Foto: freepik.comIbandi: “Din, Aku minta jawaban soal nomor 5 dan 6!”
Andine: “A dan C”
Yensieta: “Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum Aku kerjakan”Mereka berempat saling
contoh-mencontoh seperti siswa lainnya. Tapi tidak dengan Budiman, ia terlihat rileks dan
mengerjakan soal ujian sendiri tanpa Nyontek.Ibandi: “Bud,kamu sudah selesai?”
Budiman: “Nyontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau
mencontek karena dosa, begitu pula member contek ke kalian. Maafin aku ya..”
Aldiansyah: “Ya sudahlah, biarkan. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami sendiri.”
(marah dan kesal)
Ibandi: “biarkan, kita lihat di buku saja”Ibandi lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara
diam-diam, kemudian melihat rumus dan jawaban di dalamnya. Lalu Yensieta menanyakan
hasilnya.Yensieta: “Bagaimana Ban? Ada tidak?
Ibandi: “ada, kalian dengar ya. 15 A, 16 D, 17 D, 18 B, 19 A, 20 C”Karena suara Ibandi yang agak
terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka berempat.Pengajar: “Kalian ini,
Nyontek terus. Keluar kalian”Mereka berempat di hukum di lapangan untuk menghormati tiang
bendera.Ibandi: “Aku tidak menyangka akan seperti ini”
Aldiansyah, Andine & Ibandi: “Aku juga” bersamaSetelah itu Budiman keluar dari kelas dan
menghampiri mereka. Kemudian Budiman ikut berdiri hormat seperti yang lain.Andine: “kenapa
bud? Kamu di hukum juga?”
Budiman: “Tidak, Aku ingin menjalani hukuman kalian juga. Kita sahabat kan? Aku ingin kita
bersama”
Aldiansyah: “Kita sahabat sejati”Lantas mereka semua menjalani hukuman dengan penuh canda dan
tawa. Ternyata persahabatan dapat menjadikan semuanya lebih baik.