Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TANJUNG LENGKAYAP
Jalan Lintas Muara Dua Km.29 No.193 Desa Tanjung Lengkayap Kecamatan Lengkiti
Kabupaten Ogan Komering Ulu No Hp.085269897644

DOKUMEN DATA POTENSI DAN PERMASALAHAN KESEHATAN

NO IDENTIFIKASI ANALISIS RENCANA KEGIATAN

DARI HASIL SMD :

1 Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sebagian besar masyarakat yang tidak mempunyai jaminan kesehatan tersebut Menyampaikan pada camat, lurah dan RT bahwa masih
Boom baru yang memiliki jaminan mengeluhkan karena merasa keberatan untuk membayar iuran BPJS setiap bulannya. banyak warga yang belum mendapat jaminan kesehatan
kesehatan berupa BPJS sebanyak berupa kartu yang pembiayaan ditanggung oleh
26,25% dan Peserta Jamsoskes pemerintah.
sebanyak 16% dan tidak mempunyai
Jaminan kesehatan sama sekali
sebanyak 57,5%

2 memilki balita sebanyak 52% dan yang Hal ini menjadi perhatian khusus karena bayi dan anak-anak dibawah lima tahun adalah Kunjungan rumah : neonatus resti, bayi rsti, balita resti
tidak memiliki balita sebanyak 48% kelompok yang rentan terhadap berbagai penyakit karena sistem kekebalan tubuh SIDDTK bayi dan balita di posyandu dan TK/PAUD
mereka belum terbangun sempurna sehingga menjadi perhatian khusus bagi pelayanan
kesehatan. Penemuan kasus penyebab kematian terbesar balita
pemberian vit A dan obat cacing di posyandu dan TK/PAUD

3 Yang memeriksakan kehamilan minimal 4 Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya pengetahuan ibu sehingga apabila ibu refreshing kader tentang buku KIA
kali hanya sebanyak 38,46%. Sisanya merasa sehat maka tidak diperlukan pemeriksaan kehamilan, ini adalah kehamilan bukan pelaksanaan kelas ibu hamil
tidak melakukan pemeriksaan minimal 4 yang pertama, kesibukan ibu mengurus rumah tangga dan kurang mendapat support dari
kali yaitu sebanyak 61,54% keluarga

Sebanyak ibu hamil masih mengalami


4 gangguan kehamilan yaitu sebanyak pemasangan stiker p4k
faktor ekonomi dan tingkat pendidikan ibu yang rendah serta tidak mendapatkan support
15,87% dari keluarga sehingga ibu jarang memeriksakan kehamilan sehingga tidak terdeteksi dini kunjungan rumah ibu hamil resti
dan tidak ditatalaksana secepatnya.

5 Sebanyak 8% responden pernah melahirkan ba Kasus Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sangat erat hubungannya dengan faktor Melakukan Pemberian Makanan Tambahan ibu hamil KEK
keluarga yang status ekonominya rendah, kasus-kasus kurang gizi, anemia, dan penyakit di wilayah kerja Puskesmas
pada ibu serta perawatan prenatal yang tidak adekuat.
Melakukan kunjungan neonatus resti.
Melakukan kunjungan bumil resti.
Melaksanakan kelas ibu hamil

Masih banyak bayi yang mendapat


6 imunisasi tidak lengkap yaitu sebesar refreshing kader tentang imunisasi
Kurangnya kesadaran keluarga tentang pentingnya imunisasi, kecurigaan akan bahan
54% vaksin yang tidak halal, dan kurangnya pemanfaatan posyandu yang mungkin menjadi melakukan imunisasi di posyandu
pemicu hal ini
DOKUMEN DATA POTENSI DAN PERMASALAHAN KESEHATAN

Kurangnya kesadaran keluarga tentang pentingnya imunisasi, kecurigaan akan bahan


NO IDENTIFIKASI ANALISIS posyandu yang mungkin menjadi
vaksin yang tidak halal, dan kurangnya pemanfaatan RENCANA KEGIATAN
pemicu hal ini sosialisasi di kelas ibu

