Kuningan Provinsi Jawa Barat merupakan daerah yang dekat dengan perbatasan
potensi kekayaan sumber daya alam yang dimiliki menjadi modal utama bagi
1.804.862 Ha terdiri dari 12 Desa. Batas-batas kecamatan kadugede itu sendiri yaitu
sebelah barat Kecamatan Darma, sebelah timur Kecamatan Kuningan dan Kecamatan
Ciniru, sebelah selatan Kecamatan Nusaherang, dan sebelah utara Kecamatan Cigugur.
sebanyak 139 Orang yaitu, Desa Sindangjawa 11 Orang, Desa Kadugede 13 Orang,
Desa Ciketak 10 Orang, Desa Nangka 10 Orang, Desa Cipondok 10 Orang, Desa
Windujanten 11 Orang, Desa Babatan 12 Orang, Desa Bayuning 13, Desa Tinggar 11
Orang.
43
44
Desa yang meliputi Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM), Kepala Urusan
(KADUS). Berikut ini merupakan tugas pokok dari perangkat desa di bidangnya
1. Kepala desa adalah pemerintah desa atau yang disebut dengan nama lain yang
Ayat 1).
professional, efektif dan efisien, bersih serta bebas dari kolusi,korupsi dan
nepotisme;
desa;
hidup; dan
2. Sekretaris merupakan perangkat desa yang bertugas membantu kepala desa untuk
desa adalah:
masyarakat.
6. Kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU) Tugas Kepala Urusan Keuangan (KAUR
bahan penyusunan APB Desa, serta laporan keuangan yang dibutuhkan desa.
7. Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM) Tugas Kepala Urusan Umum (KAUR
umum, tata usaha dan kearsipan pengelolaan inventaris kekayaan desa, serta
a. Melakukan pengendalian, dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar serta
8. Kepala Dusun (KADUS) tugas kepala dusun adalah membantu kepala desa
melaksanakan tugas dan kewajiban pada wilayah kerja yang sudah ditentukan
ditentukan.
Kelamin, Usia dan Pendidikan. Deskripsi karakteristik responden disajikan pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
jenis kelamin Laki-laki sebanyak 74.5 % dan perangkat desa dengan jenis kelamin
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa perangkat desa yang berusia antara
21-30 tahun sebanyak 16 %, perangkat desa yang berusia antara 31-40 tahun
sebanyak 35 %, perangkat desa yang berusia antara 41-50 tahun sebanyak 26 %, dan
perangkat desa yang berusia antara 51-60 tahun sebanyak 23 %. Hal ini menunjukan
bahwa usia 31-40 tahun merupakan usia produktif perangkat desa di wilayah
Kecamatan Kadugede.
Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan dari perangkat desa di wilayah Kecamatan
Tabel 4.2
Tabel Validitas Kompetensi
instrument penelitian dinyatakan valid, karena memiliki nilai sig < 0.05.
Tabel 4.3
Tabel Validitas Disiplin Kerja
instrument penelitian dinyatakan valid, karena memiliki nilai sig < 0.05.
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Tabel Validitas Kinerja
instrument penelitian dinyatakan valid, karena memiliki nilai sig < 0.05.
reliabilitas. Menurut Ghozali Imam (2011) suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konisten atau stabil dari
gejala yang sama, dalam beberapa kali pelaksanaan pengukurna Teknik Cronbach’s
Alpha pada SPSS versi 16. Dimana dikatakan reliabel jika cronbach’s > 0.500.
