Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ANALISIS ISU KONTEMPORER


KURANGNYA PENGETAHUAN IBU MENGENAI ASI EKSKLUSIF
DI POS KESEHATAN DESA TABAK KANILAN WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS TABAK KANILAN

DISUSUN OLEH :
IDHA PARWATI, A.md.Keb

PENGAMPU MATERI :
Dr.H. SUYANTO, M.Si

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN II ANGKATAN XXIII KELOMPOK III
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
TAHUN 2023
BAB I

LATAR BELAKANG

Indikator dari kemajuan suatu bangsa atau negara salah satunya dapat dilihat dari
kemajuan pola pikir dan kinerja dari Aparatur negaranya khususnya Aparatur Sipil
Negara. Negara Indonesia salah satu negara yang memiliki program pelayanan kepada
masyarakat yang dilakukn oleh aparatur sipil negara atau sering disingkat dengan ASN.
Aparatur Sipil Negara (ASN), sebagaimana diatur dalam pasal1 angka 1 UU No.5 Tahun
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, adalah profesi bagi pegawai negeri dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Aparatur Sipil
Negara (ASN) harus dapat bersikap profesional, berintegritas, dan bersih dari kepentingan
perorangan, kelompok maupun golongan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai dasar
Pancasila.

Bidan merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan pelayanan kebidanan kepada masyarakat pada sarana kesehatan. Berikut
tugas dan wewenang bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan meliputi pelayanan
kesehatan kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa kehamilan,
persalinan,pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita dan anak praasekolah,
termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, ( UU No.4 tahun 2019
Tentang Kebidanan ).

Puskesmas seperti tercantum dalam Permenkes No 43 tahun 2019 merupakan salah


satu sarana pelayanan publik yang secara khusus memberikan pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan Promotif dan Preventif di wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan Promotif adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang lebih bersifat promosi kesehatan. Adapun pelayanan kesehatan Preventif
adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan pelayan kesehatan bersifat pencegahan
terhadap suatu masalah. Dengan berjalannya pelayanan kesehatan ini maka diyakini akan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menjadi lebih optimal.

Bidan sebagai salah satu petugas kesehatan di Puskesmas menghadapi berbagai


tantangan persoalan dari wilayah kerja tanpa henti. Dengan kemajuan teknologi di zaman
sekarang, sangatlah mudah bagi masyarakat mengakses berbagai macam berita, konten,
maupun isu-isu yang beredar yang sedang riuh diberitakan. Banyak sekali hal-hal yang
dibaca maupun ditonton oleh generasi masa kini yang dapat mendorong perkembangan ke
arah negatif, sehingga berperan besar dalam mempengaruhi sikap dan perilaku. Hingga
saat ini banyak informasi kesehatan yang menyesatkan seperti di media sosial yang
memberikan tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan dalam mendapatkan kembali
kepercayaan publik. Penguatan pelayanan kesehatan primer sangatlah penting sehingga
masyarakat mampu mengakese pelayanan kesehatan dengan mudah dan dapat
mendapatkan informasi yang terpercaya dalam bidang kesehatan.

Pada kupasan isu-isu kontemporer yang didapatkan di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tabak Kanilan khususnya di unit kerja Poskesdes Tabak Kanilan yang berkaitan dengan
masalah kebidanan antara lain yaitu :

1. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif di Poskesdes Tabak


Kanilan wilayah kerja UPT Puskesmas Tabak Kanilan.

2. Tingginya kasus stunting pada Balita di wilayah kerja Poskesdes Tabak Kanilan.

3. Kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai Persiapan Persalinan dan Pencegahan


Komplikasi (P4K) di desa Tabak Kanilan.

