Anda di halaman 1dari 5

HSE Key Performance Indicator

No Item Target Actual Indicator Notes


1 Jumlah Tenaga kerja Absensi
2 Jam Kerja Aman Data Jam Kerja
Lagging Indicator
1 Fatality 0 Angka total kasus
2 Kejadian Kebakaran/Ledakan 0 Angka total kasus
3 Kejadian Tabrakan 0 Angka total kasus
4 Kebocoran Gas 1 Angka total kasus
5 First Aid 10 Dokumen Pelanggaran
6 Pelanggaran terhadap APD 10 Dokumen Pelanggaran
Pelanggaran terhadap penggunaan sabuk
5
7 Pengaman Dokumen Pelanggaran
8 Pelanggaran terhadap rokok 0 Dokumen Pelanggaran
9 Safety non conformity (near miss) 10 Dokumen Pelanggaran
Leading Indicator
1 HSE Meeting 12 Notulen
2 HSE Talk / Breafing 48 Daftar Hadir
3 HSE Reporting 4 Laporan yang diserahkan
4 HE Management Visit 1 Dokumen visit
6 Inspection / audit 2 Dokumen inspection
7 HSE training 1 Dokumen Training
8 Tindak Lanjut Temuan 2 Dokumen Terkait
IDENTIFIKASI DAN MITIGASI RESIKO (JHSEA)
Sistem HSE milik kontraktor mempunyai metode yang lengkap untuk mengevaluasi semua bahaya dan
dampak dari HSE serta menerapkan pada seluruh dokumen kontrak. Sistem penilaian evaluasi dan
formulir penilaian bahaya dan dampak sudah ada dalam SM HSE. Serta evaluasi dampak sudah
menentukan kriteria.

A. KONSTRUKSI

No Kegiatan Resiko Mitigasi


1 Menurunkan material - Tertimpa - Melakukan peninjauan
konstruksi di lokasi pekerjaan - Terbentur peralatan pengankatan yang
- Terluka sesuai dengan beban yang
akan diangkat
- Memberikan batas area
kerja dan tanda bahaya
- Menerapkan prosedur
pengankatan
- Menggunakan alat
perlindungan diri
2 Fabrikasi dan pembuatan - Terpeleset - Pekerjaan dilakukan di lokasi
material konstruksi bangunan - Terbentur khusus dan area kerja
dan jalan - Terluka terbatas
- Terkilir - Menggunakan alat
perlindungan diri
- Menggunakan peralatan
kerja yang baik
3 Fabrikasi dan pembuatan - Terpeleset - Pekerjaan dilakukan di lokasi
material konstruksi perpipaan - Terbentur khusus dan area kerja
- Terluka terbatas
- Terkilir - Menggunakan alat
perlindungan diri
- Menggunakan peralatan
kerja yang baik
4 Pendirian dan pengankatan - Tertimpa - Melakukan peninjauan
peralatan regasifikasi LNG - Terbentur peralatan pengankatan yang
- Terluka sesuai dengan beban yang
akan diangkat
- Memberikan batas area
kerja dan tanda bahaya
- Menerapkan prosedur
pengankatan
- Menggunakan alat
perlindungan diri
5 Pengelasan dan tie-in ke - Kebakaran - Melakukan pengecekan
sistem perpipaan yang - Terluka peralatan kerja berfungsi
terpasang di lokasi - Terkilir dengan baik
- Melakukan pengecekan
batas ambang gas atau uap
minyak yang mudah
terbakar
- Pengosongan dan
pembersihan jalur pipa
terpasang dari material dan
senyawa yang mudah
terbakar
- Memastikan bahwa flow line
sudah tertutup
- Menyiapkan racun api
- Menggunakan alat
perlindungan diri
6 Pengujian sistem perpipaan - Kebocoran - Memastikan bahwa sistem
yang sudah terpasang - Kebakaran perpipaan sudah sesuai
- Terluka standar yang berlaku
- Memastikan bahwa material
sistem perpipaan yang
digunakan memenuhi
kaidah teknis dan standar
yang berlaku
- Melakukan pengujian NDT
- Melakukan uji tekan sesuai
dengan prosedur pengujian
yang berlaku
- Menggunakan alat
perlindungan diri
7 Pemasangan peralatan - Tersengat listrik - Menguji listrik statis sistem
kelistrikan - Terluka kelistrikan
- Menggunakan peralatan
yang sesuai dengan area
classification
- Menyiapkan racun api
- Menggunakan alat
perlindungan diri

B. OPERASI
No Kegiatan Resiko Mitigasi
1 Menyambungkan LNG flexible - Terluka - Melakukan pengecekan titik-
hose ke decanting panel - Terkilir titik api dalam kondisi aman
- Terpapar gas/uap - Melakukan pengecekan
- Terbakar hose dan konektor untuk
mendeteksi kebocoran
- Siapkan racun api
- Menggunakan masker dan
safety goggle
- Menggunakan alat
perlindungan diri
- Mengamati kondisi tekanan
dan suhu lingkungan serta
proses (tangka)
2 Membuka katup decanting - Terluka - Pastikan hose sudah
panel - Terkilir tersambung dengan baik
dan tidak ada kebocoran
- Siapkan racun api
- Menggunakan alat
perlindungan diri
- Memantau kerja auto
switching dari AAV
Prosedur Kerja

