Anda di halaman 1dari 27

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Objek penelitian adalah permasalahan yang dibahas atau diteliti, dalam hal ini penulis
melakukan penelitian di Kantor Desa Sirnajaya yang beralamat di Jl. Raya Sirnajaya,
Sirnajaya, Kec. Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat 44161. Penelitian difokuskan pada
pelayanan dan pendataan kependudukan yang akan dibuat dalam Sistem Informasi
Kependudukan Desa Sirnajaya.

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan


Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kantor Desa Sirnajaya beralamat di di Jl. Cukangkawung 05/06,Ds. Sirnajaya, Kec.


Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat 44161. Dengan jumlah penduduk 8485 jiwa pada 2016,
kode Kemendagri 32.04.13.2001, dan luas tanah 127.094.000 M².

3.1.2 Visi Misi Kantor Kepala Desa


BAKTI mempunyai arti ngabakti,babakti mintonkeun kasatiaan ku barang, tanaga
atawa pikiran. Dalam Bahasa Indonesia, berbakti dengan harta benda , tenaga atau Pemikiran.

WIBAWA MUKTI Mempunyai arti, hirup senang /beunghar sarta pada ngambeuan.
Dalam bahasa Indonesia, Kaya /Subur Makmur dan dihargai.

Dengan visi dan misi tersebut Bapak Mamat mengharapkan Desa Sirnajaya,
mempunyai perangkat desa yang berdedikasi untuk mengabdi pada masyarakat dan
masyarakat Desa Sirnajaya yang subur makmur dalam kehidupannya. Kaya harta, kaya ilmu,
sehat jasmani dan rohani agar membawa Desa Sirnajaya yang maju dan berwibawa:
Strategi Pembangunan Desa:

1. Meningkatkan kualitas pemerintahan desa dan BPD.


2. Meningkatkan pembangunan desa dengan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
desa.
3. Melaksanakan program pemberdayaan masyarakat desa.
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam pembangunan desa agar menjadi
desa yang berkembang dan mandiri.
5. Terciptanya lingkungan yang berkualitas, sehat dan lestari.
6. Terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima didasarkan pada pemerintahan
yang baik, bersih dan berwibawa.

Melalui Visi dan Misi serta Strategi Pembangunan tersebut Bapak Mamat akan
menjabarkan lebih rinci disesuaikan dengan kondisi keinginan masyarakat yang akan
tertuang dalam Musrenbang dan Peraturan-peraturan Pemerintah Tentang kebijakan
penggunaan anggaran yang setiap tahunnya bisa berubah. Tentu saja Rencana Program ini
masih banyak kekurangan bahkan mungkin jauh dari harapan namun mudah-mudahan bisa
menjadi modal dasar dalam membangun Desa Sirnajaya menuju Desa Sirnajaya yang
lebih maju sesuai harapan.