4. Kurangnya Pengetahuan Ibu Nifas tentang nutrisi untuk ibu nifas di wilayah kerja
Poskesdes Tabak Kanilan.

5. Rendahnya kunjungan K6 pada ibu hamil sehingga ibu hamil tidak melaksanakan
USG di wilayah kerja Poskesdes Tabak Kanilan.
BAB II

IDENTIFIKASI ISU DAN PENETAPAN ISU

A. Identifikasi Isu

Tabel 1.1 Identifikasi Isu

No Identifikasi Isu Sumber Isu Penyebab Isu


 Kurangnya
1. Kurangnya pengetahuan ibu Pelayan Publik Informasi dan
mengenai pentingnya ASI eksklusif pengetahuan ibu
di Poskesdes Tabak Kanilan mengenai pemberian
wilayah kerja UPT Puskesmas ASI eksklusif
Tabak Kanilan.  Produksi ASI yang
tidak lancar
 Adanya pengaruh
sosial budaya
 Kurangnya
dukungan dari
keluarga dan suami
2. Pelayan Publik  Kurangnya
Tingginya kasus stunting pada informasi tentang
Balita di wilayah kerja Poskesdes stunting
Tabak Kanilan.  Kurangnya
pengetahuan
mengenai makanan
bergizi dan sehat
 Sosial ekonomi
Kurangnya pengetahuan ibu hamil  Kurangnya kesadaran
3. mengenai Persiapan Persalinan dan Pelayan Publik mengenai pentingnya
Pencegahan Komplikasi (P4K) di melakukan persiapan
desa Tabak Kanilan. persalinan dan
pencegahan
komplikasi.
 Kurangnya perhatian
dari pihak keluarga
dan suami.
 Masalah sosial
ekonomi dan
finansial sehingga
kurangnya persiapan
menghadapi
persalinan.
4. Kurangnya Pengetahuan Ibu Nifas Pelayan Publik  Kurangnya edukasi
tentang pentingnya nutrisi untuk ibu mengenai pentingnya
nifas di wilayah kerja Poskesdes nutrisi yang bergizi
Tabak Kanilan. untuk ibu nifas.
 Masih ada
kepercayaan bahwa
ibu hamil dilarang
makan telur, ikan dan
makanan bergizi
lainnya.

5. Rendahnya kunjungan K6 pada ibu Pelayan Publik  Kurangnya edukasi
hamil sehingga ibu hamil tidak mengenai pentingnya
melaksanakan USG di wilayah kerja USG dan
Poskesdes Tabak Kanilan. menggangap bukan
suatu prioritas.
 Terkendala masalah
sosial ekonomi.
 Keterbatasan
aksesbilitas untuk ibu
hamil yang berada di
desa terpencil.
B. PENETAPAN ISU

1. Penetapan Isu dengan metode APKL

Dari beberapa isu diatas, dapat dilakukan penapisan isu untuk menentukan Core
Issue yang akan diangkat untuk menjadi isu utama yaitu dengan menggunakan
metode APKL ( Aktual, Problematika, Kekhalayakan, dan KeLayakan ). Berikut
adalah tabel metode APKL :
Kriteria
No Isu Total Rangking
A P K L
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai
pentingnya ASI eksklusif di Poskesdes
1. 5 5 4 5 19 I
Tabak Kanilan wilayah kerja UPT
Puskesmas Tabak Kanilan.
Tingginya kasus stunting pada Balita di
2. wilayah kerja Poskesdes Tabak 5 4 3 4 16 III
Kanilan.
Kurangnya pengetahuan ibu hamil
mengenai Persiapan Persalinan dan
3. Pencegahan Komplikasi (P4K) di desa 4 5 4 4 17 II
Tabak Kanilan.

Kurangnya Pengetahuan Ibu Nifas


tentang pentingnya nutrisi untuk ibu
4. nifas di wilayah kerja Poskesdes Tabak 3 3 4 4 14 V
Kanilan.

Rendahnya kunjungan K6 pada ibu


hamil sehingga ibu hamil tidak
5. melaksanakan USG di wilayah kerja 4 4 3 4 15 IV
Poskesdes Tabak Kanilan.
1.2 Tabel Penetapan Isu berdasarkan APKL

Keterangan :

A (Aktual) : Benar-benar terjadi, isu sedang hangat dibicarakan.