Prosedur Pengisian LNG

Prosedur pengisian LNG ke tanki bahan bakar terdiri atas 3 (tiga) tahap beserta
penanganan keadaan darurat, yaitu :

Tahap Persiapan
1. Petugas memastikan bahwa Flexible Hose dan Unit Regasifikasi telah siap di
Lokasi.
2. Petugas memastikan bahwa Kabel Grounding pada ISO Tank sudah terpasang
serta layak dan siap untuk digunakan.
3. Petugas melakukan pencatatan Level LNG melalui Liquid Level Gauge pada ISO
Tank.
4. Petugas memastikan bahwa APAR telah tersedia di Lokasi dan layak untuk
digunakan apabila terjadi keadaam darurat
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan
1. Petugas memastikan bahwa,
1) Fill and Drain Valve (V1A, V1B);
2) Fill and Drain Fireblock Valve (V2);
3) Top Fill Valve (V3);
4) PBUC Fire Block Valve (V4);
5) Pressure Build Up Valve (V5);
6) Manual Vent Valve (V6);
7) Pressure Force Feed Valve (V8);
8) Fill Line Bleed Valve (V11);
9) Vapour Recovery Valve (V17);
10) Water Drain Ball Valve (V23);
11) Gas Sample Valve (V31); dan
12) Liquid Sample Valve (V32)
Berada dalam posisi tutup penuh.
2. Petugas memasang Flexible Hose dengan ISO Tank melalui Fill/Withdrawl
Connection (HC1).
3. Petugas mengatur Regulator Gas ke tekanan yang diinginkan dan diperlukan,
umumnya setelah Vaporizer.
4. Petugas mengatur tekanan ISO Tank dengan cara me-reset PBUC Fire Block
Valve (V4) ke posisi Open dan membuka Pressure Build Up Valve (V5) untuk
memperoleh tekanan ISO Tank sebesar minimum 1 barG di atas kebutuhan
tekanan gas yang sudah ditentukan.
5. Apabila tekanan ISO Tank sudah mencapai yang diinginkan, tutup kembali PBUC
Fire Block Valve (V4) dan Pressure Build Up Valve (V5).
6. Reset Fill and Drain Fireblock Valve (V2) ke posisi Open dan buka penuh Fill and
Drain Valve (V1B);
7. Buka Fill and Drain Valve (V1A) secara bertahap untuk memulai proses pengaliran
LNG.
8. Petugas memonitor kenaikan tekanan pada peralatan Regasifikasi.
9. Petugas melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap sambungan-
sambungan pada peralatan Regasifikasi untuk mendeteksi adanya kebocoran gas
dengan menggunakan Gas Detector.
10. Apabila terdapat kebocoran pada peralatan Regasifikasi, segera hentikan
pengaliran LNG dengan menutup Valve V1A, V1B dan V2 pada ISO Tank. Lakukan
Venting untuk mengeluarkan gas sisa pada peralatan Regasifikasi sebelum
melakukan perbaikan.
11. Apabila Peralatan setelah Unit Vaporizer mengalami Icing atau muncul bunga es,
atur Valve pada Decunting Panel untuk mengurangi laju aliran LNG yang terlalu
besar.
12. Petugas melakukan pencatatan level LNG di ISO Tank dengan membaca Liquid
Level Gauge (LL1) secara berkala.
13. Catat flowmeter gas untuk menghitung jumlah gas yang mengalir.

Tahap Penyelesaian Pekerjaan


1. Petugas melakukan penutupan terhadap Fill and Drain Valve (V1A dan V1B) untuk
menghentikan aliran LNG.
2. Sesaat setelah melakukan penutupan V1A dan V1B, segera tutup Fill and Drain
Fireblock valve (V2).
3. Tunggu 15 hingga 30 menit setelah pengaliran LNG selesai.
4. Petugas melakukan pengecekan tekanan pada keluaran Vaporizer dan
melakukan proses Venting dengan membuka Vent Valve yang terdapat pada Unit
Regasifikasi untuk mengeluarkan gas sisa yang terdapat pada Unit Regasifikasi.
5. Petugas memastikan gas sisa sudah terbebas dari Unit Regasifikasi dengan
memeriksa penunjukan indikator tekanan di angka 0.
6. Petugas melepas sambungan Flexible Hose pada Fill/Withdrawl Connection
(HC1) ISO Tank. Apabila masih terdapat bunga es pada sambungan, siram pelan-
pelan dengan menggunakan air hingga bunga es hilang.
7. Petugas melepas Flexible Hose dan segera tutup Fill/Withdrawl Connection (HC1)
dengan memasangkan Blind Pipe.
8. Petugas melepaskan kabel Grounding dari kendaraan dan ISO Tank dapat
meninggalkan lokasi.

Anda mungkin juga menyukai