Lanjutan Tabel Bab Iv
Lanjutan Tabel Bab Iv
Riview Literatur Implementasi Kompres Madu Untuk Mengtasi Kerusakan Integritas kulit pada pasien Diabtes Melitus Tipe II
3. Google Widayawati , Nurhaedar Mengidentifikasi Quasy Terdapat Hasil Penelitian ini Pada penelitian
Schoolar Jafar , Citrakesumasari Pengaruh Pemberian Eksperimen 48 adalah menilai efek ini Konsumsi
dengan Judul “ Madu Terhadap Gula Responden dari mengkonsumsi madu sebanyak
Pengaruh Pemberian Darah Puasa pasien madu pada berat 70gr / hari aman
Madu Terhadap Gula Diabtes Melitus Tipe badan dan beberapa bagi pasien
Darah Puasa pasien II dengan Terapi biokimia darah pada diabetes mellitus
Diabetes Melitus Tipe II GLIBENKLAMID pasien diabetes tipe tipe 2 yang
dengan Terapi atau METFORMIN II. Penelitian ini mendapatkan
GLIBENKLAMID atau menunjukan tidak terapi metformin
METFORMIN” ada perbedaan atau
glukosa darah pada glibenklamid ,
keuda kelompok karena tidak
perlakuan. meningkatkan
gula darah puasa.
Pada penelitian
selanjutnya
sebaiknya
dilakukan
pengontrolan
terhadap asupan
zat gizi dan
aktivitas fisik
responden agar
tidak menjadi
perancu dalam
penelitian
4. Google Nuril Hudha Al Anshori Mengidentifikasi Pra Terdapat 7 Berdasarkan Hasil Simpulan ; Hasil
Schoolar , Nur Widayati, Anisa Pengaruh Perawatan Ekspriment Responden Analisis Penelitian Rata rata Jumlah
Ardiana dengan Judul Luka Menggunakan Menunjukan Rata Kolonisasi
“Pengruh Perawatan Madu Terhadap Rata Kolonisasi bakteri
Luka Menggunakan Kolonisasi Bakteri Bakteri Stphylococcus
Madu Terhadap Staphylococcus Staphaylococcus aureus setelah
Kolonisasi Bakteri Aureus Pada Luka aureus setelah di dialakukan
Staphylococcus Aureus Diabetik pasien berikan perawatan perawatan luka
pada Luka Diabetik Diabetes Melitus di luka mengguanakan mengguanakan
pasien Diabetes Melitus wilayah Kerja madu adalah 178,71 madu adalah
di wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji cfu/ml dengan 178,71 cfu/ml.
Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember” standar deviasi terdpat pengaruh
Kabupaten Jember” 55,581 cfu/ml, Hasil perawatan luka
kolonisasi bakteri menggunakan
staphylococcus madu terhadap
aureus terendah kolonisasi bakteri
setelah perawatan staphylococcus
luka menggunakan aureus pada luka
madu adalah 84 diabetik pasien
cfu/ml dan kolonisasi Diabetes mellitus
bakteri di wilayah kerja
staphylococcus puskesmas
aureus tertinggi rambipuji
adalah 264 cfu/ml. kabupaten jember
dilihat dari interpensi dengan nilai p
hasil , semua =0,000 (p<0,05)
responden (100%) dan rata rata
memiliki kolonisasi penurunan
dengan kategori jumlah kolonisasi
normal. Hasil analisis bakteri
data menggunakan staphylococcus
dependent t-test aureus sebesar
didapatkan nilai p 127,286 cgu/ml.
value 0,000 (p value
< a = 0,05) , maka Saran : saran
dapat disimpulkan yangdapat di
terdapat pengaruh berikan pada
perawatan luka instansi
menggunakan madu kesehatan adalah
terhadap kolonisasi dapat
bakteri meningkatkan
staphylococcus kualitas
aureus pada luka pelayanan
diabetik pasien kesehatan yang di
diabetes mellitus di berikan dengan
wilayah kerja memberikan
Puskesmas program terapi
Rambipuji non farmakologis
Kabupaten Jember. misalnya
perawatan luka
menggunakan
madu sebagai
bentuk
penatalaksanaan
luka pada pasien
diabtes mellitus.
5. Google Sukhri Herianto Mengidentifikasi Quasy Terdapat Hasil Penelitian Perawatan luka
Schoolar Ritonga ,Imam Budi Pengaruh Madu Eksperimen 31 sebagian besar subjek dengan madu
Putra, Yesi Ariani sebagai Topikal Responden penelitian (54,8%) terbukti secara uji
dengan Judul “Pengaruh Terapi Terhadap memiliki luas luka statistika dapat
Madu Sebagai Topikal Tingkat Kenyamanan lebih dari 80 cm . mempengaruhi
Terapi Terhadap Klien Dengan Luka adapun setelah secara positif
Tingkat Kenyamanan Kaki Diabetik” dilakukan intervensi , tingkat
Klien Dengan Luka terjadi perubahan kenyamanan
Kaki Diabetik” salah satunya adalah pada subjek
1 subjek penelitian penelitian. Hal
memiliki luas luka ini diakibatkan
antara 4 hingga 16 tercapai nya
cm. Distribusi subjek aspek aspek
penelitian positif pada
berdasarkan skala perawatan luka
kenyamanan , yang dialami
sebelum intervensi subjek penelitian,
sebanyak 24 subjek seperti penurunan
penelitian penelitian bau, penuruanan
(77,4%) memiliki eskudat ataupun
kenyamanan skala 0 rasa nyaman
(tidak nyaman) . dengan sensai
adapun setelah penggunaan
intervensi sebagian madu
besar subjek
penelitian (41,9%)
memiliki skala 5
(sedang) berdasarkan
nilai p-value 0,000
(p<0,05) berarti
terdapat pengaruh
madu terhadap
tingkat kenyamanan.