7 Balita ditimbang 8 kali dalam setahun di melatih kader tentang posyandu sehingga dapat
posyandu hanya 42% termotivasi untuk semangat melaksanakan posyandu
pemanfaatan posyandu yang masih kurang kemungkinan disebabkan pelayanan di
posyandu kurang menarik. Asumsi masyarakat bahwa bila ke posyandu hanya ditimbang demo masak makanan bergizi balita di posyandu dan
sasa sehingga masyarakat malas untuk ke posyandu membagikan makanan kepada balita
pemberian penyuluhan kelompok oleh petugas promkes

8 Masih ada balita yang BGM sebanyak 4% Terjadinya gangguan status gizi anak diantaranya adalah faktor ekonomi keluarga yang Melakukan kegiatan pemantauan status gizi
berdampak pola makan dan kecukupan gizi anak. Faktor pendidikan yang umumnya (bulanpenimbangan) dan tumbuh kembang balita yang
rendah sehingga berdampak pada pengetahuan ibu yang sangat terbatas mengenai pola melibatkan kader
Menggerakkan ibuposyandu.
supaya aktif datang ke posyandu setiap
hidup sehat dan pentingnya zat gizi bagi kesehatan serta status gizi anak. bulan untuk melakukan penimbangan sehingga bila ada
balita yang mempunyai status BGM, gizi kurang dapat
segera di atasi.
Melakukan konseling pada ibu di posyandu tentang menu seimbang
Melakukan demo masak makanan balita di posyandu
bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif
9 sebanyak 74,25% pembentukan Kelompok Pendamping (KP)ibu menyususi
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terhadap kegagalan dalam pemberian
ASI Ekslusif antara lain pengetahuan ibu, status ibu yang bekerja tingkat pendapatan pembinaan ruang ASI ditempat-tempat kerja
keluarga, perilaku ibu. pelaksanaan kelas ibu

10 jumlah pasangan yang tidak pakai alat 1. Ada pasangan yang menggunakan KB alami/kalender. Melakukan kegiatan kunjungan Rumah D.O KB dan akan
kontrasepsi sebanyak 36% dilakukan penyuluhan KB.
2. Ada pasangan yang memang tidak ber-KB. Hal ini disebabkan faktor pengetahuan
yang kurang dan faktor ekonomi. Refreshing kader kesehatan tentang KB.

11 Responden yang tidak menggunakan Pengetahuan responden tentang menjaga kesehatan melalui menu seimbang dan pendataan garam beryodium keluarga di SD
garam beryodium sebanyak 30,75% perlunya mengkonsumsi garam beryodium masing kurang karena ada sebagian pendataan garam beryodium di masyarakat
responden yang tidak melakukan hal tersebut.

12 Responden yang pernah menderita pendataan rumah tangga ber PHBS


penyakit menular juga masih ada.Sakit pemeriksaan kontak serumah penderita TB
batuk pilek sebanyak 60%, diare 4%, Hal ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan dan imunitas tubuh masing-
malaria 11,25%, DBD 0,25%, TBC 0,25% masing penderita. Tingkat pengetahuan dan kesadaran dalam pencegahan penyakit yang penyuluhan etika batuk
tifus 0,75%, gatal-gatal 3,75%, campak masih kurang. Kesadaran akan PHBS rumah tangga masih kurang. follow up penderita ISP
2%. pembinaan dan pendampingan kader jumantik

13 Jamban keluarga yang tidak memenuhi syarat Lokasi perumahan disepanjang sungai ditambah faktor ekonomi dan tingkat pengetahuan Pendataan SBS
yang rendah tentang kesehatan lingkungan menjadi penyebab jamban yang tidak Membahas masalah ini dengan camat, lurah dan tokoh masyarakat
memenuhi syarat kesehatan
DOKUMEN DATA POTENSI DAN PERMASALAHAN KESEHATAN

NO IDENTIFIKASI ANALISIS RENCANA KEGIATAN

Melakukan kegiatan kunjungan PHBS rumah tangga dan


pembinaan untuk pemberdayaan masyarakat melalui
pendekatan kelompok.

