr. Misnaniarti, S.KM., M.KM
UAS MANAJEMEN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

1. Apa yang anda pahami tentang konsep manajemen dan administrasi ?


Berikan contoh bentuk realisasi fungsi manajemen/administrasi dalam
organisasi kesehatan !

- Konsep manajemen adalah proses untuk mendefenisikan tujuan dan membuatnya


efektif melalui organisasi untuk mencapai satu tujuan. Proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sedangkan konsep administrasi merupakan wadah dan proses
yang menentukan kebijakan  dimana organisasi dan manjemen dipakai sebagai sarana
untuk menentukan kebijakan umum, dengan memanfaatkan organisasi dan proses
manjemen dalam usahanya untuk mencapai tujuan.
- Manajemen dan administrasi sering dipersamakan , namun yang jelas memang tidak
dapat dipisahkan. Perlu dibedakan pengertian Administrasi dalam arti sempit (Tata
usaha, pekerjaan Perkantoran – office work) dan Administrasi dalam arti luas
(manajemen keseluruhan: Asas manajemen, proses manajemen, fungsi manajemen
dan kelembagaan.
- Administrasi atau manajemen dalam dunia kesehatan sangat diperlukan agar dalam
pelaksanaan program kesehatan dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
Administrasi pada dasarnya merupakan usaha tertentu untuk mencapai suatu
tujuan(Maidin Alimin,2004). Para penyedia ataupun tenaga kesehatan dalam
mempergunakan administrasi kesehatan memerlukan persiapan baik dalam teori
maupun praktek.( Tulchinsky,Varavikova, 2000)
- Fungsi manajemen dalam organisasi kesehatan seperti dirumah sakit
perencanaan,pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian.
1. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting, karena
perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam keberhasilan upaya
pelayanan kesehatan di RS. Terdapat beberapa jenis perencanaan spesifik yang
dilaksanakan di RS, yaitu : (a) perencanaan pengadaan obat dan logistik, yang disusun
berdasarkan pola konsumsi dan pola epidemiologi, (b) perencanaan tenaga
professional kesehatan, dalam menentukan kebutuhan tenaga tersebut misalnya ;
tenaga perawat dan bidan, menggunakan beberapa pendekatan, antara lain ;
ketergantungan pasen, beban kerja, dll.
2. Pengorganisasian merupakan upaya untuk menghimpun semua sumber daya yang
dimiliki RS dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuannya.
Pengorganisasian dalam manajemen pelayanan kesehatan di rumah sakit, sama hal
dengan di organisasi lainnya.
3. Penggerakan pelaksanaan, manajemen rumah sakit hampir sama dengan hotel atau
penginapan, hanya pengunjungnya adalah orang sakit (pasen) dan keluarganya, serta
pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologis akibat penyakit yang diderita oleh
anggota keluarganya yang sedang dirawat. Kompleksitas fungsi penggerakan
pelaksanaan di RS sangat dipengaruhi oleh dua aspek, yaitu : (1) sifat pelayanan
kesehatan yang berorientasi kepada konsumen penerima jasa pelayanan kesehatan
(customer service), dengan hasil pelayanan kemungkinan ; sembuh dengan sempurna,
sembuh dengan cacat dan meninggal. Apapun hasilnya kualitas pelayanan diarahkan
untuk kepuasan pasen dan keluarganya. (2) Pelaksanaan fungsi actuating ini sangat
kompleks,karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.
4. Pengawasan dan pengendalian, merupakan proses untuk mengamati secara terus
menerus (bekesinambungan) pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk
menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar kinerja yang jelas. Dari standar
tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk menilai
hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai di RS meliputi tenaga yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ; perawat, bidan dan dokter
maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja, akan memudahkan dalam
melakukan koreksi apabila ada penyimpangan.