53
Tabel 4.5
Uji Reliabilitas
Cronbach’s
Variabel N Of Item Keterangan
Alpha
Kompetensi (X1) 0.784 5 Reliabel
Disiplin Kerja (X2) 0.874 5 Reliabel
Kinerja (Y) 0.669 4 Reliabel
Sumber : Hasil Olah Data Primer
Penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu kompetensi, disiplin kerja dan
kinerja. Deskriptif data yang disajikan meliputi Minimun, Maximum, Mean, (M) dan
standar deviasi (SD). Cara pengkategorian data berdasarkan rumus dari Azwar, (2009)
a. Tinggi : X ≥ M + SD
b. Sedang : M – SD ≤ X < M + SD
c. Rendah : X < M - SD
Data yang diperoleh dari jawaban responden dapat dideskripsikan dalam tiga
didasarkan pada nilai mean dan standar debiasi pada variabel tersebut, yang dapat
Tabel 4.6
Data Deskriptif Variabel
Kompetensi Disiplin Kerja Kinerja
N Valid 103 103 103
Missing 0 0 0
Mean 39.84 37.59 32.02
Std. Deviation 2.159 3.339 1.995
Minimum 37 32 29
Maximum 44 42 35
Sumber : Hasil Olah Data Primer
Perhitungan berdasarkan nilai rata-rata ideal dan standar deviasi ideal adalah
sebagai berikut :
minimum sebesar 37, nilai maximum sebesar 44, nilai mean sebesar 39.84,
55
Tabel 4.7
Kategori Variabel Kompetensi (X1)
Hasil analisis deskriptif pada variabel disiplin kerja diperoleh hasil nilai
minimum sebesar 32, nilai maximum sebesar 42, nilai mean sebesar 37.59,
dan nilai standar deviasi sebesar 3.339. Selanjutnya data disiplin kerja
56
butir pernyataan untuk variabel disiplin kerja terdiri dari 5 pernyataan yang
Tabel 4.8
Kategori Variabel Disiplin Kerja (X2)
minimum sebesar 29, nilai maximum sebesar 35, nilai mean sebesar 32.02,
Tabel 4.9
Kategori Variabel Kinerja (Y)
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Salah satu cara untuk mengetahui kenormalan distribusi data adalah dengan teknik
dilakukan dengan melihat nilai signifikan variabel, jika signifikan lebih besar dari 0,05
pada taraf signifikan alpha 5 % maka menunjukan distribusi data normal. Hasil uji
normalitas untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada table berikut ini .
Tabel 4.10
Uji Normalitas Data
sebesar 0.003, nilai signifikansi variabel disiplin kerja sebesar 0.000, nilai
signifikansi variabel kinerja sebesar 0.004. Dapat disimpulkan bahwa data penelitian
variabel disiplin kerja (X2) tidak terdistribusi normal sedangkan kompetensi (X1) dan
b. Uji Multikolinearitas
Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah menganalisa matrik
korelasi variabel bebas jika terdapat korelasi antar variabel bebas cukup tinggi ( > 0,90 )
59
Tabel 4.11
Uji Multikolinearitas
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 3.791 1.404 2.701 0.008
1 Kompetensi 0.398 0.056 0.430 7.136 0.000
Disiplin_Kerja 0.330 0.036 0.552 9.149 0.000
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Output SPSS 16
0.398 < 0.900 dan Disiplin kerja (X2) 0.330 < 0.900. Dapat disimpulkan tidak
kerja (X2).
c. Uji Heteroskedastisitas
terjadi ketidaksamaan variance dari residul satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedistisitas itu dengan cara
melihat grafik plot antara nilai prediksi dengan residulnya, adapun dasar untuk
menganalisisnya adalah :
60
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
Berdasarkan gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa tidak ada pola tertentu
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model
regresi. Beberapa uji statistic yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, uji
dengan lagrange multiplier dan jika data obesvasi diatas kurang dari seratus
sebaliknya menggunakan uji Run test. Beberapa cara untuk menanggulangi masalah
61
difference equation).
Tabel 4.12
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Adjusted R Square
Estimate Watson
1 0.932a 0.868 0.865 0.733 2.774
a. Predictors: (Constant), Disiplin_Kerja, Kompetensi
b. Dependent Variable: Kinerja
DL = 1,639
DU = 1,718
sebagai berikut : nilai DW 2,774. Maka perolehan nilai DU sebesar 1,718. Nilai DW
lebih besar dari batas nilai DU yaitu 1,718 dan dan lebih dari (4-DU) = 2,282 dapat
Tabel 4.13
Hasil Persamaan Regresi
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 3.791 1.404 2.701 0.008
1 Kompetensi 0.398 0.056 0.430 7.136 0.000
Disiplin_Kerja 0.330 0.036 0.552 9.149 0.000
a. Dependent Variable: Kinerja
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + ε
Berdasarkan tabel 4.13 maka dapat diketahui bahwa nilai konstanta 3,791. Hal
ini berarti bahwa jika variabel kompetensi dan disiplin kerja sama dengan nol, maka
Nilai koefisien beta pada variabel kompetensi sebesar 0,398 yang berarti bahwa
setiap perubahan variabel pada variabel kompetensi (X1) satu satuan akan
mengakibatkan perubahan kinerja sebesar 0,398. Sebaliknya penurunan satu satuan pada
variabel kompetensi akan menurunkan kinerja sebesar 0,398 dengan asumsi-asumsi lain
tetap.
