Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ranindyta Elda Cintya

Nim : 25010115130237
Mata Kuliah : Manajemen Limbah B3

A. Permasalahan Limbah B3 di Rumah Sakit


Rumah sakit selain memberikan dampak positif sebagai sarana kesehatan juga
memberikan dampak negatif yaitu menghasilkan limbah sehingga perlu mendapatkan
perhatian khusus. Secara umum limbah rumah sakit dibagi menjadi dua kelompok yaitu
limbah medis yang dikategorikan sebagai limbah B3 dan limbah non medis. Limbah B3
yang dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan
dan makhluk hidup lainnya. Limbah B3 memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda
dengan limbah pada umumnya, terutama karena sifatnya yang tidak stabil. Limbah B3
memiliki sifat reaktif, eksplosif, mudah terbakar dan bersifat racun.
Permasalahan limbah B3 di rumah sakit menjadi fokus utama yang harus segera
ditangani karenanya limbah tersebut dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan
penularan berbagai macam penyakit jika tidak segeara dilakukan penanganan. Berikut
merupakan beberapa contoh permasalahan terkait limbah B3 yang terjadi di rumah sakit
yaitu sebagai berikut:
1. Permasalahan Limbah B3 di RS Yogyakarta
Limbah yang berasal dari rumah sakit kategori limbah B3 (limbah bahan berbahaya
dan beracun) di Yogyakarta sudah tiga bulan lebih menumpuk. Hal ini karena pihak
pengolah limbah yang bekerjasama dengan transporter menghentikan operasi karena
kendala perizinan. Masalah tersebut muncul karena izin pihak ketiga dicabut oleh
Kementerian Lingkungan Hidup karena tidak melaksanakan prosedur dengan baik. Untuk
sementara, beberapa rumah sakit mengolah limbah B3 dengan menggunakan alat
incinerator sendiri. Namun jumlah rumah sakit yang memiliki alat tersebut masih
terbatas. Ditambah lagi operasional alat ini juga membutuhkan perizinan dari Kementrian
Lingkungan Hidup sehingga di beberapa rumah sakit rumah sakit yang mempunyai
incinerator namun tidak keluar izinnya, mangkrak dan tidak bisa digunakan lagi.
Dalam rangka audit, perizinan dan sebagainya Kementerian Lingkungan Hidup
memberhentikan operasional transpoter-transpoter tersebut. Namun dengan
diberhentikannya transporter tersebut tidak diberikan solusi lain untuk penanganan
limbahnya sehingga dibiarkan menumpuk. Dari pemerintah DIY sendiri sudah
memberikan beberapa solusi yaitu dengan melakukan pembinaan terkait dengan limbah
B3 dan menyediakan cold storage (lahan sebagai penampungan limbah sementara).

2. Permasalahan Limbah B3 di RS Roemani Muhammadiyah Semarang


Pengelolaan limbah B3 di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang sudah
dilakukan namun dalam pelaksanaannya belum maksimal seperti dalam upaya
pengurangan limbah hanya sebatas pemilahan dan penanganan ceceran limbah padat.
Selain itu, masih terdapat kesalahan dalam pewadahan untuk limbah farmasi yang masih
disatukan dengan limbah medis. Dalam pengangkutan limbah medis, masih ditemukan
troli tidak tertutup rapat sehingga berpotensi menyebabkan pencemaran dan penularan
penyakit. Pada tempat penampungan sementara (TPS) limbah B3 juga masih terjadi
penumpukan limbah medis pada wadah serta penyimpanan limbah B3 yang melebihi
batas penyimpanan yaitu maksimal 48 jam sehingga dapat menimbulkan risiko terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