14 Pembuangan limbah kamar mandi ke Kebanyakan rumah penduduk ditepi sungai Pendataan SBS
selokan atau sungai 77,25% tergenang
dipekarangan 12 % dan dibuatkan sarana Penyuluhan kesling
khusus hanya 10,75%
DOKUMEN DATA POTENSI DAN PERMASALAHAN KESEHATAN

NO IDENTIFIKASI ANALISIS RENCANA KEGIATAN


15 Anggota keluarga yang merokok 80% hal ini disebabkan kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang bahaya rokok dan penyuluhan bahaya merokok ke SMP,SMA
ketidakpedulian terhadap keluarga sekitar. menetapan koordinator KTR di sekolah

ketergantungan dan ketagihan responden terhadap rokok dan kemudahan mendapatkan


rokok dan harga yang terjangkau juga menjadi faktor yang mungkin berperan.

16 Anggota keluarga yang minum miras dan narko penyuluhan NAFZA si SMp dan SMA
masih ada responden yang minum miras dan narkoba. Faktor lingkungan sangat pembentukan peer conselor
berperan dikarenakan banyak pengguna narkoba dan kemudahan mendapatkan narkoba penyuluhan kesehatan jiwa
sosialisasi puskesmas IPWL

17 Melakukan PSN 1 minggu sekali 27,25% Yang tidak melakukan PSN sangat banyak yaitu 72%. Hal ini disebabkan pendampingan kader jumantik
dan yang tidak melakukan 72,75% 1 rumah 1 jumantik
Kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit yang dapat diberantas dengan
menghilangkan sarang vektor penularan seperti DBD dan Malaria masih sangat kurang.

Palembang, Desember 2016


Plt. Kepala Puskesmas Boom Baru

dr. Hj. Dian Hayati


NIP. 197910012006042017
HASIL IDENTIFIKASI DAN ANALISIS UMPAN BALIK MASYARAKAT

NO METODE IDENTIFIKASI ANALISIS RENCANA TINDAK LANJUT

1 KOTAK SARAN 1. Mohon diperbanyak kipas angin dan kursi ruang tunggu Pada hari-hari tertentu misalnya senin, setelah libur 1. menambah kursi untuk ruang tunggu dan loket
atau hari kamis yang merupakan hari pelayanan pendaftaran
imunisasi, jumlah pasien lebih dari rata-rata kunjungan
harian. Pasien kadang tidak mendapatkan kursi untuk 2. Memasang kipas angin dinding untuk ruang tunggu
menunggu diruang tunggu terutama di loket masing-masing poli/unit pelayanan
pendaftaran. Udara juga terasa panas dan sesak
karena banyak orang.

2 Mohon toleransi apabila tidak membawa kartu berobat Pasien yang tidak membawa kartu berobat akan 1.
menyulitkan petugas unit loket dalam pencarian rekam Dicantumkan dalam SOP untuk pasien yang tidak
medis pasien tersebut. Sehingga antrian akan lebih membawa kartu berobat yaitu pasien tersebut akan
panjang dan pelayanan menjadi lebih lama. Akan dilayani di unit pendaftaran apabila pasien yang
menyebabkan kegelisahan pada pasien lainnya. Apabila mengantri di unit pendaftaran sudah sepi.
dibuatkan medikal record yang baru, akan menyulitkan
dokter pemeriksa dalam melihat riwayat pasien
tersebut dan memakan waktu juga dalam pembuatan 2. Peraturan tersebut dicantumkan pada alur pelayanan,
medikal record yang baru. disosialisasikan dan di letakkan di tempat yang mudah
dilihat oleh pasien sehingga pasien akan ingat apabila
hendak berobat harus membawa kartu berobatnya dan
menyimpan kartu berobat tersebut dengan baik