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi


3.1.4 Deskripsi Tugas
Berikut ini merupakan deskripsi tugas dari setiap bagian yang terdapat pada Kantor
Desa Sirnajaya:

a. Kepala Desa
1. Berkedudukan sebagai Kepala Pemerintahan Desa yang memimpin
penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2. Bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Kepala Desa
memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja Pemerintahan,
penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan
ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat,
administrasi kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.
b. Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana
perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan, Kesehatan.
c. Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban
masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan,
dan ketenagakerjaan.
d. Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi masyarakat
di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan
keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna.
e. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga
lainnya.
b. Sekretaris Desa
1. Berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat Desa.
2. Bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang administrasi pemerintahan.
3. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2), Sekretaris
Desa mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat
menyurat, arsip, dan ekspedisi.
b. Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat desa,
penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,
pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan umum.
c. Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan,
administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, verifikasi
administrasi keuangan, dan administrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat
Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.
d. Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran
pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka
pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta penyusunan
laporan.
e. Melaksanakan buku administrasi desa sesuai dengan bidang tugas Sekretaris
Desa atau sesuai dengan Keputusan Kepala Desa.
f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan Pemerintah
yang lebih tinggi.
c. Kepala Urusan Umum
1. Berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.
2. Bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan administrasi
pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
3. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
4. Untuk melaksanakan tugas kepala urusan umum mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah dinas.
b. Melaksanakan administrasi surat menyurat.
c. Melaksanakan arsiparis dan ekspedisi pemerintahan desa.
d. Melaksanakan penataan administrasi Perangkat Desa.
e. Penyediaan prasarana Perangkat Desa dan Kantor.
f. Penyiapan rapat-rapat.
g. Pengadministrasian aset desa.
h. Pengadministrasian inventarisasi desa.
i. Pengadministrasian perjalanan dinas.
j. Melaksanakan pelayanan umum.
d. Kepala Urusan Perencanaan
1. Berkedudukan sebagai unsur staf sekretariat.
2. Bertugas membantu Sekretaris Desa dalam urusan pelayanan administrasi
pendukung pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.
3. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
4. Untuk melaksanakan tugas kepala urusan perencanaan mempunyai fungsi:
a. Mengkoordinasikan urusan perencanaan Desa.
b. Menyusun RAPBDes.
c. Menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan Desa.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi program Pemerintahan Desa.
e. Menyusun rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDesa) dan
rencana kerja pemerintah desa (RKP Desa).
f. Menyusun laporan kegiatan Desa.
g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
e. Kepala Seksi Pemerintahan
1. Berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis di bidang pemerintahan.
2. Bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional di bidang
pemerintahan.
3. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi pemerintahan mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan Desa.
b. Menyusun rancangan regulasi desa.
c. Melaksanakan pembinaan masalah pertanahan.
d. Melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa.
e. Melaksanakan upaya perlindungan masyarakat Desa.
f. Melaksanakan pembinaan masalah kependudukan.
g. Melaksanakan penataan dan pengelolaan wilayah Desa.
h. Melaksanakan pendataan dan pengelolaan Profil Desa.
i. Melakukan tugas – tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
f. Kepala Seksi Kesejahteraan
1. Berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis di bidang kesejahteraan.
2. Bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional di bidang
kesejahteraan .
3. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi kesejahteraan mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang sosial
budaya.
b. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang ekonomi.
c. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang politik.
d. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang
lingkungan hidup.
e. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang
pemberdayaan keluarga.
f. Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang pemuda,
olahraga dan karang taruna.
g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
g. Kepala Seksi Pelayanan
1. Berkedudukan sebagai unsur pelaksana teknis di bidang kesejahteraan.
2. Bertugas membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional di bidang
pelayanan.
3. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi pelayanan mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan
kewajiban masyarakat Desa.
b. Meningkatkan upaya partisipasi masyarakat Desa.
c. Melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya masyarakat Desa.
d. Melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya, keagamaan dan ketenagakerjaan
masyarakat Desa.
e. Melaksanakan pekerjaan teknis pelayanan nikah, talak, cerai dan rujuk.
f. Melaksanakan pekerjaan teknis urusan kelahiran dan kematian.
g. Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana perdesaan.
h. Melaksanakan pembangunan bidang pendidikan.
i. Melaksanakan pembangunan bidang Kesehatan.

h. Kepala Urusan Keuangan

Membantu Sekretaris Desa dalam urusan keuangan dan tugas lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan seperti:

a. Pengurusan administrasi keuangan.


b. Administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran.
c. Verifikasi administrasi keuangan.
d. Administrasi penghasilan Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD dan lembaga
pemerintahan desa lainnya.
i. Kepala Dusun
1. Berkedudukan sebagai unsur satuan tugas kewilayahan yang bertugas membantu
Kepala Desa dalam pelaksanaan tugasnya di wilayahnya.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Dusun
memiliki fungsi:
a. Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan pengelolaan wilayah.
b. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.
c. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan kemampuan
dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.
d. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

3.2 Metode Penelitian


Metode penelitian merupakan langkah yang dimiliki dan dilakukan dalam rangka untuk
mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi data yang telah didapatkan.
Metode penelitian memberikan gambaran rancangan penelitian yang meliputi prosedur yang
harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data.

3.2.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah seluruh proses yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian
yang dilakukan. Dalam hal ini desain penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian
deskriptif.

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data


Di dalam penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa jenis serta metode data dan
bahan yang diperlukan untuk keperluan penelitian. Jenis pengumpulan data tersebut
diantaranya:

3.2.2.1 Sumber Data Primer

Data primer adalah data utama atau pokok yang digunakan dalam penelitian. Data
pokok dapat dideskripsikan sebagai jenis data yang diperoleh langsung dari tangan pertama
subjek penelitian, responden dan informan. Berikut metode yang digunakan dalam
pengumpulan data primer dalam penelitian:

a. Wawancara:
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
tanya jawab secara langsung dengan narasumber yang terkait dengan permasalahan
yang diambil untuk memperoleh data dan informasi.

b. Observasi:
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Metode ini bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri dan
luasnya objek yang diamati. Dengan pengamatan secara langsung dapat diperoleh
data yang nyata dan lengkap.
3.2.2.2 Sumber Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang teah dikumpulkan untuk bermaksud selain
menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data sekunder merupakan data pelengkap
yang diperoleh bukan dari tangan pertama, melainkan dari tangan kedua, ketiga, keempat,
dan seterusnya. Dalam penelitian yang menjadi sumber data sekunder adalah
a. Jurnal
b. Literature
c. Studi Perpustakaan

3.2.3 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem


Metode pendekatan dan pengembangan ini akan memberikan gambaran tahapan-
tahapan apa saja yang dilakukan selama proses penelitian guna menemukan masalah
penelitian dari awal perencanaan yang dibuat hingga akhirnya mencapai tujuan penelitian dan
pengembangan sistem.

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem merupakan pendekatan dengan cara bagaimana


menggunakan alat-alat dan peraturan-peraturan yang melengkapi satu atau lebih tahapan-
tahapan pembangunan sistem informasi. Metode pendekatan sistem yang digunakan adalah
metode terstruktur yang merupakan metode pendekatan yang bertujuan untuk menyelesaikan
suatu masalah dengan menerapkan urutan Langkah.
Dalam metode pendekatan terstruktur, aktivitas pelayanan yang berjalan dipecahkan
menjadi beberapa bagian kecil yang saling berhubungan dan dapat diatur yang selanjutnya
digabungkan kembali menjadi satu kesatuan untuk memecahkan permasalahan yang ada.
Dalam perancangan sistem informasi, pendekatan terstruktur ini merupakan proses yang
berorientasi untuk merancang dan menulis program dengan jelas dan konsisten.

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Dalam penelitian ini, metode pengembangan sistem yang penulis gunakan adalah
metode Prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik
antarmuka eksternal yang ditampilkan. Konsumen potensial menggunakan Prototype dan
menyediakan masukan untuk tim pengembang sebelum pengembangan skala besar dimulai.
Melihat dan mempercayai menjadi hal yang diharapkan untuk dicapai dalam Prototype.
Dengan menggunakan pendekatan ini, konsumen dan tim pengembang dapat mengklarifikasi
kebutuhan dan interpretasi mereka.[16]

Prototyping perangkat lunak (software Prototyping) atau siklus hidup menggunakan


prototyping (life cycle using Prototyping) adalah salah satu metode siklus hidup sistem yang
didasarkan pada konsep model bekerja (working model). Tujuannya adalah mengembangkan
model menjadi sistem final. Artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat dari pada metode
tradisional dan biayanya menjadi lebih rendah. Ada banyak cara untuk prototyping, begitu
pula dengan penggunaannya. Ciri khas dari metodologi ini adalah pengembang sistem
(system developer), klein, dan pengguna dapat melihat dan melakukan eksperimen dengan
bagian dari sistem komputer dari sejak awal proses pengembangan.
Gambar 3. 2 Metode Pendekatan

Tahapan-tahapan prototyping adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembangan bersama-sama mendefinisikan format seluruh
perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan dan garis besar sistem yang
akan dibuat.
2. Membangun Prototype
Membangun Prototype dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada
penyajian kepada pelanggan (membuat input dan output).
3. Evaluasi Prototype
Evaluasi dilakukan oleh pelanggan apakah Prototype yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginan pelanggan.
4. Mengkodekan sistem
Prototype di terjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5. Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi satu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
sebelum digunakan. Pengujian dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path,
dan lain-lain.
6. Evaluasi sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem sudah sesuai dengan yang diharapkan.
7. Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang sudah diuji dan diterima sudah siap digunakan.
3.2.3.3 Alat Bantu Analisis

Dalam metode pendekatan sistem akan tergambarkan aliran data yang terjadi dalam
suatu sistem, dengan menggunakan pendekatan sistem maka akan memudahkan dalam
membaca alur data yang diproses yang tentunya menggunakan alat bantu untuk membantu
melihat aliran prosesnya. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:

a. Flow Map
Flow map adalah bagan-bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan
langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. Flowmap merupakan cara penyajian
dari suatu algoritma. Ada dua macam Flowmap yang menggambarkan proses dengan
komputer, yaitu:
1. System Flow map Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem
dengan menunjukan alat media input, output serta jenis media penyimpanan
dakam proses pengolahan data.
2. Program Flow map Bagan yang memperlihatkan urutan instruksi yang
digambarkan dengan simbol tertentu untuk memcahkan masalah dalam suatu
program.
b. Diagram Konteks
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem, diagram konteks merupakan level
tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output dari
sistem.
c. Data Flow Diagram
DFD adalah merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian
sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran
data adalah memudahkan pemakaian atau user yang kurang menguasai bidang
komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan.
d. Kamus Data
Kamus Data adalah katalog sistem yang menjadi penyimpanan terpusat dari
informasi tentang database. Kamus ini berisi informasi tentang tabel, nomornya,
namanya, jenis data, primary key dan lain- lain
Kamus data atau disebut juga dengan istilah data dictionary dari suatu sistem
informasi. Kamus data mengidentifikasikan :
1. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam DFD.
2. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran.
3. Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data.
4. Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan aliran baru.
5. Mendeskripsikan hubungan detail antara penyimpanan yang menjadikan titik
perhatian dalam ERD.
e. Perancangan Basis Data
a. Normalisasi
Adalah cara pendekatan dalam mebangun desain logika basis data relasional
yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data tetapi dengan
menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur
tabel yang normal. Secara garis besar tujuan proses pembentukan relasi atau tabel
basis data ke bentuk normal ini memungkinkan ambigu bisa diminimalisir
maupun dihilangkan.[17] Adapun bentuk-bentuk dari normalisasi diantaranya:
1. Bentuk Tidak Normal
Bentuk data yang direkam, tidak ada keharusan untuk mengikuti suatu
