Anda di halaman 1dari 4

Tugas Mandiri

1. Bacalah teks drama berikut!


Sahabat Sejati
Suatu ketika, dilaksanakan ujian semester di
sebuah madrasah. Adi dan Banu duduk
sebangku, Sita dan Dini duduk sebangku di
depannya, sedangkan Budi duduk sendiri di
samping Banu. Mata pelajaran yang sedang
diujikan matematika, semua murid terlihat
kebingungan mengerjakan soal.
Banu : “Din, aku minta jawaban soal
nomor  5 dan 6!”
Dini : “A dan C”
Sita : “Kalau soal nomor 10,11 dan 15
jawabannya apa, Ban?”
Banu : “10 A, 11 D, nomor 15 aku
belum”
Adi : “Huss, jangan keras-keras nanti
gurunya dengar!” (berbisik-bisik)
Sita : “Soalnya sulit sekali, masih
banyak yang belum aku
kerjakan
Mereka berempat saling mencontek seperti
pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Budi, ia terlihat
rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa
mencontek.
Banu : “Bud,kamu sudah selesai?”
Budi : “Belum, tinggal 3 soal lagi.”
Banu : “Aku minta jawaban nomor 15
sampai 20, Bud!”
Budi : “Tidak bisa, Ban.”
Banu : “Kenapa? Kita sahabat Bud, kita
harus kerja sama.”
Dini : “Iya Bud, kita harus kerja sama.”
Adi : “Iya, kamu kan yang paling
pintar disini, Bud!”
Budi : “Tapi bukan kerjasama seperti
ini teman-teman”
Sita : “Kenapa memang, Bud? Hanya
5 soal saja!”
Budi : “Mencontek atau pun memberi
contek adalah hal buruk, yang
dosanya sama. Aku tidak mau
mencontek karena dosa, begitu
pula memberi contekan ke
kalian. Aku minta maaf.”
Sita : “Tapi saat ini, sangat
mendesak, Bud”
Dini : “Iya Bud, bantu kami!”
Budi : “Tetap tidak bisa.”
Adi : “Ya sudah, biarkan. Urus saja
dirimu sendiri Bud, dan kami
urus diri kami sendiri!” (marah
dan kesal)
Banu : “Biarkan, kita lihat di buku saja.”
Banu lalu mengeluarkan buku dari kolong
bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat
rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Sita
menanyakan hasilnya.
Sita : “Bagaimana Ban? Ada tidak?”
Banu : “Ada, kalian dengar ya... 15 A,
16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”
Karena suara Banu yang agak terdengar keras,
Guru pun mendengarnya dan menghampiri
mereka berempat.
Guru : “Kalian ini, mencontek terus!
Keluar kalian! Berdiri di depan
tiang bendera sampai jam
pelajaran selesai!”
Mereka berempat dihukum di lapangan untuk
menghormati bendera.
Banu : “Aku tidak menyangka akan
seperti ini”
Dini : “Aku juga tidak menyangka,
akan dihukum”
Sita : “Seharusnya kita belajar, ya?”
Adi : “Iya, Budi benar”
Banu : “Di saat seperti ini, baru kita
menyadarinya ya?”
Sita : “Aku menyesal!”
Adi, Dini, : “Aku juga.” (bersama-sama)
& Banu
Setelah itu Budi keluar dari kelas dan
menghampiri mereka. Kemudian Budi ikut berdiri
hormat seperti yang lain.
Dini : “Kenapa, Bud? Kamu dihukum
juga?”
Budi : “Tidak, aku ingin menjalani
hukuman kalian juga. Kita
sahabat kan? Aku ingin kita
bersama-sama belajar dari
pengalaman ini”
Sita : “Aku berharap ini menjadi
pelajaran kita semua”
Dini : “Dan tidak kita ulangi lagi”
Adi : “Kita sahabat sejati”
Lalu mereka semua menjalani hukuman
dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan
akan mengalahkan segala keburukan.

Anda mungkin juga menyukai