3. Jika ada yang mau berobat tolong jangan dibuat Pasien peserta BPJS sebaiknya berobat ditempat 1. Dibuatkan peraturan khusus dan diletakkan ditempat
susah, jangan dipermasalahkan kartu BPJS dimana peserta tersebut terdaftar kecuali emergensi yang mudah dilihat oleh pasien. Apabila pasien bukan
dan perlu penatalaksanaan dengan segera. Karena peserta BPJS puskesmas BOOM baru tetapi hendak
catatan medis pasien sudah ada ditempat pasien berobat dipuskesmas Boom Baru maka akan
tersebut terdaftar dan pembayaran kapitasi dibayarkan ditawarkan mengurus untuk memindahkan FKTP 1 nya
pada FKTP dimana pasien tersebut terdaftar. ke Puskesmas Boom Baru. Toleransi 1 kali berobat,
boleh tidak membayar,pasien langsung disosialisasikan
masalah ini, apabila yang kedua kali maka akan
dikenakan bayar retribusi denda Rp. 10.000 setiap kali
berobat
yang mudah dilihat oleh pasien. Apabila pasien bukan
peserta BPJS puskesmas BOOM baru tetapi hendak
berobat dipuskesmas Boom Baru maka akan
ditawarkan mengurus untuk memindahkan FKTP 1 nya
ke Puskesmas Boom Baru. Toleransi 1 kali berobat,
boleh tidak membayar,pasien langsung disosialisasikan
masalah ini, apabila yang kedua kali maka akan
dikenakan bayar retribusi denda Rp. 10.000 setiap kali
HASIL IDENTIFIKASI DAN ANALISIS UMPAN BALIK MASYARAKAT berobat

NO METODE IDENTIFIKASI ANALISIS RENCANA TINDAK LANJUT

4. Mengusulkan adanya USG untuk ibu hamil Pasien ibu hamil terutama yang hamil trimester 1 1. mengajukan di RKBU alat USG
belum diperiksa DJJ sehingga kurang tertarik bila hanya
lewat anamnesa dan pemeriksaan leopold saja. Janin
yang didalam kandungan tidak dapat dideteksi kelainan 2. Mengikuti pelatihan USG untuk dokter umum
secara dini.

5. Antrian untuk berobat umum terlalu lama 1. Mengajukan permintaan tambahan tenaga dokter
umum

2. Menambah perawat untuk poli umum

Pasien poli umum rata-rata perhari 60 pasien dilayani 3. Menambah petugas khusus pembuatan rujukan dan
oleh 1 orang dokter, 3 orang perawat. Apabila petugas pencatatan buku register untuk poli umum
lengkap, bila 1 orang pasien dilayani 5 menit maka
dalam 1 jam dapat melayani 12 orang pasien oleh
setiap petugas. Apabila petugas ada 4 orang berarti 4. Mengatur kembali agar petugas poli umum tidak
dalam 1 jam dapat melayani 48 orang pasien. Sehingga terlalu banyak mengerjakan tugas ke lapangan
waktu tunggu tidak begitu lama. Tetapi beberapa hal
yang sering terjadi yang mengakibatkan waktu tunggu
memanjang adalah apabila banyak pasien yang 5.
meminta rujukan, perawat banyak yang mempunyai Membuat ruang tunggu yang nyaman, kursi tunggu
tugas rangkat harus mengerjakan kegiatan program yang cukup, pasien tidak kepanasan, penyuluhan dalam
yang keluar gedung dan apabila pasien banyak yang gedung atau TV informasi
mau konsul ke dokter. karena dokter cuma 1 dan
melayani rujukan dari poli lain seperti KIA, Gigi, MTBS
juga. Untuk rujukan belum ada petugas khusus untuk
melayani pembuatan rujukan sehingga perawat
merangkap tugas.

6. Petugas recepcionist kurang santun dalam Petugas resepsionis (unit pendaftaran) belum 1. Menanamkan tata nilai dalam bekerja sehari-hari
berbicara kepada pasien yang mendaftar menanamkan tata nilai (SEHATI) sepenuhnya dalam
bekerja sehari-hari.
2. Menambah 2 orang lagi untuk petugas unit
pendaftaran sehingga dapat dibagi loket pendaftaran
khusus BPJS, Jamsoskes, Umum dimana register
Pasien kebanyakan datang berobat dipagi hari, jadi pencatatan masing-masing kepesertaan itu berlainan.
pasien menumpuk pada pagi hari sehingga petugas unit Dan pendaftaran khusus lansia dapat dipisahkan secara
pendaftaran yang hanya 2 orang dan dibantu dengan 1 khusus.
orang petugas pencari rekam medik sehingga kadang
petugas kewalahan dan akibatnya berpengaruh
terhadap pelayanan.
HASIL IDENTIFIKASI DAN ANALISIS UMPAN BALIK MASYARAKAT
Menambah 2 orang lagi untuk petugas unit
pendaftaran sehingga dapat dibagi loket pendaftaran
NO METODE IDENTIFIKASI ANALISIS
Pasien kebanyakan datang berobat dipagi hari, jadi
RENCANA
khusus BPJS, TINDAK
Jamsoskes, LANJUT
Umum dimana register
pencatatan masing-masing kepesertaan itu berlainan.
pasien menumpuk pada pagi hari sehingga petugas unit Dan pendaftaran khusus lansia dapat dipisahkan secara
pendaftaran yang hanya 2 orang dan dibantu dengan 1 khusus.
orang petugas pencari rekam medik sehingga kadang
petugas kewalahan dan akibatnya berpengaruh
terhadap pelayanan. 3. Inovasi pendaftaran unit pelayanan yaitu pendaftaran
melalui SMS

Pasien tidak mau mengantri dengan tenag di kursi 4. Menambah kenyamanan dan memperbanyak kursi
tunggu yang sudah disediakan. Pasien menunggu
sambil berdiri didepan meja pendaftaran dengan tidak ruang tunggu unit pendaftaran.
sabar sehingga mengganggu petugas unit pendaftaran.
5. Memperbaki mekanisme antrian

7. Mohon diperhatikan kebersihan toilet Kurangnya kesadaran pasien dalam hal kebersihan 1. Memasang poster khusus kebersihan toilet di dalam
setelah menggunakan toilet. toilet sebagai panduan pasien selama menggunkan
Tidak ada petugas cleaning service yang bertugas toilet.
khusus untuk menjaga kebersihan toilet selama jam
pelayanan. Petugas cleaning service membersihakan
toilet setelah jam pelayan usai. 2.
Membuat checklist pemantauan kebersihan toilet dan
monitoring oleh petugas sanitasi lebih ditingkatkan lagi

2 KOIN KEPUASAN 1. Sebanyak 8 pelanggan tidak puas dari 539 Masih ada pasien yang tidak puas dengan pelayanan 1. Mengganti metode dengan menggunakan kertas
responden pada bulan Juli dalam gedung yang diberikan yaitu sebanyak 0,14 %. sehingga pasien dapat menuliskan alasan
Tetapi alasan dari ketidakpuasan tidak bisa diketahui ketidakpuasannya.
secara langsung karena metode yang digunakan hanya
menggunakan koin kepuasan. Tetapi dari hasil ini sudah
dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien/pengguna
layanan sudah merasa puas atas pelayanan yang sudah
diberikan.