P (Problematik) : Isu dimensi masalah yang komplek sehingga perlu


dicarikan solusinya.

K (Kekhalayakan) : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak.

L (Kelayakan) : Masuk akal atau realistis dan relevan untuk dimunculkan

pemecahan inisiatif masalah

Skor 5 : Sangat kuat pengaruhnya

Skor 4 : Kuat pengaruhnya

Skor 3 : Sedang Pengaruhnya

Skor 2 : Kurang Pengaruhnya

Skor 1 : Sangat Kurang Pengaruhnya

2. Penetapan Isu menggunakan Metode USG

Dalam proses penetapan isu yang berkualitas atau isu yang bersifat aktual,
sebaiknya menggunakan kemampuan berpikir kritis yang ditandai dengan
penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Salah satu alat bantu
penetapan kriteria isu yang berkualitas adalah menggunakan kriteria USG. Isu
yang memiliki total skor tertinggi setelah perankingan merupakan isu prioritas.

1.3 Tabel Penetapan Isu menggunakan Metode USG


Kriteria
No Isu Jumlah Ranking
U S G
1 Kurangnya pengetahuan ibu
mengenai pentingnya ASI
eksklusif di Poskesdes Tabak
5 5 5 15 I
Kanilan wilayah kerja UPT
Puskesmas Tabak Kanilan.
2 Kurangnya pengetahuan ibu hamil
mengenai Persiapan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) di 5 5 4 14 II
desa Tabak Kanilan.
3 Tingginya kasus stunting pada
5 4 4 13 III
Balita di wilayah kerja Poskesdes
Tabak Kanilan.
Keterangan :

U ( Urgency ) : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,


dianalisis

dan ditindak lanjuti.

S ( Seriousness ) : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan

dengan akibat yang ditimbulkan.

G ( Growth ) : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu

tersebut jika Tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Interval Penentuan Prioritas :


Skor 5 : Sangat mendesak

Skor 4 : Mendesak

Skor 3 : Cukup mendesak

Skor 2 : Kurang mendesak


Skor 1 : Sangat kurang mendesak
BAB III
PENENTUAN ISU DAN GAGASAN KREATIF
A. PENENTUAN ISU

Berdasarkan hasil identifikasi isu menggunakan metode APKL dan


USG maka isu yang diangkat yaitu Kurangnya pengetahuan ibu
mengenai pentingnya ASI eksklusif di Poskesdes Tabak Kanilan wilayah
kerja UPT Puskesmas Tabak Kanilan.

B. GAGASAN KREATIF

Tabel 1.4 Penentuan Gagasan Kreatif

Isu Penyebab Terjadinya Isu Gagasan Kreatif

 Kurangnya Informasi dan


Kurangnya  Membuat media
pengetahuan ibu
pengetahuan ibu mengenai pemberian ASI untuk penyuluhan
mengenai berupa leaflet.
eksklusif
pentingnya ASI  Produksi ASI yang tidak  Memberikan
eksklusif di lancar penyuluhan kepada
Poskesdes Tabak  Adanya pengaruh sosial ibu hamil sedini
Kanilan wilayah budaya mungkin tentang
kerja UPT  Kurangnya dukungan pentingnya
Puskesmas dari keluarga dan suami pemberian ASI
Tabak Kanilan. eksklusif.
 Melakukan praktik
pijat laktasi untuk
melancarkan ASI di
kelas ibu hamil.
 Memberikan video
edukasi mengenai
Pijat laktasi yang
dapat memperlancar
ASI.
 Melakukan
kunjungan ibu nifas
dan memastikan tidak
ada kendala ibu
dalam pemberian
ASI.
 Memberikan edukasi
kepada keluarga dan
suami untuk
mendukung ibu
dalam pemberian asi
eksklusif

Anda mungkin juga menyukai