Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Sirosis hepatis merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan


fibrosis jaringan parenkim hati tahap akhir, yang ditandai dengan pembentukkan
nodul regenerative yang dapat mengganggu fungsi hati dan aliran darah hati.
Sirosis adalah konsekuensi dari respon penyembuhan luka yang terjadi terus
menerus dari penyakit hati kronis yang diakibatkan oleh berbagai sebab. Akibat
dari sirosis hepatis makan akan terjadi 2 kelainan yang fundamental yaitu
kegagalan fungsi hati dan hipertensi porta. Manifestasi dari gejala dan tanda-tanda
klinis ini pada penderita sirosis hati ditentukan oleh seberapa berat kelainan
fundamental 19 tersebut.
Kegagalan fungsi hati akan ditemukan dikarenakan terjadinya perubahan
pada jaringan parenkim hati menjadi jaringan fibrotik dan penurunan perfusi
jaringan hati sehingga mengakibatkan nekrosis pada hati. Hipertensi porta
merupakan gabungan hasil peningkatan resistensi vaskular intra hepatik dan
peningkatan aliran darah melalui sistem porta. Pemeriksaan penunjang yang dapat
mendukung kecurigaan diagnosis sirosis hepatis terdiri dari pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Untuk penanganan pada pasien ini
prinsipnya adalah mengurangi progesifitas penyakit, menghindarkan dari bahan-
bahan yang dapat merusak hati, pencegahan, serta penanganan komplikasi.
Pengobatan pada sirosis hati dekompensata diberikan sesuai dengan komplikasi
yang terjadi.
Prognosis sirosis sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor,
diantaranya etiologi, beratnya kerusakan hati, komplikasi, dan penyakit yang
menyertai. Beberapa tahun terakhir, metode prognostik yang paling umum dipakai
pada pasien dengan sirosis adalah sistem klasifikasi Child-Turcotte-Pugh, yang
dapat dipakai memprediksi angka kelangsungan hidup pasien dengan sirosis tahap
lanjut.

11
B. Saran

Dalam penanganan penyakit sirosis hepatis lebih ditekankan untuk


dilakukan pemeriksaan rutin klinis terhadap satu individu disamping merubah
pola hidup dan kesehatan kearah yang lebih baik seperti menghindari penggunaan
alcohol, istirahat yang cukup, memenuhi standar angka kecukupan gizi serta
melakukan penanganan dengan tepat terhadap penyakit-penyakit yang beresiko
menimbulkan komplikasi sirosis hepatis.
Disamping itu pemberian pendidikan kesehatan tentang pengetahuan
pencegahan sirosis hepatis lebih menekankan terhadap motivasi dan keyakinan
diri untuk individu agar tetap sehat. Selanjutnya, agar pendidikan kesehatan lebih
efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan sirosis
hepatis tim kesehatan baik dari RS ataupun Puskesmas dapat menggunakan media
video yang membahas tentang kasus sirosis hepatis secara langsung untuk
menunjang intervensi pendidikan kesehatan yang lebih optimal.

12

Anda mungkin juga menyukai