3 KELUHAN 1. Tn. Bd mengeluh pintu poli lansia di belakang Poli lansia baru dibuat dengan memanfaatkan ruangan 1. Mengubah posisi pintu masuk ruang lansia
LANGSUNG DARI karena lantai tidak rata harusnya pasien lansia yang lama dan posisi pintu masuk dari belakang dengan
PELANGGAN diutamakan jalan masuk yang tidak rata. Kemungkinan terjadi
cidera pada pasien lansia
HASIL IDENTIFIKASI DANPoliANALISIS UMPAN BALIK MASYARAKAT
lansia baru dibuat dengan memanfaatkan ruangan
yang lama dan posisi pintu masuk dari belakang dengan
jalan masuk yang tidak rata. Kemungkinan terjadi
NO METODE IDENTIFIKASI ANALISIS
cidera pada pasien lansia RENCANA TINDAK LANJUT

Ny. Ain pasien mengeluh mau berobat tetapi Pasien kemungkinan belum tersosialisasikan dengan 1. Mensosialisasikan lagi pada pasien tentang alur
pasien tidak membawa kartu berobat, tetapi pasien peraturan yang telah ditetapkan dan pasien tidak pendaftaran dan alur pendaftaran di letakkan pada
marah-marah dan tidak mau menunggu sampai mengerti bahwa lupa membawa kartu akan posisi yang terlihat oleh pengguna pelayanan agar
pasien sepi memperlambat kinerja loket dan berpengaruh pada selanjutnya dapat memahami peraturan yang sudah
pasien lainnya yang mengantri jadi lebih lama dan dibuat
apabila medikal record berubah terus maka riwayat
pasien tidak dapat dilihat oleh pemeriksa

4 Minilokakarya Tribulanan
PERTEMUAN
DENGAN 1. Pelayanan posyandu kurang menarik minat 1.
MASYARAKAT masyarakat
Advokasi dan pendekatan dengan tokoh masyarakat
untuk mendukung pemberdayaan masyarakat melalui
pertemuan-pertemuan dengan tokuh masyarakat yaitu
pertemuan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa )atau
Pemberdayaan masyarakat yang masih kurang melalui media sosial membuat grup whatshap tokoh
sehingga masyarakat kurang mengerti bahwa posyandu masyarakat wilker puskesmas Boom Baru
merupakan UKBM yang merupakan suatu kegiatan dari
masyarakat untuk masyarakat. Jumlah kader aktif yang
masih kurang untuk tiap posyandu, lokasi posyandu 2.
yang seadanya dan masih menumpang diruang tamu Melakukan pendekatan dengan organisasi masyarakat
atau teras penduduk, sarana dan prasarana yang masih yaitu mengisi acara pada arisan PKK kelurahan
mengharapkan puskesmas untuk melengkapi dan
kegiatan posyandu untuk anak diatas 1 tahun hanya
penimbangan saja membuat masyarakat malas untuk 3.
datang ke posyandu. posyandu akan ramai apabila ada
kegiatan tertentu misalnya ada pembagian makanan
tambahan, vit A dan pemberian obat cacing atau Membina kader kesehatan yang ada dalam acara
apabila ada pelaksanaan pekan Imunisasi refreshing kader dimana kader akan diberikan
pengetahuan seputar masalah kesehatan agar dapat
mandiri mengetahui dan bisa mengatasi secara dini
permasalahan kesehatan yang ada dilingkungannya

2. Tidak terjangkaunya pelayanan pasien jiwa ODGJ (orang dengan gangguan jiwa berat) kadang sulit 1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang
sekali untuk dibawa ke puskesmas atau fasilitas ODGJ dan hak ODGJ sesuai dengan peraturan
pelayan kesehatan lainnya. Sehingga kemajuan terapi perundang-undangan agar masyarakat memahami
sulit dikontrol. Kurangnya pengetahuan keluarga ODGJ tentang ODGJ harus dtangani secara komprehensif dan
tentang gejala gangguan jiwa dan penatalaksanaan tidak dipasung
serta tingkat kesembuhan, dan faktor kekurangan
biaya. Sehingga banyak ODGJ yabg dipasung oleh
HASIL IDENTIFIKASI DAN ANALISIS UMPAN BALIK MASYARAKAT

NO METODE IDENTIFIKASI ODGJ (orang denganANALISIS


gangguan jiwa berat) kadang sulit RENCANA
Memberikan TINDAK
penyuluhan kepadaLANJUT
masyarakat tentang
sekali untuk dibawa ke puskesmas atau fasilitas ODGJ dan hak ODGJ sesuai dengan peraturan
pelayan kesehatan lainnya. Sehingga kemajuan terapi perundang-undangan agar masyarakat memahami
sulit dikontrol. Kurangnya pengetahuan keluarga ODGJ tentang ODGJ harus dtangani secara komprehensif dan
tentang gejala gangguan jiwa dan penatalaksanaan tidak dipasung
serta tingkat kesembuhan, dan faktor kekurangan
biaya. Sehingga banyak ODGJ yabg dipasung oleh
keluarganya agar tidak menyakiti diri sendiri dan orang
lain. sehingga ODGJ kadang luput dari pengetahuan 2. Advokasi dengan lintas sektor dan tokoh masyarakat
masyarakat. Sedangkan untuk dilakukan skrining atau untuk kegiatan bebas pasung sehingga masyarakat
dapat melaporkan ke puskesmas apabila menemukan
kasus pasung.

3. Melakukan kegiatan inovasi KESAT JIWA (kembali sehat


jiwa) melaui pembentukan tim kesehatan jiwa yang
terdiri atas lurah, ketua RT dan kader kesehatan jiwa
yang bertugas untuk penjaringan/skrining ODGJ baru
dan pasung. Puskesmas akan berkoordinasi dengan
dokter spesialis jiwa (dr. Farah Karim, SpKJ) untuk
melakukan pembebasan pasung apabila ditemukan
kasus pasung. Kunjungan rumah pada ODGJ yang telah
mendapatkan pengobatan dari puskesmas dan melalui
bantuan kader kesehatan jiwa untuk memantau
kemajuan pasien jiwa dengan pencatatan pada KMS
jiwa. Pasien jiwa yang sudah stabil dapat diberikan
pelatihan bersama untuk menghasilkan suatu kerajinan
tangan.

3. Banyaknya remaja di wilayah kerja Puskesmas Adanya faktor ekonomi, agama, pengetahuan, 1.
Penyuluhan NAPZA pada murid SMP dan SMA yang
Boom Baru memakai obat-obatan terlarang perhatian dari orang tua dan pengaruh lingkungan baru masuk sekolah (kelas 1) tentang bahaya
yang buruk merupakan pemicu yang penggunaan NAFZA
menyebabkan banyaknya penggunaan NAPZA
pada remaja. Pola asuh yang kurang baik dan
kurangnya pengetahuan dari orang tua tentang 2. Pembentukan dan pembimbingan Peer conselor di SMP
pola aasuh yang baik, menyebabkan banyak dan SMA
ditemukan remaja yang bermental lemah,
sehingga remaja mudah terpengaruh ajakan
keburukan. Kurangnya pengetahuan tentang
narkoba dan bahaya yang ditimbulkan serta
mudahnya mendapatkan narkoba sehingga
peluang sifat remaja yang ingin tahu dan coba-
Adanya faktor ekonomi, agama, pengetahuan,
perhatian dari orang tua dan pengaruh lingkungan
yang buruk merupakan pemicu yang
menyebabkan banyaknya penggunaan NAPZA
HASIL IDENTIFIKASI DAN ANALISIS UMPAN BALIK MASYARAKAT
pada remaja. Pola asuh yang kurang baik dan
kurangnya pengetahuan dari orang tua tentang
pola aasuh yang baik, menyebabkan banyak
NO METODE IDENTIFIKASI ditemukan remaja ANALISIS
yang bermental lemah, RENCANA TINDAK LANJUT
sehingga remaja mudah terpengaruh ajakan 3.
keburukan. Kurangnya pengetahuan tentang Sosialisasi kepada kader kesehatan bahwa puskesmas
narkoba dan bahaya yang ditimbulkan serta Boom Baru adalah IPWL (Institusi Penerima Wajib
mudahnya mendapatkan narkoba sehingga Lapor) pemakai narkoba. Sehingga pengguna narkoba
peluang sifat remaja yang ingin tahu dan coba- dapat direhabilitasi.
coba banyak dimanfaatkan oleh pengedar.
keputusasaan akan keadaan kehidupan juga
menjadi pemicu penggunaan narkoba. Adanya role
model di lingkungan yang menjadi contoh bagi
anak maupun remaja yang mencotoh orang tuanya
yang pemakai.

4. Masyarakat mengharapkan dilakukan fogging pada 1.


Sosialisasi tentang pencegahan penyakit DBD yang
saat musim hujan Pengetahuan masyarakat yang kurang tentang terbaik melalui PSN (3M) kepada tokoh masyarakat dan
pencegahan penyakit DBD menyebabkan tingkat kader kesehatan
kesadaran masyarakat pentingnya PSN daripada
kegiatan fogging yang hanya membunuh nyamuk
dewasa, bersifat sementara dan berdampak negatif 2. Pendampingan kader jumantik
terhadap kesehatan lingkungan.
3. Kegiatan inovasi 1 rumah 1 jumantik berkerjasama
dengan KKP

4. Pemeriksaan TTU oleh petugas kesling dan


memberdayakan 1 kantor 1 jumantik.

5. Membudayakan dan melakukan gotong royong


bersama masyarakat membersihkan lingkungan

6. Membagikan bubuk abate (abatisasi) kepada


masyarakat

ARISAN PKK
HASIL IDENTIFIKASI DAN ANALISIS UMPAN BALIK MASYARAKAT

NO METODE IDENTIFIKASI ANALISIS RENCANA TINDAK LANJUT


1. Mohon diperhatikan timbangan yang rusak di 1.
posyandu Membantu membuatkan proposal untuk bantuan dana
Pemberdayaan masyarakat yang masih kurang bahwa
posyandu merupakan UKBM yang berasal dari CSR pihak swasta untuk pengadaan sarana posyandu
masyarakat untuk masyarakat dan berdasarkan
kemampuan masyarakat sehingga masyarakat masih
berfikir bahwa sarana dan prasarana posyandu
merupakan kewajiban puskesmas untuk
pemenuhannya.

Pembinaan terhadap petugas dengan


2. Beban kerja ganda dan pasien sedang ramai 1.
Petugas kesehatan di Puskesmas Boom Baru penghayatan tata nilai dan budaya kerja yang telah
terutama seperti di apotik harap lebih ramah dalam sehingga petugas letih ditetapkan dan adanya penilaian indikator mutu
melayani pasien mengenai perilaku

3. Masyarakat mengeluh berobat ke poli umum tidak Persepsi masyarakat bahwa bila berobat pasti 1.
Mensosialisasikan jenis-jenis pelayanan yang ada
pernah di suntik lebih cepat sembuh bila di suntik di Puskesmas Boom Baru dan menjelaskan ke
pasien bahwa suntikan tidak dipakai lagi di
Puskesmas kecuali untuk obat-obat tertentu

4. Mohon jangan dipersulit saat minta rujukan 1. Membuat banner penyakit-penyakit yang dapat
ditangani oleh Puskesmas Boom Baru sehingga tidak
perlu dirujuk, dan meletakkan banner tersebut di
Rujukan atas permintaan pasien sendiri bukan atas tempat yang mudah dilihat oleh pasien.
hasil dari pemeriksaan dokter puskesmas
menyebabkan puskesmas kesulitan untuk menerapkan
peraturan yang sudah disepakati dengan BPJS masalah 2.
rujukan. Hal ini kemungkinan disebabkan Mewajibkan dokter umum dan petugas poli untuk
ketidakpercayaan pasien kepada dokter umum dan mengikuti pelatihan dan seminar masalah penyakit
kurangnya sarana penunjang pemeriksaan sehingga dapat meningkatkan kompetensi.
laboratorium.
3.
Mengajukan permintaan alat laboratorium di RKBU
agar peralatan labor yang diperlukan dapat diadakan.

Anda mungkin juga menyukai