2. Di Instansi kesehatan mungkin pernah menemui kendala tidak terealisasinya


program yang sudah direncanakan sebelumnya. Jelaskan menggunakan konsep
manajemen dan administrasi mengapa hal tersebut bisa terjadi ? serta
bagaimana cara untuk mengatasi kendala tersebut agar tidak terjadi di tahun
mendatang !
Hambatan/kendala dalam melaksanakan suatu program kesehatan merupakan
suatu tantangan yang harus segera ditindaklanjuti dan di selesaikan. Penyelesaian
kendala tersebut dengan menggunakan konsep manajemen/administrasi yaitu melihat
proses untuk mengamati secara terus menerus (bekesinambungan) pelaksanaan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (perbaikan) terhadap
penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankan fungsi ini diperlukan adanya standar
kinerja yang jelas. Dari standar tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang akan
dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja (kinerja) pegawai. Penilaian kinerja pegawai
di RS meliputi tenaga yang memberikan pelayanan langsung kepada pasen, seperti ;
perawat, bidan dan dokter maupun tenaga administratif. Adanya indikator kinerja,
akan memudahkan dalam melakukan koreksi apabila ada penyimpangan.
Agar kendala tersebut agar tidak terjadi di tahun mendatang maka perlu
diadakannya evaluasi program kesehatan yang sudah dilaksanakan untuk melihat
proses dibagian mana yang memiliki perbedaan tidak sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dan melihat solusi rencana apa yang akan dibuat untuk perencanaan
di tahun selanjutnya serta menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

3. Jelaskan apa peran dan realisasi tugas stakeholder kebijakan ini : kepala
dinkes, dokter, Tenaga Kesmas, Bidan, Kepala Puskesmas, Kepala desa dalam
menanggulangi kasus Balita dengan gangguan gizi kurang !

Peran stakeholder dalam kebijakan menanggulangi kasus balita dengan gangguan


gizi kurang sangat penting bagi masyarakat di suatu daerah. Dinas kesehatan dan
puskesmas diharapkan mampu mendesain program penanggulangan gizi kurang
melalui pendekatan budaya setempat secara sistimatis sehingga menjangkau keluarga,
dengan pendekatan reorientasi paradigma baru puskesmas yaitu melakukan
kemitraan dengan sumberdaya sesuai dengan budaya setempat.Upaya
penanggulangan kekurangan gizi secara khusus mempunyai tujuan untuk
meningkatkan cakupan deteksi dini gizi buruk melalui penimbangan balita di
Posyandu dibantu dengan Bidan, Dokter serta tenaga medis dan non medis. Posyandu
dapat melaksanakan fungsi sebagai unit pemantau tumbuh kembang anak, serta
menyampaikanpesan kepada ibu sebagai agen pembaharuan. Posyandu merupakan
pos terdepan dalam mendeteksi gangguan kesehatan masyarakat,posyandu memiliki
posisi strategis sebagai penyedia layanan kesehatan paling dekat dengan masyarakat
dan dengan dukungan stakeholder yang ada di daerah tersebut seperti kepala desa,
sesepuh dll.

4. Apa topik tesis yang akan anda angkat ? Apa kaitannya dengan area
administrasi dan kebijakan kesehatan ? Jelaskan

Rencana topik tesis yang saya ambil adalah Partisipasi kader jumantik dalam
Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Multi Wahana Kota
Palembang. enyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah luas.
Kejadian kasus DBD di Kota Palembang mulai dari 2013-2016 mengalami fluaktif.
Tahun 2014 jumlah kasus sebanyak 622 kasus IR 39,35 dan tahun 2015 jumlah kasus
sebanyak 979 kasus IR 61,94 dan pada tahun 2016 mengalami sedikit penurunan yaitu
sebanyak 932 kasus dengan IR 58,17. Angka kejadian kasus DBD tertinggi di kota
Palembang selama tahun 2014-2016 adalah di Wilayah kerja Puskesmas Multi
Wahana Sako yaitu tahun 2014 sebanyak 58 kasus, tahun 2015 sebanyak 107 kasus,
dan tahun 2016 sebanyak 74 kasus. Salah satu program pemerintah dalam upaya
penanggulangan DBD adalah membentuk program Jumantik yang didukung dengan
adanya kader Jumantik. Kader Jumantik yang aktif diharapkan akan mempengaruhi
penurunan angka kasus DBD, oleh karena itu diperlukan adanya upaya peningkatan
keaktifan kader jumantik (Yulianti, 2007). Berdasarkan uraian tersebut maka perlu
dilakukan penelitian mengenai Analisis Partisipasi Kader Jumantik dalam
Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Multi
Wahana Kota Palembang.
Kaitannya dengan area administrasi dan kebijakan kesehatan adalah bagaimana
program kesehatan terutama pengendalian Penyakit Menular dalam kebijakan yang
telah ditetapkan, apakah kebijakan tersebut telah terealisasi dan menjadi salah satu
indikator untuk menurunkan angka kejadian kasus DBD saat ini dan apakah kebijakan
tersebut sudah optimal ataukah perlu adanya pembaharuan serta hambatan/kendala
apa yang ada dilapangan terkait dengan kebijakan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai