1. Narator : M.Faturahman
2. Adi : Bintang Khanahaya
3. Banu : M.Zahran
4. Budi : Rimba Dika Oktan
5. Doni : M.Fikri Ardiansah
6. Anto : Cep Eka
7. Guru : M.Agisna Caesar
Suatu ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang diadakannya ujian semester.
Adi dan Banu duduk sebangku, Sita dan Dini duduk sebangku di depannya, sedangkan Budi duduk
sendiri disamping Banu.
Mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah matematika, semua murid terlihat kebingungan dan
kewalahan melihat soalnya. Dan terjadi lah percakapan antara 5 sekawan, Adi, Budi, Banu, Sita dan
Doni.
Doni : “A dan C”
Anto : “Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan”
Mereka berempat saling contek-mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Budi,
ia terlihat rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Budi: “Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku
tidak mau mencotek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Aku minta maaf”
Adi:“Ya sudah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.”
(marah dan kesal)
Banu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat
rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Sita menanyakan hasilnya.
Kareana suara Banu yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri
mereka berempat.
Anto:“Aku menyesal!”
Setelah itu Budi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budi ikut berdiri
hormat seperti yang lain.
Lalu mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan akan
mengalahkan segala keburukan.