Anda di halaman 1dari 3

Tindakan oleh 1 (satu) penolong

 Pada korban tidak sadar (periksa dengan goyang-goyang dan cubit untuk memastikan).
 Sekaligus atur posisi korban, terlentangkan diatas yang keras dengan cara
logroll/menggelindingkan.

Hati-hati dengan adanya patah tulang belakang.

 Berusaha pertolongan segera minta bantuan (berteriak,telp 119, dsb) tanpa meninggalkan
pasien.
 Periksa apakah pasien bernafas/tidak

 Bila tidak bernafas, buka jalan nafas : Head Tilt/Chin Lift/Jaw Thrust.
 Periksa kembali apakah pasien bernafas atau tidak, raba nafas 3 – 5 detik.
 Bila tidak bernafas, berikan nafas dua kali, pelan dan penuh, perhatikan pengembangan dada.
 Raba denyut karotis 5 – 10 detik.
 Bila karotis tidak teraba, lakukan pijat jantung dari luar 15 kali dalam waktu 9 – 11 detik pada
titik tumpu tekan jantung, tekan tulang dada sampai turun + 5 cm ke dalam 80 – 100 kali per
menit.

Lanjutkan pemberian nafas buatan tanpa alat/dengan alat 2 kali pelan dan dalam.

 Lengkapi tiap siklus dengan perbandingan dua nafas dibanding 30 pijatan.


 Lakukan evaluasi tiap akhir siklus keempat (5 – 7 detik).

Nafas, denyut, kesadaran dan reaksi pupil.

 Bila nafas dan denyut belum teraba, lanjutkan resusitasi jantung paru hingga korban membaik
atau cenderung meningkat

Tindakan oleh 2 (dua) penolong

 Langkah di atas tetap dilakukan oleh penolong pertama hingga penolong kedua datang.
 Saat penolong pertama memeriksa denyut nadi karotis dan nafas, penolong kedua mengambil
posisi untuk menggantikan pijat jantung.
 Bila denyut nadi belum teraba, penolong pertama memberikan nafas buatan dua kali secara
perlahan sampai dengan dada korban terlihat terangkat, disusul penolong kedua memberikan
pijat jantung sebanyak 30 kali.
 Lanjutkan siklus pertolongan dengan perbandingan 2 kali nafas buatan (oleh penolong
pertama) dan 30 kali pijat jantung (oleh penolong kedua).

Demikian Prosedur BHD dengan Resusitasi Jantung Paru yang dilakukan oleh satu orang penolong
dan dua orang penolong.

Anda mungkin juga menyukai