B. Permasalahan Limbah B3 di Industri


Pada saat ini, industri berkembang pesat dalam hal ragam maupun jumlahnya di
Indonesia. Berbagai aktivitas industri telah menimbulkan lahan terkontaminasi oleh
limbah B3. Kejadian tersebut antara lain disebabkan oleh adanya pembuangan limbah B3
ke lingkungan walaupun sebenarnya peraturan perundangan telah mengatur larangan
membuang limbah B3 ke lingkungan. Beban biaya yang tinggi untuk mengolah limbah
B3 sering menjadi alasan membuang limbah B3 ke lingkungan tanpa diolah terlebih
dahulu. Banyak industri yang tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk
dalam kategori limbah B3, sehingga dengan mudah limbah dibuang ke sistem perairan
tanpa adanya pengolahan.
Terdapat beberapa kasus pencemaran limbah B3 di Indonesia. Kasus- kasus tersebut
dikarenakan industri tidak mengelola limbahnya dengan baik sebelum dibuang sehingga
limbah mencemari ekosistem sungai dan lahan pertanian di sekitar industri. Berikut
beberapa kasus pencemaran limbah B3 oleh industri:
1. Pencemaran Limbah B3 di Jawa Barat
Pencemaran limbah B3 di Jawa Barat tepatnya di Sungai Citarum sudah sangat
memprihatinkan. Salah satu kasus pencemaran limbah B3 di Sungai Citarum yang
dipidanakan yaitu pencemaran yang dilakukan oleh perusahaan laundry yang diduga
membuang limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) ke saluran yang bermuara ke
Sungai Citarum. Perusahaan tersebut menghasilkan limbah cair dari sisa pencucian dan
limbah B3 berupa sludge dari sisa endapan yang ada di bak penampungan tanpa proses
pengolahan terlebih dahulu. Diketahui bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki izin
usaha dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Di antara bahan berbahaya yang
dibuang ke Sungai Citarum yaitu sabun cair, bahan kimia OBA, ABS, silikon, sodium
sulfat, pelembut, kausik, PK, biowash, dan pewarna tanpa melalui pengolahan terlebih
dahulu.
2. Pencemaran limbah B3 di Jawa Timur
Kasus pencemaran limbah B3 selanjutnya yaitu terdapat di Jawa Timur tepatnya di
Kabupaten Mojokerto. Disebutkan bahwa keberdaan PT. Putra Restu Ibu Abadi (PRIA)
yang telah diberi izin untuk mengangkut, mengelola dan memanfaatkan limbah B3
tersebut dianggap telah menyebabkan pencemaran lingkungan di Kecamatan Jetis,
Kabuaten Mojokerto. Analisis air tanah pada empat lokasi sumur penduduk dan di Lokasi
PT. PRIA membuktikan hampir semua parameter masih dibawah baku mutu. Selain itu,
penelitian yang dilakukan penggiat lingkungan hidup Jawa Timur juga menjelaskan
bahwa penduduk yang tinggal di sekitar perusahaan pengolah limbah tersebut mengalami
berbagai penyakit karena polusi udara. Banyak warga yang menderita batuk, sesak napas,
demam tinggi dan mengalami iritasi pada kulit.
Pelanggaran izin yang didakwakan pada perusahaan pengelola limbah tersebut
diantaranya adalah mempekerjakan warga sekitar untuk memilah limbah tanpa
membekali pekerja dengan alat pelindung. Pelanggaran lainnya yakni penampungan
limbah cair tidak dilapisi dengan bahan kedap air sehingga cairan merembes dan
menyebabkan polusi tanah dan air di sekitar perusahaan.
Sumber :
Arya P. 2018. Diduga Buang Limbah B3 ke Sungai Citarum, 3 Perusahaan Ditutup
Sementara. Diakses dari Kompas.com.

Edzan R. 2018. Limbah B3 Rumah Sakit di Yogya Menumpuk Tak Diambil Pengolah.
Diakses dari Detik News.

Vanidia P., Tri Joko, Hanan Lanang D. Evaluasi Pengelolaan Limbah B3 di Rumah
Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 5 No. 3,
Juli 2017.

Anda mungkin juga menyukai