Nilai koefisien beta pada variabel disiplin kerja sebesar 0,330 yang berarti
bahwa setiap perubahan variabel pada variabel disiplin kerja (X2) satu satuan akan
mengakibatkan perubahan kinerja sebesar 0,330. Sebaliknya penurunan satu satuan pada
63
variabel disiplin akan menurunkan kinerja sebesar 0,330 dengan asumsi-asumsi lain
tetap.
di uji dengan uji F hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 4.14 :
Tabel 4.14
Uji F
ANOVAb
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 352.294 2 176.147 328.219 0.000a
1 Residual 53.667 100 0.537
Total 405.961 102
a. Predictors: (Constant), Disiplin_Kerja, Kompetensi
b. Dependent Variable: Kinerja
Berdasarken tabel 4.14 uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 328,219 dan F
tabel sebesar 3,080 sedangkan signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai sig < 0,05
dan nilai F hitung > F tabel (328,219 > 3,080) maka variabel-variabel bebas yang
jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
(α=0,05). Jika signifikansi t hitung lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol (Ho)
dependen. Sedangkan jika signifikansi t hitung lebih kecil dari 0,05, maka
1. Kompetensi (X1)
pada variabel kompetensi menyatakan bahwa signifikansi nilai 0.000 < 0,05 dan
koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,398. Sedangkan nilai t hitung
> t tabel, 7.136 > 1.659. Berdasarkan hasil tersebut maka H2 yang menyatakan
Disiplin kerja memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil uji t
pada variabel disiplin kerja menyatakan bahwa signifikansi nilai 0.000 < 0,05
dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,330. Sedangkan nilai t
hitung > t tabel, 9.146 > 1.659. Berdasarkan hasil tersebut maka H3 yang
4.2 Pembahasan
efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang
memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan,
efektif atau berkinerja prima atau superior ditempat kerja atau pada situasi tertentu.
Kompetensi terdiri dari 5 tipe karakteristik, yaitu motif (kemauan konsisten sekaligus
menjadi sebab dari tindakan), faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten),
konsep diri (gambaran diri), pengetahuan (informasi dalam bidang tertentu) dan
Berdasarken tabel 4.14 uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 328,219 dan F
tabel sebesar 3,080 sedangkan signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai sig < 0,05 dan
66
nilai F hitung > F tabel (328,219 > 3,080) maka variabel-variabel bebas yang
mencakup kompetensi (X1) dan disiplin kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh
positif terhadap kinerja dinyatakan diterima pada perangkat desa wilayah Kecamatan
Kadugede.
Menurut Mathis & Jackson (2002), kinerja adalah apa yang dilakukan atau
Hal ini relavan dengan penelitian S. Mia Lasmaya (2016), Untung Sriwidodo
(2011), Muhammad Arifin (2015), Ivone A S Sajangbati (2013), Ilham Thaief, Aris
Mangkunegara, Abdul Waris (2015), bahwa kompetensi dan disiplin kerja secara
dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki hubungan kausal
atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau berkinerja prima
67
atau superior ditempat kerja atau pada situasi tertentu. Kompetensi terdiri dari 5 tipe
karakteristik, yaitu motif (kemauan konsisten sekaligus menjadi sebab dari tindakan),
faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten), konsep diri (gambaran diri),
melaksanakan tugas).
pada variabel kompetensi menyatakan bahwa signifikansi nilai 0.000 < 0,05 dan
koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,398. Sedangkan nilai t hitung > t
tabel, 7.136 > 1.659. Berdasarkan hasil tersebut maka H2 yang menyatakan
Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa kinerja suatu pekerjaan dapat
diprediksi dengan adanya kompetensi. Kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan oleh pegawai dalam mengemban tugasnya (Mathis & Jackson, 2001).
Untung, (2011), Arifin Muhammad, (2015), dan Mangkunegara Prabu Anwar, Waris
Abdul, (2015), bahwa kompetensi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
Mathis & Jackson (2002) dalam Mia menyatakan Sistem disiplin dapat
Disiplin kerja memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dari hasil uji t pada
variabel disiplin kerja menyatakan bahwa signifikansi nilai 0.000 < 0,05 dan
koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,330. Sedangkan nilai t hitung > t
tabel, 9.146 > 1.659. Berdasarkan hasil tersebut maka H3 yang menyatakan Disiplin
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja dinyatakan diterima pada perangkat desa
Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa kinerja suatu pekerjaan dapat
dikatakan produktif atau tidak dengan adanya disiplin kerja. Karena Menurut Mathis
& Jackson (2002), kinerja adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh
pegawai dalam mengemban tugasnya. Maka saling berhubungan antara disiplin kerja
dengan kinerja.
Hal ini relevan dengan penelitian dilakukan oleh Lasmaya Mia S (2016),
Sajangbati S. A. Ivone (2013), Thaief Ilham, Baharuddin Aris, Priyono, Idrus Syafi’i
Mohamad (2015), dan Mangkunegara Prabu Anwar, Waris Abdul (2015), bahwa
Disiplin kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap
Kinerja.