format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi.
2. Bentuk Normal Pertama
Adalah tahapan awal dan paling ringan menormalkan star
table/universal, namun tahapan ini menjadi pondasi awal dan akhir
kesuksesan normalisasi basis data yang baik dan benar. dimana pada tahap
pertama ini, tabel ini Didekomposisi menjadi beberapa tabel saling
berelasi. Bentuk normal 1NF ini terpenuhi jika sebuah tabel yang
diuraikan tersebut tidak lagi memiliki atribut bernilai banyak (bernilai
ganda) atau yang sering disebut dengan Multivalued Attribute, tidak
memiliki atribut composite atau atribut yang masih bisa memiliki sub-sub
atribut, setiap atribut bernilai atomik (end-atribut), dan memiliki atribut
kunci (Primary key).
3. Bentuk Normal Kedua
Adalah tahapan menormalisasikan tabel kedua. Untuk masuk ke
tahapan normalisasi basis data 2NF ini tabel harus sudah memenuhi bentuk
normal pertama (1NF). 2NF ini akan terpenuhi jika ada atribut yang
memiliki ketergantungan atau Functional Dependency hanya tergantung
pada sebagian dari primary key, jika tidak memiliki atribut yang berelasi
atau ketergantungan terhadap primary key, maka harus dipisahkan pada
tabel baru (menciptakan primary key baru) ataupun dihilangkan.
4. Bentuk Normal Ketiga
Tahapan ini dapat dilanjutkan jika tahap 2NF telah terpenuhi. Tahapan
normalisasi data 3NF akan terpenuhi jika tidak ada atribut non primary key
yang memiliki ketergantungan terhadap atribut non primary key lainnya.
b. Tabel Relasi
Relasi adalah hubungan antara tabel yang mempresentasikan hubungan antar
objek di dunia nyata. Relasi merupakan hubungan yang terjadi pada suatu tabel
dengan lainnya yang mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata dan
berfungsi untuk mengatur mengatur operasi suatu database.[18] Hubungan yang
dapat dibentuk dapat mencakup 3 macam hubungan, yaitu:
1. One to One (Satu ke Satu)
Mempunyai pengertian setiap baris data pada tabel pertama dihubungkan
hanya ke satu baris data pada tabel ke dua. Contohnya relasi antara tabel
mahasiswa dan tabel orang tua. Satu baris mahasiswa hanya berhubungan dengan
satu baris orang tua begitu juga sebaliknya.
2. One to Many (Satu ke Banyak)
Mempunyai pengertian setiap baris data dari tabel pertama dapat
dihubungkan ke satu baris atau lebih data pada tabel ke dua. Contohnya relasi
perwalian antara tabel dosen dan tabel mahasiswa. Satu baris dosen atau satu
dosen bisa berhubungan dengan satu baris atau lebih mahasiswa.
3. Many to Many (Banyak ke Banyak)
Mempunyai pengertian satu baris atau lebih data pada tabel pertama bisa
dihubungkan ke satu atau lebih baris data pada tabel ke dua. Artinya ada
banyak baris di tabel satu dan tabel dua yang saling berhubungan satu sama
lain. Contohnya relasi antar tabel mahasiswa dan tabel mata kuliah. Satu baris
mahasiswa bisa berhubungan dengan banyak baris mata kuliah begitu juga
sebaliknya.
3.2.4 Pengujian Software
Pengujian software adalah proses pengetesan sistem perangkat lunak untuk
menentukan apakah sistem perangkat lunak cocok dengan spesifikasi sistem yang berjalan
dengan lingkungan. Pengujian sistem sering dihubungkan dengan ketidak sempurnaan
program.

Metode pengujian sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode black
box testing. Menurut Pressman, black box testing yaitu pengujian yang memungkinkan
software engineer mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan
semua persyaratan fungsional untuk suatu program.[10]

3.3 Analisis Sistem Yang Berjalan


Analisis terhadap sistem yang berjalan merupakan langkah yang dilakukan untuk
mengetahui kekurangan dan memahami secara menyeluruh dari sistem yang berjalan.
Sehingga dapat diberikan usulan perbaikan dari kelemahan yang terdapat pada sistem yang
berjalan.

3.3.1 Analisis Dokumen


Analisis dokumen merupakan kegiatan pengumpulan informasi mengenai dokumen-
dokumen yang digunakan dalam suatu sistem. Tujuan dari analisis dokumen adalah
mengetahui dan memahami dokumen-dokumen apa saja yang terlibat dan mengalir dalam
suatu sistem yang sedang berjalan. Dokumen yang terlibat sebagai berikut:

1. Nama Dokumen : Kartu Keluarga


Sumber : Kasi. Pemerintahan dan Disdukcapil
Rangkap :1
Fungsi : Untuk mengetahui informasi tentang kesalahan atau
terdaftarnya keluarga secara pemerintahan.
Item Data : No. KK, NIK, nama anggota, nama kepala keluarga,
tempat/tanggal lahir, alamat, jenis kelamin, agama,
Pendidikan, jenis pekerjaan, golongan darah, status
perkawinan, tanggal perkawinan, status hubungan
dalam keluarga, kewarganegaraan, nama orang tua,
tanggal penerbitan KK
2. Nama Dokumen : Kartu Tanda Penduduk
Sumber : Disduk Capil dan Kasi. Pemerintahan
Rangkap :1
Fungsi : untuk menjadi informasi kesahan menjadi warga
negara indonesia
Item Data : NIK, nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, gol.
Darah, alamat, agama, status perkawinan,
pekerjaan, kewarganegaraan, tanggal penerbitan
3. Nama Dokumen : Formulir
Sumber : Kasi. Pemerintahan
Rangkap :1
Fungsi : Untuk mengetahui informasi tentang nomor KK dan
KTP
Item Data : No. KK, NIK, status pendaftaran, nama anggota,
nama kepala keluarga, alamat, tempat/tanggal lahir,
jenis kelamin, agama, Pendidikan, jenis pekerjaan,
golongan darah, status perkawinan, tanggal
perkawinan, status hubungan dalam keluarga,
kewarganegaraan, nama orang tua,
3.3.2 Analisis Prosedur Yang Berjalan
a. Pendataan Penduduk
1. Petugas datang ke setiap rumah
2. Warga menyiapkan berkas Fotocopy KK dan KTP
3. Petugas mengecek berkas yang telah disiapkan
4. Petugas memproses pendataan penduduk dengan cara menghitung dan
mengecek jumlah anggota keluarga yang tertera di KK
5. Petugas membuat laporan kependudukan
6. Kasi. Pemerintah menerima laporan kependudukan
7. Kasi. Pemerintahan mengecek laporan
b. Pendataan lahir
1. Warga menyerahkan persyaratan lahir dan sk rs lahir kepada rw
2. Rw membuat surat pengantar berkas yang diserahkan oleh warga
3. warga memberikan berkas dan surat pengantar oleh rw ke petugas desa
4. petugas melakukan pendataan dan dimasukan kedalam dokumen
pendataan lahir
5. petugas membuat laporan dan diberikan ke kasi. pemerintahan desa.
c. Pendataan Meninggal
1. Warga menyerahkan persyaratan kematian kepada rw
2. Rw membuat surat pengantar berkas yang diserahkan oleh warga
3. warga memberikan berkas dan surat pengantar oleh rw ke petugas desa
4. petugas melakukan pendataan dan dimasukan kedalam dokumen
pendataan meningal
5. petugas membuat laporan dan diberikan ke kasi. pemerintahan desa.
d. Pendataan Datang
1. Warga menyerahkan persyaratan datang kepada rw
2. Rw membuat surat pengantar berkas yang diserahkan oleh warga
3. warga memberikan berkas dan surat pengantar oleh rw ke petugas desa
4. petugas melakukan pendataan dan dimasukan kedalam dokumen
pendataan datang
5. petugas membuat laporan dan diberikan ke kasi. pemerintahan desa.
e. Pendataan Pindah
1. Warga menyerahkan persyaratan pindah kepada rw
2. Rw membuat surat pengantar berkas yang diserahkan oleh warga
3. warga memberikan berkas dan surat pengantar oleh rw ke petugas desa
4. petugas melakukan pendataan dan dimasukan kedalam dokumen
pendataan pindah
5. petugas membuat laporan dan diberikan ke kasi. pemerintahan desa.
3.3.2.1 Flowmap
Dari uraian mengenai sistem informasi kependudukan yang berjalan saat ini dapat
disajikan dalam bentuk flowmap seperti berikut:
a. Prosedur pendataan kependudukan
Pada prosedur pendataan kependudukan yang sedang berjalan
digambarkan pada gambar 3.3 sebagai berikut:
Gambar 3. 3 Flowmap Prosedur Pendataan Penduduk Yang Berjalan

Keterangan:

A: Arsip Fotokopi KK & KTP


B: Arsip Data Penduduk

C: Arsip Laporan

b. Prosedur pendataan lahir


Pada prosedur pendataan lahir yang sedang berjalan digambarkan pada gambar
3.4 sebagai berikut:

Gambar 3. 4 Flowmap Prosedur Pendataan Lahir Yang Sedang Berjalan


c. Prosedur pendataan meninggal
Pada prosedur pendataan meninggal yang sedang berjalan digambarkan
pada gambar 3.5 sebagai berikut:

Gambar 3. 5 Flowmap Prosedur Pendataan Meninggal Yang Sedang Berjalan


d. Prosedur pendataan datang

Pada prosedur pendataan datang yang sedang berjalan


digambarkan pada gambar 3.6 sebagai berikut:

Gambar 3. 6 Flowmap Prosedur Pendataan Datang Yang Sedang Berjalan


e. Prosedur pendataan pindah

Pada prosedur pendataan datang yang sedang berjalan


digambarkan pada gambar 3.7 sebagai berikut:

Gambar 3. 7 Flowmap Prosedur Pendataan Pindah Yang Sedang Berjalan


3.3.2.2 Diagram Konteks

Berikut ini merupakan diagram konteks dari sistem yang sedang berjalan
digambarkan pada gambar 3.8 sebagai berikut:

Gambar 3. 8 Diagram Konteks Yang Sedang Berjalan


3.3.2.3 Data Flow Diagram

Berikut ini merupakan data flow diagram (DFD) dari sistem informasi kependudukan di desa
yang sedang berjalan mulai dari DFD level 2 yang digambarkan pada gambar 3.9

1. DFD Level 1

Gambar 3. 9 DFD Level 1 Yang Sedang Berjalan

2. DFD Level 2 Proses 1

Gambar 3. 10 DFD Level 2 Proses 1 Yang Sedang Berjalan


3. DFD Level 2 Proses 2

Gambar 3. 11 DFD Level 2 Proses 2 yang Sedang Berjalan

4. DFD Level 2 Proses 3

Gambar 3. 12 DFD Level 2 Proses 3 Yang Sedang Berjalan


5. DFD Level 2 Proses 4

Gambar 3. 13 DFD Level 2 Proses 4 Yang Sedang Berjalan

3.3.2.4 Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan Kasi. Pemerintahan Desa serta hasil
analisis dari sistem yang sedang berjalan, maka sistem yang berjalan adalah ditemukannya
masalah terkait pendataan kependudukan yang masih belum tepat dalam menentukan jumlah
penduduk karena proses pendataan masih manual.

Table 1 Evaluasi Sistem Yang Berjalan

No Masalah Rencana Bagian

1 Pada proses pendataan, Merancang dan membangun Warga,


petugas masih harus sebuah sistem informasi petugas
menghampiri setiap rumah kependudukan dalam pendataan,
untuk meminta berkas melakukan pendataan. Kasi.
kependudukan agar didata, Warga mengupload berkas Pemerintahan
proses tersebut memakan dan mengisi formulir di web
waktu dan tenaga. untuk di proses oleh petugas
Prosedurnya warga dan didata, dengan adanya
menunjukan berkas dan sistem ini dapat
diproses oleh petugas. mempermudah dan
mempercepat proses
pendataan.

Anda mungkin juga menyukai